Anda di halaman 1dari 60

STUDI TEKNIK DUA MODEL PENGOLAHAN LAHAN PADA

BUDIDAYA TANAMAN NANAS (Ananas comosus (L) Merr.)


DI PT. GREAT GIANT PINEAPPLE

MAGANG KERJA

Oleh:
IVAN FARDIANSYAH

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2018
STUDI TEKNIK DUA MODEL PENGOLAHAN LAHAN PADA
BUDIDAYA TANAMAN NANAS (Ananas comosus (L) Merr.) DI
PT. GREAT GIANT PINEAPPLE

MAGANG KERJA

Oleh:

IVAN FARDIANSYAH
155040201111255

MINAT BUDIDAYA PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
MALANG

2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG

STUDI TEKNIK DUA MODEL PENGOLAHAN LAHAN PADA


BUDIDAYA TANAMAN NANAS (Ananas comosus (L) Merr.) DI
PT. GREAT GIANT PINEAPPLE

Disetujui Oleh:

Pembimbing Lapangan, Pembimbing Utama,

Sandy Poernama N. Karuniawan Puji Wicaksono, SP., MP., Ph.D.


01231 NIP. 197308231997021001

Mengetahui;
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian,

Dr. Ir. Nurul Aini, MS..


NIP. 196010121986012001
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq,


serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan
magang kerja yang berjudul “Studi Teknik Dua Model Pengolahan Lahan pada
Budidaya Tanaman Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) Di PT. Great Giant
Pineapple” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di program strata
satu (S-1) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terima kasih kepada
1. Karuniawan Puji Wicaksono, SP., MP., Ph.D. selaku dosen pembimbing
utama, yang banyak membimbing dan mengarahkan penulis
2. Dr. Ir. Nurul Aini, MS. selaku Ketua Jurusan Budidaya
3. Kedua Orang Tua tercinta, Kakak, Adik dan keluarga yang telah
memberikan motivasi dan dukungan yang tiada henti baik moril maupun
materiil kepada penulis
4. Semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta membantu
penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan hasil selanjutnya.

Malang, September 2018

Penulis

i
RINGKASAN

Ivan Fardiansyah. 155040201111255. Studi Teknik Dua Model Pengolahan


Lahan pada Budidaya Tanaman Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) di PT.
Great Giant Pineapple. Di bawah bimbingan Karuniawan Puji Wicaksono,
SP., MP., Ph.D. sebagai pembimbing magang kerja.

Pengolahan lahan ialah kegiatan pertama yang dilakukan dalam budidaya


tanaman untuk menciptakan kondisi tanah agar sesuai dengan pertumbuhan
tanaman budidaya. Kegiatan pengolahan lahan harus sesuai dengan kebutuhan
tanah maupun kebutuhan tanaman, karena pengolahan lahan yang dilakukan secara
intensif dalam jangka panjang dapat menurunkan kualitas tanah. Tanaman Nanas
(Ananas comosus L.) adalah salah satu komoditas buah unggulan di Indonesia.
Produksi tanaman nanas di Indonesia menempati posisi ketiga setelah pisang dan
mangga. Tanaman nanas dapat tumbuh dan beradaptasi baik di daerah tropis yang
terletak antara 25° Lintang Utara sampai 25° Lintang Selatan dengan ketinggian
tempat 100 m – 800 m dari permukaan laut dan temperatur antara 21°C – 27°C.
Tanaman nanas memerlukan tanah lempung berpasir sampai berpasir, cukup
banyak mengandung bahan organik, drainase baik, dan sebaiknya pH di antara 4,5
– 6,5.
PT. Great Giant Pineapple (PT. GGP) ialah perusahaan agroindustri dalam
bidang pembudidayaan dan produksi tanaman nanas. PT. Great Giant Pineapple
adalah suatu perusahaan yang berlokasi di Provinsi Lampung, tepatnya di
Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah. PT. Great Giant
Pineapple merupakan perusahaan nanas kaleng terbesar di dunia saat ini. Tanaman
nanas yang ditanam ialah tanaman nanas jenis smoth ceyence. Varietas tanaman
nanas yang saat ini digunakan dalam produksi tanaman nanas di PT. Great Giant
Pineapple adalah varietas GP3. Total luas kebun PT. Great Giant Pineapple pada
saat ini mencapai ± 32.000 ha (bruto). Hasil produksi tanaman nanas yang
dihasilkan sebanyak >500.000 ton/tahun. PT. Great Giant Pineapple mengekspor
produknya ke ±63 negara dalam 5 benua, pasar terbesar dalam ekspor nanas kaleng
yaitu benua Amerika (40,8%) dan Eropa (44,0%). PT. Great Giant Pineapple tidak
hanya memproduksi tanaman nanas. Beberapa tanaman seperti tanaman jambu biji
kristal (Psidium guajava), tanaman pisang cavendish (Musa acuminata), dan
tanaman papaya (Carica papaya L.) juga diproduksi di PT. Great Giant Pineapple.
Hasil produksi dari tanaman tersebut diolah menjadi manisan buah (cocktail)
maupun dijual sebagai buah segar (fresh fruit).
Kegiatan magang kerja dilakukan dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mengenai pengolahan lahan pada tanaman nanas
secara langsung di instansi magang kerja. Magang kerja dilakukan di PT. Great
Giant Pineapple departemen Plantation Group 2. Pengolahan lahan di PT. Great
Giant Pineapple yang khususnya di Plantation Group 2 merupakan tanggung jawab
dari bagian Field Equipment. Pengolahan lahan yang dilakukan PT. Great Giant
Pineapple merupkan kegiatan yang panjang karena meliputi beberapa aktivitas
pengolahan lahan. Aktivitas pengolahan lahan secara berurutan meliputi
pembongkaran tanaman nanas, pengapuran (limming), pembajakan (plowing),
penggaruan (finishing), pembuatan gulud (ridging), dan terakhir yaitu pembuatan
jalan saluran. Kegiatan pengolahan lahan yang dilakukan di PT. Great Giant

ii
Pineapple terutama di Plantation Group 2 terdapat dua model pengolahan lahan.
Dua model pengolahan lahan bertujuan untuk mengurangi biaya input dalam
kegiatan pengolahan lahan karena pengolahan lahan di PT. Great Giant Pineapple
secara umum memiliki biaya input yang relatif tinggi. Model pengolahan yang
dilakukan dibedakan berdasarkan implemen yang digunakan.
Dua model pengolahan lahan yang dilakukan oleh PT. Great Giant
Pineapple memiliki perbedaan dari implemen yang digunakan dalam aktivitas
bongkar dan aktivitas bajak dalam. Pengolahan lahan model 1 pada aktivitas
pembongkaran tanaman menggunakan implemen rome harrow untuk merobohkan
tanaman dan implemen chopper berty untuk mencacah tanaman nanas. Pengolahan
lahan model 2 pada aktivitas pembongkaran tanaman dilakukan dengan
menggunakan implemen chopper lu yang dilakukan dengan 2 kali aktivitas.
Perbedaan lainnya dari kedua model pengolahan lahan yang ada adalah pada
aktivitas pembajakan tanah dalam aktivitas bajak dalam. Aktivitas pembajakan
tanah pada pengolahan lahan model 1 menggunakan implemen mouldboard plow
dengan mesin bulldozer sedangkan pada pengolahan lahan model 2 menggunakan
howard plow dengan mesin traktor dalam aktivitas bajak dalam. Perbedaan
implemen dan mesin penarik yang digunakan berpengaruh pada biaya input yang
dikeluarkan. Prinsip dan jenis implemen yang digunakan juga berpengaruh pada
kualitas hasil dari pengolahan lahan. Perbedaan model pengolahan lahan digunakan
berdasarkan kondisi pada lahan. Pengolahan lahan model 1 digunakan pada
pengolahan lahan tanaman nanas yang langsung dibongkar setelah panen dan
setelah panen ke dua (ratton crop). Pengolahan lahan model 2 digunakan pada lahan
bekas pembibitan tanaman nanas.

iii
SUMMARY

Ivan Fardiansyah. 155040201111255. Study Technique of Two Model Land


Preperations in the Cultivation of Pineapple Plant (Ananas comosus (L) Merr.)
in Great Giant Pineapple Company. Supervised by Karuniawan Puji
Wicaksono, SP., MP., Ph.D.

Land preparation is the first activity carried out in the cultivation of plants
to create soil conditions to suit the growth of cultivated plants. The land
preparationactivities must be in accordance with the needs of the land and the needs
of the plants, because the intensive cultivation of the land in the long term can
reduce the quality of the soil. Pineapple (Ananas comosus L.) is one of the leading
fruit commodities in Indonesia. The production of pineapple plants in Indonesia
ranks third after bananas and mangoes. Pineapple plants can grow and adapt well
in the tropics located between 25 ° North Latitude to 25 ° South Latitude with an
altitude of 100 m - 800 m above sea level and temperatures between 21 ° C - 27 °
C. Pineapple plants need sandy clay to sandy soil, they contain enough organic
matter, good drainage, and the pH should be between 4.5 - 6.5.
PT. Great Giant Pineapple (PT. GGP) is an agro-industrial company in the
field of pineapple plantations and production. PT. Great Giant Pineapple is a
company located in Lampung Province, precisely in Terbanggi Besar District,
Central Lampung Regency. PT. Great Giant Pineapple is the largest canned
pineapple company in the world today. Pineapple planted is smoth ceyence
pineapple. Pineapple plant varieties that are currently used in the production of
pineapple plants at PT. Great Giant Pineapple is a variety of GP3. The total area of
PT. Great Giant Pineapple currently reaches ± 32,000 ha (gross). The production of
pineapple plants produced is> 500,000 tons / year. PT. Great Giant Pineapple
exports its products to ± 63 countries on 5 continents, the largest market for canned
pineapple exports is the Americas (40.8%) and Europe (44.0%). PT. Great Giant
Pineapple not only produces pineapple plants. Some plants such as crystal guava
plants (Psidium guajava), Cavendish banana plants (Musa acuminata), and papaya
plants (Carica papaya L.) are also produced at PT. Great Giant Pineapple. The
production of these plants is processed into fruit sweets (cocktails) and sold as fresh
fruit.
Internship activities are carried out with the aim of increasing knowledge
and skills regarding the processing of land in pineapple plants directly in the work
apprenticeship agency. Job internships are conducted at PT. Great Giant Pineapple
of the Plantation Group 2 department. Land preparation at PT. Great Giant
Pineapple, especially in Plantation Group 2 is the responsibility of the Field
Equipment section. Land preparation carried out by PT. Great Giant Pineapple is a
long-term activity because it includes several land preparation activities. Land
preparation activities in sequence include knock down of pineapple plants,
limming, plowing, finishing, making ridging, and finally the making of canal roads.
Land preparationactivities carried out at PT. Great Giant Pineapple especially in
Plantation Group 2 there are two models of land processing. Two land
preparationmodels aim to reduce input costs in land-processing activities due to
land preparationat PT. Great Giant Pineapple generally has relatively high input

iv
costs. The processing model carried out is distinguished based on the
implementation used.
Two land preparation models conducted by PT. Great Giant Pineapple has
a difference from the implements used in the plow and unloading activities. The
land preparation model 1 on the knock down activity of the plant uses Rome harrow
implements to knock down plants and implement chopper to chop pineapple plants.
Model 2 land treatment on plant knock down activities was carried out using
chopper implants which were carried out with 2 activities. Another difference from
the two existing land preparationmodels is the land piracy activity in deep plow
activities. Soil hijacking activities in the land preparationmodel 1 used an
implantation of mouldboard plow with a bulldozer engine while in the land
preparationmodel 2 used a howard plow with a tractor engine in deep plow activity.
The difference between the implements and the pulling machines used has an effect
on the input costs incurred. The principles and types of implements used also affect
the quality of the results of land processing. Differences in land preparationmodels
are used based on conditions on the land. Model 1 land preparationwas used in the
processing of pineapple plantations which were immediately dismantled after
harvest and after the second harvest (ratton crop). Model 2 land preparationis used
on pineapple plantations.

v
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
RINGKASAN .................................................................................................... ii
SUMMARY ....................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Magang Kerja .............................................................................. 2
1.3 Manfaat Pelaksanaan Magang Kerja ........................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3
2.1 Tanaman Nanas ........................................................................................ 3
2.2 Pengolahan Lahan .................................................................................... 3
2.3 Pengaruh Pengolahan Lahan terhadap Sifat Tanah .................................. 5
2.4 Pengaruh Pengolahan Lahan terhadap Pertumbuhan Tanaman ............... 5
III. METODE MAGANG................................................................................ 7
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................... 7
3.2 Metode Magang Kerja.............................................................................. 7
3.3 Rencana Kegiatan Magang ...................................................................... 9
4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 10
4.1 Hasil ......................................................................................................... 10
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 21
5. PENUTUP ..................................................................................................... 26
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 27


LAMPIRAN ...................................................................................................... 29

vi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Rencana kegiatan magang secara umum........................................................ 9
2. Wilayah Penanaman Tanaman Nanas Plantation Group 2 ............................ 13
3. Aktivitas Pengolahan Lahan Model 1 ............................................................ 19
4. Aktivitas Pengolahan Lahan Model 2 ............................................................ 20

vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Logo Perusahaan PT. Great Giant Pineapple ................................................ 10
2. Struktur Organisasi Plantation Group 2 PT. Great Giant Pineapple .............. 13
3. Mesin Penarik dalam Aktivitas Pengolahan Lahan ....................................... 14
4. Aktivitas Perobohan Tanaman Nanas ............................................................ 14
5. Hasil Aktivitas Pencacahan Tanaman Nanas (Chopping) ............................. 15
6. Implemen Chopper Berty ............................................................................... 15
7. Implemen Chopper Lu ................................................................................... 15
8. Aktivitas Pengapuran menggunakan implemen Dolomite Sprider ................ 16
9. Aktivitas Bajak Dalam ................................................................................... 17
10. Aktivitas Bajak Dangkal .............................................................................. 17
11. Hasil Aktivitas Penggaruan (Finishing) ....................................................... 18
12. Aktivitas Pembuatan Gulud (Ridging) ......................................................... 18
13. Eskavator dalam Pembuatan Saluran Drainase ............................................ 18

viii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Daftar Riwayat Hidup .................................................................................... 29
2. Tempat Magang ............................................................................................. 30
3. Denah Lokasi Magang ................................................................................... 31
4. Kegiatan Magang Kerja ................................................................................. 32

ix
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kualitas tanah merupakan suatu hal yang harus dijaga dalam pengembangan
pertanian. Tanah yang baik dapat membuat pertumbuhan komoditas yang
dibudidyakan tumbuh optimal. Tanah yang baik memiliki beberapa indikator
diantaranya dapat dilihat dari sifat fisik tanah, sifat biologi tanah, dan sifat kimia
tanah. Salah satu teknik awal untuk membuat kualitas tanah menjadi baik yaitu
dengan pengolahan lahan. Pengolahan lahan ialah kegiatan pertama yang dilakukan
dalam budidaya tanaman untuk menciptakan kondisi tanah agar sesuai dengan
pertumbuhan tanaman budidaya. Pengolahan tanah harus dilakukan dengan cara
yang tepat. Menurut Solyati (2017), Kegiatan pengolahan lahan harus sesuai
dengan kebutuhan tanah maupun kebutuhan tanaman, karena pengolahan lahan
yang dilakukan secara intensif dalam jangka panjang dapat menurunkan kualitas
tanah.
Tanaman nanas (Ananas comosus L.) adalah salah satu komoditas buah
unggulan di Indonesia. Produksi tanaman nanas di Indonesia menempati posisi
ketiga setelah pisang dan mangga. Tahun 2015 produksi tanaman nanas di
Indonesia mencapai 1,73 juta ton. Indonesia termasuk penghasil tanaman nanas
terbesar ketiga setelah Filipina dan Thailand dengan kontribusi sekitar 23%.
Seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah yang dapat menjadi penghasil nanas
karena didukung oleh iklim tropis yang sesuai. Potensi tanaman nanas Indonesia
cukup baik tetapi masih belum diupayakan secara optimal karena tingkat
persaingan yang tinggi dengan produk hortikultura lain, masih rendahnya kualitas
dan kuantitas pasokan nanas lokal serta informasi harga dan pasar masih belum
secara transparan sampai ke tingkat petani (Hadiati dan Indriyani, 2008).
Buah nanas dapat diproduksi sebagai buah segar (fresh fruit) maupun diolah
menjadi berbagai olahan. Peluang terbesar justru pada perdagangan buah nanas
olahan, yaitu buah nanas dalam kemasan kaleng. Eksportir terbesar didunia dalam
produksi nanas kaleng adalah PT. Great Giant Pineapple yang berlokasi di
Lampung. PT. Great Giant Pineapple ialah perusahaan agroindustri dalam bidang
pembudidayaan dan produksi tanaman nanas. PT. Great Giant Pineapple
merupakan perusahaan nanas kaleng terbesar di dunia. Pengelolaan komoditas
2

nanas yang termasuk teknik budidaya tanaman nanas dari penyiapan lahan,
pembibitan, pemeliharaan tanaman, hingga panen berhubungan erat dengan materi-
materi perkuliahan di Jurusan Pertanian. Dengan demikian, diharapkan bahwa
Magang kerja di PT. Great Giant Pineapple dapat menunjang wawasan dan
pengaplikasian ilmu pertanian bagi mahasiswa.
1.2 Tujuan Magang Kerja
Kegiatan magang kerja dilakukan dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mengenai pengolahan lahan pada tanaman nanas
secara langsung di instansi magang kerja.
1.3 Manfaat Pelaksanaan Magang Kerja
Manfaat pelaksanaan magang kerja adalah diharapkan dari proses magang
kerja mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diterima saat perkuliahan
dan meningkatkan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang bermanfaat dalam
melakukan pengolahan tanah dan pengendalian gulma pada tanaman nanas secara
langsung di instansi magang kerja.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Nanas


Klasifikasi nanas berdasarkan ilmu taksonomi sebagai berikut: Kingdom
Plantae, Divisi Spermatophyta, Kelas Angiospermae, Famili Bromeliaceae, Genus
Ananas, dan Spesies Ananas comosus (L.) Merr (Syamsiah, 2006). Tanaman nanas
dapat tumbuh dan beradaptasi baik di daerah tropis yang terletak antara 25° Lintang
Utara sampai 25° Lintang Selatan dengan ketinggian tempat 100 m – 800 m dari
permukaan laut dan temperatur antara 21°C – 27°C. Curah hujan yang dibutuhkan
oleh tanaman nanas adalah sebesar 1000 mm – 1500 mm per tahun dan kelembaban
udara 70% - 80%. Tanaman nanas memerlukan tanah lempung berpasir sampai
berpasir, cukup banyak mengandung bahan organik, drainase baik, dan sebaiknya
pH di antara 4,5 – 6,5 (Hadiati dan Indriyani, 2008).

2.2 Pengolahan Lahan


Pengolahan lahan ialah kegiatan untuk menciptakan kondisi tanah agar
sesuai dengan pertumbuhan tanaman budidaya. Beberapa teknik pengolahan tanah
yang dilakukan untuk tanaman meliputi pengolahan tanah sempurna/olah tanah
konvensional, dan pengolahan tanah konservasi seperti tanpa olah tanah dan
pengolahan tanah minimum (BPPSDMP, 2015). Zulkarnain (2017) menyatakan
bahwa pengolahan lahan memiliki tujuan khusus, antara lain:
1. Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat
tumbuh benih. Tanah yang padat diolah sampai menjadi gembur sehingga
mempercepat laju infiltras, berkemampuan baik menahan curah hujan
memperbaiki aerasi dan memudahkan perkembangan akar.
2. Peningkatan kecepatan infiltrasi akan menurunkan run off dan mengurangi
bahaya erosi.
3. Menghambat atau mematikan tumbuhan pengganggu.
4. Membenamkan tumbuhan-tumbuhan atau sampah-sampah yang ada diatas
tanah kedalam tanah, sehingga menambah kesuburan tanah.
5. Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga melalui perubahan
tempat tinggal dan terik matahari.
Kegiatan pengolahan lahan sangat bergantung pada sifat fisik tanah seperti
tekstur tanah. Tanah yang memiliki tekstur dominan liat perlu pengolahan yang
4

intensif. sedangkan, tanah bertekstur ringan sampai sedang seperti tanah berpasir
atau berdebu dapat disiapkan dengan teknik olah tanah konservasi seperti olah tanah
minimum (OTM) atau Tanpa Olah Tanah (TOT) (Akil dan Dahlan, 2006).
Pengolahan lahan yang biasa dilakukan oleh petani dengan membajak dan
membolak-balikan tanah sebelum dimulainya penanaman tanaman budidaya biasa
disebut pengolahan tanah konvensional atau sempurna. Pengolahan tanah secara
sempurna atau konvensional ialah teknik pengolahan lahan yang banyak dilakukan
oleh petani. Menurut Efendi dan Fadhly (2004), Pengolahan tanah secara sempurna
atau konvensional memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang besar. Pengolahan
lahan secara sempurna dapat dilakukan dengan alat-alat mekanisasi pertanian
seperti traktor. Pertanian disaat ini pengolahan lahan juga dapat menggunakan alat-
alat berat seperti bulldozer sebagai mesin penarik implemen-implemen pengolahan
lahan.
Pengolahan tanah minimum ialah sistem pengolahan tanah konservasi tanpa
merusak sifat fisik tanah dengan mengurangi pengolahan tanah seperti pembalikan
tanah dan meningkatkan kualitas tanah dengan memberikan tambahan bahan
organik tanah serta memaksimalkan fungsi mikroorganisme tanah yang penting
untuk pelapukan bahan organik dan mineralisasi unsur hara dalam tanah. Sistem
pengolahan lahan konservasi bertujuan untuk meminimalkan erosi tanah,
memperbaiki kualitas tanah, mempertahankan atau meningkatkan produksi
tanaman, dan menjaga kualitas lingkungan dalam sistem pertanian (Akil dan
Dahlan, 2006).
Keunggulan teknik tanpa olah tanah (TOT) yaitu mengurangi biaya untuk
pengolahan tanah dan pengairan. Hasil yang lebih tinggi dari teknik TOT diperoleh
pada kondisi lingkungan tumbuh tanaman yang lebih baik, tertama dari aspek
kecukupan lengas tanah. Mundurnya waktu penanaman pada teknik OTS karena
menunggu turunnya lengas tanah untuk dapat diolah. Penyiapan lahan dengan cara
teknik olah tanah konservasi seperti dengan pengolahan tanah minimum ataupun
tanpa olah tanh memiliki keuntungan yaitu dapat memajukan waktu tanam,
menghemat tenaga kerja, mengurangi pemakaian bahan bakar untuk mengolah
tanah dengan traktor, mengurangi erosi, dan meningkatkan kandungan air tanah
(Efendi dan Fadhly, 2004).
5

2.3 Pengaruh Pengolahan Lahan terhadap Sifat Tanah


Kualitas tanah yang baik dapat dilihat dari sifat tanah yang ada pada lahan.
Sifat-sifat tanah antara lain yaitu sifat fisik tanah, kimia tanah, dan biologi tanah.
Pengolahan lahan merupakan kegiatan yang dapat mempengaruhi kualitas tanah
khususnya sifat fisik tanah sebelum dilakukannya budidaya suatu komoditas.
Berdasarkan hasil penelitian Nita, Siswanto, dan Utomo (2015) didapatkan hasil
bahwa pengolahan lahan dapat memperbesar porositas hingga ± 50% dari pada
tanpa pengolahan lahan karena kegiatan pengolahan lahan dapat menghancurkan
agregat-agregat tanah yang akan meningkatkan aerasi serta porositas tanah. Nita, et
al (2015) menambahkan bahwa pengolahan tanah dapat memperbesar porositas
tanah hanya untuk sementara waktu, jika pengolahan tersebut dilakukan secara
berlebihan tanpa ada solusi untuk memperbaiki sifat fisik tanah maka akan terjadi
penurunan nilai porositas total pada lahan.
Pengolahan lahan secara konvensional yang intensif dapat merusak kualitas
tanah seperti struktur tanah serta dapat memacu oksidasi tanah sehingga
dekomposisi bahan organik menjadi tinggi. Pengolahan lahan yang intensif juga
dapat meningkatkan erosi semakin diperbesar yang akan mengakibatkan degradasi
tanah (Simanjuntak, 2002). Hasil penelitian Jambak (2013) menunjukkan bahwa
kemantapan agregat tanah pada pengolahan tanah konservasi lebih baik sekitar
34,10% dibandingkan dengan pengolahan tanah intensif. Hal ini dikarenakan pada
pengolahan lahan konservasi dilakukan pengolahan dengan metode mengolah tanah
hanya seperlunya saja sehingga kerusakan struktur tanah menjadi semakin kecil,
kepadatan tanah yang rendah, dan aktivitas mikrob tanah tidak terganggu sehingga
proses perekatan agregat oleh mikroorganisme tanah tidak terganggu. Hasil
penelitian Raiesi dan Kabiri (2016) diketahui bahwa pengolahan tanah dengan
intensitas rendah dapat digunakan untuk menjaga kualitas tanah serta pengolahan
tanah dengan intensitas rendah dapat menjaga keberadaan mikroorganisme tanah.
Olah tanah minimum (konservasi) memberikan kualitas tanah yang baik dalam
jangka panjang dibanding tanpa persiapan lahan.

2.4 Pengaruh Pengolahan Lahan terhadap Pertumbuhan Tanaman


Memelihara dan memperbaiki kualitas tanah adalah penting untuk
meningkatakan pertumbuhan dan produktivitas pertanian secara berkelanjutan.
6

Pengolahan tanah dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman melalui perbaikan


aerasi, pergerakan air dan penetrasi akar dalam profil tanah (Yunus, 2004). Triyono
(2007) menyatakan bahwa pengolahan lahan yang dilakukan dapat menghasilkan
berat polong tanaman kacang tanah lebih tinggi dibanding tanpa pengolahan lahan.
Hal ini disebabkan karena pengolahan tanah yang baik yakni mengubah struktur
tanah sedemikian rupa sehingga struktur tanah menjadi remah. Widiatmoko dan
Supartoto (2002) dalam penelitiaanya menyatakan bahwa sistim olah tanah
sempurna dapat memberikan hasil pada tanaman jagung yang lebih baik
dibandingkan dengan sistim olah tanah lainnya. Hal tersebut dikarenakan
pengolahan tanah yang baik dan dalam dapat menyebabkan berkurangnya tingkat
ketahanan penetrasi tanah yang berdampak pada akar tanaman dapat menembus
tanah, berkembang dan mampu menyerap unsurhara dari dalam tanah semakin baik.
Zulkarnain (2017) berpendapat bahwa beberapa hasil penelitian
menyimpulkan bahwa masalah pengolahan tanah merupakan masalah yang penting
untuk mendapatkan produksi pertanian yang optimal. Kondisi tanah yang baik
adalah salah satu faktor berhasilnya produksi tanaman, dan untuk mencapai kondisi
tanah yang baik diperlukan alat-alat pertanian. Akhir-akhir ini masalah yang utama
didalam pembukaan dan pengolahan tanah adalah bagaimana agar didapatkan
efisiensi yang optimal. Hal ini dimaksudkan dari pengertian minimal tillage yaitu
pengolahan yang seminimal mungkin, tetapi menghasilkan tanah yang baik dan
pertumbuhan tanaman yang optimal dengan biaya yang rendah.
7

III. METODE MAGANG

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan magang kerja dilaksanakan di PT. Great Giant Pineapple,
Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Kegiantan magang kerja dimulai pada tanggal
08 Juli 2018 sampai 04 September 2018 atau setara dengan 362 jam.
3.2 Metode Magang Kerja
Bentuk kegiatan magang kerja yang akan dilaksanakan adalah Observasi
lapang, partisipasi aktif, wawancara dan diskusi, pengumpulan data, studi pustaka,
penyusunan laporan.
3.2.1 Observasi Lapang.
Observasi keadaan umum yang diperoleh dari pihak-pihak yang tergabung
dalam PT. Great Giant Pineapple yang meliputi: lokasi, luas area, struktur
organisasi, jumlah karyawan, kegiatan produksi yang dilakukan perussahaan.
3.2.2 Partisipasi Aktif.
Partisipasi yang diharapkan adalah dengan mengikuti seluruh kegiatan
manajemen budidaya yang meliputi pengelolaan tanaman mulai dari pengolahan
tanah, pembibitan, penyemaian, pemupukan tanaman, pemeliharaan tanaman,
hingga pemanenan dan pasca panen tanaman.
3.2.3 Wawancara dan Diskusi.
Pertanyaan-pertanyaan terkait instansi diajukan melalui wawancara dan
diskusi untuk mendapatkan Informasi menyeluruh mengenai teknik budidaya
tanaman nanas dan memahami lebih detail mengenai perusahaan. Tehnik ini
dilakukan juga dengan tanya jawab secara langsung kepada pembimbing lapang
ataupun pihak terkait lainnya.
3.2.4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data selama magang kerja dapat dilakukan dengan cara:
a. Pengumpulan data primer
Data primer didapatkan dari pengamatan dan ikut serta praktek kerja secara
langsung sesuai aktivitas yang sedang berlangsung di perusahaan Great
Giant Pineapple, serta diskusi dan wawancara dengan staf ataupun
8

karyawan perusahaan mengenai teknik budidaya khususnya tentang


pengolahan tanah dan pengendalian gulma pada tanaman nanas.
b. Pengumpulan data sekunder
Data sekunder didapatkan dari literatur-literatur yang memuat tentang
tanaman nanas dan teknik budidaya tanaman nanas khususnya tentang
pengolahan tanah dan pengendalian gulma pada tanaman nanas.
3.2.5 Studi Pustaka
Tehnik ini dilakukan dengan mencari pustaka atau literatur yang diperlukan
atau yang berkaitan dengan kegiatan magang kerja yang dilakukan. Hal ini
dilakukan guna melengkapi data. Selain itu, studi pustaka perlu dilakukan untuk
dapat membandingkan hasil kegiatan magang kerja yang didapat dengan teori yang
ada mengenai hal yang sama.
3.2.6 Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan magang diperoleh dari semua kegiatan magang kerja
yang telah dilakukan yang kemudian disusun sesuai format yang telah ditentukan.
Data-data yang diperoleh mulai dari adalah Observasi lapang, partisipasi aktif,
wawancara dan diskusi, serta pengumpulan data.
9

3.3 Rencana Kegiatan Magang


Tabel 1. Rencana kegiatan magang secara umum
Minggu Ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengenalan Perusahaan
Sejarah Perusahaan
1. Lokasi dan Luas Area Perusahaan
Sarana dan Prasarana
Struktur Organisasi
Sinkronisasi Jadwal
Praktek Di Lapang
Pengolahan Lahan
Pembibitan
2. Penanaman
Perawatan
Panen
Pascapanen
Wawancara dan Diskusi
Teknik Budidaya
3.
Manajemen Produksi
Pengolahan Pasca Panen
4. Penyusunan Laporan Mingguan
5. Penyusunan Laporan Magang
10

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Profil Perusahan
PT. Great Giant Pineapple (PT. GGP) adalah suatu perusahaan yang
berlokasi di Provinsi Lampung, tepatnya di Kecamatan Terbanggi Besar,
Kabupaten Lampung Tengah. PT. Great Giant Pineapple merupakan perusahaan
agroindustri, kegiatan utamanya berupa perkebunan nanas dan pabrik pengalengan
buah nanas. Penanaman secara komersial telah dimulai sejak tahun 1979, pada
awalnya dimulai dengan penanaman tanaman singkong sebagai bahan baku
produksi tepung tapioka di pabrik tapioka, kemudian pada tahun 1980 mulai
ditanam tanaman nanas sebagai tanaman produksi yang utama. Tanaman nanas
yang ditanam ialah tanaman nanas jenis smoth ceyence. Varietas tanaman nanas
yang saat ini digunakan dalam produksi tanaman nanas di PT. Great Giant
Pineapple adalah varietas GP3 yang diimpor dari negara australia.

Gambar 1. Logo Perusahaan PT. Great Giant Pineapple

Total luas kebun PT. Great Giant Pineapple pada saat ini mencapai ± 32.000
ha (bruto). Hasil produksi tanaman nanas yang dihasilkan sebanyak >500.000
ton/tahun. Hasil panen tanaman nanas selanjutnya diolah menjadi buah olahan di
departemen pengolahan buah nanas (factory departement) menjadi nanas kaleng.
Nanas kaleng yang dihasilkan langsung diekspor keluar negerti. Ekspor perdana
nanas kaleng telah dilakukan pada tahun 1984, dan pada saat ini PT. GGP
mengekspor produknya ke ±63 negara dalam 5 benua, pasar terbesar dalam ekspor
nanas kaleng yaitu benua Amerika (40,8%) dan Eropa (44,0%). PT. Great Giant
Pineapple tidak hanya memproduksi tanaman nanas. Beberapa tanaman seperti
tanaman jambu biji kristal (Psidium guajava), tanaman pisang cavendish (Musa
11

acuminata), dan tanaman papaya (Carica papaya L.) juga diproduksi di PT. Great
Giant Pineapple. Hasil produksi dari tanaman tersebut diolah menjadi manisan buah
(cocktail) maupun dijual sebagai buah segar (fresh fruit).
PT. Great Giant Pineapple juga melakukan pengelolaan limbah untuk
menjadi produk samping dalam upaya budidaya tanaman yang zero waste
preparation. PT. Great Giant Pineapple terdapat beberapa unit operasi
(departement) di mana antara satu dan lainnya saling sinergis sehingga menjadi
suatu kesatuan operasi yang terpadu/terintegrasi dengan kegiatan utama
perkebunan nanas dan pabrik pengalengan nanas. Beberapa unit operasi yang ada
di PT. Great Giant Pineapple diantaranya, yaitu:
1. Plantation Departement
Merupakan departemen yang bertugas dalam budidaya tanaman nanas
mulai dari penyiapan lahan hingga pemanenan dalam produksi suatu
tanaman. PT. Great Giant Pineapple memiliki 4 daerah penanaman
(plantation group) yang memiliki total luasan ±32.000 ha.
2. Factory Departement
Merupakan departemen atau pabrik pengolahan hasil produksi tanaman.
Factory departement terdiri dari pabrik pengalengan, konsentrat tanaman,
jus, pembuatan kaleng dan drum, serta pelabelan & pengemasan hasil
produksi.
3. Research and Development Departement
Merupakan departemen yang bertugas melakukan penelitian untuk
pengembangan dan mingkatkan hasil produksi, termasuk bertugas dalam
penentuan dosis pemupukan pada setiap aktivitas budidaya tanaman.
4. Tapioca Factory
Merupakan departemen yang bertugas dalam memproduksi tanaman ubi
kayu menjadi tepung tapioka.
5. Cattle Fattening
Merupkan departemen yang bertugas dalam memanfaatkan limbah nanas
sebagai pakan ternak.
12

6. Bromelain Enzyme Factory


Merupkan departemen yang bertugas dalam memproses enzim bromelain
yang ada dalam bonggol tanaman nanas.
7. Liquid Organic Bio-fertilizer (LOB) Plant
Merupkan departemen yang bertugas dalam memproduksi pupuk organik
cair sebagai bagian dari program pertanian yang berkelanjutan.
8. Composting Plant
Merupkan departemen yang bertugas dalam memproduksi pupuk kompos
dari hasil kotoran sapi yang berguna sebagai pupuk organik dalam budidaya
tanaman yang dilakukan.
9. Biogas Plant
Merupkan departemen yang bertugas dalam memproduksi biogas dari
limbah hasil produksi.
10. Co-gen Plant
Merupkan departemen yang bertugas dalam memproduksi listrik tenaga
batu bara pada pabrik.
Keterpaduan unit operasi ini menjadi nilai tambah bagi perusahaan terutama
dalam mewujudkan tekad perusahaan terhadap bisnis yang berkelanjutan
(sustainable business), sehingga harapannya PT. Great Giant Pineapple menjadi
suatu perusahaan yang berkelanjutan, yaitu perusahaan yang tidak hanya
berorientasi terhadap keuntungan/profit, namun demikian sebagian dari keuntungan
dialokasikan untuk pengelolaan lingkungan sehingga menjadi perusahaan yang
ramah lingkungan serta juga dialokasikan untuk kepedulian terhadap masyarakat
dan sosial.
Kegiatan magang kerja dilakukan di Plantation departement tepatnya di
Plantation Group 2 (PG 2) PT. Great Giant Pineapple. Total luasan lahan yang
digunakan dalam produksi tanaman nanas di Plantation Group 2 yaitu ± 6164 ha
yang terbagi menjadi 4 wilayah penanaman tanaman nanas, yaitu:
13

Tabel 2. Wilayah Penanaman Tanaman Nanas Plantation Group 2


Wilayah Penanaman Luas Wilayah (ha)
Wilayah 5 1384,92
Wilayah 6 1571,15
Wilayah 7 1551,93
Wilayah 8 1656,42

Plantation group 2 terdiri dari beberapa struktur organisasi yang dipimpin oleh satu
senior manager dalam perencanaan seluruh kegiatan yang dilakukan di Plantation
group 2. Struktur organisasi yang ada di plantation group 2 adalah sebagai berikut:

Ichwan Karim
Senior Manager Plantation Group 2

Nugroho Kristanto Sandy Poernama N.


Manager PPIC Manager Field Service

Jono Sumo Mansur Timotius Jayadi


Kepala Wilayah 05 Kepala Wilayah 06 Kepala Wilayah 07 Kepala Wilayah 08

Winanto Argo Prayogo Heli Anggoro Abdul Rahmad


Kepala Bagian Kepala Bagian Kepala Bagian Kepala Bagian
PPPP Field Equipment Field Support PPO

Rohani Pantio Priyo Mulyanto


Kepala Bagian Kepala Bagian Kepala Bagian PM
Planting Quality Control

Gambar 2. Struktur Organisasi Plantation Group 2 PT. Great Giant Pineapple


Struktur organisasi pada departemen Plantation Group 2 PT. Great Giant Pineaple
dipimpin oleh bapak Ichwan Karim selaku senior manager Plantation Group 2.
Manager terbagi menjadi dua yaitu manager PPIC dan manager field service.
14

Seluruh aktivitas budidaya tanaman nanas di Plantation Group 2 dibagi menjadi 11


bagian yang bertanggung jawab atas budidaya tanaman nanas yang dilakukan di
Plantation Group 2.
4.1.2 Pengolahan Lahan di PT. Great Giant Pineapple
Pengolahan lahan di PT. Great Giant Pineapple yang khususnya di Plantation
Group 2 merupakan tanggung jawab dari bagian Field Equipment. Pengolahan
lahan di PT. Great Giant Pineapple dilakukan menggunakan implemen-implemen
pengolahan lahan yang ditarik menggunakan mesin penarik seperti traktor ataupun
bulldozer.

a b c

Gambar 3. Mesin Penarik dalam Aktivitas Pengolahan Lahan


a. Traktor; b. Traktor; c. Bulldozer

Pengolahan lahan yang dilakukan PT. Great Giant Pineapple merupkan


kegiatan yang panjang karena meliputi beberapa aktivitas pengolahan lahan
Pengolahan lahan yang dilakukan dalam budidaya tanaman nanas di PT. Great
Giant Pineapple meliputi beberapa aktitivitas sebagai berikut:
1. Pembongkaran Tanaman

Gambar 4. Aktivitas Perobohan Tanaman Nanas


Pembongkaran ialah kegiatan membongkar tanaman nanas setelah selesai
aktivitas budidayanya. Pembongkaran merupakan aktivitas awal dalam
pengolahan lahan di PT. Great Giant Pineapple. Aktivitas pembongkaran
tanaman nanas terdiri dari merobohkan dan mencabut tanaman nanas dari
tanah menggunakan implemen rome harrow bermesin traktor yang
15

selanjutnya tanaman nanas dicacah menggunakan implemen chopper.


Tujuan dari aktivitas pencacahan tanaman (chopping) adalah untuk
memotong dan mencacah sisa tanaman yang telah dipanen sehingga
memudahkan proses selanjutnya.

Gambar 5. Hasil Aktivitas Pencacahan Tanaman Nanas (Chopping)

Terdapat dua jenis implemen chopper yang dapat digunakan dalam kegiatan
pencacahan tanaman (chopping), yaitu:
1. Chopper Berty
Chopper berty ialah alat pencacah yang dapat mencacah tanaman yang
terdapat pada lahan menjadi lebih halus.

Gambar 6. Implemen Chopper Berty

2. Chopper Lu
Chopper Lu ialah alat pencacah yang berbentuk rotary yang berfungsi
mencacah tanaman dan tanah yang terdapat pada lahan menjadi lebih halus.

Gambar 7. Implemen Chopper Lu


16

2. Analisis Tanah
Analisis tanah dilakuka uji laboraturium dengan mengambil sampel tanah
yang bertujuan untuk mengetahui kualitas tanah terutama kimia tanah.
Analisis tanah bertujuan dalam mengetahui pH tanah yang berguna dalam
menentukan dosis pengapuran yang optimal pada lahan.
3. Pengapuran Lahan (Limming)
Pengapuran dilakukan setelah dilakukannya kegiatan pembongkaran
tanaman nanas dan analisis tanah. Pengapuran dilakukan sesuai dosis yang
telah direkomendasikan oleh tim riset berdasarkan analisis tanah.
Pengapuran dilakukan dengan menggunakan bahan kapur yaitu dolomit.
Kegiatan pengapuran dilakukan dengan implemen yaitu dolomite sprider
dengan mesin traktor.

Gambar 8. Aktivitas Pengapuran menggunakan implemen Dolomite


Sprider

4. Pembajakan
Pembajakan merupakan aktivitas membolak-balikan tanah sebelum diolah.
Pembajakan bertujuan untuk memperbaiki fisik tanah seperti infiltrasi, dan
aerasi dan menimbun sisa sisa tanaman nanas yang telah tercacah pada
aktivitas chopping. Aktivitas pembajakan yang dilakukan dalam
pengolahan lahan adalah sebagai berikut:
a. Bajak Dalam
Bajak dalam ialah kegiatan pembalikan tanah dengan kedalaman sekitar
40-50 cm. Kegiatan bajak dalam berguna untuk membalik tanah bagian
atas dan sisa tanaman nanas hasil cacahan dengan lapisan tanah dalam
sehingga dapat tercampur dan mempercepat dekomposisi sisa tanaman
nanas. Bajak dalam dapat dilakukan dengan menggunakan implemen
17

bajak yaitu mouldboard plow dengan mesin bulldozer maupun howard


yang dengan mesin traktor.

a b

Gambar 9. Aktivitas Bajak Dalam


a. Mouldboard Plow, b. Howard Plow

b. Bajak dangkal
Bajak dangkal ialah kegiatan pembalikkan tanah dengan kedalaman 20-
25 cm. Bajak dangkal juga berguna dalam memecah agregat tanah
menjadi ukuran yang lebih kecil dengan kedalaman sesuai zona
perakaran tanaman nanas. Bajak dalam dilakukan dengan menggunakan
implemen bajak yaitu disc plow dengan mesin traktor.

Gambar 10. Aktivitas Bajak Dangkal

5. Penggaruan (Finishing)
Penggaruan atau finishing ialah kegiatan akhir dalam pembajakan tanah.
Penggaruan bertujuan untuk mencacah agregat tanah agar agregat tanah
menjadi lebih kecil. Finishing dilakukan dengan menggunakan implemen
chopper lu dengan mesin traktor. Hasil tanah yang harus dicapai pada tahap
finishing adalah ukuran agregat tanah maksimal sekitar 2 inci.
18

Gambar 11. Hasil Aktivitas Penggaruan (Finishing)


6. Pembuatan gulud (Ridging)
Ridging ialah kegiatan pembuatan gulud pada lahan. Gulud dibuat dengan
jarak antar guludan sekitar 55 cm. Pembuatan gulud dapat menggunakan
implemen yaitu ridger palir yang ditarik menggunakan traktor. Kegiatan
pembuatan gulud menggunakan implemen ridger palir dilakukan secara
bersama dengan pemberian pupuk dasar pada lahan.

Gambar 12. Aktivitas Pembuatan Gulud (Ridging)


7. Pembuatan jalan dan saluran
Pembuatan jalan dan saluran ialah kegiatan pembuatan saluran drainase agar
mobilisasi air pada lahan dapat terjaga. Saluran yang dibuat meliputi saluran
primer, sekunder, dan tersier pada lahan. Pembuatan saluran berguna dalam
mengurangi tingginya erosi pada lahan. Pembuatan jalan dan saluran
menggunakan mesin eskavator.

Gambar 13. Eskavator dalam Pembuatan Saluran Drainase


19

Kegiatan lahan merupakan aktivitas yang panjang dalam budidaya tanaman


nanas. Aktivitas-aktivitas didalam kegiatan pengolahan lahan harus dikerjakan
secara terstruktur untuk mendapatkan kualitas hasil pengolahan lahan yang baik.
4.1.3 Dua Model Pengolahan Lahan di PT. Great Giant Pineapple
Kegiatan pengolahan lahan yang dilakukan di PT. Great Giant Pineapple
terutama di Plantation Group 2 terdapat dua model pengolahan lahan. Dua model
pengolahan lahan bertujuan untuk mengurangi biaya input dalam kegiatan
pengolahan lahan karena pengolahan lahan di PT. Great Giant Pineapple secara
umum memiliki biaya input yang relatif tinggi. Model pengolahan yang dilakukan
dibedakan berdasarkan implemen yang digunakan, yaitu:
1. Pengolahan lahan Model 1
Tabel 3. Aktivitas Pengolahan Lahan Model 1
Cost/ha Waktu
No Group Aktivitas Implemen Mesin
(Rp.) (Hari)
Rome Harrow Traktor 1.180.000,-
1 Bongkar Tanaman
Chopper Berty Traktor 3.750.000,-
7
Dolomite
2 Pengapuran Traktor 230.000,-
Spreader
3 Bajak Dalam Mouldboard plow Bulldozer 2.630.000,- 30-45
4 Bajak Dangkal Disc plow Traktor 480.000,- 7
5 Finishing Chopper Lu Traktor 1.671.000,- 15
6 Pembuatan Gulud Ridger Palir Traktor 450.000,- 7
Pembuatan Jalan 7
7 - Eskavator 187.000,-
Saluran
Total Waktu 10.578.000,- 88
* Standar biaya pengolahan tanah berbeda-beda tiap aktivitas. Biaya tersebut
dihitung berdasarkan kapasitas masing-masing aktivitas dan HM penariknya.

Kegiatan pengolahan lahan model 1 diawali dengan aktivitas pembongkaran


tanaman menggunakan implemen rome harrow dengan mesin traktor. Besar biaya
untuk implemen rome harrow adalah Rp. 1.180.000,-/ha. Aktivitas pencacahan
(chopping) menggunakan chopper berty bermesin traktor dengan biaya Rp.
3.750.000,-/ha. Aktivitas pengapuran dilakukan setelah pencacahan tanaman
dilakukan dan setelah dilakukannya uji tanah pada laboraturium. Aktivitas
20

pengapuran dilakukan menggunakan implemen dolomite sprider dengan mesin


traktor. Biaya yang dikeluarkan pada aktivitas pengapuran yaitu Rp. 230.000,-/ha.
Waktu yang dibutuhkan pada aktivitas bongkar sampai pengapuran adalah ±7 hari.
Aktivitas selanjutnya yaitu aktivitas pembajakan. Aktivitas pembajakan yaitu bajak
dalam dan bajak dangkal. Aktivitas bajak dalam menggunakan implemen
mouldboard plow dengan mesin bulldozer dalam waktu ±30-45 hari dengan biaya
Rp. 2.630.000,-/ha. Bajak dangkal menggunakan implemen disc plow dengan
mesin traktor dalam waktu ±7 hari dengan biaya Rp. 480.000,-/ha. Aktivitas
selanjutnya yaitu aktivitas penggaruan (finishing) menggunakan implemen chopper
lu dengan mesin traktor dengan aktivitas selama ±15 hari dengan biaya Rp.
1.671.000,-/ha. Pembuatan gulud (ridging) menggunakan implemen ridger palir
dengan mesin traktor dalam waktu ±7 hari dengan biaya Rp. 450.000,-/ha. Aktivitas
terakhir yaitu pembuatan jalan saluran drainase pada lahan dengan menggunakan
mesin eskavator dalam waktu ±7 hari dengan biaya Rp. 187.500,-/ha. Total waktu
pengolahan model 1 untuk seluruh aktivitas pengolahan lahannya adalah ±88 hari
dan memiliki total biaya input Rp. 10.578.000,-/ha.

2. Pengolahan lahan Model 2


Tabel 4. Aktivitas Pengolahan Lahan Model 2
Cost/ha Waktu
No Group Aktivitas Implemen Mesin
(Rp.) (Hari)
Chopper Lu 1 Traktor 2.400.000,- 45
1 Bongkar Tanaman
Chopper Lu 2 Traktor 1.500.000,-
Dolomite 30
2 Pengapuran Traktor 230.000,-
Spreader
3 Bajak Dalam Howard Traktor 1.500.000,- 15
4 Bajak Dangkal Disc plow Traktor 480.000,- 7
5 Finishing Chopper Lu Traktor 1.671.000,- 15
6 Pembuatan Gulud Ridger Palir Traktor 450.000,- 7
Pembuatan Jalan 7
7 - Eskavator 187.000,-
Saluran
Total 8.418.000,- 126
* Standar biaya pengolahan tanah berbeda-beda tiap aktivitas. Biaya tersebut
dihitung berdasarkan kapasitas masing-masing aktivitas dan HM penariknya.
21

Kegiatan pengolahan lahan model 2 diawali dengan aktivitas pembongkaran


tanaman menggunakan implemen chopper lu dengan mesin traktor. Aktivitas
pencacahan tanaman (chopping) menggunakan implemen chopper lu dilakukan
dengan 2 kali aktivitas. Chopper lu pertama memerlukan waktu ±45 hari dengan
biaya Rp. 2.400.000,-/ha. Aktivitas chopper lu 2 memerlukan waktu ±30 hari
dengan biaya Rp. 1.500.000,-/ha yang dibarengi aktivitas pengapuran. Aktivitas
pengapuran dilakukan menggunakan implemen dolomite sprider dengan mesin
traktor. Biaya dalam aktivitas pengapuran sebesar Rp. 230.000,-/ha. Aktivitas
selanjutnya yaitu aktivitas pembajakan. Aktivitas pembajakan yaitu bajak dalam
dan bajak dangkal. Aktivitas bajak dalam menggunakan implemen howard plow
dengan mesin traktor dalam waktu ±15 hari dengan biaya Rp. 1.500.000,-/ha. Bajak
dangkal menggunakan implemen disc plow dengan mesin traktor dalam waktu ±7
hari dengan biaya Rp. 480.000,-/ha. Aktivitas selanjutnya yaitu aktivitas
penggaruan (finishing) menggunakan implemen chopper lu dengan mesin traktor
dengan aktivitas selama ±15 hari dengan biaya Rp. 1.671.000,-/ha. Pembuatan
gulud (ridging) menggunakan implemen ridger palir dengan mesin traktor dalam
waktu ±7 hari dengan biaya Rp. 450.000,-/ha. Aktivitas terakhir yaitu pembuatan
jalan saluran drainase pada lahan dengan menggunakan mesin eskavator dalam
waktu ±7 hari dengan biaya Rp. 187.500,-/ha. Total waktu pengolahan model 2
untuk seluruh aktivitas pengolahan lahannya adalah ±126 hari dan memiliki total
biaya input Rp. 8.418.000,-/ha.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Dua Model Pengolahan Lahan
Pengolahan Lahan yang dilakukan PT. Great Giant Pineapple termasuk
dalam pengolahan lahan sempurna karena pengolahan lahan selalu dilakukan
sebelum dilakukannya budidaya tanaman nanas. Pengolahan lahan dilakukan
dengan menggunakan alat dan mesin pengolahan lahan. Pengolahan lahan secara
sempurna memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang besar. Pengolahan lahan
secara sempurna dapat dilakukan dengan alat-alat mekanisasi pertanian seperti
traktor (Efendi dan Fadhly, 2004). Penggunaan alat dan mesin pengolahan lahan
dapat memiliki manfaat yaitu menangani pekerjaan yang tidak mungkin dilakukan
secara manual, meningkatkan produktivitas sumberdaya manusia, efisien dalam
22

penggunaan input produksi, meningkatkan kualitas dan produktivitas dan


memberikan nilai tambah bagi penggunanya (Priyanto, 1997)
Kegiatan pengolahan lahan yang dilakukan di PT. Great Giant Pineapple
terutama di Plantation Group 2 terdapat dua model pengolahan lahan. Subtitusi
pengolahan lahan menjadi 2 model ini hanya terdapat di Plantation Group 2. Dua
model pengolahan lahan bertujuan untuk mengurangi biaya input dalam kegiatan
pengolahan lahan karena pengolahan lahan di PT. Great Giant Pineapple secara
umum memiliki biaya input yang relatif tinggi. Dua model pengolahan lahan yang
dilakukan oleh PT. Great Giant Pineapple memiliki perbedaan dari implemen yang
digunakan dalam aktivitas bongkar dan aktivitas bajak dalam. Kegiatan pengolahan
lahan pada budidaya tanaman nanas di PT. Great Giant Pineapple memiliki
beberapa aktivitas diantaranya:
1. Pembongkaran
Aktivitas pembongkaran tanaman nanas terdiri dari merobohkan dan
mencabut tanaman nanas dari tanah menggunakan implemen rome
harrow bermesin traktor yang selanjutnya tanaman nanas dicacah
menggunakan implemen chopper bermesin traktor. Tujuan dari aktivitas
pencacahan tanaman (chopping) adalah untuk memotong dan mencacah
sisa tanaman yang telah dipanen sehingga memudahkan proses
selanjutnya. Penacahan tanaman juga bermanfaat dalam mempercepat
laju dekomposisi sisa-sisa tanaman nanas. Menurut Irawan (2014)
menyatakan bahwa perlakuan fisik seperti pencacahan bahan organik
dapat mempercepat proses dekomposisi bahan organik karena dengan
mencacah bahan organik dapat menurunkan C/N ratio sehingga dapat
mempengaruhi proses dekomposisi.
2. Pengapuran (Limming)
Pengapuran bertujuan untuk meningkatkan pH dalam tanah sehingga
didapatkan nilai pH yang optimal untuk pertumbuhan tanaman nanas.
Sesuai pendapat Subandi dan Andy (2013) yang menyatakan bahwa
pengapuran bermanfaat dalam menaikkan pH tanah, menurunkan
kandungan atau kejenuhan Al, meningkatkan kandungan Ca dan/atau
Ca dan Mg, serta perbaikan ketersediaan P lahan kering masam.
23

3. Pembajakan (Plowing)
Pembajakan bertujuan untuk memperbaiki fisik tanah seperti infiltrasi,
dan aerasi dan menimbun sisa sisa tanaman nanas yang telah tercacah
pada aktivitas chopping. Proses yang terjadi pada pengolahan tanah
dengan implemen bajak dapat diasumsikan terdiri dari beberapa bagian
proses. Proses yang terjadi antara lain terdiri dari proses intake, main
flow dan output. Proses intake merupakan proses dimana suatu
bagian/lapisan tanah dipisahkan dari bagian utamanya. Proses main flow
adalah proses yang terjadi selama tanah bergerak sepanjang bagian alat
(plough-body). Proses output mencakup perubahan yang terjadi setelah
irisan tanah terlepas dari alat (Zulkarnain, 2017). Dampak negatif dari
pembajakan tanah dapat menurunkan porositas tanah karena pada saat
pembajakan terdapat aktivitas traktor dan implemen bajak diatas
permukaan tanah, sehingga ruang pori dalam tanah akan semakin
memadat dan menyebakan meningkatnya berat isi tanah (Nita, et al.,
2015).
4. Penggaruan (Finishing)
Aktivitas penggaruan (finishing) dilakukan dengan pencacahan agregat
tanah agar agregat tanah menjadi lebih kecil. Penggaruan dapat
bermanfaat dalam menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan
tanah pertama yang besar menjadi lebih kecil dan sisa tanaman dan
gulma yang terbenam dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan
mempercepat proses pembusukan (Fadly, Daulay, dan Ichwan, 2015).
5. Pumbuatan Gulud (Ridging)
Gulud adalah tumpukan tanah yang dibuat memanjang searah garis
kontur atau memotong lereng. Pembuatan gulud memiliki manfaat
diantaranya menahan laju aliran air permukaan dan meningkatkan
penyerapan air ke dalam tanah sehingga dapat mempengaruhi
ketersediaan air dalam tanah (Fadly, Daulay, dan Ichwan, 2015)
6. Pembuatan Jalan Saluran
Pembuatan jalan ialah kegiatan pembuatan jalan disekitar lahan yang
berguna dalam monitoring lahan, dan penyiraman tanaman nanas.
24

Pembuatan saluran ialah kegiatan pembuatan saluran drainase agar


mobilisasi air pada lahan dapat terjaga. Saluran yang dibuat meliputi
saluran primer, sekunder, dan tersier pada lahan. Saluran drainase
diperlukan untuk mengalirkan air dari areal tanam pada musim hujan
agar tidak tergenang karena tanaman nanas sangat peka dengan
genangan air sehingga diperlukan pembuatan saluran drainase yang baik
(Zulkarnain, 2017).
Seluruh aktivitas pengolahan lahan merupkan aktivitas yang penting agar
memperoleh kualitas hasil pengolahan lahan yang baik. Pengolahan lahan harus
dilakukan secara baik dan benar agar mendapatkan kualitas tanah yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman budidaya. Zulkarnain (2017) menyatakan bahwa pengolahan
lahan memiliki manfaat, antara lain:
1. Struktur tanah sesuai yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat
tumbuh benih. Tanah menjadi gembur sehingga mempercepat laju
infiltras, berkemampuan baik menahan curah hujan, memperbaiki aerasi
dan memudahkan perkembangan akar.
2. Peningkatan kecepatan infiltrasi akan menurunkan run off dan
mengurangi bahaya erosi.
3. Menghambat atau mematikan tumbuhan pengganggu.
4. Membenamkan tumbuhan-tumbuhan atau sampah-sampah yang ada
diatas tanah kedalam tanah, sehingga menambah kesuburan tanah.
Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga melalui perubahan
tempat tinggal dan terik matahari.
Model pengolahan lahan pada model 1 merupkan pengolahan lahan yang
sesuai standar operasional prosedur (SOP) PT. Great Giant Pineapple. Pengolahan
lahan model 1 pada aktivitas pembongkaran tanaman menggunakan implemen
rome harrow untuk merobohkan tanaman dan implemen chopper berty untuk
mencacah tanaman nanas. Pengolahan lahan model 2 merupakan subtitusi model
pengolahan lahan yang dirancang oleh Plantation Group 2 agar dapat menekan
input biaya produksi pada kegiatan pengolahan lahan. Pengolahan lahan model 2
pada aktivitas pembongkaran tanaman dilakukan dengan menggunakan implemen
chopper lu yang dilakukan dengan 2 kali aktivitas. Chopper lu digunakan untuk
25

mencacah tanaman sehingga tanaman nanas dapat tercacah dan mempercepat


dekomposisi dalam tanah.
Perbedaan lainnya dari kedua model pengolahan lahan yang ada adalah pada
aktivitas pembajakan tanah dalam aktivitas bajak dalam. Aktivitas pembajakan
tanah pada pengolahan lahan model 1 menggunakan implemen mouldboard plow
dengan mesin bulldozer sedangkan pada pengolahan lahan model 2 menggunakan
howard plow dalam aktivitas bajak dalam. Perbedaan implemen dan mesin penarik
yang digunakan berpengaruh pada biaya input yang dikeluarkan. Prinsip dan jenis
implemen yang digunakan juga berpengaruh pada kualitas hasil dari pengolahan
lahan. Perbedaan model pengolahan lahan digunakan berdasarkan kondisi pada
lahan. Pengolahan lahan model 1 digunakan pada pengolahan lahan tanaman nanas
yang langsung dibongkar setelah panen dan setelah panen ke dua (ratton crop).
Pengolahan lahan model 2 digunakan pada lahan bekas pembibitan tanaman nanas.
Hasil analisis biaya menunjukan bahwa pengolahan lahan model 1 memiliki total
biaya sebesar Rp. 10.578.000,- sedangkan pengolahan lahan model 2 memiliki total
biaya sebesar Rp. 8.418.000,-. Pengolahan lahan model 2 menunjukan biaya yang
relatif lebih kecil dibandingkan pengolahan lahan model 1. Pengolahan lahan model
2 dapat diterapkan untuk menekan biaya produksi tanpa mengurangi hasil kualitas
pengolahan lahan sehingga pendapatan dapat lebih tinggi.
26

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pengolahan lahan yang dilakukan PT. Great Giant Pineapple merupkan
kegiatan yang panjang karena meliputi beberapa aktivitas pengolahan lahan.
Aktivitas pengolahan lahan secara berurutan meliputi pembongkaran tanaman
nanas, pengapuran (limming), pembajakan (plowing), penggaruan (finishing),
pembuatan gulud (ridging), dan terakhir yaitu pembuatan jalan saluran. Kegiatan
pengolahan lahan yang dilakukan di PT. Great Giant Pineapple terutama di
Plantation Group 2 terdapat dua model pengolahan lahan. Dua model pengolahan
lahan yang dilakukan oleh PT. Great Giant Pineapple memiliki perbedaan dari
implemen yang digunakan dalam aktivitas bongkar dan aktivitas bajak dalam.
Pengolahan lahan model 1 pada aktivitas pembongkaran tanaman menggunakan
implemen rome harrow untuk merobohkan tanaman dan implemen chopper berty
untuk mencacah tanaman nanas. Pengolahan lahan model 2 pada aktivitas
pembongkaran tanaman dilakukan dengan menggunakan implemen chopper lu
yang dilakukan dengan 2 kali aktivitas. Pengolahan lahan model 1 memiliki total
waktu pengolahan lahan selama ±88 hari dan memiliki total biaya input Rp.
10.578.000,-/ha sedangkan pengolahan lahan model 2 memiliki total waktu
pengolahan lahan selama ±126 hari dan memiliki total biaya input Rp. 8.418.000,-
/ha. Pengolahan lahan model 2 menunjukan biaya yang relatif lebih kecil
dibandingkan pengolahan lahan model 1. Pengolahan lahan model 2 dapat
diterapkan untuk menekan biaya produksi tanpa mengurangi hasil kualitas
pengolahan lahan sehingga pendapatan dapat lebih tinggi.
27

DAFTAR PUSTAKA

Akil, M., dan H. A. Dahlan. 2006. Budi Daya Jagung dan Diseminasi Teknologi.
Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros. p. 192-204.
Annonymous. 2015. Pengolahan Tanah. Badan Penyuluhan Dan Pengembangan
Sdm Pertanian. Pusat Pelatihan Pertanian. p. 1-8.
Efendi, R. dan A.F. Fadhly. 2004. Pengaruh sistem pengolahan tanah dan
pemberian pupuk NPK, Zn terhadap pertumbuhan dan hasil jagung. Risalah
Penelitian Jagung dan Serelaia Lain Vol. 9:15-22.
Fadly, A. R., S. B. Daulay, dan N. Ichwan. 2015. Kajian Efisiensi Biaya Produksi
Terhadap Sumberdaya Pertanian untuk Pengolahan Tanah Pada Lahan
Sawah Di Desa Pelawi Utara Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat. J.
Rekayasa Pangan dan Pertanian Vol. 3 (3): 360-364.
Hadiati, S., dan N. L. P. Indriyani. 2008. Petunjuk Teknis Budidaya Nanas. Balai
Penelitian Tanaman Buah Tropika. Sumatera Barat. 32 pp.
Irawan, B., 2014, Dekomposisi Bahan Organik Oleh Fungi Saprotrof Dan Preparasi
Konsorsium Fungi Sebagai Inokulum Perombakan Seresah. Repository
UGM.
Jambak, M. K. Fuad. 2013. Karakteristik Fisik Tanah pada Sistem Pengolahan
Tanah Konservasi (Studi Kasus: Kebun Percobaan Cikabayan, Bogor).
Skripsi.
Latifa, R. Y., M. D. Maghfoer, dan E. Widaryanto. 2015. Pengaruh Pengendalian
Gulma Terhadap Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Merril) Pada Sistem
Olah Tanah. J. Produksi Tanaman Vol. 3 (4): 311-320.
Mahajan, G., R. Sharda, A. Kumar, dan K.G. Singh. 2007. Effect of Plastic Mulch
On Economizing Irrigation Water and Weed Control in Baby Corn Sown by
Different Methods. African J. Agricultural Research 2(1):019-026.
Nita, C. E., B. Siswanto, W. N. Utomo. 2015. Pengaruh Pengolahan Tanah Dan
Pemberian Bahan Organik (Blotong Dan Abu Ketel) Terhadap Porositas
Tanah Dan Pertumbuhan Tanaman Tebu Pada Ultisol. J. Tanah dan
Sumberdaya Lahan Vol. 2 (1): 119-127.
Nugraha, M.Y., M. Baskara, dan A. Nugroho. 2017. Pemanfaatan Mulsa Jerami
Padi Dan Herbisida Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.). J. Produksi
Tanaman Vol. 5 (1): 68 - 76.
Priyanto, Aris. 1997. Penerapan Mekanisasi Pertanian. Bul. Keteknikan Pertanian
Vol. 11 (1): 54-58.
Raiesi, F., dan V. Kabiri. 2016. Identification of soil quality indicators for assessing
the effect ofdifferent tillage practices through a soil quality index in a semi-
arid environment. J. Ecol. Indicators Vol. 71: 198-207.
28

Simanjuntak, B. Hasiholan. 2002. Olah Tanah Konservasi dan Pengaruhnya


terhadap Kualitas Tanah. Lab. Tanah, Fakultas Pertanian, USKW. Salatiga.
p. 30-39.
Solyati, A., dan Z. Kusuma. 2017. Pengaruh Sistem Olah Tanah Dan Aplikasi
Mulsa Terhadap Sifat Fisik, Perakaran, Dan Hasil Tanaman Kacang Hijau
(Vigna Radiata L.). Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol. 4(2): 553-
558.
Subandi, dan W. Andy. 2013. Pengaruh Teknik Pemberian Kapur terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Kedelai pada Lahan Kering Masam. J.Penelitian
Pertanian Tanaman Pangan Vol. 32 (3): 363-371.
Sumekar, Y., U. Umiyati, Kusumiyati, dan Y. Rabani. 2017. Keanekaragaman
Gulma Dominan Pada Pertanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill)
Di Kabupaten Garut. J. Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol. 5 (2): 163-172.
Syamsiah. 2006. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Makassar: Universitas Negeri
Makassar.
Thamrin, H. Sebayang. 2012. Pengendalian Gulma pada Tanaman. Program
Pascasarjana Universitas Brawijaya. Malang.
Triyono, Kharis. 2007. Pengaruh Sistem Pengolahan Tanah dan Mulsa terhadap
Konservasi Sumber Daya Tanah. J. Inovasi Pertanian Vol. 6 (1): 11-21.
Yunus, Y. 2004. Tanah dan Pengelolaan. CV Alfabets. Bandung. p. 12-14.
Zulkarnain, Iskandar. 2017. Alat dan Mesin Pengolahan Tanah (Seri : Mekanisasi
Pertanian). Universitas Lampung. researchgate.net/publication/321252867.
29

LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

BIODATA
Nama : Ivan Fardiansyah
Alamat : Jl. Lisman Gg. Baru 1. No. 5, Kecamatan
Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro.
Tempat dan Tanggal Lahir : Jember, 15 Februari 1997
Usia : 21 tahun
Status : Belum menikah
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Golongan Darah :O
Agama : Islam
Berat/Tinggi Badan : 65 kg/166 cm
Kewarganegaraan : Indonesia
Nomor telepon : 085784640466
Email : ivan.fardhians@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
Periode Institusi Tempat Jurusan
2003-2009 SD Negeri Kadipaten II Bojonegoro Umum
2009-2012 SMP Negeri 1 Bojonegoro Bojonegoro Umum
2012-2015 SMA Negeri 4 Bojonegoro Bojonegoro IPA
2015-
Universitas Brawijaya Malang Agroekoteknologi
sekarang
30

Lampiran 2. Tempat Magang


Nama : PT. GREAT GIANT PINEAPPLE
Alamat Magang : JL. Raya arah Menggala Km 77, Terbanggi Besar,
Lampung Tengah
Telp : (0725) 7573001
31

Lampiran 3. Denah Lokasi Magang


32

Lampiran 4. Kegiatan Magang Kerja

Hari dan Jam


No. Kegiatan Deskripsi
Tanggal Kerja

Pengantar dan pengenalan lokasi


Plantation Group 3 dilakukan
Pengantar, Pengenalan, bersama bapak Taufik MW.
Senin, 09
1 8 Kunjungan Plantation Pengenalan meliputi pengenalan
Juli 2018
Group 3 karyawan dan kunjungan pada
lahan budidaya, dan kantor pada
Plantation Group 3.
Pengantar dan pengenalan lokasi
kantor central dilakukan
Pengantar, Pengenalan, bersama Ibu Rani. Pengenalan
Selasa, 10
2 8 Kunjungan Kantor meliputi pengenalan karyawan
Juli 2018
Central dan kunjungan pada lokasi-
lokasi pada kantor central PT.
GGP.
Pengantar dan pengenalan lokasi
Plantation Group 2 dilakukan
Pengantar, dan bersama bapak Pantiyo.
Rabu, 11
3 8 Pengenalan Plantation Pengenalan meliputi pengenalan
Juli 2018
Group 2 karyawan dan kunjungan pada
lahan budidaya, dan kantor pada
Plantation Group 2.
Kegiatan pengolahan lahan
didampingi oleh bapak Argo
selaku Kepala Bagian
Pengolahan lahan di PG2.
Kamis, 12
4 8 Pengolahan Lahan Kegiatan Pengolahan lahan yang
Juli 2018
diikuti meliputi:
1. Bongkar
2. Bajak dalam
3.Bajak dangkal
33

Kegiatan Dipping ialah proses


perendaman bibit nanas dalam
larutan insektisida dan
fungisida. Kegiatan dipping
bertujuan agar bibit nanas
terhindar dari serangan
organisme penggangu tanaman
yang dapat menghambat
Jumat, 13 Dipping, dan Kalibrasi
5 8 pertumbuhan tanaman nanas.
Juli 2018 Sprayer
Kegiatan dipping didampingi
oleh bapak Sutopo selaku
Kepala Seksi Dipping di PG2.
Kegiatan selanjutnya adalah
kalibrasi sprayer yang
didampingi oleh bapak Walito
Selaku Kepala Seksi Kalibrasi
Sprayer.
Olahraga dilakukan rutin setiap
minggunya dengan melakukan
senam pagi bersama seluruh
karyawan.
Sabtu, 14
6 5 Olahraga, dan Evaluasi Kegiatan evaluasi dilakukan
Juli 2018
dengan mendiskusikan hasil
kegiatan magang kerja yang
telah dilakukan selama
seminggu terakhir.
Kegiatan Plantation atau
penanaman didampingi oleh
bapak Pantiyo selaku
Senin, 16 pendamping lapang. Kegiatan
7 8 Plantation
Juli 2018 Penanaman yang diikuti yaitu
kegiatan dipping dan melihat
proses pengambilan bibit, dan
penanaman bibit tanaman nanas.
34

Kegiatan irigasi didampingi oleh


bapak nanok selaku Kepala
Seksi Irigasi. Kegiatan irigasi
Selasa, 17 meliputi penjelasan teori irigasi
8 8 Irigasi
Juli 2018 yang ada di PT. GGP dan
melihat secara langung teknik
irigasi pada lahan budidaya
nanas di PG2.
Kegiatan pengolahan lahan
didampingi oleh bapak Argo
selaku Kepala Bagian
Pengolahan lahan di PG2.
Kegiatan Pengolahan lahan yang
diikuti meliputi:
1. Bongkar / Chopping
2. Rijer
Rabu, 18 Pengolahan Lahan dan
9 12 3. Pembuatan saluran drainase.
Juli 2018 Forcing
Kegiatan forcing didampingi
oleh bapak Didik selaku Kepala
Seksi Forcing, Kegiatan forcing
merupkan kegiatan induksi
pembungaan pada tanaman
nanas agar pembungaan
seragam. Kegiatan forcing
dilakukan pada malam hari.
Kegiatan pemupukan
didampingi oleh bapak Joko
selaku Kepala Seksi
Pemupukan. Kegiatan yang
Kamis, 19 diikuti dalam pemupukan yaitu
10 8 Pemupukan
Juli 2018 kegiatan pengadukkan atau
pencampuran pupuk yang akan
diaplikasikan dengan alat boom
sprayer (kaneko). Pencampuran
pupuk dilakukan dengan
35

mencampurkan pupuk-pupuk
yang telah direkomendasikan
pada alat pencampur berupa
mixer selama 15 menit.
Kegiatan olahraga dengan
melakukan senam pagi bersama
seluruh karyawan. Setelah
olahraga dilanjut dengan
kegiatan pengamatan hama dan
penyakit tanaman nanas di lahan
tepatnya lokasi 115 bersama
bapak Joko selaku Kepala Seksi
Pemupukan dan Hama Penyakit
Olahraga, dan
Tanaman.
Jumat, 20 Pengamatan Hama dan
11 8 Kegiatan pengamatan hama dan
Juli 2018 Penyakit pada Tanaman
penyakit meliputi melihat secara
Nanas
langsung gejala dan tanda
tanaman nanas yang terserang
hama dan penyakit, melihat
tindakan eradikasi yang
dilakukan pada tanaman yang
terserang, dan pemberian
belerang pada tanah yang
awalnya tempat tanaman nanas
yang terserang penyakit.
Kegiatan evaluasi dilakukan
dengan mendiskusikan hasil
Sabtu, 21
12 5 Evaluasi kegiatan magang kerja yang
Juli 2018
telah dilakukan selama
seminggu terakhir.
Kegiatan panen alami
didampingi oleh bapak Isno
Senin, 23
13 8 Panen Alami selaku kepala seksi kebun pada
Juli 2018
lokasi 302 B. Kegiatan panen
alami ialah kegiatan pemanenan
36

buah nanas yang telah masak


terlebih dahulu. Panen alami
dilakukan karena pembuahan
yang tidak seragam. Panen
dilakukan secara manual
menggunakan tenaga kerja.
Kegiatan pangendalian gulma
didampingi oleh bapak Isno
selaku kepala seksi kebun pada
lokasi 107 A1. Kegiatan
pengendalian gulma di PT. GGP
dilakukan dengan kimiawi dan
Selasa, 24 Pengendalian Gulma
14 8 mekanis. Pengendalian gulma
Juli 2018 (Weeding)
yang diikuti merupakan
kegiatan pengendalian gulma
secara mekanis menggunakan
tenaga kerja dengan cara
mencabut gulma yang berada
disekitar tanaman nanas.
Kegiatan penjelasan mengenai
teori pengendalian gulma dan
Teori tentang HPT di PT. GGP oleh bapak
Rabu, 25 Pengendalian Gulma, Eko Priyono selaku Kepala
15 8
Juli 2018 Panen Alami dan HPT Bagian Pengendalian Gulma
di PT. GGP dan Panen Alami serta bapak
Pantio selaku Kepala Bagian
Quality Control.
Kegiatan perencanaan produksi
didampingi oleh bapak
Sholehan selaku Kepala Seksi
Kamis, 26 Perencanaan Produksi. Kegiatan
16 8 Perencanaan Produksi
Juli 2018 dilakukan dengan pemberian
penjelasan tentang perencaan
produksi yang dilakukan di PT.
GGP dan khususnya di PG2.
37

Kegiatan evaluasi dilakukan


dengan mendiskusikan hasil
Jumat, 27
17 8 Evaluasi kegiatan magang kerja yang
Juli 2018
telah dilakukan selama
seminggu terakhir.
Olahraga dilakukan dengan
melakukan senam pagi bersama
seluruh karyawan dan
masyarakat sekitar PG2.
Sabtu, 28 Olahraga dan Lomba
18 5 Lomba lingkungan dipimpin
Juli 2018 Lingkungan PG2
oleh Bapak Ihwan Karim selaku
Senior Manager PG2. Lomba
lingkungan di PG2 diadakan
setiap 6 bulan sekali.
Kegiatan manajemen
perencanaan produksi dilakukan
bersama bapak Jono Sumo
selaku Kepala Wilayah 05.
Kegiatan meliputi penjelasan
tentang mekanisme perencaan
Senin, 30 Manajemen Peningkatan produksi yang dilakukan setiap
19 8
Juli 2018 Produksi wilayah mulai dari pengolahan
lahan hingga pemanenan.
Pemupukan foliar dilakukan
dengan menggunakan implemen
Boom Sprayer berjenis BDM
dengan 1 sayap dan BSC dengan
2 sayap.
Kegiatan pemetaan dilakukan
bersama bapak Nuril selaku
Kepala Seksi PTN.
Selasa, 31
21 8 Pemetaan dan Drone Kegiatan pemetaan yang
Juli 2018
dilakukan pada Plantation
Group 2 dilakukan
menggunakan drone dan
38

pesawat UAV. Drone digunakan


untuk pengambilan foto udara
suatu lokasi yang dapat digitasi
menghasilkan informasi berupa
peta keadaan suatu lokasi.
Pengenalan teknologi industri
dilakukan bersama bapak Pantio
selaku Kepala Bagian Quality
Control. Kegiatan pengenalan
Rabu, 1
Pengenalan Teknologi industri meliputi kunjungan
22 Agustus 8
Industri kantor central PT. GGP,
2018
Powerstation Batu bara, Ternak
(GGLC), Kantor Research,
Gudang Penyimpanan dan
Plantation Group 1.
Kegiatan teknologi pengamatan
pengolahan siap lahan
didampingi oleh bapak Pantio
selaku Kepala Bagian Quality
Kamis, 2 Control. Kegiatan meliputi
Teknologi Pengamatan
23 Agustus 8 penjelasan mengenai standar
Pengolahan Siap Lahan
2018 kualitas yang harus dicapai
dalam aktivitas pengolahan
lahan mulai dari pencacahan /
Chopping sampai pembuatan
jalan dan saluran.
Kegiatan Roguing ialah proses
pemurnian varietas tanaman
Jumat, 3 nanas dari kontaminasi varietas
24 Agustus 8 Roguing lain atau tanaman lain. Kegiatan
2018 roguing didampingi oleh bapak
Rizky selaku Kepala Seksi
Quality Control di PG2.
39

Kegiatan evaluasi dilakukan


dengan mendiskusikan dan
Sabtu, 4
mempresentasikan hasil
25 Agustus 5 Evaluasi
kegiatan magang kerja yang
2018
telah dilakukan selama
seminggu terakhir.
Kegiatan Pemanenan Reguler
didampingi oleh bapak Suyitno
selaku mandor pemanenan.
Kegiatan Pemanenan dilakukan
Senin, 06 pada lokasi 112 F. Kegiatan
26 Agustus 8 Pemanenan Pemanenan dilakukan
2018 menggunakan implemen
hervester cameco dan tenaga
kerja sekitar 40 orang.
Pemanenan dilakukan sekitar 5
bulan setelah forcing
Kegiatan Materi 2 Model
Pengolahan Lahan didampingi
oleh bapak Argo selaku Kepala
Bagian Field Equipment (FE).
Kegiatan meliputi penjelasan
teori 2 model pengolahan lahan
yang dilakukan di PG 2. 2
Selasa, 07
Materi 2 Model model pengolahan lahan
27 Agustus 8
Pengolahan Lahan dibedakan berdasarkan
2018
implemen yang digunakan.
Perbedaan implemen yang
digunakan dapat berpengaruh
terhadap cost yang dikeluarkan
yang dapat mengefisienkan
pengeluaran dalam produksi
tanaman nanas.
40

Konsolidasi Pengolahan lahan


dilakukan rutin setiap pagi
sebelum dimulainya kegiatan
pengolahan lahan. Kegiatan
Konsolidasi dilakukan oleh
Kepala bagian, Kepala seksi,
Operator, dan Pekerja bagian
Field Equipmen (FE)
Kegiatan planting didampingi
oleh bapak Rohani selaku
Rabu, 08
Konsolidasi Pengolahan Kepala Bagian Planting.
28 Agustus 8
Lahan dan Planting Kegiatan Planting yang diikuti
2018
meliputi:
1. Briefing
2. Petik bibit
3. Penanaman.
Kegiatan planting mulai dari
petik bibit hingga penamanam
dilakukan oleh tenaga kerja.
Bibit yang digunakan dalam
penanaman nanas adalah bibit
sucker, crown, dan nursery.
Konsolidasi Pengolahan lahan
dilakukan rutin setiap pagi
sebelum dimulainya kegiatan
pengolahan lahan. Kegiatan
Konsolidasi dilakukan oleh
Kamis, 09 Konsolidasi Pengolahan Kepala bagian, Kepala seksi,
29 Agustus 8 Lahan dan Pengamatan Operator, dan Pekerja bagian
2018 Lahan Field Equipmen (FE)
Kegiatan Pengamatan
pengolahan lahan didampingi
oleh bapak Argo selaku Kepala
Bagian Field Equipment.
Pengamatan pengolahan lahan
41

yang diikuti yaitu aktivitas


ridging atau pembuatan gulud
pada lahan. Aktivitas Ridging
dilakukan menggunakan
implemen ridger palir yang
dibarengi dengan pemupukan
dasar pada lahan. Dalam 1 plot
memiliki 68 gulud.
Brifing 5R ialah kegiatan yang
dilakukan secara rutin setiap
hari jumat. Brifing 5 R diukuti
oleh seluruh karyawan PG 2.
Brifing 5R dilakukan bertujuan
untuk meningkatkan keakraban
Jumat, 10
Brifing 5R dan antar karyawan di PG2 dengan
30 Agustus 8
Penyusunan Laporan pemberian motivasi, dan
2018
evaluasi.
Penyusunan laporan dilakukan
di ruang meeting PG2 untuk
mengetahui data-data yang
belum lengkap agar dapat
segera dilengkapi.
Kegiatan evaluasi dilakukan
Sabtu, 11 dengan mendiskusikan hasil
31 Agustus 5 Evaluasi kegiatan magang kerja yang
2018 telah dilakukan selama
seminggu terakhir.
Pengambilan data kualitas
pengolahan lahan dilakukan
dengan pengamatan di lapang
Senin, 13 Pengambilan Data
dan data kualitas hasil
32 Agustus 8 Pengolahan Lahan dan
pengamatan tim quality control
2018 Penyusunan Laporan
yang didampingi oleh bapak
Pantio selaku Kepala Bagian
Quality Control.
42

Data yang didapatkan dapat


digunakan dalam penyusunan
laporan untuk evaluasi setiap
hari sabtu.
Konsolidasi Pengolahan lahan
dilakukan rutin setiap pagi
sebelum dimulainya kegiatan
pengolahan lahan.
Kegiatan pengamata lahan
didampingi oleh bapak Ratman
selaku Kepala Seksi Pengolahan
Konsolidasi Pengolahan Lahan yang meliputi:
Selasa, 14
Lahan, Pengamatan 1. Bajak dangkal
33 Agustus 8
Lapang, dan Sholat 2. finishing
2018
Istisqoh 3. chopping.
Kegiatan sholat istisqoh adalah
kegiatan tahunan yang
dilakukan oleh seluruh warga
dan karyawan di PG2 untuk
meminta hujan. Sholat
dilakukan pada pukul 13.00 di
lapangan PG2.
Konsolidasi Pengolahan lahan
dilakukan rutin setiap pagi
sebelum dimulainya kegiatan
pengolahan lahan.
Konsolidasi Pengolahan
Rabu, 15 Kegiatan pengamata lahan
Lahan, Pengamatan
34 Agustus 8 didampingi oleh bapak Ratman
Lapang Pengolahan
2018 selaku Kepala Seksi Pengolahan
Lahan
Lahan yang meliputi:
1. Bajak dalam
2. Chopping
3. Pembuatan ukuran plot
43

Konsolidasi Pengolahan lahan


dilakukan rutin setiap pagi
sebelum dimulainya kegiatan
pengolahan lahan.
Konsolidasi Pengolahan Kegiatan pengamata lahan
Kamis, 16
Lahan, Pengamatan didampingi oleh bapak Ratman
35 Agustus 8
Lapang Pengolahan selaku Kepala Seksi Pengolahan
2018
Lahan Lahan yang meliputi:
1. Chopping
2. Room Harrow
3. Bajak dalam
4. pembuatan jalan saluran
Upacara bendera untuk
memperingati hari ulang tahun
kemerdekaan negara republik
Indonesia dilakukan di lapangan
central PT. Great Giant
Pineapple. Upacara bendera
dihadiri oleh seluruh karyawan
Jumat, 17 Upacara HUT
PT. GGP.
36 Agustus 8 Kemerdekaan
Acara Karnaval dilakukan untuk
2018 Indonesia, dan Karnaval
memeriahkan HUT
kemerdekaan Republik
Indonesia. Karnaval diikuti oleh
seluruh divisi yang ada di PT.
GGP. Karnaval dilakukan
dengan berjalan mengelilingi
kawasan PT. GGP.
Kegiatan evaluasi dilakukan
Sabtu, 18 dengan mendiskusikan hasil
Evaluasi dan Persiapan
37 Agustus 5 kegiatan magang kerja yang
Pre-presentasi
2018 telah dilakukan selama
seminggu terakhir.
44

Penyiapan data yang akan


dibicarakan dalam presentasi
hasil yang akan dilakukan.
Kegiatan persiapan pre-
presentasi dilakukan dengan
Senin, 20 membuat ppt yang akan
38 Agustus 8 Persiapan pre-presentasi dipresentasikan. Kegiatan
2018 persiapan didampingi oleh
bapak pantio sekalu
pembimbing lapang.
Kegiatan pre-presentasi
dilakukan untuk mengecek hasil
magang yang telah dilakukan
sebelum dilakukan presentasi
dengan senior manager di PG2.
Pre-presentasi dihadiri oleh
Selasa, 21 bapak Sandy selaku manager
39 Agustus 8 Pre-presentasi field sekaligus pembimbing
2018 utama magang, bapak kristanto
selaku manager PPIC, bapak
argo selaku kepala bagian FE
sekaligus pembimbing lapang,
dan bapak pantio selaku kepala
bagian quality control sekaligus
pembimbing lapang.
Kegiatan sholat idul Adha
dilakukan di Masjid BTN.
Sholat Idul Adha,
Rabu, 22 Kawasan BTN merupakan
Pemotongan Hewan
40 Agustus 6 kawasan perumahan milik PT.
Qurban, dan Pembagian
2018 GGP. Penyembelihan dan
Daging Qurban
pembagian hewan qurban
dilakukan juga di Masjid BTN.
Kamis, 23 Perayaan Hari Kemerdekaan
Perayaan Hari
41 Agustus 8 Indonesia dilakukan di PG2
Kemerdekaan Indonesia
2018 dengan melakukan lomba-lomba
45

antar karyawan PG2. Lomba


yang dilakukan diantaranya
lomba voli, sepak bola, makan
krupuk, dan kelereng.
Perlombaan dilakukan untuk
memeriahkan HUT
Kemerdekaan Indonesia.
Brifing 5R ialah kegiatan yang
dilakukan secara rutin setiap
hari jumat. Brifing 5 R diukuti
oleh seluruh karyawan PG 2.
Brifing 5R dilakukan bertujuan
Jumat, 24 Brifing 5R, Penutupan untuk meningkatkan keakraban
42 Agustus 8 dan Pembagian Hadiah antar karyawan di PG2 dengan
2018 Lomba Kemerdekaan pemberian motivasi, dan
evaluasi.
Pembirian hadiah lomba yang
telah dilakukan pada hari kamis
dilakukan setelah briefing 5R
selesai dilakukan.
Kegiatan evaluasi dilakukan
dengan mendiskusikan hasil pre-
Sabtu, 25 presentasi magang kerja yang
Evaluasi Hasil Pre-
43 Agustus 5 telah dilakukan. mendiskusikan
presentasi
2018 Kritik dan saran yang telah
diberikan pada saat pre-
presentasi dilakukan.
Konsolidasi FE Pengolahan
lahan dilakukan rutin setiap pagi
Senin, 27 Konsolidasi FE dan sebelum dimulainya kegiatan
44 Agustus 8 Pengamatan Lapang pengolahan lahan.
2018 Pengolahan Lahan Kegiatan pengamata lahan
didampingi oleh bapak Aef
selaku Kepala Seksi Pengolahan
46

Lahan. Pengamatan pengolahan


lahan yang diikuti meliputi:
1. Chopper berty
2. Chopper lu
3. Chopper fae
Konsolidasi FE Pengolahan
lahan dilakukan rutin setiap pagi
sebelum dimulainya kegiatan
pengolahan lahan.
Kegiatan pengamata lahan
didampingi oleh bapak Aef
Konsolidasi FE dan selaku Kepala Seksi Pengolahan
Selasa, 28
Pengamatan Lapang Lahan. Pengamatan pengolahan
45 Agustus 8
Pengolahan Lahan dan lahan yang diikuti meliputi:
2018
Penyusunan Laporan 1. Bajak Dalam
2. Finishing
Penyusunan Laporan dilakukan
di Ruang Meeting dengan
memasukan data yang telah
didapatkan pada pengamatan
lapang yang telah dilakukan.
Konsolidasi FE Pengolahan
lahan dilakukan rutin setiap pagi
sebelum dimulainya kegiatan
pengolahan lahan.
Kegiatan diskusi hasil data
Rabu, 29 Konsolidasi FE dan pengolahan lahan didampingi
46 Agustus 12 Diskusi Hasil data oleh bapak Argo selaku Kepala
2018 pengolahan lahan Bagian FE Pengolahan lahan di
PG2. Diskusi dilakukan dengan
mempresentasikan hasil data
yang telah didapatkan untuk
pengecekan kebenaran data yang
didapatkan.
47

Kegiatan pengamatan
pembibitan didampingi oleh
Konsolidasi FE, bapak Amir selaku Mandor
Kamis, 30
Pengamatan pembibitan. Kegiatan pemetikan
47 Agustus 8
Pembibitan, dan bibit dilakukan pada lokasi 113.
2018
Penyususnan laporan Penyusunan laporan dengan
merevisi hasil setalah
dilakukannya diskusi.
Kegiatan olahraga dengan
melakukan senam pagi bersama
seluruh karyawan. Setelah
olahraga dilanjut dengan
Jumat, 31 Olahraga dan
kegiatan pengambilan data
48 Agustus 8 Pengambilan data
pengolahan lahan meliputi
2018 pengolahan lahan
pengambilan data kualitas hasil
chopping dilakukan bersama
bapak Aef selaku kepala seksi
pengolahan lahan.
Kegiatan evaluasi dilakukan
Sabtu, 01 dengan mendiskusikan hasil
49 September 5 Evaluasi kegiatan magang kerja yang
2018 telah dilakukan selama
seminggu terakhir.
Persiapan presentasi meliputi
kegiatan pembuatan PPT,
Senin, 03
pengecekan data, dan diskusi.
50 September 8 Persiapan Presentasi
Kegiatan persiapan presentasi
2018
dilakukan bersama bapak Pantio
selaku Pembimbing Lapang.
Kegiatan Presentasi hasil
merupakan kegiatan akhir dari
Selasa, 04
Presentasi Hasil kegiatan magang kerja di PT.
51 September 5
Kegiatan Magang Kerja GGP. Presentasi hasil dilakukan
2018
dengan memaparkan hasil
magang kerja yang telah
48

dilakukan selama 2 bulan.


Presentasi hasil dilakukan
bersama bapak Ihwan Karim
selaku Senior Manager PG2,
bapak Sandy Poernama selaku
Manajer Field Maintenance,
bapak Kristanto selaku Manager
PPIC, bapak Pantio dan bapak
argo selaku pembimbing lapang
kita pada saat magang kerja,
serta dihadiri oleh beberapa
karyawan PG2.

Anda mungkin juga menyukai