Oleh:
Kelompok R4
Asisten:
Kayyis Muayadah Lubba
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2018
2
No Nama NIM
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
Laporan Dasar Budidaya Tanaman yang berjudul “Pengaruh Pemulsan Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Dua Varietas Ubi Jalar” dengan baik. Adapun tujuan
penulisan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas akhir praktikum mata
kuliah Dasar Budidaya Tanaman di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan moril, materiil
dan pikiran serta tenaga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ayah dan ibu yang selalu senantiasa mendukung dan memberikan doa, motivasi,
serta kasih sayangnya.
2. Kayyis Muayadah Lubba selaku asisten praktikum yang memberikan bimbingan,
motivasi, serta masukan yang bermanfaat dalam penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan
berkaitan dengan keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Malang, April 2018
Penulis
1. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) adalah komoditas sumber karbohidrat utama
selain padi, jagung, dan ubi kayu. Ubi jalar juga salah satu tanaman yang
mempunyai potensi besar di Indonesia. Areal panen ubi jalar di Indonesia seluas
229.000 hektar per tahun. Luasan tersebut tersebar di seluruh provinsi, baik di lahan
sawah maupun tegalan dengan produksi rata-rata nasional 10 ton per hektar
(Khudori, 2001). Penghasil utama ubi jalar di Indonesia adalah Jawa dan Irian Jaya
yang menempati porsi sekitar 59 persen. Peluang perluasan areal panen masih
sangat terbuka. Berdasarkan data BPS (2004) produksi ubi jalar di Indonesia pada
tahun 2004 mencapai 1.876.434 ton. Dibutuhkan cara atau teknik budidaya yang
baik dan benar terhadap ubi jalar mulai dari persiapan bibit sampai dengan panen
untuk mendapatkan produksi yang maksimal.
Produksi yang maksimal dapat dicapai dengan sistem budidaya yang baik dan
benar. Budidaya yang baik dan benar dapat dilakukan dengan memperhatikan
pengaruh faktor biotik dan abiotik terhadap ubi jalar, pola penanaman, dan
perawatan. Pengaruh faktor biotik berasal dari makhluk hidup seperti pengaruh
mikroorganisme, gulma, jamur, dan hama. Sedangkan pengaruh faktor abiotik
berasal dari benda tidak hidup seperti intensitas cahaya, pH tanah, kelembaban
tanah, dan suhu. Faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh perawatan seperti
penyiraman, penyulaman, pemupukan, penyiangan gulma, pengendalian hama, pola
tanam dan pemulsaan. Pola tanam adalah sistem penanaman pada suatu lahan
pada periode waktu tertentu. Pola tanam dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem
monokultur dan tumpangsari. Pola tanam dapat dikombinasikan dengan
penggunaan mulsa dan tanpa mulsa.
Kelembaban dan suhu yang sesuai kebutuhan ubi jalar dapat dilakukan
dengan pemberian mulsa. Pemulsaan adalah pemberian penutup tanah pada
tanaman budidaya dapat berupa mulsa plastik hitam perak (MPHP) atau mulsa
organik. Pemberian mulsa dapat mempengaruhi suhu tanah, sehinngga tercipta
kondisi lingkungan yang dibutuhkan tanaman (Rukmana, 2002). Oleh karena itu,
perlu dilakukan praktikum mengenai cara budidaya ubi jalar yang baik dan benar
pada pola tanam monokultur dengan dua perlakuan yang berbeda yaitu pemberian
2
mulsa plastik hitam perak (MPHP) dan tanpa mulsa. Sehingga, dapat diketahui
pengaruh pemulsaan terhadap pertumbuhan dan hasil dua varietas ubi jalar.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari cara budidaya ubi jalar
dengan mulsa dan tanpa mulsa. Selain itu, untuk mengetahui pengaruh pemulsaan
terhadap pertumbuhan dan hasil dua varietas ubi jalar.
2. TINJAUAN PUSTAKA
diameter umbi (Mardi, 2016). Menurut Ryan (2009), pengaruh varietas stek terhadap
pertumbuhan ubi jalar ditunjukkan oleh bahan stek yang diambil. Bahan stek yang
diambil dari pucuk lebih baik kualitasnya dibandingkan dengan bahan stek yang
diambil dari batang. Hal ini bisa terjadi dikarenakan bahan stek dari pucuk lebih
muda dari bahan stek batang, dan bahan stek dari batang sebagian dari pori-porinya
mengandung zat lilin yang akan menghambat tumbuhnya akar dalam proses
perakaran stek tersebut.
2.4 Pengaruh Mulsa Terhadap Pertumbuhan Tanaman Ubi Jalar
Mulsa adalah bahan penutup tanah disekitar tanaman yang berfungsi untuk
menciptakan kondisi yang menguntukan untuk tumbuh kembang tanaman sehingga
menghasilkan hasil yang maksimal. Penggunaan mulsa plastik telah menggantikan
rumah kaca dikarenakan biaya yang lebih murah dan dapat menggantikan
fungsinya. Penggunaan mulsa pada ubi jalar dapat meningkatkan hasil produksi, di
Blitar para petani diperbaiki cara pengurusan lahannya dengan menggunakan mulsa
dimana penggunaan mulsa dapat meningkatkan hasil umbi dari 15.60 ton ha-1
hingga 35.17 ton ha-1 (Zuraida & Suprapti, 2001). Haryono (2009) mengatakan
bahwa fungsi mulsa yaitu:
a) Penggunaan mulsa plastik transparan akan meningkatkan suhu tanah kira-kira
7°C, penggunaan plastik putih akan menurunkan suhu 1°C dan penggunaan
mulsa plastik hitam akan meningkatkan suhu sebanyak 3-5°C. Suhu tanah
sangatlah berpengaruh dikarenakan proses dekomposisi biologis sangat
dipengaruhi oleh suhu tanah.
b) Penggunaan mulsa plastik dapat mempertahankan lengas tanah yang lebih
baik, kecepatan hilangnya air atau uap air pada tanah akan melambat. Hal itu
terjadi karena mulsa yang digunakan akan menurunkan jumlah sinar radiasi
matahari langsung ke permukaan tanah. Perbedaan warna plastik akan
berpengaruh pada kandungan lengas tanah. Kandungan lengas tanah terendah
pada pemakaian mulsa plastik transparan, yaitu 26,2% dan tertinggi pada mulsa
plastik hitam, yaitu 28,2%.
c) Gulma dapat menyebabkan persaingan dalam hal kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Pemakaian mulsa dapat mencegah pertumbuhan
gulma. Pertumbuhan gulma paling tertekan apabila menggunakan mulsa plastik
5
hitam bila dibandingkan dengan mulsa warna lainnya. Warna plastik dapat
menyebabkan sinar matahari tidak dapat masuk ke permukaan tanah, yang
menyebabkan pertumbuhan dan perkecambahan gulma terhambat, apabila
pertumbuhan gulma terhambat, tumbuh kembang tanaman pokok akan lebih
optilam dikarenakan persaingan untuk mendapatkan nutrisi berkurang.
3. BAHAN DAN METODE
Alat yang digunakan dalam melakukan kegitan budidaya ubi jalar tanpa mulsa
adalah cangkul, cetok, meteran jahit, tali raffia, gunting, ember, dan alat tulis. Bahan
yang digunakan dalam penanaman ubi jalar tanpa-mulsa adalah tanah, bibit ubi jalar
varietas antin, benih refugia kenikir, air, pupuk NPK, pupuk kandang, pupuk Urea,
pupuk KCl, dan pupuk SP-36.
3.3 Metode Pelaksanaan
petakan lahan dari tali rafia. Setelah itu membuat lubang tanam sesuai dengan
petakan lahan untuk ditanami ubi jalar. Panjang stek ubi jalar yang digunakan ± 20
cm. Posisi penanaman tegak dengan sedikit membengkokkan bagian bawah bibit
yang ditanam di dalam tanah. Setelah melakukan penanaman ubi jalar, dilanjutkan
dengan penanaman tanaman refugia di lahan bagian pinggir setelah itu memasang
papan tanda tanaman budidaya.
3.3.3 Pemupukan
Pemupukan ubi jalar dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang, SP-36,
urea, dan KCl. Pemupukan pertama menggunakan pupuk SP-36 dengan dosis 100
kg ha-1 atau 60 gram per petak dan pupuk kandang 2 kg per petak. Lalu dilakukan
pemupukan pada 7 hst menggunakan pupuk urea dengan dosis 100 kg ha-1 atau 60
gram per petak. Pada 14 hst pupuk KCl diberikan dengan dosis rekomendasi 150 kg
ha-1 atau 90 gram per petak dan pupuk urea dengan dosis 100 kg ha-1 atau 60 gra
per petak. Pada 21 hst diberikan pupuk urea dengan dosis rekomendasi sebanyak
200 kg ha-1 atau 120 gram per petak. Pupuk KCl juga diberikan pada 28 hst dan 35
hst dengan dosis rekomendasi 200 kg ha-1 atau 120 gram per petak. Pemupukan
dilakukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman agar lebih cepat tumbuh dan
berproduksi. Pemberian pupuk per tanaman dapat dilakukan melalui perhitungan
rekomendasi pupuk per tanaman. Formula perhitungan rekomendasi pupuk per
tanaman adalah kebutuhan pupuk per lahan dibagi dengan populasi tanaman
(Lampiran 3).
Tabel 1. Pemupukan Ubi Jalar
Waktu Dosis (gram
No Jenis Cara Aplikasi
(HST) per tanaman)
1. Tanam Pupuk kandang 83,3 Ditaburkaan di atas guludan
Pupuk SP-36 Diletakkan pada lubang yang berjarak 5 cm
2. Tanam 2,5
(abu-abu) dari tanaman
Pupuk Urea Diletakkan pada lubang yang berjarak 5 cm
3. 7 2,5
(merah muda) dari tanaman
Pupuk KCl Diletakkan pada lubang yang berjarak 5 cm
4. 14 3,75
(merah muda) dari tanaman
Pupuk Urea Diletakkan pada lubang yang berjarak 5 cm
5. 14 2,5
(merah muda) dari tanaman
Pupuk Urea Diletakkan pada lubang yang berjarak 5 cm
6. 21 5
(merah muda) dari tanaman
Pupuk KCl Diletakkan pada lubang yang berjarak 5 cm
7. 28 5
(merah muda) dari tanaman
Pupuk KCl Diletakkan pada lubang yang berjarak 5 cm
8. 35 5
(merah muda) dari tanaman
8
3.3.4 Perawatan
Perawatan dilakukan dengan beberapa perlakuan seperti penyiraman,
penyiangan gulma, pengendalian hama, dan pembalikan tanaman.
1) Penyiraman
Penyiraman dapat dilakukan setiap pagi atau sore secara teratur. Penyiraman
dilakukan secukupnya dan merata, namun tidak sampai menggenang. Penyiraman
bertujuan untuk menyuplai kebutuhan nutrisi dari ubi jalar itu sendiri.
2) Penyiangan gulma
Penyiangan gulma dilakukan dengan cara mengambil atau mencabut
tumbuhan-tumbuhan liar yang terdapat disekitar tanaman ubi jalar. Dalam
melakukan penyiangan gulma, gulma harus dicabut sampai pada akarnya.
Penyiangan gulma bertujuan untuk menghilangkan tumbuhan penghambat atau
pengganggu bagi tanaman ubi jalar untuk tumbuh dan berkembang khususnya
dalam hal penyerapan nutrisi.
3) Pengendalian hama
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan mengambil hama secara
langsung dari lingkungan dan tanaman budidaya ubi jalar. Pengendalian hama
bertujuan untuk menghilangkan faktor penghambat pertumbuhan ubi jalar.
4) Pembalikan Tanaman
Pembalikan tanaman dilakukan dengan cara membalikkan masing-masing
batang tanaman kearah depan. Pembalikan tanaman bertujuan untuk mencegah
akar adventif tumbuh dari ruas-ruas sulur diatas tanah saat bersinanggungan
langsung dengan tanah.
3.3.5 Pengamatan
Pengamatan dilakukan mulai 7 hst. Pengamatan dilakukan seminggu sekali
dengan menentukan 5 sampel tanaman. Sampel tanaman yang diambil diutamakan
yang berada pada posisi tengah dengan kondisi tanaman yang baik. Parameter
yang digunakan dalam pengamatan ubi jalar adalah panjang sulur (cm) dan jumlah
daun (helai).
3.3.6 Panen
Widodo dan Rahayuningsih (2009) mengatakan bahwa pemanenan ubi jalar
dilakukan pada umur 3,5 sampai 5 bulan. Ciri-ciri tanaman ubi jalar yang sudah
8
dapat dipanen adalah daun-daunnya mulai menguning dan muncul bunga terompet.
Cara memanen ubi jalar adalah dengan membongkar sisi-sisi guludan, lalu pangkal
batang dipotong kurang lebih 5 cm dari petakan. Setelah itu potongan di keluarkan
dari petakan. Kemudian menggali umbi dengan cangkul dan diusahakan jangan
sampai umbi terluka.
3.4 Parameter Pengamatan
4.1 Hasil
4.1.1 Panjang Sulur
Pengaruh pemberian mulsa terhadap pertumbuhan tanaan ubi jalar varietas
antin 3 dan beta 2 dapat dilihat dari pertambahan panjang sulur tanaman.
Pengamatan panjang sulur dilakukan mulai satu minggu setelah tanam hingga tujuh
minggu setelah tanam terhadap 5 sampel yang telah ditentukan. Berikut adalah data
hasil pengamatan panjang sulur ubi jalar.
Tabel 2. Perbandingan rata-rata panjang sulur (cm) tanaman ubi jalar dua varietas dengan dua
perlakuan berbeda
Umur Tanaman (MST)
Perlakuan Varietas Kelas
1 2 3 4 5 6 7
P4 12,2 14,9 17,2 40,0 94,2 147,6 165,7
R4 20,9 22,7 82,0 112,8 130,0 181,8 220,6
Antin 3 X4 31,3 36,0 55,6 136,4 189,8 217,4 243,2
Rata-
21,5 24,5 51,6 96,4 138 182,3 209,8
Tanpa rata
Mulsa D4 8,1 17,4 25,6 37,0 51,8 65,6 85,0
G4 13,8 18,0 25,0 32,4 51,6 66,0 75,6
Beta 2 Z4 6,6 11,8 52,2 123,2 194,4 235,2 252,0
Rata-
9,5 15,7 34,3 64,3 99,3 122,3 137,5
rata
Rata-rata 15,5 20,1 43,0 80,4 118,7 152,3 173,7
P3 14,3 22,5 26,0 52,2 87,6 99,0 154,6
R3 12,2 20,5 57,2 111,2 132,4 148,6 176,6
Antin 3 X3 18,2 18,6 29,5 66,9 118,9 154,9 182,6
Rata-
14,9 20,5 37,6 76,8 112,9 134,2 171,3
rata
Mulsa
D3 14,8 21,8 26,2 33,3 45,7 63,9 77,0
G3 19,2 20,1 22,8 38,4 45,7 52,8 57,1
Beta 2 Z3 6,6 8,8 44,0 97,0 120,6 165,0 187,6
Rata-
13,5 16,9 31,0 56,2 70, 7 93,9 107,2
rata
Rata-rata 14,2 18,7 34,3 66,5 112,9 114,1 139,3
Berdasarkan tabel data hasil pengamatan di atas panjang sulur tanaman ubi
jalar varietas antin 3 dan beta 2 dengan perlakuan pemberian mulsa maupun tidak
terus mengalami peningkatan. Diketahui bahwa ubi jalar tanpa mulsa dari dua
varietas memiliki rata-rata panjang sulur yang lebih panjang sebesar 173,7 pada 7
mst. Sedangkan rata-rata panjang sulur ubi jalar dengan perlakuan pemberian mulsa
terhadap dua varietas yang diamati sebesar 139,3 pada 7 mst. Sehingga tanaman
8
ubi jalar tanpa mulsa memiliki rata-rata yang lebih panjang dibandingka tanaman ubi
jalar yang diberi perlakuan mulsa.
Rumput Bermuda
873
(Cynodon dactylon)
UJ NM B Rumput Jelatang
1. 90
KELAS G (Urtica diocia)
Krokot
166
(Portulaca oracea)
Goletrak
95
(Borreria alata)
Krokot
35
(Portulaca oleracea L.)
Krokot
(Portulaca 1765
oleracea)
UJ NM B
3.
KELAS D
Rumput teki
3178
(Cyperus rotundus)
Rumput Teki
3
(Cyperus rotundus)
UJ M B
4.
KELAS G
Krokot
1
(Portulaca oleracea)
8
Rumput Setawar
5
(Borreria alata)
UJ M B
5.
KELAS Z
Rumput Teki
90
(Cyperus rotundus L.)
Krokot
5
(Portulaca oleracea)
Rumput Teki
6
(Cyperus rotundus)
UJ M B
6.
KELAS D
Rumput Bandotan
4
(Ageratum conyzoides)
8
Rumput belulang
(Eleusine indica) 196
UJ NM A
7.
KELAS R
Rumput setawar
185
(Borreria alata)
Rumput paetan
(Axonopus 268
compressus)
8. UJ NM A
KELAS U
Krokot
(Portulaca 154
oleracea)
Rumput teki 33
(Cyperus rotundus)
8
Bandotan
(Ageratum conyzoides 24
L.)
Rumput paetan
(Axonopus 42
compressus)
Rumput teki
3306
(Cyperus rotundus)
UJ NM A
9.
KELAS P
Krokot
2552
(Portulaca oleracea L.)
Rumput Belulang
18
(Eleusine indica)
UJ M A
10. Krokot 101
KELAS R
(Portulaca
oleracea)
8
Rumput teki
534
(Cyperus rotundus)
Rumput Bandotan
(Ageratum conyzoides 1
L)
UJ M A
12.
KELAS U
Rumput Teki
2
(Cyperus rotundus)
Ketupang
1
(Ria leavis borre)
UJ M A Banta
13. 1
KELAS P (Leersia hexandra sw)
Galinsoga parviflora
2
cav
8
4.2 Pembahasan
4.2.1 Panjang Sulur
Dari data yang sudah didapatkan dari lapangan, panjang rata-rata sulur ubi
jalar dari dua perlakuan yang berbeda yaitu pemberian mulsa dan tanpa mulsa
dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
8
Gambar 6. Grafik Perbandingan Jenis dan Jumlah Gulma Pada Ubi Jalar
Jumlah gulma terbanyak pada lahan tanaman ubi jalar yang telah tumbuh
pada sekitarnya menunjukkan jumlah yang lebih banyak pada lahan yang tidak
diberi mulsa sama sekali dibandingkan dengan tanaman dengan pemberian mulsa.
Hal ini sangat jelas,lahan tanaman ubi jalar yang tidak diberi mulsa akan banyak
ditumbuhi gulma karena hal tersebut sama saja berarti memberi kesempatan kepada
gulma untuk tumbuh pada tanah tersebut. Pemulsaan dapat menghambat
pertumbuhan gulma serta dapat menambah kesuburan tanah, khususnya mulsa
organik (Effendi, 2010). Apabila diberi mulsa kepada lahan ubi jalar, gulma yang
tumbuh akan menjadi lebih sedikit bahkan tidak ada dibandingkan dari yang tidak
diberi mulsa.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari kegiatan praktikum di lapangan adalah
pemberian mulsa memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman ubi jalar.
Pengamatan sampel menggunakan tanaman ubi jalar varietas Antin 3 dan Beta 2
selama 7 minggu setelah tanam. Pengaruh tersebut dapat diukur dengan parameter
panjang sulur tanaman ubi jalar (cm), jumlah daun (helai) dan banyaknya gulma di
lahan yang dapat memberi hasil yang berbeda dengan tanaman ubi jalar yang diberi
mulsa dengan yang tidak. Perlakuan dengan pemberian mulsa memberi pengaruh
8
keuntungan terhadap ubi jalar dari segi jumlah gulma yang sedikit dan daun ubi jalar
menjadi lebih subur dan lebih hijau. Dari segi panjang sulur dan jumlah daun,
perlakuan dengan tidak memberikan mulsa terhadap ubi jalar menunjukkan panjang
sulur yang lebih panjang pada ubi jalar dengan rerata yaitu 173,7 cm. Sedangkan
dari rerata jumlah daun yang lebih banyak dimiliki oleh ubi jalar dengan pemberian
mulsa sebesar 271 helai. Tanaman ubi jalar varietas Antin 3 maupun Beta 2 dengan
perlakuan tanpa mulsa lebih banyak ditumbuhi oleh gulma dibandingkan dengan
pemberian mulsa. Jenis gulma yang banyak tumbuh pada lahan tanaman ubi jalar
varietas Antin 3 dan Beta 2 dengan perlakuan pemberian mulsa maupun tidak
adalah rumput teki.
5.2 Saran
Disarankan dalam penanaman Ubi Jalar agar ikut menanam tanaman refurgia
untuk menekan populasi gulma di lahan. Sebaiknya sebelum menanam refugia
hendaklah disemai terlebih dahulu agar refugia dapat tumbuh dengan baik.