Anda di halaman 1dari 1

“Penerapan Nilai Islam Moderat di Kampus Bela Negara Untuk Menangkal

Radikalisme”
Belakangan ini isu agama kian menjadi-jadi, namun isu yang muncul di masyarakat
belakangan ini bukanlah tentang kedamaian, melainkan tentang hilangnya rasa toleransi
cenderung kasar dan memaksa yang mengakibatkan banyak terjadinya permusuhan dikalangan
umat beragama yang mana ini bisa mengakibatkan perpecahan seperti penyerangan ulama
beberapa waktu lalu dan penyeranagan salah satu rumah peribadatan keristen. Yang digunakan
oleh kelompok-kelompok radikal untuk memperpecah bangsa Indonesia.

Agama islam merupakan agama terbesar di Indonesia dan ini di manfaatkan oleh kaum-
kaum yang berfaham radikal untuk memperpecah belah bangsa seperti mengatakan bahwa
“ideology pancasila merupakan ideology bangsa kafir, Indonesia tidak akan makmur jika terus
menerus mempertahankan ideologinya” seperti itulah ucapan-ucapan kaum radikal untuk
mencuci otak generasi muda islam Indonesia. Kampus merupakan lembaga pendidikan tertingi
tak ayal ini merupakan tempat yang bagus untuk menyebarkan faham radikal kepada
mahasiswa,sasaran mereka biasanya adalah mahasiswa-mahasiswa yang ingin belajar agama
karena pengetahuan agama yang dangkal mahasiswa-mahasiswa mudah untuk di cuci otaknya
untuk membangkang terhadap bangsa Indonesia, membenci ulama-ulama yang bernafaskan
aswaja yang sudah pasti menerapkan nilai-nilai islam moderat untuk menjaga keutuhan \NKRI.

Kampus hendaknya menjadi lembaga pendidikan yang menciptakan pemimpin-pemimpin


muda yang memiliki jiwa patriotism. Menanamkan nilai-nilai islam moderat merupakan langkah
tepat untuk mahasiswa-mahasiswa muslim yang ada di kampus karena islam moderat yang
mengedepankan ajaran-ajaran aswaja dan dalam dakwahnya selalu mengedepankan nilai
rahmatan lil alamin yang mana nilai-nilai ini mampu menjaga keberagamaan di Indonesia, islam
moderat adalah islam yang mampu mengikuti zaman yang mampu di terapkan di semua zaman
tanpa menghilangkan nilai-nilai islam itu sendiri. Islam moderat menurut Raden Intan dosen
UIN Lampung ini, memiliki ciri sesuai dengan beberapa qaidah seperti santun, tidak keras dan
tidak radikal (Layyinan, Ia fazzon wala gholizon), Kesukarelaan, tidak memaksa dan tidak
mengintimidasi (Tathowwu'iyyan, Ia ikrohan wala ijbaron), toleran, tidak egois dan tidak fanatis
(Tasamuhiyyan, Ia ananiyyan wala ta'asubiyyan) dan saling mencintai, tidak saling membenci
dan bermusuhan (Tawaddudiyyan, Ia takhosumiyyan wala tabaghudiyyan).untuk itu perlunya
penerpan islam moderat di dalam kampus sehingga tidak adanya pencucian otak untuk
mendirikan Negara islam yang mana seharusnya agama islam dalam bernegara diterpakan
sebagai nilai bukan sebagai sistem sehingga akan membangun masyaratkat islam di banding
Negara islam.

Anda mungkin juga menyukai