Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)


PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
PT HERFINTA FARM AND PLANTATION

JUDUL: EFEKTIFITAS PENGGUNAAN BUNCH CRUSHER UNTUK


MEMINIMALKAN PERSENTASE USB DALAM TANDAN
KOSONG

Tahun Akademik 2019/2020

Oleh:

Nama Mahasiswa : Rizal Asnan Situmorang


NIM 1903046
Kelas : II AKS B

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Industri ( Prakerin) “ Efektifitas Penggunaan


Bunch Crusher Untuk Meminimalkan Persentase USB Dalam Tandan
Kosong”ini telah diteliti, disetujui dan di sahkan di PT HERFINTA FARM
AND PLANTATION
Pada tanggal 15 September 2021
Oleh:

Rizal Asnan Situmorang


1903046

Mengetahui/Menyetujui

Pembimbing PTKI Medan (I) Pembimbing PTKI Medan (II) Pembimbing DUDI

Ir.Miftahul Fallah,MM Ir.Hariyanto.M.Pd Mareden Koto


NIP.196012291985031003 NIP.196012211987031004 NRP.20.11.0116

Mill Manager Ketua Program Studi

Mahyuddin Tengku Rachmi Hidayani H, M.Si


NRP.10.20.0116 NIP.198803152014022001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan ini dengan baik. Penyusunan Laporan yang berjudul “Efektifitas
Penggunaan Bunch Crusher Untuk Meminimalkan Persentase USB Dalam
Tandan Kosong “.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah
prakerin PTKI MEDAN. Tujun dibuatnya laporan magang ini yaitu untuk
melaporkan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan dunia kerja di
PT HERFINTA FARM & PLANTATION
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna, semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya khususnya dalam
Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit.Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih.

Labuhan Batu Selatan, 22 Juni 2021

Rizal Asnan Situmorang

ii
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan............................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
Daftar Gambar....................................................................................................iv
Daftar Tabel........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan/manfaat..............................................................................................3
1.3 Waktu dan Tempat Prakrin............................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1 Sejarah Perusahaan.......................................................................................4
2.2 Struktur Organisasi dan Bidang Usaha.........................................................4
2.3 Kegiatan Perusahaan....................................................................................5
2.4 Tujuan dan Fungsi Perusahaan.....................................................................6
2.4.1 Tujuan...........................................................................................6
2.4.2 Fungsi...........................................................................................6
BAB III KAJIAN TEORI
3.1 Sejarah Kelapa Sawit.....................................................................................7
3.2 Proses Pengolahan Kelapa Sawit...................................................................8
3.2.1 Jembatan Timbang.......................................................................9
3.2.2 Stasiun Loading Ramp.................................................................9
3.2.3 Stasiun Rebusan (Sterilizing Station).........................................10
3.2.4 Stasiun Tipler.............................................................................12
3.2.5 Stasiun Press...............................................................................12
3.2.6 Bunch Crusher............................................................................13

iii
3.3 Metode Pengolahan Minyak........................................................................14
BAB IV PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
4.1 Dasar Pemilihan Masalah............................................................................16
4.2 Pembahasan.................................................................................................16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..................................................................................................20
5.2 Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Mill Manager...................................................4
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Tata Usaha.......................................................5
Gambar 3.1 Jembatan Timbang...........................................................................9
Gambar 3.2. Loading Ramp..............................................................................10
Gambar 3.3 Sterilizer.........................................................................................11
Gambar 3.4 Tipler.............................................................................................12
Gambar 3.5 Threser...........................................................................................13
Gambar 3.6 Bunch Crusher...............................................................................14

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Persentase USB...................................................................................22

Tabel 2. Perbandingan persentase USB............................................................23

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam famili
Palmauke dan berasal dari Afrika Barat. Meskipun demikian, dapat tumbuh
di luar daerah asalnya, termasuk di Indonesia. Bagi Indonesia, kelapa sawit
memiliki arti penting karena mampu menciptakan kesempatan kerja bagi
masyarakat dan sebagai sumber perolehan devisa negara. Minyak sawit
dapat dimanfaatkan diberbagai industri karena memiliki susunan dan
kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan
minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan serta industri non
pangan seperti kosmetik dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah
dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar (Fauzi, 2004).
Sejak tahun 2006 Indonesia merupakan produsen terbesar minyak sawit
di dunia. Berdasarkan data, produk minyak sawit kasar atau crude palm oil
(CPO) Indonesia tahun 2012 sekitar 19,85 juta ton. Dengan besarnya
volume produksi dan ekspor minyak sawit Indonesia, upaya peningkatan
efisiensi produksi serta penanganannya perlu dilakukan agar daya saing
minyak sawit Indonesia semakin meningkat (Soraya, 2013).
Kualitas dan kuantitas merupakan tujuan dari suatu unit usaha tak
terkecuali unit usaha di perkebunan kelapa sawit. Pengolahan kelapa sawit
merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha
perkebunan kelapa sawit, dan dari sebuah pengolahan kelapa sawit akan
diperoleh. Guna mendapatkan kualitas serta kuantitas hasil produk yang
baik maka perlu sebuah perhatian khusus terhadap perkembangan kondisi
baik itu material ataupun alat. Dengan demikian perlu adanya inovasi baru
atau

1
sebuah gagasan untuk tetap mempertahankan atau meningkatkan kualitas
dan kuantitas produk dari alat yang digunakan. Keberhasilan pencapaian
kualitas dan kuantitas tidak terlepas dari peran setiap stasiun dalam suatu
rangkaian pengolahan kelapa sawit, baik itu dalam menghasilkan CPO
(Crude Palm Oil).
Proses pengolahan TBS memiliki beberapa parameter keberhasilan yang
harus dicapai dari masing-masing stasiun. Salah satu parameter
keberhasilan yang terdapat di stasiun penebahan (Thresher Station) yaitu
diperoleh persentase fruit losses in empty bunch (kehilangan brondolan di
janjang kosong) yang seminimal mungkin. Kehilangan brondolan di janjang
kosong dapat terjadi selama proses pengolahan tandan buah segar
berlangsung. Kehilangan brondolan yang terjadi merupakan hal yang tidak
mungkin untuk ditiadakan, akan tetapi kehilangan brondolan dapat
dikendalikan sehingga dapat mencapai persentase (%) yang minimal dan
sesuai dengan standar.

Berdasarkan proses penebahan dan beberapa faktor yang mempengaruhi


persentase fruit losses pada proses penebahan tersebut, maka penulis ingin
membahas dan mengambil judul laporan ini mengenai : “Efektifitas
Penggunaan Bunch Crusher Untuk Meminimalkan Persentase Kehilangan
Minyak Dalam Tandan Kosong “.

2
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan

Adapun tujuan dari laporan ini yaitu untuk mengetahui efektifitas


penggunaan Bunch Crusher.

1.2.2 Manfaat
 Bagi Mahasiswa
- Untuk memperluas pengetahuan tentang dunia industry
khususnya kelapa sawit
- Sebagai perbandingan hasil dari teori dengan praktek
- Melahirkan sikap tanggung jawab, disiplin, sikap mental, etika
yang baik serta dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
- Untuk menambah pengalaman penulis dalam menerapkan dan
mengembangkan konsep ilmiah (ilmu pengetahuan) yang
diperoleh semasa perkuliahan untuk menyelesaikan
permasalahan yang diteliti.
 Bagi PT.HERFINTA F&P
Sebagai pertimbangan bagi perusahaan untuk mengendalikan
kualitas produk yang dihasilkan serta sebagai pedoman bagi
perusahaan untuk mengendalikan dan mengontrol kualitas produk
yang dihasilkan.

1.3 Waktu, dan Tempat Prakerin


Laporan ini dibuat pada 13 September 2021 di PT. HERFINTA F&P
Aek Batu, Kec. Torgamba, Labuhan Batu Selatan

3
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Perusahaan


PT. Herfinta Farm & Plantation didirikan pada tanggal 16 Juni 1980,
awal berdirinya perusahaan ini hanyabrupa perkebunan kelapa sawit, dan
pada tanggal 29 Februari 1996, perusahaan ini mendirikan sebuah pabrik
minyak kelapa sawit (PMKS). Yang berlokasi di Desa Aek Batu,
Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan

2.2 Struktur Organisasi Dan Bidang Usaha

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Mill Manager

4
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Tata Usaha

2.3 Kegiatan Perusahaan

Kegiatan/Usaha PT. Herfinta Farm & Plantation merupakan


perusahaan perkebunan dan perdagangan (agrobisnis) oleh karena itu
perusahyaan ini memiliki jaringan kegiatan yaitu dikebun yang
menghasilkan TBS (Tandan Buah Segar) kemudian dibawa ke PMKS
(Pabrik Minyak Kelapa Sawit) untuk diolah menjadi CPO, kernel, dan
cangkang. Adminstrasi yang berkaitan dengan perkebunan dilakukan di
Kantor Direksi Medan

5
2.4 Tujuan dan Fungsi Perusahaan

2.4.1 Tujuan
Menghasilkan Produk yang berkualitas tinggi secara konsisten
dengan tetap menjaga efisiensi biaya dan menciptakan lingkungan kerja
yang profesional.
2.4.2 Fungsi
Menjadikan salah satu perusahaan sebagai pengelolah bisnis
minyak kelapa sawit dan turunannya untuk menghasilkan berbagai jenis
produk.

6
BAB III
KAJIAN TEORI

3.1 Sejarah Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guinensis Jack) berasal dari Nigeria,


Afrika Barat.Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa
sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak
ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan
Afrika.Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah
asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini.Bahkan
mampu memberikan hasil produksi per hektar yang lebih tinggi.

Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesaia oleh pemerintah


kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit
kelapa sawit yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di
Kebun Raya Bogor. Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan
dibudidayakan secara komersil pada tahun 1911.

Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit mengalami


perkembangan yang cukup pesat.Indonesia menggeser dominasi ekspor
negara Afrika pada waktu itu.Namun, kemajuan pesat yang dialami oleh
Indonesia tidak diikuti dengan peningkatan perekonomian nasional (Fauzi,
2004).

Menurut Pardamean (2006) pabrik pengolahan kelapa sawit merupakan


unit yang melakukan operasional proses untuk memperoleh minyak (CPO)
dan inti sawit (kernel) dari buah sawit. Dalam proses pengolahan TBS
menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) terdiri dari stasiun
utama dan stasiun pendukung. Stasiun utama merupakan stasiun dimana

7
proses ekstraksi CPO akan dilaksanakan, proses ini dimulai dari
penerimaan buah hingga pemurnian CPO dilakukan.
Stasiun utama terdiri dari stasiun penerimaan buah (Fruit Reception
Station), stasiun perebusan (Sterilizer Station), stasiun pemipilan (Thresher
Station), stasiun pencacahan dan pengempaan (Digester And Press
Station), stasiun pemurnian CPO (Clarification Station), stasiun pemisan
biji dan kernel (Nut And Kernel Station). Sedangkan stasiun pendukung
adalah stasiun yang tidak secara langsung terlibat dalam proses pengolahan
TBS menjadi CPO dan PK, tetapi keberadaannya sangat penting dalam
mendukung operasional selama proses pengolahan TBS menjadi CPO dan
PK. Stasiun pendukung terdiri dari stasiun pembangkit listrik (Power
House Station), stasiun pembangkit uap (Boiler Station), stasiun
pengolahan air (Water Treatment Plan), stasiun pengolahan limbah (Final
Effluent), laboratorium (Laboratory), bengkel (Workshop) dan gudang
(Warehouse).

3.2 Proses Pengolahan Kelapa Sawit

Pengolahan TBS di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit


yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan
memerlukan control yang cermat, dimulai dari pengangkutan TBS atau
brondolan dari TPH ke pabrik sampai dihasilkannya Minyak sawit dan
hasil hasil sampingnya. Pengolaha kelapa sawit merupakan salah satu
faktor yang menetukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil
utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkag,
dan tandan kosong. (Sibuea,2014)

8
Tahap - Tahap Pengolahan buah kelapa sawit adalah sebagai berikut:

3.2.1 Jembatan Timbang

Tandan buah buah segar hasil pemanenan harus segera diangkut


ke pabrik untuk diolah lebih lanjut untuk menghindari kadar asam
lemak bebas (ALB) yang meningkat. Tandan buah segar yang
diangkut ke pabrik terlebih dahulu ditimbang dijembatan timbang
(weight bridge) sehingga diketahui berat brutonya. Jembatan timbang
merupakan alat ukur berat yang berfungsi untuk menimbang dan
mengetahui berat TBS yang diterima pabrik

Gambar 3.1 Jembatan Timbang

3.2.2 Stasiun Loading Ramp


Loading ramp merupakan sebuah bangunan dengan lantai
berupa kisi-kisi pelat besi berjarak sekitar 10 mm dengan
kemiringan 45 derajat yang fungsinya untuk memudahkan dan
memisahkan kotoran yang terikut dengan TBS pada saat
pengangkutan dan terdiri dari 10 buah pintu dengan kapasitas

9
kurang lebih 150 ton.. Tandan buah dituang pada tiap-tiap
hopper dan diatur dari pintu ke pintu lainnya dengan isian
sesuai kapasitas. Pengisian TBS ke dalam lori berlangsung
secara gravitasi. Lori berada tepat dibawah hopper sehingga
pada saat pintu bagian bawah hopper dibuka dengan sistem
hidrolik, TBS akan jatuh ke dalam lori. Untuk memindahkan
lori dari rel loading ramp ke rel rebusan digunakan alat yang
disebut transfer carriage. Lori yang berisi buah dimasukkan ke
dalam sterilizer lalu ditutup rapat dan dikunci.

Gambar 3.2 Loading Ramp

3.2.3 Stasiun Sterilizer/Rebusan

Bejana Sterilizer merupakan sebuah bejana bertekanan


dengan tipe horizontal dilengkapi dua unit pintu. Body terbuat
dari plat baja dengan ketebalan plat 16 mm yang diliengkapi
liner dari Mild steel (MS) plat tebal 9 mm, Besi siku dengan
ukuran 150 mm untuk rail track, Dua buah nozzle steam
berdiametr 200 mm dan lima buah drainase condesate

1
berdiamert 100 mm, serta satu buah safety valve berdiamter
100 mm. Kapasitas satu unit Sterilizer 30 ton TBS. Dalam
perencanaan kebutuhan unit sterilizer yang disesuaikan dengan
kapasitas pabrik.

Proses perebusan mampunyai tujuan sebagai berikut:


1. Melunakkan brondolan agar lepas dari janjangan untuk
mempermudah proses penebahan;
2. Menghentikan enzim lipase sebagaio katalis proses peningkatan
Asam Lemak Bebas (ALB);
3. Menurunkan kadar air daging buah untuk mempermudah proses

digestion dan pressing;

4. Merubah komposisi kimia komponen mesocarp agar mudah pada


proses digestion dan klarifikasi;
5. Memperbaiki proses penjernihan minyak;
6. Merenggangkan buah inti dengan cangkang untuk memudahkan
pemecah biji pada mesin pemecah.

Gambar 3.3 Stasiun Sterilizer

1
3.2.4 Stasiun Tippler
Tippler berfungsi untuk memutar lori yang berisi TBS
yang telah direbus kemudian dituangkan ke bunch scrapper
conveyor menuju thresher. Setelah dituang, kemudian lori
dikembalikan ke posisi semula yaitu tepat pada jalur rail track
menuju loading ramp untuk diisi kembali dengan TBS.

Gambar 3.4 Stasiun Tipler


3.2.5 Stasiun Thresher

Thresher berfungsi untuk memisahkan antara brondolan


dan janjang dengan cara diputar dan dibanting. Thresher ini
berupa drum silinder yang memiliki diameter 200 cm, dan
panjang 500 cm, jarak kisi-kisi 4 cm sebagai tempat keluarnya
brondolan yang sudah terpisah dari janjangannya. Terdapat 12
siku pelempar dengan panjang 80 cm dengan kemiringan 30
derajat. Siku pelempar ini berfungsi untuk mengangkat buah
sehingga terjadi bantingan yang mengakibatkan brondolan
terlepas dari janjangannya

1
Menurut Mahfud (2012) Persentase USB tinggi
atau di atas standar disebabkan hal-hal sebagai berikut :

1. Kisi-kisi pada Thresher Drum tersumbat.

2. Umpan ke Thresher over feeding.

3. Putaran Thresher Drum tidak sesuai.

4. Kemiringan pisau pelempar tidak sesuai.

Gambar 3.5 Threser

1.2.6 Bunch Crusher

Pemipilan yang dilakukan pada mesin threser terkadang


masih kurang sempurna atau masih ada brondolan yang
melekat pada janjangannya yang disebut USB (Unstripped
Bunch). untuk mengatasai hal tersebut, maka ditambahkan
suatu alat yang disebut dengan Bunch Crusher yang berfungsi
untuk menggiling atau meremukkan janjangan sehingga
brondolan yang masih melekat dapat lepas dari janjanganya.

1
Oleh karena itu bunch crusher sangat membantu untuk
meningkatkan pencapaian rendemen minyak CPO dan kernel
pada pabrik pengolahan kelapa sawit.

Secar garis besar tujuan pemakaian mesin Bunch Crusher


yaitu:

- Meminimalkan losses pada janjangan


- Menyempurnakan proses di stasiun penebahan.

Gambar 3.6 Bunch Crusher

3.3 MetodePenelitian

Metode yang digunakan dalam tahap pengumpulan data ini adalah:

1. Studi Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan studi dokumentasi yaitu
pengumpulan data-data berdasarkan data tertulis yang diambil
dari laboratorium PMKS PT. Herfinta F & P

1
2. Metode Observasi
Metode pengumpulan data dengan metode observasi merupakan
teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
dan pengujian secara langsung di lapangan selama pelaksanaan
kegiatan praktik kerja lapangan di PMKS PT. Herfinta F & P

1
BAB IV

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

4.1 Dasar Pemilihan Masalah

Proses pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) memiliki beberapa


parameter keberhasilan yang harus dicapai dari masing-masing stasiun. Salah
satu parameter keberhasilan yang terdapat distasiun penebahan (thereser
station) yaitu diperoleh persentase fruit losses in empty bunch (kehilangan
brondolan di jajangan kosong) yang seminimal mungkin. Kehilangan brondolan
di janjangan kosong dapat terjadi selama proses pengolahan tandan buah segar
berlangsung. Kehilangan brondolan yang terjadi merupakan hal yang tidak
mungkin untuk ditiadakan, akan tetapi kehilangan brondolan dapat
dikendalikan sehingga mendaptkan persentase (%) seminimal mungkin
(dibawah standar). Oleh sebab itu berdasarkan persoalan diatas, maka penulis
mengambil judul laporan praktik industry “Efektifitas Penggunaan Bunch
Crusher Untuk Meminimalkan Persentase USB Dalam Tandan Kosong “.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium PMKS Herfinta F and P, untuk


pencapaian hasil penelitian ini dilakukan analisa sampel pada janjangan kosong
yang sudah keluar dari rethreser untuk mengetahui persentase USB dari tandan
kosong tersebut.

Untuk mengetahui efektifitas penggunaan dari Bunch Crusher,


maka dilakukan perbandingan perolehan persentase USB antara
sebelum dan sesudah penggunaan Bunch Crusher

1
Adapun cara penelitiannya sebagai berikut:

 Alat
- Counter (sebagai alat penghitung manual)

 Bahan
- Janjangan

 Prosedur Analisa
- Menghitung janjangan yang keluar dari rethreser sebanyak 200
janjangan dengan menggunakan counter,
- Menghitung janjangan yang masih terdapat brondolan diantara
200 janjangan tersebut,
- Untuk mengetahui persentase USB nya yaitu dengan cara
membandingkan jumlah janjangan yang masih terdapat
brondolan dengan total janjangan yang dihitung dikali 100%.
 Contoh Perhitungan

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑏𝑟𝑜𝑛𝑑𝑜𝑙𝑎𝑛


% USB = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 100%

% USB = 2
200
× 100%
% USB = 1%

1
Dari hasil perhitungan yang dilakukan pada tanggal 10 Agustus
2021 sampai dengan 20 Agustus 2021 diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1. Persentase USB dari tanggal 10 Agustus sampai 20 Agustus


2021

Pakai Bunch Crusher


No Tanggal
USB % USB
1 10 Agustus 2021 2/200 1
2 11 Agustus 2021 2/200 1
3 12 Agustus 2021 2/200 1
4 13 Agustus 2021 1/200 0,5
5 14 Agustus 2021 2/200 1
6 15 Agustus 2021 2/200 1
7 16 Agustus 2021 2/200 1
8 18 Agustus 2021 3/200 1,5
9 19 Agustus 2021 1/200 0,5
10 20 Agustus 2021 2/200 1

1
Tabel 2. Perbandingan persentase USB sesudah dan sebelum menggunakan
bunch crusher

Tanpa Bunch
No Tanggal Pakai Bunch Crusher Crusher
USB % USB % USB
1 10 Agustus 2021 2/200 1 8,0
2 11 Agustus 2021 2/200 1 6,0
3 12 Agustus 2021 2/200 1 11,0
4 13 Agustus 2021 1/200 0,5 9,50
5 14 Agustus 2021 2/200 1 12,50
6 15 Agustus 2021 2/200 1 10,50
7 16 Agustus 2021 2/200 1 11,0
8 18Agustus 2021 3/200 1,5 8,50
9 19 Agustus 2021 1/200 0,5 10,50
10 20 Agustus 2021 2/200 1 7,50
Nb. Standart USB PMKS Herfinta <3%

Persentase USB (Unstripped Bunch) in empty bunch di PMKS Herfinta


sebelum menggunakan Bunch Crusher yaitu 6,0-12,50 % dan itu jauh di atas
standart yang ditetapkan oleh perusahaan. Sedangkan setelah penggunaan
Bunch Crusher persentase USB turun menjadi 0,5-1,5%, dan angka tersebut
merupakan target minimal yang ingin di peroleh oleh perusahaan. Oleh sebab
itu, penggunaan Bunch Crusher ternyata sangat efektif untuk menurunkan
persentase USB sehingga diperoleh persentase USB yang minimal dan sesuai
target perusahaan.

Prinsip kerja dari bunch crusher yaitu menggiling/menjepit janjangan


kosong dengan menggunakan roda gigi yang berputar berlawanan arah dalam
kondisi ini brondolan yang masih melekat dalam janjangan akan terlepas.

1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil kajian “Efektifitas Penggunaan Bunch Crusher Untuk


Meminimalkan Persentase USB” dapat diambil kesimpulan bahwa :

Persentase USB di PMKS Herfinta masih diberada dibawah ambang


batas yang ditetapkan perusahaan yaitu antara 0,5-1,5 %, sementara standart
yang ditetapkan perusahaan maksimal 3%. Jadi penggunaan Bunch Crusher
dianggap sangat efektif karena dapat menurunkan persentase USB.

5.2 Saran

Diharapkan kepada semua operator dan team tekhnik dapat menjaga


dan memelihara peralatan dan mesin mesin proses produksi agar proses
pengolahan berjalan lancer dan dapat menekan losses seminimal mungkin

2
DAFTAR PUSTAKA

Mahfud, A. 2010. Modul Teknik Pengolahan Kelapa Sawit. Politeknik Citra


Widya Edukasi. Bekasi.

Naibaho, Poten. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian


Kelapa Sawit. Medan.

Pardamean, M. 2006. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun Dan Pabrik Kelapa

Sawit. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Siregar, Ahdiat Leksi. 2011. Modul Teknologi Pengolahan. Politeknik Kelapa

Sawit Citra Widya Edukasi. Bekasi.

Anda mungkin juga menyukai