ABSTRAK
Perkebunan kelapa sawit mengeluhkan adanya penurunan produksi tandan buah segar
(TBS) per hektar. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada perkebunan rakyat, tetapi juga pada
perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta. tetapi juga pada perkebunan besar
negara dan perkebunan besar swasta. Bahkan selain produktifitas yang menurun, rendemen
minyak juga mengalami nasib yang serupa. Penurunan ini diduga kuat berkaitan dengan
berkurangnya nilai fruit set Teknik Hatch and Carry telah diterapkan di beberapa kebun di
Indonesia dan telah berhasil meningkatkan fruitset hingga 30%, bahkan lebih tergantung kepada
fruit set awal.
Penelitian ini akan dilaksanakan di kebun Aek Kulim PT. BINANGA MANDALA
Labuhan Batu Selatan. Penelitian ini dilakukan oleh PT. BINANGA MANDALA mulai bulan
Juni 2010 sampai dengan saat ini. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan dengan metode
pengambilan data sekunder dan analisa dilakukan dengan menggunakan analisa deskriftif dari
hasil penelitian yang dilakukan PT. BINANGA MANDALA. Hasil penelitian ini menunjukan
Penyerbukan bantuan dilakukan berdasarkan pertimbangan nilai Fruit Set (< 75%), Sex Ratio (
80 – 95%), jumlah bunga jantan anthesis minimal 2 tandan/Ha) dan populasi SPKS minimal
20.000ekor/Ha.Fruit Set awal Afdeling I Kebun Aek Kulim PT. Binanga Mandala sebelum
aplikasi 58.87%, setelah diaplikasi sampai Desember 2013 fruitset meningkat menjadi 84,16%.
Kata Kunci : Kelapa Sawit, Eladobius, Elaiedobius Kamerunicus Hatch And Carry
Buah yang jadi dicirikan dengan adanya inti dan nilai fruit set kelapa sawit pada suatu
buah (kernel) yang merupakan hasil akhir kebun. (Prasetyo dkk, 2012).
dari perkawinan polen (tepung sari) dari
bunga jantan dengan sel telur di dalam
bunga betina kelapa sawit, sedangkan buah
parteno kapri tidak memiliki kernel. Buah B. Perumusan Masalah
yang jadi umumnya akan berkembang dan Beberapa perkebunan kelapa sawit
mempunyai daging buah (mesocarp) yang besar negara, swasta maupun rakyat
mengandung minyak. Buah partenokapri mengeluhkan kondisi tingginya persentase
cendrung tidak berkembang dan sangat buah yang tidak jadi, sehingga dapat
sedikit mengandung minyak, walaupun menurunankan produktifitas perkebunan
terkadang dijumpai buah partenokapri kelapa sawit yang disebabkan kurangngnya
dengan daging yang tebal tetapi tidak ketersediaan bunga jantan. Penurunan
mempunyai kernel namun berjumlah kurang produktifitas kelapa sawit erat kaitannya
dari 0,1% per tandan (Prasetyo dkk, 2012). dengan rendahnya nilai fruit set tandan buah
kelapa sawit. (Agus, 2012).
Tanaman kelapa sawit melakukan
penyerbukkan secara alami terjadinya Rendahnya nilai fruit set tandan buah
dengan bantuan angin, tetapi kelapa sawit dipengaruhi oleh tingkat
keberhasilannya sangat kecil. Oleh karena keberhasilan penyerbukan pada tanaman
itu perlu diupayakan pengadaan serangga kelapa sawit, terutama pada tanaman muda
penyerbuk kelapa sawit. Jenis serangga (1 – 8 tahun) dengan sex ratio mencapai 95
penyerbuk kelapa sawit yang paling banyak %. Oleh sebab itu diperlukan adanya
digunakan dan telah memberikan hasil yang bantuan dari serangga penyerbuk kelapa
optimal adalah Elaiedobius kamerunicus sawit. Jenis serangga penyerbuk kelapa
(Fauzy dkk,2012). Kehadiran serangga sawit yang umum digunakan adalah
penyerbuk kelapa sawit memberikan Elaiedobius kamerunicus. Elaiedobius
dampak yang nyata bagi perkebunan kelapa kamerunicus dapat dikembangbiakkan
sawit, diantaranya meningkat produksi TBS dengan metode Hatch and Carry yang
hingga mencapai 15 - 20%, susunan buah bertujuan menambah populasi Elaiedobius
yang dihasilkan sangat baik dan padat. Kamerunicus, sehingga dapat meningkatkan
Begitu pula ukuran, berat tandan dan nilai fruit set tandan kelapa sawit. (Prasetyo
remendemen mengalami peningkatan dkk, 2012)
menjadi 6-7% (Fauzy dkk ,2012).
C. Tujuan Penelitian
Teknik Hatch and Carry telah Penelitian ini dilakukan bertujuan
diterapkan di beberapa kebun di Indonesia untuk mengetahui efektifitas pembiakan
dan telah berhasil meningkatkan fruitset serangga penyerbuk kelapa sawit dengan
hingga 30%, bahkan lebih tergantung menggunakan metode Hatch and Carry
kepada fruit set awal. Semakin rendah nilai untuk mengurangi jumlah buah yang tidak
fruit set awal maka peningkatannya akan jadi (buah partenokarpi) sehingga dapat
semakin besar. Hatch and Carry adalah meningkatkan persentase fruit set pada
sistem penangkaran E. kamerunicus yang tandan kelapa sawit.
disertai dengan penyemprotan polen pada
tubuh kumbang tersebut yang bertujuan
untuk menambah populasi E. kamerunicus
2
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
60 – 90% dari buah dan inti 3 – 15 % dari antara Dura, Psifera dan tenera dapat dilihat
buah. Untuk lebih jelasnya perbedaan pada tabel 1.
Dura 2–6 25 – 50 20 – 65 4 – 20
Tenera 3 – 10 3 – 20 60 – 90 3 – 15
Psifera 5 10 - 92 – 97 3–8
Disamping itu, terdapat juga varitas yang – Memiliki asam lemak tidak jenuh
sangat tebal cangkangnya yaitu varietas yang lebih tinggi.
Macrocarya dengan tebal cangkang 4 – 8,5
mm dan daging buah hanya 0,75 - 2,5 mm B. Penyerbukan Bantuan
saja. Varietas ini jarang sekali digunakan Penyerbukan adalah sampainya
untuk pemuliaan tanaman apa lagi untuk serbuk sari yang dihasilkan bunga jantan ke
tanaman budidaya (Lubis. 2008). atas kepala putik yang dihasilkan bunga
betina. Serbuk sari dihasilkan oleh bunga
Menurut Lubis (2008) spesies jantan yang segar dan sedang mekar
lainnya yang sudah mulai dimanfaatkan (anthesis) yang ditandai dengan warna
adalah spesies yang berasal dari Amerika kuning terang dan bau yang khas. Bunga
selatan bernama Elaeis melanococca Gaert betina yang sedang reseptif dengan tanda
atau Elaeis oleifera Cortes atau dikenal putiknya bewarna kuning kemerah –
sebagai Caiaue yang banyak terdapat di merahan, berlendir, berbau spesifik dan
Brazil, Suriname, Colombia dan lain – lain. kelopak bunga bagian atas sudah terbuka
Spesies ini digunakan dalam pemuliaan (anonim).
tanaman karena dapat dikawinkan dengan
Elaeis guineensis yang akan menghasilkan
hibridanya.Seleksionistertarikmenggunakan
nya karena memiliki beberapa sifat unik
seperti :
– Pertumbuhan meninggi lambat hanya
20 cm/tahun, dibandingkan dengan
E. guineensis 45 cm/tahun
– Memiliki kanopi yang relatif lebih
kecil, sehingga dapat ditanam lebih
banyak per Ha.
– Memiliki sex ratio yang lebih tinggi
Gambar 1. Penyerbukan Bantuan
4
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
5
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
kamerunicus) sebagai agen penyerbuk atau tanaman kacangan yang hanya memakan
pengganti tenaga kerja manusia. bunga tanaman inang. Polinator ini mampu
melaksanakan penyerbukan pada tanaman
C. Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit menghasilkan (TM). Pada tanaman belum
Proses penyerbukan bunga kelapa menghasilkan serangga ini tidak melakukan
sawit memerlukan agen penyerbuk. Agen polinasi dengan baik, kemungkinan
pembawa polen bunga jantan anthesis di disebabkan tingginya tingkat intensitas
pohon yang satu ke bunga betina yang cahaya matahari dan gangguan penerbangan
sedang reseptif di pohon yang lain disebut karena pelepah yang masih pendek. Thrips
polinator. Polinator bunga kelapa sawit juga merupakan penerbang yang lemah.
dapat berupa angin, air, manusia, hewan Peran agen penyerbuk Pyroderces sp. juga
vertebrata dan serangga (Prasetyo dan Agus, kurang berarti banyak karena makanan
2008). utama larvanya adalah jagung, sementara
tidak banyak pekebun yang
Elaeidobiuskamerunicus (Coleoptera menumpangsarikan tanaman kelapa sawit
Curculionidae) saat ini menjadi serangga dengan jagung (Prasetyo dan Agus, 2012).
penyerbuk utama kelapa sawit di Indonesia
setelah proses introduksi oleh Pusat D. Pembiakan Hatch and Carry
Penelitian Kelapa Sawit pada tahun 1982. Metode hatch and carry ini telah
Sebelum introduksi E. kamerunicus, proses diterapkan di beberapa kebun di Indonesia
penyerbukan bunga kelapa sawit di dan telah meningkatkan fruit set hingga
Indonesia utamanya dilakukan dengan 30% ,bahkan tergangtung pada nilai fruit set
bantuan manusia yang sering disebut awal. Semakin rendah nilai fruit set awal
assisted pollination. Kegiatan assisted maka peningkatannya semakin besar. Hatch
pollination ini memerlukan biaya yang and Carry berasal dari kata “hatch” yang
sangat mahal, terlebih jika dilakukan pada artinya menetas dan “carry” yang artinya
tanaman kelapa sawit menghasilkan diatas membawa.
umur 5 tahun (Prasetyo dan agus, 2012).
Agen penyerbuk bunga kelapa sawit yang Dalam hal hal ini Hatch and Carry
lain berasal dari Indonesia adalah Trhips adalah sisitem penangkaran E. kamerunicus
hawaiiensis (Thysanoptera) dan pyrodercer yang disertai dengan penyemprotan polen
sp.(Lepidoptera : Cosmopteryangidae). Dua pada tubuh kumbang tanduk tersebut yang
jenis serangga ini memiliki peran penting bertujuan untuk menambah populasi E.
penyerbukan bunga kelapa sawit sebelum kamerunicus dan nilai fruit set kelapa sawit
diintroduksinya E. kamerunicus walaupun pada suatu kebun. (Prasetyo dkk,2012).
efektivitas penyerbukan masih sangat
rendah. T. Hawaiinensis bersifat polifag,
yaitu sumber makanannya dapat dari
berbagai jenis tanaman.
E. kamerunicus bersifat monofag,
sumber makanannya hanya dari satu sumber
tanaman yaitu kelapa sawit, sehingga E.
kamerunicus lebih efektif sebagai penyerbuk
tanaman kelapa sawit. T. Hawaiinensis Gambar7.Desain kotak penangkaran
sebenarnya merupakan hama minor pada E. kamerunicus metode Hatch and
Carry.
6
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
8
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
9
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
Maret 18 96 5 70 7 89 10 85
10
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
Dari tabel curah hujan dapat dilihat Dari grafik curah hujan di atas dapat
bahwa curah hujan yang terjadi pada tahun dilihat rata-rata curah hujan Afdeling I Aek
2011 sampai dengan tahun 2013 yaitu 2.286 Kulim PT. Binanga Mandala di atas
mm per tahun, jika di sesuaikan dengan terdapat perbedaan curah hujan setiap
kriteria karakteristik lahan mineral untuk bulannya untuk curah hujan yang paling
tanaman kelapa sawit, maka curah hujan tinggi terdapat pada bulan Nopember curah
pada Afdeling I kebun Aek Kulim tersebut hujan mencpai 365 mm sementara curah
termasuk dalam katagori S1 (sesuai) pada hujan yang rendah terdapat pada bulan
kelas kesesuaian kelapa sawit. Maret yaitu 85 mm.
11
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
IX 25,20 3
X 16,98 1
XI 32,55 2
2010
XII 32,96 3
XIII 8,29 -
Gambar 10. Rumah dan Kotak Hatch and
Carry Sub Jumlah 90,78 6
12
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
Namun jika kita kaji kembali diisi 3 tandan bunga jantan lewat
berdasarkan ketentuan 1 kotak untuk 10 Ha, anthesis.
maka kebutuhan kotak adalah 350,24 : 10 = – Pada hari ke-4 sudah dapat dilakukan
35 kotak. Jadi jumlah total kotak dengan penyemprotan serbuk sari/polen
total luasan pada PT. Binanga Mandala ke tubuh serangga SPKS yang
Afdeling I kebun Aek Kulim sudah sesuai hinggap pada pintu/tutup kotak
dengan ketentuan. penangkaran yang disekat dengan
kawat, kasa dan kain kelambu.
D. Pelaksanaan Hatch and Carry – Selanjutnya kotak penangkaran
Tahapan pelaksanaan penyerbukan dibuka pada pukul 07.00 – 10.00
Hatch and Carry pada Afedling I Kebun Aek WIB. Sebelum kotak penangkaran
Kulim PT. Binanga Mandala dapat diuraikan dibuka dilakukan penyemprotan
sebagai berikut: serbuk sari (polen) pada bagian atas
kotak.
– Menyiapkan semua alat – Setelah membuka dan melakukan
penyerbukan buatan sistem Hatch- semprotan, kotak penangkaran
Carry. dibiarkan terbuka dan pekerja
– Melakukan pengambilan bunga melanjutkan pekerjaan yang sama
jantan pasca anthesis sebanyak terhadap kotak-kotak yang lain.
3 tandan/kotak penangkaran. – Pekerjaan buka, semprot dan tutup
– Sebelum aplikasi bunga jantan dikerjakan setiap hari, sambil pada
terlebih dahulu sore hari mencari bunga jantan pasca
dikoleksi/dikumpulkan selama 1 hari anthesis untuk mengganti bunga
agar bersihkan dari semut, laba-laba jantan setiap 5 hari per skat kotak
dan binantang lainnya. penangkaran.
– Hari berikutnya dimasukkan dalam
kotak penangkaran dengan Bunga jantan pasca anthesis yang
digantungkan pada kawat yang sudah sudah dikeluarkan dari kotak penangkaran,
ada, sebanyak 3 janjang dalam 1 diletakkan dibawah rumah kotak
sekat. penangkaran, dengan harapan masih ada sisa
– Pada hari ke-4 sekat ke-dua diisi dan sisa serangga SPKS yang dapat keluar dari
4 hari berikutnya lagi sekat ke-tiga tandan tersebut.
13
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
Tabel 9. Data Sex Ratio Afdeling I Kebun Aek Kulim TT 2008 Blok VA.
Sex
Bunga Bunga Ratio
Tahun Bulan Jumlah
Jantan Betina
%
Juli 2,71 21,29 24 88,71
Agustus 3,15 20,85 24 86,88
September 3,44 20,57 24 85,69
2012
Oktober 3,59 20,42 24 85,06
November 3,15 20,86 24 86,90
Desember 3,21 20,8 24 86,65
Rata – rata 3,08 20,92 24 87,16
Januari 3,33 20,68 24 86,15
Februari 2,96 21,05 24 87,69
Maret 2,87 21,13 24 88,04
April 2,84 21,17 24 88,19
Mei 2,48 21,52 24 89,67
Juni 3,52 20,49 24 85,35
2013
Juli 2,07 21,93 24 91,38
Agustus 2,28 21,73 24 90,52
September 1,5 22,51 24 93,77
Oktober 2,17 21,83 24 90,96
November 1,9 22,1 24 92,08
Desember 1,78 22,23 24 92,60
Rata – rata 2,47 21,53 24 89,70
. Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa Sex Ratio tanaman, rata – rata jumlah tandan adalah 24
di Afdeling I Kebun Aek Kulim PT. tandan/pohon.
Binanga Mandala berkisar antara 85%
hingga 95% dan rata – rata Sex Ratio per Data Sex Ratio pada Afdeling I
tahun adalah 89,70%. Sesuai dengan usia Kebun Aek Kulim bulan Maret 2014 sampai
bulan Mei 2014 diuraikan pada tabel 10.
Tabel 10. Data Sex Ratio PT. Binanga Mandala Afdeling I Kebun Aek Kulim Maret – Mei 2014.
Sex
Bunga Bunga Jumlah
Tahun Bulan Ratio
Jantan Betina (Tandan)
%
Maret 1,1 22,9 24 95,38
2014 April 0,5 23,5 24 97,72
Mei 1,3 22,7 24 94,76
Rata – rata 1,0 23,0 24 95,96
14
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
Keterangan :
JBJ = Jumlah Buah Jadi
BP = Buah Partenocarpi
16
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
Tabel 12. Data Fruit Set PT. Binanga Mandala Afdeling I Bulan Juni 2012 sampai
Desember 2013
Blok
Tahun Bulan I II III IV V.A V.B Rata – rata
Persentase
Juni 64,83 64,66 62,67 66,58 46,83 47,66 58,87
Juli 68,42 67,24 65,38 63,83 48,21 49,47 60,43
Agustus 68,36 70,69 66,29 65,00 56,69 63,33 65,06
2012 September 73,55 72,66 70,88 71,44 62,88 68,59 70,00
Oktober 77,21 74,58 74,39 77,56 65,45 70,67 73,31
Nopember 86,00 85,00 77,00 88,00 73,43 77,42 81,14
Desember 87,54 85,44 79,66 88,56 81,86 80,59 83,94
Rata - rata 75,13 74,32 70,90 74,42 62,19 65,39 70,39
Januari 77,68 80,56 78,32 84,66 80,58 80,91 80,45
Februari 72,57 81,07 73,87 84,34 81,33 82,54 79,29
Maret 80,43 83,60 72,65 81,47 80,47 83,00 80,27
April 82,37 80,74 84,38 82,57 79,38 79,22 81,44
Mei 82,44 80,88 84,30 82,00 81,27 80,67 81,93
Juni 80,86 81,21 81,59 81,59 79,56 79,44 80,71
2013
Juli 73,63 74,57 76,47 80,46 77,58 78,49 76,87
Agustus 77,50 79,50 72,50 79,63 75,88 77,00 77,00
September 70,79 72,00 72,10 81,33 88,00 81,00 77,54
Oktober 74,56 74,86 70,76 84,77 86,75 81,45 78,86
Nopember 80,44 78,93 74,69 86,65 84,66 81,67 81,17
Desember 82,25 84,07 83,25 91,13 84,00 80,25 84,16
Rata – rata 77,96 79,33 77,07 83,38 81,62 80,47 79,97
Data Fruit Set pada gambar grafik 12 diatas meningkat menjadi 84,16% pada bulan
diambil pada tahun 2012 mulai dari bulan Desember 2013.
Juni. Fruit Set awal aplikasi HATCH AND
CARRY pada Afdeling I 58,87%. Setelah Data Fruit Set hasil pengamatan yang telah
pengaplikasian HATCH AND CARRY Fruit dilakukan oleh Afdeling I Kebun Aek Kulim
Set selama 6 bulan meningkat menjadi 83,94 PT. Binanga Mandala mulai bulan Maret -
% pada bulan Desember 2012 dan Mei tahun 2014 diuraikan pada tabel 13.
Tabel 13. Data Fruit Set PT. Binanga Mandala Afdeling I Bulan Maret – Mei
2014
Blok
Rata –
Tahun Bulan I II III IV V.A V.B
rata
Persentase
Maret 92,50 93,50 90,25 96,00 93,00 92,50 93,50
2014 April 91,25 85,50 87,50 89,25 93,25 88,75 85,50
Mei 88,25 89,75 72,00 86,25 86,75 79,00 89,75
Rata - rata 90,67 89,58 83,25 90,50 91,00 86,75 89,58
Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa H. Produksi TBS
Fruit Set pada PT. Binanga Mandala Pada penelitian ini data produksi
Afdeling I Kebun Aek Kulim berkisar antara TBS yang digunakan merupakan hasil
85 – 95%, dengan rata – rata Fruit Set pengamatan yang telah dilakukan oleh PT.
tertinggi pada bulan maret yaitu 93,50% dan Binanga Mandala Afdeling I Kebun
terendah pada bulan april yaitu 85,50%. Aek Kulim tahun 2012, 2013 dan bulan
Rata – rata Fruit Set pada bulan Maret – Mei Maret sampai Mei 2014 dengan uraian yang
2014 adalah 89,58%. terdapat pada tabel 14 dan 15.
Tabel 14. Data Produksi TBS PT. Binanga Mandala Afdeling I Tahun 2012
Blok
Total
Tahun Bulan I II III IV V.A V.B
(Kg)
29,01 20,44 19,99 22,53 23,57 18,08
Januari 27.130 17.100 13.920 30.020 45.270 35.820 169.260
Pebruari 23.020 19.390 18.920 23.450 36.530 24.380 145.690
Maret 33.640 25.790 24.390 30.400 39.070 43.950 197.240
April 30.740 23.390 23.980 34.300 40.510 23.020 175.940
Mei 36.610 22.940 14.180 22.260 26.830 23.060 145.880
Juni 38.210 35.510 34.440 32.420 24.710 19.910 185.200
Semester I 189.350 144.120 129.830 172.850 212.920 170.140 1.019.210
2012
Juli 50.730 24.740 25.860 35.020 22.020 31.060 189.430
Agustus 50.650 33.890 36.810 68.010 43.140 41.080 273.580
September 59.757 35.505 35.055 50.294 54.115 48.654 283.380
Oktober 48.700 31.830 32.130 43.870 79.490 47.080 283.100
November 51.480 35.230 43.060 40.010 68.870 54.420 293.070
Desember 56.668 29.380 35.560 46.160 83.162 77.800 328.730
Semester II 317.985 190.575 208.475 283.364 350.797 300.094 1.651.290
Total 507.335 334.695 338.305 456.214 563.717 470.234 2.670.500
18
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
Dari tabel 14 dapat dilihat bahwa Gambar 13. Grafik Produksi PT. Binanga
produksi Semester I tahun 2012 adalah Mandala Afdeling I Tahun 2012
1.019.210 Kg dan Semester II 1.615.290 Kg
dengan total produksi tahun 2012 adalah Dari gambar grafik produksi PT.
2.670.500 Kg. Dari tabel 14 dapat diketahui Binanga Mandala Afdeling I tahun 2012
bahwa pencapaian produksi TBS perhektar bahwa produksi tertinggi terdapat pada
PT. Binanga Mandala Afdeling I Kebun Aek bulan Desember yaitu 328.730 Kg,
Kulim adalah 19.986 Kg/Ha. sedangkan produksi terendah terdapat pada
bulan Februari dan Mei yaitu
Produksi 145.690 Kg dan 145.880 Kg. Rata – rata
Produksi produksi TBS PT. Binanga Mandala
350,000 Afdeling I tahun 2012 adalah 222.542
300,000 Kg/Bulan.
250,000 Data produksi TBS PT. Binanga
200,000 Mandala Afdeling I tahun 2013 dan bulan
150,000 Maret sampai Mei 2014 diuraikan pada tabel
100,000 15.
50,000
-
Januari
Tabel 15. Data Produksi TBS PT. Binanga Mandala Afdeling I Tahun 2013 dan Bulan Maret
Sampai Mei 2014.
Blok
Total
Tahun Bulan I II III IV V.A V.B
(Kg)
29,01 20,44 19,99 22,53 23,57 18,08
Januari 37.000 24.171 27.092 27.079 28.322 59.986 203.650
Pebruari 34.301 26.388 33.617 40.932 51.562 45.840 232.640
Maret 56.525 33.269 29.625 26.959 66.780 66.632 279.790
April 51.312 32.749 41.223 39.100 57.357 57.309 279.050
Mei 44.633 26.564 35.797 33.278 51.587 33.921 225.780
Juni 70.990 44.860 39.570 27.220 44.900 35.160 262.700
Semester I 294.761 188.001 206.924 194.568 300.508 298.848 1.483.610
2013
Juli 79.190 69.480 55.150 41.660 68.430 50.170 364.080
Agustus 69.660 40.220 37.010 43.070 55.170 51.300 296.430
September 68.840 40.540 36.720 40.460 80.090 26.820 293.470
Oktober 82.420 35.620 44.040 69.430 82.080 36.650 350.240
November 52.690 35.340 38.060 38.260 67.010 43.160 274.520
Desember 29.770 32.620 38.670 40.800 60.940 33.650 236.450
Semester II 382.570 253.820 249.650 273.680 413.720 241.750 1.815.190
Total (Kg) 677.331 441.821 456.574 468.248 714.228 540.598 3.298.800
Mar 36.230 23.440 21.400 48.680 58.570 49.610 237.930
2014 Apr 35.650 22.060 22.940 46.230 44.780 46.900 218.560
Mei 57.410 30.540 31.390 39.040 55.670 41.400 255.450
Total (Kg) 129.290 76.040 75.730 133.950 159.020 137.910 711.940
19
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
Dari tabel 15 dapat dilihat bahwa PT. Binanga Mandala Afdeling I Kebun Aek
produksi Semester I tahun 2013 adalah Kulim adalah 24.688 Kg/Ha.
1.483.610 Kg dan Semester II 1.815.190 Kg Dari tabel 15 dapat dilihat bahwa
dengan total produksi tahun 2012 adalah total produksi bulan Maret sampai Mei
3.298.800 Kg. Dari tabel 13 dapat diketahui 2014 adalah 711.940 Kg dengan potensi
bahwa pencapaian produksi TBS perhektar produksi hektar perbulan adalah 5.328
kg.
Produksi
Produksi
400000
350000
300000
250000
200000
150000
100000
50000
0
Januari Desember
Gambar 14. Grafik Produksi TBS PT. Binanga Mandala Tahun 2013
Dari gambar grafik produksi TBS terendah terdapat pada bulan Januari yaitu
PT. Binanga Mandala Afdeling I tahun 203.650 Kg. Rata – rata produksi pada
2013 produksi tertinggi terdapat pada bulan tahun 2013 adalah 274.900 Kg TBS/Bulan.
Juli yaitu 364.080 Kg. Sedangkan produksi
Produksi Produksi
400,000
350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
-
Januari Desember
2012 2013
Gambar 15. Grafik Produksi TBS PT. Binanga Mandala Tahun 2012 dan 2013
20
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
Dari gambar grafik produksi TBS Dari rata – rata produksi TBS tahun
PT. Binanga Mandala Afdeling I tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat penigkatan rata
2012 dan 2013 dapat dilihat produksi – rata produksi TBS/Bulan mencapai 52.358
tertinggi terdapat pada bulan Juni tahun KG TBS/Bulan.
2013 dengan total produksi 364.080 Kg
TBS, sedangkan produksi terendah terdapat I. Hubungan Sex Ratio Fruit Set dan
pada bulan Februari tahhun 2012 dengan Produksi
total produksi 145.690 Kg TBS. Rata – rata Pada penelitian ini hubungan antara
produksi pada tahun 2012 adalah 222.542 Sex Ratio, Fruit Set dan Produksi PT.
Kg TBS/Bulan dan rata – rata Binanga Mandala Afdeling I Kebun Aek
produksi pada tahun 2013 adalah 274.900 Kulim bulan Juli tahun 2012 sampai bulan
Kg TBS/Bulan. Desember tahun 2013 diuraikan pada tabel
16.
Tabel 16. Hubungan Sex Ratio, Fruit Set dan Produksi PT. Binanga Mandala
Tahun Bulan Sex Ratio (%) Fruit Set (%) Produksi (Kg)
Juli 88,71 60,43 189.430
Agustus 86,88 65,06 273.580
September 85,69 70,00 283.380
2012
Oktober 85,06 73,31 283.100
November 86,90 81,14 293.070
Desember 86,65 83,94 328.730
Rata – rata 87,16 70,39 275.215
Januari 86,15 80,45 203.650
Februari 87,69 79,29 232.640
Maret 88,04 80,27 279.790
April 88,19 81,44 279.050
Mei 89,67 81,93 225.780
Juni 85,35 80,71 262.700
2013
Juli 91,38 76,87 364.080
Agustus 90,52 77,00 296.430
September 93,77 77,54 293.470
Oktober 90,96 78,86 350.240
November 92,08 81,17 274.520
Desember 92,60 84,16 236.450
Rata - rata 89,70 79,97 274.900
Maret 95,38 93,50 237.930
2014 April 97,72 85,50 218.560
Mei 94,76 89,75 255.450
Rata - rata 95,96 89,58 237.313
Dari tabel hubungan antara Sex bahwa rata-rata Sex Ratio adalah
Ratio, fruitset dan produksi pada bulan Juli 87,16%, dengan rata-rata Fruit Set adalah
sampai Desember tahun 2012 dapat dilihat
21
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
70,39% dan capaian produksi adalah Dari tabel hubungan antara Sex
275.215 Kg/Blok/Bulan. Ratio, fruitset dan produksi pada bulan
Dari tabel hubungan antara Sex Maret sampai Mei 2014 dapat dilihat bahwa
Ratio, fruitset dan produksi pada bulan rata-rata Sex Ratio adalah 95,96%, dengan
Januari sampai Desember tahun 2013 dapat rata-rata Fruit Set adalah 89,58% dan
dilihat bahwa rata-rata Sex Ratio capaian produksi adalah 237.313
adalah 89,70%, dengan rata-rata Fruit Set Kg/Blok/Bulan.
adalah 79,97% dan capaian produksi adalah
274.900 Kg/Blok/Bulan.
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Juli Desember
2012 2013
Sex ratio (%) Fruit Set (%) Produksi (Ton)
Gambar 16. Grafik Hubungan Sex Ratio, Fruit Set dan Produksi PT. Binanga Mandala Afdeling I
Tahun 2012 Sampai 2013.
dengan Sex Ratio 88,71% dan Fruit Set
Dari gambar grafik hubungan Sex 60,43%.
Ratio, Fruit Set dan Produksi PT. Binanga Data hasil pengamatan Sex Ratio,
Mandala tahun 2012 sampai tahun 2013 Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit
dapat dilihat produksi tertinggi pada bulan Elaeidobius kamerunicus, Fruit Set dan
Juli tahun 2013 yaitu 364.080 Kg dengan Produksi PT. Binanga Mandala Afdeling I
Sex Ratio 91,38% dan Fruit Set 76,87%. Kebun Aek Kulim, data hasil pengamatan
Sedangkan produksi terendah terdapat pada bulan Maret sampai Mei 2014 diuraikan
bulan Juli tahun 2012 yaitu 189.430 Kg pada tabel 17.
Tabel 17. Data Rekapitulasi Hasil Pengamatan Bulan Maret sampai Mei 2014
Sex Ratio SPKS Fruit Set Produksi
Tahun Bulan
(%) (Ekor) (%) Kg)
22
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
23
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014
24