Anda di halaman 1dari 24

Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

EFEKTIFITAS PEMBIAKAN SERANGGA PENYERBUK KELAPA SAWIT


(Elaiedobius Kamerunicus) METODE HATCH AND CARRY TERHADAP
PENINGKATAN FRUIT SET DI KEBUN AEK KULIM
PT. BINANGA MANDALA

Ir. Mardiana Wahyuni MP1,Marshal Arifin SST2,Reza Falhlefi NST3


Budidaya Perkebunan
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan

ABSTRAK

Perkebunan kelapa sawit mengeluhkan adanya penurunan produksi tandan buah segar
(TBS) per hektar. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada perkebunan rakyat, tetapi juga pada
perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta. tetapi juga pada perkebunan besar
negara dan perkebunan besar swasta. Bahkan selain produktifitas yang menurun, rendemen
minyak juga mengalami nasib yang serupa. Penurunan ini diduga kuat berkaitan dengan
berkurangnya nilai fruit set Teknik Hatch and Carry telah diterapkan di beberapa kebun di
Indonesia dan telah berhasil meningkatkan fruitset hingga 30%, bahkan lebih tergantung kepada
fruit set awal.
Penelitian ini akan dilaksanakan di kebun Aek Kulim PT. BINANGA MANDALA
Labuhan Batu Selatan. Penelitian ini dilakukan oleh PT. BINANGA MANDALA mulai bulan
Juni 2010 sampai dengan saat ini. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan dengan metode
pengambilan data sekunder dan analisa dilakukan dengan menggunakan analisa deskriftif dari
hasil penelitian yang dilakukan PT. BINANGA MANDALA. Hasil penelitian ini menunjukan
Penyerbukan bantuan dilakukan berdasarkan pertimbangan nilai Fruit Set (< 75%), Sex Ratio (
80 – 95%), jumlah bunga jantan anthesis minimal 2 tandan/Ha) dan populasi SPKS minimal
20.000ekor/Ha.Fruit Set awal Afdeling I Kebun Aek Kulim PT. Binanga Mandala sebelum
aplikasi 58.87%, setelah diaplikasi sampai Desember 2013 fruitset meningkat menjadi 84,16%.

Kata Kunci : Kelapa Sawit, Eladobius, Elaiedobius Kamerunicus Hatch And Carry

I. PENDAHULUAN minyak juga mengalami nasib yang serupa.


Penurunan ini diduga kuat berkaitan dengan
A. Latar Belakang berkurangnya nilai fruit set (Prasetyo dkk,
Dimulai pada tahun 2007 banyak 2012).
pekebun kelapa sawit mengeluhkan adanya
penurunan produksi tandan buah segar Fruit set atau dapat dikatakan
(TBS) per hektar. Kondisi ini tidak hanya sebagai tatanan buah adalah persentase
terjadi pada perkebunan rakyat, tetapi juga buah jadi (berkembang karena terjadi
pada perkebunan besar negara dan penyerbukan) dibanding dengan total buah
perkebunan besar swasta. Bahkan selain (buah yang jadi ditambah buah parteno
produktifitas yang menurun, rendemen kapri) dalam satu tandan kelapa sawit.
1
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

Buah yang jadi dicirikan dengan adanya inti dan nilai fruit set kelapa sawit pada suatu
buah (kernel) yang merupakan hasil akhir kebun. (Prasetyo dkk, 2012).
dari perkawinan polen (tepung sari) dari
bunga jantan dengan sel telur di dalam
bunga betina kelapa sawit, sedangkan buah
parteno kapri tidak memiliki kernel. Buah B. Perumusan Masalah
yang jadi umumnya akan berkembang dan Beberapa perkebunan kelapa sawit
mempunyai daging buah (mesocarp) yang besar negara, swasta maupun rakyat
mengandung minyak. Buah partenokapri mengeluhkan kondisi tingginya persentase
cendrung tidak berkembang dan sangat buah yang tidak jadi, sehingga dapat
sedikit mengandung minyak, walaupun menurunankan produktifitas perkebunan
terkadang dijumpai buah partenokapri kelapa sawit yang disebabkan kurangngnya
dengan daging yang tebal tetapi tidak ketersediaan bunga jantan. Penurunan
mempunyai kernel namun berjumlah kurang produktifitas kelapa sawit erat kaitannya
dari 0,1% per tandan (Prasetyo dkk, 2012). dengan rendahnya nilai fruit set tandan buah
kelapa sawit. (Agus, 2012).
Tanaman kelapa sawit melakukan
penyerbukkan secara alami terjadinya Rendahnya nilai fruit set tandan buah
dengan bantuan angin, tetapi kelapa sawit dipengaruhi oleh tingkat
keberhasilannya sangat kecil. Oleh karena keberhasilan penyerbukan pada tanaman
itu perlu diupayakan pengadaan serangga kelapa sawit, terutama pada tanaman muda
penyerbuk kelapa sawit. Jenis serangga (1 – 8 tahun) dengan sex ratio mencapai 95
penyerbuk kelapa sawit yang paling banyak %. Oleh sebab itu diperlukan adanya
digunakan dan telah memberikan hasil yang bantuan dari serangga penyerbuk kelapa
optimal adalah Elaiedobius kamerunicus sawit. Jenis serangga penyerbuk kelapa
(Fauzy dkk,2012). Kehadiran serangga sawit yang umum digunakan adalah
penyerbuk kelapa sawit memberikan Elaiedobius kamerunicus. Elaiedobius
dampak yang nyata bagi perkebunan kelapa kamerunicus dapat dikembangbiakkan
sawit, diantaranya meningkat produksi TBS dengan metode Hatch and Carry yang
hingga mencapai 15 - 20%, susunan buah bertujuan menambah populasi Elaiedobius
yang dihasilkan sangat baik dan padat. Kamerunicus, sehingga dapat meningkatkan
Begitu pula ukuran, berat tandan dan nilai fruit set tandan kelapa sawit. (Prasetyo
remendemen mengalami peningkatan dkk, 2012)
menjadi 6-7% (Fauzy dkk ,2012).
C. Tujuan Penelitian
Teknik Hatch and Carry telah Penelitian ini dilakukan bertujuan
diterapkan di beberapa kebun di Indonesia untuk mengetahui efektifitas pembiakan
dan telah berhasil meningkatkan fruitset serangga penyerbuk kelapa sawit dengan
hingga 30%, bahkan lebih tergantung menggunakan metode Hatch and Carry
kepada fruit set awal. Semakin rendah nilai untuk mengurangi jumlah buah yang tidak
fruit set awal maka peningkatannya akan jadi (buah partenokarpi) sehingga dapat
semakin besar. Hatch and Carry adalah meningkatkan persentase fruit set pada
sistem penangkaran E. kamerunicus yang tandan kelapa sawit.
disertai dengan penyemprotan polen pada
tubuh kumbang tersebut yang bertujuan
untuk menambah populasi E. kamerunicus

2
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

D. Kegunaan Penelitian warna buah maka dari spesies Elaeis


Hasil penelitian ini diharapkan dapat guineensis Jacq dikenal varietas:
menjadi masukan dan berguna pada
perusahaan serta dapat memberikan – Nigrescens yaitu buahnya bewarna
informasi tentang cara pengembangbiakkan violet sampai hitam waktu muda dan
Elaeidobius kamerunicus. menjadi merah – kuning (orange)
sesudah matang.
TINJAUAN PUSTAKA – Virescens yaitu buahnya bewarna
hijau waktu muda dan sesudah matang
A. Botani dan Morfologi bewarna merah – kuning (orange).
1. Botani – Albescens yaitu buah muda bewarna
Menurut Lubis (2008) kelapa sawit kuning pucat, tembus cahaya karena
(Elaeis guineensis Jacq) memiliki 36 megandung sedikit karotein.
khromosom dan sebagian peneliti Baik nigrescens maupun virescens ada
berpendapat bahwa jumlah kromosom buah yang memiliki carpet tambahan
kelapa sawit sebanyak 32. Elaeis berasal (bersayap = mantled) atau dikenal sebagai
dari bahasa Yunani yaitu Elaion yang berarti diwakka – wakka. Varietas anak daunnya
minyak. Guineensis berasal dari Guinea tidak memisah (Lubis 2008).
(pantai barat Afrika), Jacq berasal dari nama
Botanist Amerika Jacquin yang menemukan Menurut Lubis (2008) berdasarkan
tanaman kelapa sawit. tebal tipisnya cangkang sebagai faktor
homozigote tunggal yaitu Dura yang
Taksonomi tanaman kelapa sawit bercangkang tebal jika dikawinkan dengan
adalah : Pisifera yang bercangkan tipis jika keduanya
dikawinkan maka akan menghasilkan vrietas
Divisi : Spermatophyta
baru yaitu Tenera yang memiliki ketebalan
Subdivisi : Angiospermae cangkang diantara keduanya. Skema
perkawinannya adalah:
Kelas : Dicotyledone
Dura x Dura 100% Dura
Keluarga : Palmaceae
Dura x Psifera 100% Tenera
Subkeluarga : Cocoideae
Dura x Tenera 50% Dura +
Genus : Elaeis 50% Tenera
Spesies : Elaeis guineensis Jacq Tenera x Psifera 50% Tenera
+50% Psifera
Menurut Lubis (2008), para peneliti
memiliki banyak pendapat mengenai Tenera x Tenera 25% Dura +
varietas kelapa sawit yang diklasifikasikan 50% Tenera + 25% Psifera
dalam beberapa hal. Misalnya dibedakan
atas tipe buah, bentuk luar, tebal cangkang, Tenera merupakan hasil persilangan
warna buah dan lain – lain. Menurut yang digunakan perkebunan – perkebunan,
Beccari dan Chavalier (1914) ada 18 sebab hasil persilangan ini memiliki buah
varietas, Becer dan Fickendy (1919) ada 19 yang lebih baik dari pada kedua jenis
varietas sedangkan Annet (1921) hanya induknya, tebal cangkang tenera hanya 3 –
menggolongkannya dalam 7 varietas. Dari 20 % dari buah, mesocarp yang tebal yaitu
3
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

60 – 90% dari buah dan inti 3 – 15 % dari antara Dura, Psifera dan tenera dapat dilihat
buah. Untuk lebih jelasnya perbedaan pada tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan tebal cangkang beberapa varietas

Pericarp Cangkang Mesocarp Inti


Varitas
(mm) (% buah) (% buah) (% buah)

Dura 2–6 25 – 50 20 – 65 4 – 20

Tenera 3 – 10 3 – 20 60 – 90 3 – 15

Psifera 5 10 - 92 – 97 3–8

Disamping itu, terdapat juga varitas yang – Memiliki asam lemak tidak jenuh
sangat tebal cangkangnya yaitu varietas yang lebih tinggi.
Macrocarya dengan tebal cangkang 4 – 8,5
mm dan daging buah hanya 0,75 - 2,5 mm B. Penyerbukan Bantuan
saja. Varietas ini jarang sekali digunakan Penyerbukan adalah sampainya
untuk pemuliaan tanaman apa lagi untuk serbuk sari yang dihasilkan bunga jantan ke
tanaman budidaya (Lubis. 2008). atas kepala putik yang dihasilkan bunga
betina. Serbuk sari dihasilkan oleh bunga
Menurut Lubis (2008) spesies jantan yang segar dan sedang mekar
lainnya yang sudah mulai dimanfaatkan (anthesis) yang ditandai dengan warna
adalah spesies yang berasal dari Amerika kuning terang dan bau yang khas. Bunga
selatan bernama Elaeis melanococca Gaert betina yang sedang reseptif dengan tanda
atau Elaeis oleifera Cortes atau dikenal putiknya bewarna kuning kemerah –
sebagai Caiaue yang banyak terdapat di merahan, berlendir, berbau spesifik dan
Brazil, Suriname, Colombia dan lain – lain. kelopak bunga bagian atas sudah terbuka
Spesies ini digunakan dalam pemuliaan (anonim).
tanaman karena dapat dikawinkan dengan
Elaeis guineensis yang akan menghasilkan
hibridanya.Seleksionistertarikmenggunakan
nya karena memiliki beberapa sifat unik
seperti :
– Pertumbuhan meninggi lambat hanya
20 cm/tahun, dibandingkan dengan
E. guineensis 45 cm/tahun
– Memiliki kanopi yang relatif lebih
kecil, sehingga dapat ditanam lebih
banyak per Ha.
– Memiliki sex ratio yang lebih tinggi
Gambar 1. Penyerbukan Bantuan
4
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

Jika buah dalam tandan dibawah 2. Pelaksanaan


optimal, ini menunjukkan bahwa jumlah Penyerbukan bantuan dilaksanakan
bunga yang dibuahi tentu dibawah optimal pada saat bunga betina sedang anthesis.
juga.Hal ini sebagai pertanda Berdasarkan pada karakteristik biologi
bahwapenyerbukan secara alamiah tidak bunga kelapa sawit, maka kegiatan
cukup. Untuk memperoleh tandan – tandan penyerbukan bantuan dapat dilakukan
dengan jumlah buah yang optimal, dengan rotasi 2 – 3 hari dalam areal yang
penyerbukan harus dibantu dengan memberi sama. Kegiatan ini baik dilakukan pada pagi
serbuk secara buatan (anonim). Teknik hingga siang hari khususnya pada kondisi
memberikan serbuk ini dikenal sebagai cuaca yang terang. Hal ini karena proses
penyerbukan bantuan, yaitu pemberian penyerbukan bunga kelapa sawit tergantung
serbuk sari yang dikumpulkan kepada bunga kepada suhu dan cahaya matahari (Prasetyo
betina selama masa reseptif (anonim). dan agus, 2012).
1. Kriteria Penyerbukan bantuan dilakukan
Fruit set adalah istilah yang sering dengan berjalan di pasar pikul, masing –
digunakan dalam bidang kelapa sawit dalam masing penyerbuk memeriksa kedua – dua
menggambarkan perbandingan/rasio buah barisan. Tiap pohon harus dikelilingi satu
yang jadi (hasil pernyerbukan) terhadap demi satu untuk memeriksa apakah ada
keseluruhan buah pada satu tandan termasuk bunga betina yang sedang mekar untuk
buah yang partenokarpi/mantel. Fruit set diserbuk. Pertama buka seludang bunga,
satu tandan adalah 80%, artinya dalam satu semprotkan polen dengan menggunakan alat
tandan tersebut persentase buah yang jadi penyemprot polen, polen harus
adalah 80% sedangkan buah partenokarpi disemprotkan ke semua bunga yang sedang
adalah 20%. Frui tset yang baik pada anthesis (vademecum, 1987).
tanaman kelapa sawit adalah diatas 75%
(Prasetyo dan Agus, 2012). Ini berarti 3. Efektifitas
apabila fruit set buah kurang dari 75% maka Efektifitas penerapan penyerbukan
persentase buah yang diserbuki rendah pula. bantuan sebenarnya sangat baik, namun
Maka untuk mengatasi hal tersebut maka karena biaya yang dikeluarkan untuk
perlu dilakukan penyerbukan bantuan. melakukan penyerbukan bantuan ini sangat
tinggi (Lubis, 2008). Biaya yang tinggi ini
Buah landak juga merupakan salah disebabkan karena pekebun yang akan
satu kriteria agar penyerbukan bantuan melakukan penyerbukan buatan harus
segera diaplikasikan. Buah landak menjadi membeli polen (serbuk sari) dengan harga
masalah karena mengakibatkan penurunan yang cukup mahal beserta upah untuk tenaga
produksi kelapa sawit. Salah satu dugaan kerja.
faktor penyebab terjadinya buah landak
adalah kurangnya keberadaan serangga Untuk mengatasi biaya yang tinggi,
penyerbuk E. kamerunicus. Buah landak maka diadakan penelitian oleh para peneliti
mempunyai fruit set yang sangat rendah yang berada di Pusat Penelitian Kelapa
kurang dari 2% (Prasetyo dan Agus, 2012). Sawit yang kemudian menemukan metode
penyerbukan bantuan yang lebih
ekonomis.Yaitu penyerbukan Semi-Assisted
Polination dengan mengembang biakkan
serangga penyerbuk kelapa sawit (E.

5
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

kamerunicus) sebagai agen penyerbuk atau tanaman kacangan yang hanya memakan
pengganti tenaga kerja manusia. bunga tanaman inang. Polinator ini mampu
melaksanakan penyerbukan pada tanaman
C. Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit menghasilkan (TM). Pada tanaman belum
Proses penyerbukan bunga kelapa menghasilkan serangga ini tidak melakukan
sawit memerlukan agen penyerbuk. Agen polinasi dengan baik, kemungkinan
pembawa polen bunga jantan anthesis di disebabkan tingginya tingkat intensitas
pohon yang satu ke bunga betina yang cahaya matahari dan gangguan penerbangan
sedang reseptif di pohon yang lain disebut karena pelepah yang masih pendek. Thrips
polinator. Polinator bunga kelapa sawit juga merupakan penerbang yang lemah.
dapat berupa angin, air, manusia, hewan Peran agen penyerbuk Pyroderces sp. juga
vertebrata dan serangga (Prasetyo dan Agus, kurang berarti banyak karena makanan
2008). utama larvanya adalah jagung, sementara
tidak banyak pekebun yang
Elaeidobiuskamerunicus (Coleoptera menumpangsarikan tanaman kelapa sawit
Curculionidae) saat ini menjadi serangga dengan jagung (Prasetyo dan Agus, 2012).
penyerbuk utama kelapa sawit di Indonesia
setelah proses introduksi oleh Pusat D. Pembiakan Hatch and Carry
Penelitian Kelapa Sawit pada tahun 1982. Metode hatch and carry ini telah
Sebelum introduksi E. kamerunicus, proses diterapkan di beberapa kebun di Indonesia
penyerbukan bunga kelapa sawit di dan telah meningkatkan fruit set hingga
Indonesia utamanya dilakukan dengan 30% ,bahkan tergangtung pada nilai fruit set
bantuan manusia yang sering disebut awal. Semakin rendah nilai fruit set awal
assisted pollination. Kegiatan assisted maka peningkatannya semakin besar. Hatch
pollination ini memerlukan biaya yang and Carry berasal dari kata “hatch” yang
sangat mahal, terlebih jika dilakukan pada artinya menetas dan “carry” yang artinya
tanaman kelapa sawit menghasilkan diatas membawa.
umur 5 tahun (Prasetyo dan agus, 2012).
Agen penyerbuk bunga kelapa sawit yang Dalam hal hal ini Hatch and Carry
lain berasal dari Indonesia adalah Trhips adalah sisitem penangkaran E. kamerunicus
hawaiiensis (Thysanoptera) dan pyrodercer yang disertai dengan penyemprotan polen
sp.(Lepidoptera : Cosmopteryangidae). Dua pada tubuh kumbang tanduk tersebut yang
jenis serangga ini memiliki peran penting bertujuan untuk menambah populasi E.
penyerbukan bunga kelapa sawit sebelum kamerunicus dan nilai fruit set kelapa sawit
diintroduksinya E. kamerunicus walaupun pada suatu kebun. (Prasetyo dkk,2012).
efektivitas penyerbukan masih sangat
rendah. T. Hawaiinensis bersifat polifag,
yaitu sumber makanannya dapat dari
berbagai jenis tanaman.
E. kamerunicus bersifat monofag,
sumber makanannya hanya dari satu sumber
tanaman yaitu kelapa sawit, sehingga E.
kamerunicus lebih efektif sebagai penyerbuk
tanaman kelapa sawit. T. Hawaiinensis Gambar7.Desain kotak penangkaran
sebenarnya merupakan hama minor pada E. kamerunicus metode Hatch and
Carry.
6
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

Penangkaran E. kamerunicus dilakukan Hatch and Carry dilakukan sebanyak 2-3


menggunakan kotak dengan ukuran 60 cm x semprotan. Tutup kotak kemudian dibukak
60 cm x 120 cm. Kotak terbuat dari kayu dan dilakukan penyemprotan pada bagian
triplek dengan bagian atas berupa kain kasa bawah sebanyak 15-20 semprotan dan
yang bisa dibuka dan ditutup untuk didalam kotak sebanyak 2-4 semprotan.
memasukkan dan mengeluarkan E. Botol semprot yang digunakan memiliki
kamerunicus. Masing - masing kotak daya semprot dan sebar yang ckup baik
memiliki atap yang dapat terbuat dari seng, seperti botol semprot yang bis digunakan
asbes, atau atap rumbia untuk melindungi untuk penyemprotan nyamuk.
penyinaran langsung dari sinar matahari atau
terkenatetesanairhujan.Strategi aplikasi
hacth and carry digunakan pada tanaman
TM 1 – 3 dengan kondisi mempunyai nilai
fruit set rendah (<60%), populasi E.
kamerunicus rendah dan sex ratio bunga
kelapa sawit tinggi (>96%). Untuk Gambar 9. Penyemprotan polen pada
mempermudah aplikasi Hatch and Carry kotak Hatch and Carry.
,maka dalam 1 kotak dibagi menjadi 2 Setelah dilakukan penyemprotan
ruangan. Ruangan pertama berisi 3 – 4 tutup kotak hacth and carry dibiarkan
tandan bungan jantan dan demikian juga terbukak selama 1-2 jam sehingga kumbang
pada ruangan kedua. Pengisian tandan E. kamerunicus yang telah membawa polen
bunga jantan ini pada masing - masing terbang kelapangan kemudian di tutup lagi
ruangan dilakukan pada waktu yang berbeda pada jam 9 pagi. Sambil menti kumbang E.
yang kemudian dapat diganti dengan tandan kamerunicus yang telah disemprot terbang
bunga jantan lewat anthesis yang baru kelapangan, para pekerja dapat melakukan
setiap 8-9 hari sekali. penyemprotan polen pada kotak hacth and
carry lainnya.
E. Efektivitas Penyerbukan
Produksi tandan buah segar (TBS) kelapa
sawit sangat ditentukan oleh keberhasilan
penyerbukan, dimana keberhasilan
penyerbukan dipengaruhi oleh lingkungan
tanaman seperti hara, pencahayaan dan
tindakan budidaya seperti pemupukan.
Perubahan terhadap salah satu faktor di atas
Gambar 8. Tandan bunga jantan lewat akan meningkatkan atau menurunkan
anthesis dari tanaman tua. produksi tandan buah kelapa sawit.
Defisiensi hara, penyerbukan yang tidak
Penyemprotan polen kelapa sawit murni baik atau aktifitas penyerbuk yang tidak
pada tubuh kumbang E. kamerunicus efisien akan mengarah kepadarendahnya
dilakukan pada setiap hari. Penyemprotan produksi tandan kelapa sawit. Pada tanaman
dilakukan pada mulai jam 7 pagi dengan berserbuk silang keberhasilan penyerbukan
jumlah polen yang di semprotkan sekitar 1 dipengaruhi oleh topographilahan dimana
g/kotak. Penyemprotan pada sisi atas kotak tingkatkeberhasilan
7
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

persilangan lebih tinggi dilahan miring III METODOLOGI


dibanding lahan yang datar jika jarak
sumber sari tidak jauh. Namun jika sumber A. Tempat dan Waktu
serbuk sari semakin jauh dari bunga betina,
Penelitian ini akan dilaksanakan di
keberhasilan pembentukanbuahtidakberbeda
kebun Aek Kulim PT. BINANGA
antara kedua kondisi lahan tersebut (Dravel
MANDALA Labuhan Batu Selatan.
Marjon dkk, 2012).Pada lahan yang datar,
Penelitian ini berlangsung mulai bulan Mei
radiasi matahari relatif konstan selama siang
sampai dengan Juni 2014.
hari dimana radiasi maksimum tercapai pada
tengah hari hingga pukul 14. 00. pada lahan B. Alat dan Bahan
yang miring dengan lereng yang mengarah
ke Timur, radiasi matahari yang diterima Alat dan bahan yang digunakan pada
sore hari relatif terbatas, sementara pada penelitian ini:
lahan yang lerengnya mengarah ke Barat
radiasi matahari yang diterima sore hari 1. Kotak penangkaran
lebih maksimal. Perbedaan penerimaan 2. Rumah kotak penangkaran
radiasi maksimum pada lahan datar dan 3. Alat semprot
kemiringan yang berbeda ini diduga akan 4. Serbuk sari/polen
mempengaruhi keberhasilan penyerbukan 5. Bunga jantan lewat anthesis
dan sekaligus pembentukan buah.
C. Metode Penelitian
Ketersediaan serbuk sari dan
serangga penyerbuk kelapa sawit juga Pelaksanaan tugas akhir ini
mempengaruhi efektifitas penyerbukan. dilakukan dengan metode pengambilan data
Dengan bantuan serangga penyerbuk sekunder dan analisa dilakukan dengan
kelappa sawit bunga betina yang terdapat menggunakan analisa deskriftif.
pada daerah – daerah yang curam, tertutp
D. Data Pengamatan
oleh pelepah dan bunga yang seludangnya
kurang membuka dapat diserbuki. Sehingga 1. Informasi kebun Aek Kulim PT.
tingkat buah yang diserbuki menjadi tinggi. Binanga Mandala.
Kehadiran serangga penyerbuk kelapa sawit 2. Syarat Ketentuan tentang
memberikan dampak yang nyata bagi penyerbukan bantuan.
perkebunan kelapa sawit,diantaranya 3. Ketentuan tentang
meningkat produksi TBS hingga mencapai pengembangan SPKS Hatch and
15 - 20%, susunan buah yang dihasilkan Carry.
sangat baik dan padat. Begitu pula ukuran, 4. Pelaksanaan Hatch and Carry.
berat tandan dan remendemen mengalami 5. Data Sex Ratio.
peningkatan menjadi 6-7% (Yan fauzy dkk 6. Perhitungan fruit set.
,2012).

8
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 45% dan bergelombang ± 55%. Afdeling I


A. Informasi Umum Kebun kebun Aek Kulim luas arealnya 350,14 Ha.
1. Luas Areal Luas kebun dan jumlah pohon pada
Kebun PT. Binanga Mandala Afdeling I Aek Kulim tempat pelaksanaan
terletak pada ketinggian 10 – 50 meter dari penelitian terdapat pada tabel dibawah ini
permukaan laut. Kondisi topografi datar ±

Tabel 6. Data Luas Areal Kebun PT. Binanga Mandala Afdeling I.


Tahun Tanam Blok Luas (Ha) Jumlah pohon
I 29,01 4. 149
II 20,44 2. 923
III 19,99 2. 858
2008
IV 22,53 3. 222
VA 23,57 3. 370
VB 18,08 2. 586
Jumlah 133,62 19. 108
VI 38,21 5. 464
VII 33,29 4. 746
2009
VIII 29,14 4. 167
IX 25,20 3. 604
Jumlah 125,84 17. 981
X 16,98 2. 428
XI 32,55 4. 655
2010
XII 32,96 4. 713
XIII 8,29 1. 185
Jumlah 90,78 12. 982
Total 350,24 50. 071
2. Curah Hujan tanaman kelapa sawit agar memenuhi
Hal yang dapat mengakibatkan kebutuhan air tanaman kelapa sawit adalah
adanya perbedaan peralihan pada masing 1.700 – 2.500 mm per tahun. Dibawah ini
kelas lahan dan keragaman produktivitas adalah tabel data curah hujan Afdeling 1
adalah salah satunya dipengaruhi oleh kebun Aek Kulim tahun 2011 sampai tahun
beberapa faktor pembatas yaitu iklim (curah 2013.
hujan). Curah hujan yang baik untuk

9
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

Tabel 7. Data Curah Hujan Afdeling I Kebun Aek Kulim

2011 2012 2013 Rata – Rata


Bulan
Hh Ch hh ch hh Ch hh Ch

Januari 9 226 9 278 13 345 10 283

Februari 3 110 8 160 15 275 9 181

Maret 18 96 5 70 7 89 10 85

April 6 166 8 220 13 205 9 197

Mei 8 38 9 202 6 69 8 103

Juni 5 91 7 153 6 81 6 108

Juli 3 24 6 123 9 220 6 122

Agustus 8 186 7 205 5 137 7 176

September 6 51 10 57 9 233 8 113

Oktober 16 390 13 277 14 369 14 345

Nopember 17 315 20 415 15 363 17 365

Desember 12 229 14 148 10 246 12 208

Total 111 1.920 116 2.305 122 2.632 116 2.286

Rata – Rata 9 160 10 192 10 219 10 190

Ket : - ch : Curah Hujan (mm) - hh : Hari Hujan

10
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

Dari tabel curah hujan dapat dilihat Dari grafik curah hujan di atas dapat
bahwa curah hujan yang terjadi pada tahun dilihat rata-rata curah hujan Afdeling I Aek
2011 sampai dengan tahun 2013 yaitu 2.286 Kulim PT. Binanga Mandala di atas
mm per tahun, jika di sesuaikan dengan terdapat perbedaan curah hujan setiap
kriteria karakteristik lahan mineral untuk bulannya untuk curah hujan yang paling
tanaman kelapa sawit, maka curah hujan tinggi terdapat pada bulan Nopember curah
pada Afdeling I kebun Aek Kulim tersebut hujan mencpai 365 mm sementara curah
termasuk dalam katagori S1 (sesuai) pada hujan yang rendah terdapat pada bulan
kelas kesesuaian kelapa sawit. Maret yaitu 85 mm.

B. Syarat Ketentuan Penyerbukan


Hari Hujan (hh) Bantuan
20 Hari Hujan Penyerbukan bantuan dilaksanakan
(hh)
15 berdasarkan beberapa faktor. Pada PT.
Binanga Mandala penyerbukan bantuan
10 dilaksanakan berdasarkan faktor – faktor
5 berikut :
0 1. Fruit Set
Januari Desember
Fruit set adalah perbandingan buah
yang jadi terhadap kelseluruhan buah pada
Gambar 9. Grafik Hari Hujan Tahun 2011 – tandan termasuk buah yang partenokarpi.
2013 Fruit set yang baik pada tanaman kelapa
sawit adalah di atas 75%. Semakin tinggi
Dari grafik rata-rata hari hujan nilai fuit set maka berat, kualitas dan ukuran
Afdeling I Aek Kulim PT. Binanga tandan akan semakin meningkat.
Mandala dapat dilihat bahwa rata-rata hari
2. Sex Ratio
hujan yang paling tinggi terdapat pada bulan
Sex ratio yang tinggi juga menjadi
Oktober dan Nopember yaitu dengan 14- 17
faktor untuk melaksanakan penyerbukan
hari hujan sementara untuk rata-rata hari
bantuan. Sex ratio tanaman muda kelapa
hujan paling rendah terdapat pada bulan Juni
sawit 85 - 95%. Dengan tingginya
dan Juli yaitu 6 hari hujan.
persentase sex ratio serbuk sari yang
terdapat pada tanaman telapa sawit tidak
Curah Hujan (ch) mencukupi kebutuhan bunga betina reseptif.
Curah Hujan 3. Jumlah Bunga Jantan Anthesis
400 (ch) Bunga jantan berperan sebagai
300 penghasil polen yang kemudian menyerbuki
kepala putik pada bunga betina dan
200
menghasilkan buah. Untuk memenuhi
100 kebutuhan polen diperlukan minimal 2
0
tandan bunga jantan anthesis per hektar.
Januari Desember Setiap tandan bunga jantan mengandung 600
– 1200 bulir bunga dan menghasilkan polen
Gambar 10. Grafik Curah Hujan Tahun sekitar 40 gram/tandan.
2011 – 2013

11
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

4. Populasi SPKS E. kamerunicus Tabel 8. Penempatan Kotak Hatch and Carry


SPKS merupakan agen pengantar
serbuk sari (polen) ke bunga betina reseptif. Tahun Jumlah
Blok Luas (Ha)
Junlah SPKS untuk memenuhi kebutuhan Tanam Kotak
penyerbukan kelapa sawit minimal 20.000
I 29,01 1
ekor/Ha.
II 20,44 1
C. Ketentuan Pengembangan SPKS
Hatch and Carry III 19,99 1
1. Kotak dan Rumah Penangkaran 2008
Kotak penangkaran pada Afdeling I IV 22,53 -
Kebun Aek Kulim PT. Binanga Mandala
berbentuk empat persegi panjang dengan VA 23,57 -
dimensi Panjang 120 cm, Lebar 75 cm,
VB 18,08 -
Tinggi 75 cm dan memiliki 4 buah kaki
disudut-sudutnya dengan panjang kaki 35 Sub Jumlah 133,62 3
cm. Dimensi rumah kotak penangkaran
Panjang = 220 cm, Lebar = 180 cm dan VI 38,21 3
Tinggi = 160 cm (tiang) ; 70 cm (atap), atap
dibuat agak memanjang = 40 cm dapat VII 33,29 5
dilihat pada gambar 10. 2009
VIII 29,14 7

IX 25,20 3

Sub Jumlah 125,84 18

X 16,98 1

XI 32,55 2
2010
XII 32,96 3

XIII 8,29 -
Gambar 10. Rumah dan Kotak Hatch and
Carry Sub Jumlah 90,78 6

2. Penempatan Kotak Hatch and Carry Total 350,24 27


Penempatan Kotak Hatch and Carry
Dari tabel diatas dapat kita lihat
Afdeling I Kebun Aek Kulim PT. Binanga
jumlah kotak pada Blok VA, VB jumlah
Mandala mulai dilaksanakan pada bulan
kotak lebih banyak sebab fruitset awal yang
Juni 2012 dengan uraian yang terdapat pada
sangat rendah, sedangkan blok VII jumlah
tabel 8.
kotak lebih banyak sebab kondisi areal blok
VI dan VII yang berdekatan dan berbukit.
Peletakan kotak penangkaran disesuaikan
dengan kondisi areal.

12
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

Namun jika kita kaji kembali diisi 3 tandan bunga jantan lewat
berdasarkan ketentuan 1 kotak untuk 10 Ha, anthesis.
maka kebutuhan kotak adalah 350,24 : 10 = – Pada hari ke-4 sudah dapat dilakukan
35 kotak. Jadi jumlah total kotak dengan penyemprotan serbuk sari/polen
total luasan pada PT. Binanga Mandala ke tubuh serangga SPKS yang
Afdeling I kebun Aek Kulim sudah sesuai hinggap pada pintu/tutup kotak
dengan ketentuan. penangkaran yang disekat dengan
kawat, kasa dan kain kelambu.
D. Pelaksanaan Hatch and Carry – Selanjutnya kotak penangkaran
Tahapan pelaksanaan penyerbukan dibuka pada pukul 07.00 – 10.00
Hatch and Carry pada Afedling I Kebun Aek WIB. Sebelum kotak penangkaran
Kulim PT. Binanga Mandala dapat diuraikan dibuka dilakukan penyemprotan
sebagai berikut: serbuk sari (polen) pada bagian atas
kotak.
– Menyiapkan semua alat – Setelah membuka dan melakukan
penyerbukan buatan sistem Hatch- semprotan, kotak penangkaran
Carry. dibiarkan terbuka dan pekerja
– Melakukan pengambilan bunga melanjutkan pekerjaan yang sama
jantan pasca anthesis sebanyak terhadap kotak-kotak yang lain.
3 tandan/kotak penangkaran. – Pekerjaan buka, semprot dan tutup
– Sebelum aplikasi bunga jantan dikerjakan setiap hari, sambil pada
terlebih dahulu sore hari mencari bunga jantan pasca
dikoleksi/dikumpulkan selama 1 hari anthesis untuk mengganti bunga
agar bersihkan dari semut, laba-laba jantan setiap 5 hari per skat kotak
dan binantang lainnya. penangkaran.
– Hari berikutnya dimasukkan dalam
kotak penangkaran dengan Bunga jantan pasca anthesis yang
digantungkan pada kawat yang sudah sudah dikeluarkan dari kotak penangkaran,
ada, sebanyak 3 janjang dalam 1 diletakkan dibawah rumah kotak
sekat. penangkaran, dengan harapan masih ada sisa
– Pada hari ke-4 sekat ke-dua diisi dan sisa serangga SPKS yang dapat keluar dari
4 hari berikutnya lagi sekat ke-tiga tandan tersebut.

E. Sex Ratio Kebun Aek Kulim PT. Binanga mandala


Sex ratio adalah persentase sensus bunga untuk perhitungan sex ratio
perbandingan jumlah bunga jantan dengan dilakukan dengan norma 1 HK untuk 10 Ha.
bunga betina, yang didapat dari total jumlah Data sex ratio pada Afdeling I Kebun Aek
tandan dikurang jumlah tandan betina dan Kulim bulan Juni 2012 sampai bulan
dibagi total jumlah tandan. Pada Afdeling I desember 2013 diuraikan pada tabel 9.

13
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

Tabel 9. Data Sex Ratio Afdeling I Kebun Aek Kulim TT 2008 Blok VA.

Sex
Bunga Bunga Ratio
Tahun Bulan Jumlah
Jantan Betina
%
Juli 2,71 21,29 24 88,71
Agustus 3,15 20,85 24 86,88
September 3,44 20,57 24 85,69
2012
Oktober 3,59 20,42 24 85,06
November 3,15 20,86 24 86,90
Desember 3,21 20,8 24 86,65
Rata – rata 3,08 20,92 24 87,16
Januari 3,33 20,68 24 86,15
Februari 2,96 21,05 24 87,69
Maret 2,87 21,13 24 88,04
April 2,84 21,17 24 88,19
Mei 2,48 21,52 24 89,67
Juni 3,52 20,49 24 85,35
2013
Juli 2,07 21,93 24 91,38
Agustus 2,28 21,73 24 90,52
September 1,5 22,51 24 93,77
Oktober 2,17 21,83 24 90,96
November 1,9 22,1 24 92,08
Desember 1,78 22,23 24 92,60
Rata – rata 2,47 21,53 24 89,70
. Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa Sex Ratio tanaman, rata – rata jumlah tandan adalah 24
di Afdeling I Kebun Aek Kulim PT. tandan/pohon.
Binanga Mandala berkisar antara 85%
hingga 95% dan rata – rata Sex Ratio per Data Sex Ratio pada Afdeling I
tahun adalah 89,70%. Sesuai dengan usia Kebun Aek Kulim bulan Maret 2014 sampai
bulan Mei 2014 diuraikan pada tabel 10.

Tabel 10. Data Sex Ratio PT. Binanga Mandala Afdeling I Kebun Aek Kulim Maret – Mei 2014.
Sex
Bunga Bunga Jumlah
Tahun Bulan Ratio
Jantan Betina (Tandan)
%
Maret 1,1 22,9 24 95,38
2014 April 0,5 23,5 24 97,72
Mei 1,3 22,7 24 94,76
Rata – rata 1,0 23,0 24 95,96

14
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa Sex F. Populasi Elaeidobius kamerunicus


Ratio di Afdeling I Kebun Aek Kulim PT. Pada pengamatan populasi
Binanga Mandala berkisar antara 90% Elaeidobius kamerunicus data yang
hingga 100% dan rata – rata Sex Ratio per digunakan adalah menggunakan data sampel
tahun adalah 95,96%. Dengan jumlah Sex sebanyak dua blok yaitu, Blok I dan Blok II.
Ratio seperti diatas, jika tidak menggunakan Menurut Agus Susanto (2007), jumlah
penyerbukan bantuan akan kehilangan Elaeidobius kamerunicus yang efektif untuk
banyak produksi. menyerbuki bunga betina Kelapa sawit
Dengan Sex Ratio yang tinggi, adalah 20.000 kumbang per hektar.
persentase buah yang terserbuki dalam satu Berikut ini adalah Blok – Blok yang
tandan kelapa sawit akan menjadi rendah. digunakan sebagai sampel untuk
Jika rata – rata jumlah tandan bunga jantan menentukan efektifitas serangga Elaeidobius
per hektar adalah 2 tandan bunga jantan, kamerunicus terhadap Fruit Set pada bulan
maka persentase buah yang terserbuki Maret dan Mei 2014 di Blok I, Blok II, Blok
dengan tidak ada penyerbukan bantuan III, Blok IV, Blok VA dan Blok VB di
hanya 11% dari jumlah tandan bunga betina Kebun Lama PT. Perkebunan Nusantara I
yang reseptif. disajikan pada tabel 11.
Tabel 11. Data Populasi Serangga Elaeidobius kamerunicus di PT. Binanga Mandala Afdeling I
Kebun Aek Kulim
Kumbang Elaeidobius Kumbang
Bulan Luas ekor/Blok
No Blok Jumlah Elaeidobius
Pengamatan (Ha)
Sample I Sample II ekor/Ha
1 I 29,01 23.661 9.163 32.824 1.131
Mar-14
2 II 20,44 8.296 20.736 29.032 1.420
3 I 29,01 5.517 14.624 20.141 694
Apr-14
4 II 20,44 10.101 21.181 31.282 1.530
5 I 29,01 8.854 6.072 14.926 515
Mei-14
6 II 20,44 10.709 8.526 19.235 941
diambil spiklet pada bagian dekat pangkal,
Pada tabel 11 terdapat perbedaan tengah dan ujung tandan buah sebanyak 20
populasi Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit spiklet.
Elaeidobius kamerunicus pada Blok I dan
Blok II Penghitungan nilai Fruit Set
dilakukan dengan cara:
G. Perhitungan Fruit Set – Memilih tandan buah yang akan
1. Cara Perhitungan Fruit Set digunakan sebagai sampel sebanyak
Fruit Set adalah jumlah buah yang empat tandan dalam satu blok.
jadi (buah yang diserbuki) dalam satu tandan – Memisahkan spiklet pada tandan
buah kelapa sawit. Perhitungan fruitset buah dengan menggunakan alat
diambil dengan menggunakan sampel. Pada kampak kecil. Spiklet yang diambil
satu blok diambil empat tandan buah kelapa pada bagian atas, tengah dan bawah
sawit yaitu dua tandan jenis Yangambi dan tandan, dapat dilihat pada gambar
dua tandan jenis Lame. Pada satu tandan 11.
15
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

Keterangan :
JBJ = Jumlah Buah Jadi
BP = Buah Partenocarpi

Gambar 12. Spiklet Kelapa Sawit


Dari gambar diatas dapat dilihat
hampir seluruh buah memiliki kernel,
artinya Fruit Setnya sangat bagus atau
tinggi. Periksaan dilakukan dengan
mengambil sample per blok. Satu blok
terdiri dari 4 (empat) sampel. Sampel
– sample tersebut kemudian di rata – ratakan
Gambar 11. Pemisahan Spiklet dengan sehingga mewakili Fruit Set dalam 1
Tandan Kelapa Sawit blok. Pemeriksaan Fruit Set dilakukan
dengan norma 1 HK untuk seluruh blok
– Menghitung buah jadi (mengandung pada Afdeling I Kebun Aek Kulim.
kernel) dan buah partenokarpi 2. Hasil Perhitungan Fruit Set
(tidak mengandung kernel). Pada penelitian ini data Fruit Set
JBJ yang digunakan merupakan hasil
– Nilai Fruit Set = x 100 pengamatan yang telah dilakukan oleh PT.
JBJ + BP Binanga Mandala Afdeling I Kebun Aek
Kulim mulai bulan Juni tahun 2012 sampai
bulan Desember 2013 dengan uraian yang
terdapat pada tabel 12.

16
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

Tabel 12. Data Fruit Set PT. Binanga Mandala Afdeling I Bulan Juni 2012 sampai
Desember 2013
Blok
Tahun Bulan I II III IV V.A V.B Rata – rata
Persentase
Juni 64,83 64,66 62,67 66,58 46,83 47,66 58,87
Juli 68,42 67,24 65,38 63,83 48,21 49,47 60,43
Agustus 68,36 70,69 66,29 65,00 56,69 63,33 65,06
2012 September 73,55 72,66 70,88 71,44 62,88 68,59 70,00
Oktober 77,21 74,58 74,39 77,56 65,45 70,67 73,31
Nopember 86,00 85,00 77,00 88,00 73,43 77,42 81,14
Desember 87,54 85,44 79,66 88,56 81,86 80,59 83,94
Rata - rata 75,13 74,32 70,90 74,42 62,19 65,39 70,39
Januari 77,68 80,56 78,32 84,66 80,58 80,91 80,45
Februari 72,57 81,07 73,87 84,34 81,33 82,54 79,29
Maret 80,43 83,60 72,65 81,47 80,47 83,00 80,27
April 82,37 80,74 84,38 82,57 79,38 79,22 81,44
Mei 82,44 80,88 84,30 82,00 81,27 80,67 81,93
Juni 80,86 81,21 81,59 81,59 79,56 79,44 80,71
2013
Juli 73,63 74,57 76,47 80,46 77,58 78,49 76,87
Agustus 77,50 79,50 72,50 79,63 75,88 77,00 77,00
September 70,79 72,00 72,10 81,33 88,00 81,00 77,54
Oktober 74,56 74,86 70,76 84,77 86,75 81,45 78,86
Nopember 80,44 78,93 74,69 86,65 84,66 81,67 81,17
Desember 82,25 84,07 83,25 91,13 84,00 80,25 84,16
Rata – rata 77,96 79,33 77,07 83,38 81,62 80,47 79,97

Fruit Set Fruit Set


Data Fruit Set pada tabel diatas diambil 100
pada tahun 2012 mulai dari bulan Juni.
80
Fruit Set awal aplikasi HATCH AND
CARRY pada Afdeling I 58,87%. Setelah 60
pengaplikasian HATCH AND CARRY Fruit 40
Set selama 6 bulan meningkat menjadi
83,94 % pada bulan Desember 2012. 20
Peningkatan Fruit Set setelah 6 bulan 0
aplikasi sebesar 25,07 %. Juni Januari Desember
2012 2013

Gambar 12. Grafik Fruitset Bulan Juni –


Desember 2012 – 2013
17
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

Data Fruit Set pada gambar grafik 12 diatas meningkat menjadi 84,16% pada bulan
diambil pada tahun 2012 mulai dari bulan Desember 2013.
Juni. Fruit Set awal aplikasi HATCH AND
CARRY pada Afdeling I 58,87%. Setelah Data Fruit Set hasil pengamatan yang telah
pengaplikasian HATCH AND CARRY Fruit dilakukan oleh Afdeling I Kebun Aek Kulim
Set selama 6 bulan meningkat menjadi 83,94 PT. Binanga Mandala mulai bulan Maret -
% pada bulan Desember 2012 dan Mei tahun 2014 diuraikan pada tabel 13.

Tabel 13. Data Fruit Set PT. Binanga Mandala Afdeling I Bulan Maret – Mei
2014
Blok
Rata –
Tahun Bulan I II III IV V.A V.B
rata
Persentase
Maret 92,50 93,50 90,25 96,00 93,00 92,50 93,50
2014 April 91,25 85,50 87,50 89,25 93,25 88,75 85,50
Mei 88,25 89,75 72,00 86,25 86,75 79,00 89,75
Rata - rata 90,67 89,58 83,25 90,50 91,00 86,75 89,58
Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa H. Produksi TBS
Fruit Set pada PT. Binanga Mandala Pada penelitian ini data produksi
Afdeling I Kebun Aek Kulim berkisar antara TBS yang digunakan merupakan hasil
85 – 95%, dengan rata – rata Fruit Set pengamatan yang telah dilakukan oleh PT.
tertinggi pada bulan maret yaitu 93,50% dan Binanga Mandala Afdeling I Kebun
terendah pada bulan april yaitu 85,50%. Aek Kulim tahun 2012, 2013 dan bulan
Rata – rata Fruit Set pada bulan Maret – Mei Maret sampai Mei 2014 dengan uraian yang
2014 adalah 89,58%. terdapat pada tabel 14 dan 15.
Tabel 14. Data Produksi TBS PT. Binanga Mandala Afdeling I Tahun 2012
Blok
Total
Tahun Bulan I II III IV V.A V.B
(Kg)
29,01 20,44 19,99 22,53 23,57 18,08
Januari 27.130 17.100 13.920 30.020 45.270 35.820 169.260
Pebruari 23.020 19.390 18.920 23.450 36.530 24.380 145.690
Maret 33.640 25.790 24.390 30.400 39.070 43.950 197.240
April 30.740 23.390 23.980 34.300 40.510 23.020 175.940
Mei 36.610 22.940 14.180 22.260 26.830 23.060 145.880
Juni 38.210 35.510 34.440 32.420 24.710 19.910 185.200
Semester I 189.350 144.120 129.830 172.850 212.920 170.140 1.019.210
2012
Juli 50.730 24.740 25.860 35.020 22.020 31.060 189.430
Agustus 50.650 33.890 36.810 68.010 43.140 41.080 273.580
September 59.757 35.505 35.055 50.294 54.115 48.654 283.380
Oktober 48.700 31.830 32.130 43.870 79.490 47.080 283.100
November 51.480 35.230 43.060 40.010 68.870 54.420 293.070
Desember 56.668 29.380 35.560 46.160 83.162 77.800 328.730
Semester II 317.985 190.575 208.475 283.364 350.797 300.094 1.651.290
Total 507.335 334.695 338.305 456.214 563.717 470.234 2.670.500

18
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

Dari tabel 14 dapat dilihat bahwa Gambar 13. Grafik Produksi PT. Binanga
produksi Semester I tahun 2012 adalah Mandala Afdeling I Tahun 2012
1.019.210 Kg dan Semester II 1.615.290 Kg
dengan total produksi tahun 2012 adalah Dari gambar grafik produksi PT.
2.670.500 Kg. Dari tabel 14 dapat diketahui Binanga Mandala Afdeling I tahun 2012
bahwa pencapaian produksi TBS perhektar bahwa produksi tertinggi terdapat pada
PT. Binanga Mandala Afdeling I Kebun Aek bulan Desember yaitu 328.730 Kg,
Kulim adalah 19.986 Kg/Ha. sedangkan produksi terendah terdapat pada
bulan Februari dan Mei yaitu
Produksi 145.690 Kg dan 145.880 Kg. Rata – rata
Produksi produksi TBS PT. Binanga Mandala
350,000 Afdeling I tahun 2012 adalah 222.542
300,000 Kg/Bulan.
250,000 Data produksi TBS PT. Binanga
200,000 Mandala Afdeling I tahun 2013 dan bulan
150,000 Maret sampai Mei 2014 diuraikan pada tabel
100,000 15.
50,000
-
Januari

Tabel 15. Data Produksi TBS PT. Binanga Mandala Afdeling I Tahun 2013 dan Bulan Maret
Sampai Mei 2014.
Blok
Total
Tahun Bulan I II III IV V.A V.B
(Kg)
29,01 20,44 19,99 22,53 23,57 18,08
Januari 37.000 24.171 27.092 27.079 28.322 59.986 203.650
Pebruari 34.301 26.388 33.617 40.932 51.562 45.840 232.640
Maret 56.525 33.269 29.625 26.959 66.780 66.632 279.790
April 51.312 32.749 41.223 39.100 57.357 57.309 279.050
Mei 44.633 26.564 35.797 33.278 51.587 33.921 225.780
Juni 70.990 44.860 39.570 27.220 44.900 35.160 262.700
Semester I 294.761 188.001 206.924 194.568 300.508 298.848 1.483.610
2013
Juli 79.190 69.480 55.150 41.660 68.430 50.170 364.080
Agustus 69.660 40.220 37.010 43.070 55.170 51.300 296.430
September 68.840 40.540 36.720 40.460 80.090 26.820 293.470
Oktober 82.420 35.620 44.040 69.430 82.080 36.650 350.240
November 52.690 35.340 38.060 38.260 67.010 43.160 274.520
Desember 29.770 32.620 38.670 40.800 60.940 33.650 236.450
Semester II 382.570 253.820 249.650 273.680 413.720 241.750 1.815.190
Total (Kg) 677.331 441.821 456.574 468.248 714.228 540.598 3.298.800
Mar 36.230 23.440 21.400 48.680 58.570 49.610 237.930
2014 Apr 35.650 22.060 22.940 46.230 44.780 46.900 218.560
Mei 57.410 30.540 31.390 39.040 55.670 41.400 255.450
Total (Kg) 129.290 76.040 75.730 133.950 159.020 137.910 711.940
19
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

Dari tabel 15 dapat dilihat bahwa PT. Binanga Mandala Afdeling I Kebun Aek
produksi Semester I tahun 2013 adalah Kulim adalah 24.688 Kg/Ha.
1.483.610 Kg dan Semester II 1.815.190 Kg Dari tabel 15 dapat dilihat bahwa
dengan total produksi tahun 2012 adalah total produksi bulan Maret sampai Mei
3.298.800 Kg. Dari tabel 13 dapat diketahui 2014 adalah 711.940 Kg dengan potensi
bahwa pencapaian produksi TBS perhektar produksi hektar perbulan adalah 5.328
kg.

Produksi
Produksi
400000
350000
300000
250000
200000
150000
100000
50000
0
Januari Desember

Gambar 14. Grafik Produksi TBS PT. Binanga Mandala Tahun 2013

Dari gambar grafik produksi TBS terendah terdapat pada bulan Januari yaitu
PT. Binanga Mandala Afdeling I tahun 203.650 Kg. Rata – rata produksi pada
2013 produksi tertinggi terdapat pada bulan tahun 2013 adalah 274.900 Kg TBS/Bulan.
Juli yaitu 364.080 Kg. Sedangkan produksi

Produksi Produksi
400,000
350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
-
Januari Desember
2012 2013

Gambar 15. Grafik Produksi TBS PT. Binanga Mandala Tahun 2012 dan 2013

20
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

Dari gambar grafik produksi TBS Dari rata – rata produksi TBS tahun
PT. Binanga Mandala Afdeling I tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat penigkatan rata
2012 dan 2013 dapat dilihat produksi – rata produksi TBS/Bulan mencapai 52.358
tertinggi terdapat pada bulan Juni tahun KG TBS/Bulan.
2013 dengan total produksi 364.080 Kg
TBS, sedangkan produksi terendah terdapat I. Hubungan Sex Ratio Fruit Set dan
pada bulan Februari tahhun 2012 dengan Produksi
total produksi 145.690 Kg TBS. Rata – rata Pada penelitian ini hubungan antara
produksi pada tahun 2012 adalah 222.542 Sex Ratio, Fruit Set dan Produksi PT.
Kg TBS/Bulan dan rata – rata Binanga Mandala Afdeling I Kebun Aek
produksi pada tahun 2013 adalah 274.900 Kulim bulan Juli tahun 2012 sampai bulan
Kg TBS/Bulan. Desember tahun 2013 diuraikan pada tabel
16.

Tabel 16. Hubungan Sex Ratio, Fruit Set dan Produksi PT. Binanga Mandala
Tahun Bulan Sex Ratio (%) Fruit Set (%) Produksi (Kg)
Juli 88,71 60,43 189.430
Agustus 86,88 65,06 273.580
September 85,69 70,00 283.380
2012
Oktober 85,06 73,31 283.100
November 86,90 81,14 293.070
Desember 86,65 83,94 328.730
Rata – rata 87,16 70,39 275.215
Januari 86,15 80,45 203.650
Februari 87,69 79,29 232.640
Maret 88,04 80,27 279.790
April 88,19 81,44 279.050
Mei 89,67 81,93 225.780
Juni 85,35 80,71 262.700
2013
Juli 91,38 76,87 364.080
Agustus 90,52 77,00 296.430
September 93,77 77,54 293.470
Oktober 90,96 78,86 350.240
November 92,08 81,17 274.520
Desember 92,60 84,16 236.450
Rata - rata 89,70 79,97 274.900
Maret 95,38 93,50 237.930
2014 April 97,72 85,50 218.560
Mei 94,76 89,75 255.450
Rata - rata 95,96 89,58 237.313
Dari tabel hubungan antara Sex bahwa rata-rata Sex Ratio adalah
Ratio, fruitset dan produksi pada bulan Juli 87,16%, dengan rata-rata Fruit Set adalah
sampai Desember tahun 2012 dapat dilihat
21
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

70,39% dan capaian produksi adalah Dari tabel hubungan antara Sex
275.215 Kg/Blok/Bulan. Ratio, fruitset dan produksi pada bulan
Dari tabel hubungan antara Sex Maret sampai Mei 2014 dapat dilihat bahwa
Ratio, fruitset dan produksi pada bulan rata-rata Sex Ratio adalah 95,96%, dengan
Januari sampai Desember tahun 2013 dapat rata-rata Fruit Set adalah 89,58% dan
dilihat bahwa rata-rata Sex Ratio capaian produksi adalah 237.313
adalah 89,70%, dengan rata-rata Fruit Set Kg/Blok/Bulan.
adalah 79,97% dan capaian produksi adalah
274.900 Kg/Blok/Bulan.

400
350
300
250
200
150
100
50
0
Juli Desember
2012 2013
Sex ratio (%) Fruit Set (%) Produksi (Ton)

Gambar 16. Grafik Hubungan Sex Ratio, Fruit Set dan Produksi PT. Binanga Mandala Afdeling I
Tahun 2012 Sampai 2013.
dengan Sex Ratio 88,71% dan Fruit Set
Dari gambar grafik hubungan Sex 60,43%.
Ratio, Fruit Set dan Produksi PT. Binanga Data hasil pengamatan Sex Ratio,
Mandala tahun 2012 sampai tahun 2013 Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit
dapat dilihat produksi tertinggi pada bulan Elaeidobius kamerunicus, Fruit Set dan
Juli tahun 2013 yaitu 364.080 Kg dengan Produksi PT. Binanga Mandala Afdeling I
Sex Ratio 91,38% dan Fruit Set 76,87%. Kebun Aek Kulim, data hasil pengamatan
Sedangkan produksi terendah terdapat pada bulan Maret sampai Mei 2014 diuraikan
bulan Juli tahun 2012 yaitu 189.430 Kg pada tabel 17.
Tabel 17. Data Rekapitulasi Hasil Pengamatan Bulan Maret sampai Mei 2014
Sex Ratio SPKS Fruit Set Produksi
Tahun Bulan
(%) (Ekor) (%) Kg)

Maret 95,38 97.364 93,50 237.930


2014 April 97,72 125.166 85,50 218.560
Mei 94,76 62.101 89,75 255.450
Rata – rata 95,96 94.877 89,58 237.313

22
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

Dari data pengamatan terhadap Sex DAFTAR PUSTAKA


Ratio, jumlah SPKS, persentase Fruitset dan
produksi dapat dilihat rata – rata Sex Ratio Agus S. Roietha dan Agus Eko. 2007.
95,96%, rata – rata SPKS Elaeidobius Elaeidobius kamerunicus . Serangga
kamerunicus 94.877 ekor, rata – rata Fruit Penyerbuk Kelapa Sawit Pusat
Set 89,58%. rata – rata produksi bulan Maret Penelitian Kelapa Sawit . Medan.
sampai Mei 2014 adalah 237.313
Kg/Blok/Bulan. Anonim. 1987. Vademecum Kelapa Sawit
PT. Perkebunan IV. Instruksi No.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 041/Instr/3/1987. Gunung Pamela.
Tebing Tinggi Deli.
1. Kesimpulan
1. Penyerbukan bantuan dilakukan Chairam,Masra et al. 2008. Pengaruh
berdasarkan pertimbangan nilai Fruit Pemasukan Kumbang Elaeidobius
Set (< 75%), Sex Ratio ( 80 – 95%), Kamerunicus Terhadap Komponen
jumlah bunga jantan anthesis Tandan Kelapa Sawit Selama Limah
minimal 2 tandan/Ha dan Tahun . Buletin Perkebunan. No. 2,
populasi SPKS minimal Vol. 20, agustus 2008.
20.000ekor/Ha.
2. Fruit Set awal Afdeling I Kebun Aek Hartanto H. 2011. Sukses Besar Budi Daya
Kulim PT. Binanga Mandala pada Kelapa Sawit. Cetakan I.
bulan Juli 2012 sebelum aplikasi Yogyakarta: Citra Media Publishing.
adalah 58.87%, dan setelah
diaplikasi sampai Desember 2013 Lubis A. U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeiis
fruitset meningkat menjadi 84,16%. guineensis Jacq) di Indonesia. Pusat
Penelitian Perkebunan Marihat –
2. Saran Bandar Kuala. Marihat Ulu.
1. Aplikasi teknik HATCH AND Pematang Siantar – Sumatra Utara.
CARRY baik dilakukan untuk
meningkatkan Fruit Set kelapa sawit Pahan I. 2011. Panduan Lengkap Kelapa
pada daerah pengembangan kelapa Sawit – Manajemen Agribisnis dari
sawit baru dengan tingkat populasi Hulu hingga Hilir. Cetakan 11.
Elaeidobius kamerunicus yang Jakarta: Penebar Swadaya.
masih rendah dan pada varietas
kelapa sawit yang memiliki bunga Prasetyo A. E, Supriyadi dan Agus Susanto.
jantan yang cendrung rendah pada 2012. Fruit Set Kelapa Sawit Naik
umur tertentu. 30% dengan HATCH AND CARRY.
2. Penyediaan polen yang akan Warta Pusat Penelitian Kelapa Sawit
digunakan pada pengaplikasian vol 17 (1): 1 – 4. Pusat Penelitian
HATCH AND CARRY merupakan Kelapa Sawit Medan.
polen yang produktif.
Prasetyo E. A dan Agus Sutanto. 2012.
Meningkatkan Fruit Set Kelapa
Sawit dengan Teknik HATCH AND
CARRY Elaeidobius kamerunicus .

23
Jurnal Tugas Akhir STIPAP 2014

Seri Kelapa Sawit Populer 11. Pusat


Penelitian Kelapa Sawit Medan.

Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budi


Daya & Pengolahan Kelapa Sawit,
Cetakan I Jakarta: Penebar
Swadaya.

Yan Fauzy . 2012. Varietas & Ekologi


Kelapa Sawit. Cetakan I Jakarta:
Penebar Swadaya.

Dravel Marjon, Aslim Rasyat dan GME


Manurung. 2012. Efektivitas Sistem
Penyerbukan Tanaman Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq) Pada
Berbagai Kemiringan. Jurnal
Teknobiologi III (2) : 79 – 83.
Fakultas Pertanian Universitas Riau.

24

Anda mungkin juga menyukai