Anda di halaman 1dari 14

SUMBER BAHAN TANAM KELAPA SAWIT (Elaeis guinensis jacq.

)
UNGGUL DAN TANAMAN PENUTUP TANAH

PAPER

Oleh:

Meilia Shinta Kurnia (200301154)


Muhammad Raihan Khairy (200301162)
Mutiara Rizki Harahap (200301163)
Muhammad Fahmi Zikri (200301160)
Paulus Poulinsius Saragih (200301173)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
BAHAN TANAM UNGGUL KELAPA SWIT

Bahan tanam kelapa sawit unggul dapat berasal dari hasil persilangan
berbagai sumber (inter and intra specifik crossing) dengan metode reciprocal
recurrent selection (RRS). Selain itu, bahan tanam kelapa sawit unggul bisa juga
dihasilkan dari pemuliaan tanaman pada tingkat molekuler yang di perbanyak
secara vegetatif melalui teknik kultur jaringan (Lubis, 2011).

Saat ini, anggota FKPBSI sudah mencapai 10 perusahaan. Berikut daftar


perusahaan benih yang tergabung dalam FKPBSI ini:
1. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan
2. Socfindo
3. London Sumatera (Lonsum)
4. Bina sawit Makmur (Sampoerna Agro)
5. Dami Mas (Sinar Mas Agro Resources and Technology)
6. Tunggal Yunus Estate (Asian Agri Group)
7. Tania Selatan (Wilmar International)
8. Bakti Tani Nusantara
9. Sarana Inti Pratama (Salim Grup)
10. Sasaran Eksan Mekarsari (Mekarsari)

Bahan Tanam Unggul PPKS

Adapun varietas unggul kelapa sawit PPKS yaitu :


1. DxP SP1 (Dumpy)
Varietas Dumpy persilangan antara Dura Dumpy dan Pisifera turunan SP540,
merupakan varietas kelapa sawit dengan keunggulan spesifik laju pertumbuhan
meninggi lambat (40-55cm/tahun), mampu mencapai umur produksi hingga 30
tahun, batangnya relative besar
2. D x P PPKS 540
Hasil persilangan antara dura deli PA 131 D self/TI 221 D x GB 30 D dengan
tetua pisifera keturunan SP540T murni. Karakter keunggulan dari varietas ini
adalah quick starter dan persentase mesocarp per buah yang sangat tinggi (88-
90%).

3. D x P Simalungun
Merupakan hasil perbaikan dan rekombinasi dari tetua-tetua terbaik pada program
pemuliaan Reciprocal recurrent selection (RRS) siklus pertama. Sebagai material
induk digunakan dura-dura Deli terbaik, sednagkan untuk tetua bapak digunakan
pisifera keturunan SP 540 murni.
4. D x P Avros
Varietas ini dirakit dari Dura Deli yang disilangkan dengan Pisifera turunan
SP540T

5. D x P Langkat
Merupakan hasil rekombinasi tetua-tetua terbaik beberapa populasi pisifera. Tetua
pisifera hasil rekombinasi antara pisifera SP540, Yangambi dan Marihat
disilangkan dengan Dura Deli terbaik menghasilkan varietas dengan karakter
unggul pelepah yang relative pendek.

6. D x P Yangambi
Petani umumnya menyukai varietas ini karena bobot tandan yang tinggi
7. D x P PPKS 239
Merupakan hasil persilangan khusus antara dura turunan DA128D x LM270D
dengan pisifera turunan LM239T self, dan memiliki keunggulan dalam produksi
CPO dan PKO. Mampu menghasilkan TBS yang tinggi, baik pada usia muda
maupun dewasa.

8. D x P 540 NG

Memiliki sifat moderat tahan terhadap Ganoderma, produksi TBS dan produksi
minyak yang sangat baik. Pada umur 6 tahun, varietas ini dapat menghasilkan 35
ton TBS/ha/tahun dengan tingkat rendemen minyak 26,5-27,4%. Tingkat
rendemen yang tinggi disebabkan kandungan mesocarp/buah yang tinggi yakni
84,5-87,5%.
Penyiapan benih kelapa sawit dalam pengadaan bahan tanaman di Pusat

Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat, Sumatera Utara

Tujuan magang ini adalah: (1) mempelajari penyiapan benih kelapa sawit,
mulai dari penanganan tandan benih sampai menjadi benih, (2) melakukan
evaluasi pengaruh waktu panen tandan benih kelapa sawit terhadap warna
cangkang biji, dan (3) menentukan periode penyimpanan maksimal dari kecambah
siap salur dan untuk mengetahui keragaan tumbuh bibit dari kecambah siap salur
tersebut setelah melalui periode penyimpanan tertentu. Evaluasi biji putih
dilakukan pada data produksi selama tiga tahun, yaitu tahun 2007, 2008 dan 2009
di Divisi Produksi PPKS Unit Marihat. Hasil evaluasi waktu panen tandan benih
terhadap warna cangkang yaitu biji putih bukan merupakan karakter genetis yang
selalu diturunkan oleh pohon induk, karena pohon induk yang sama dapat iii
menghasilkan tandan berbiji putih dan biji normal tetapi lebih disebabkan oleh
faktor teknis seperti waktu panen. Hasil pengujian daya tumbuh kecambah siap
salur berdasarkan lama penyimpanannya yaitu penyimpanan menyebabkan
kecambah memanjang, kering, terserang jamur, memperlambat pertumbuhan
kecambah tersebut saat dibibitkan, dan bibit abnormal.

Bahan Tanam Unggul Topaz Asian Agri

Benih kelapa sawit Topaz Asian Agri telah dikembangkan secara khusus
untuk meningkatkan produktifitas hasil panen, tumbuh subur di tanah marjinal,
dan pertumbuhan vertikalnya yang tidak begitu cepat, sehingga dapat
mempermudah proses pemanenan buah kelapa sawit.

Dikembangkan di Asian Agri Oil Palm Research Station (OPRS) di


Topaz, Indonesia, benih unggul Topaz mampu memberikan dampak yang
signifikan pada tingkat pengembalian investasi selama masa hidup pohon yang
mencapai 20-25 tahun. Benih Topaz tersedia untuk umum, dan lebih dari 130 juta
bibit telah dikirim ke perkebunan besar, petani plasma dan petani swadaya di
seluruh Indonesia dan luar negeri.
OPRS didirikan pada tahun 1996 dan sejauh ini telah merilis empat
varietas di antaranya, Topaz 1, Topaz 2, Topaz 3 dan Topaz 4, berdasarkan
progenies dari seluruh dunia.

Asian Agri secara aktif terus berupaya memperkaya sumber daya genetik
dengan cara menyeleksi dan memelihara demi menghasilkan varietas baru yang
lebih berkualitas. Upaya penyuburan sumber daya genetik ini dilakukan baik
secara independen maupun dalam kerjasama konsorsium yang didukung oleh
Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian RI.

Asian Agri mengelola perkebunan kelapa sawit komersial di lokasi yang


memiliki karakteristik agroklimat yang berbeda. Hal ini memungkinkan kita untuk
menguji benih Topaz di berbagai kondisi untuk memastikan potensi
produktivitasnya. Kami telah menguji 440 genus seri 1 DxP yang berasal dari
introgresi 223 Deli Dura dengan 50 Pisifera di lokasi agroklimat yang berbeda
pada mineral dan tanah organik dengan luas lebih dari 600 hektar di Sumatera
Utara dan Riau.

Oil Palm Research Station Profile (OPRS) Tofaz-Riau

Dasar untuk pendirian Tofaz OPRS dimulai pada tahun 1992 dengan seleksi dan
persilangan pohon palem di Costa Rica. Bahan induk elit ini dan turunan uji
silangnya didirikan di OPRS Tofaz pada tahun 1996. Blok besar lain dari
persilangan uji juga didirikan di tanah organik dalam di Sumatera Utara untuk
evaluasi bersamaan.

Tujuan penelitian utama OPRS Tofaz adalah untuk menghasilkan bahan tanam
kelapa sawit dengan hasil minyak yang unggul dan karakteristik sekunder yang
diinginkan melalui program pemuliaan yang berkesinambungan dan sistematis.
Program-program ini dilakukan dengan keahlian dan dukungan dari peneliti
kelapa sawit internasional dan lokal yang berpengalaman menggunakan
bioteknologi, agronomi serta studi tentang interaksi dengan hama dan penyakit
sebagai alat untuk seleksi.
Sertifikat

Varietas unggul Topaz DxP, sejak 16 Januari 2004 telah disetujui dan disertifikasi
oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia untuk penanaman komersial skala
besar dalam dokumen No. 57, 58, 58 dan 60/KPTS/SR.120/1/2004, dan pada 1
Februari 2019 varietas Tofaz GT (moderately Ganoderma-tolerant) DxP dilepas
untuk ditanam di daerah berisiko tinggi ganoderma dalam dokumen kementerian
No.45 /KPTB/KB.02/2/2019.

Seleksi Induk

Asian Agri sekarang memanfaatkan pohon palem dura dan pisifera pilihan yang
jauh lebih maju dari asal penelitian terkenal di Malaysia, Papua New Guinea,
Honduras, Kamerun, Ghana, Pantai Gading, Nigeria dan Zaire.

Koleksi plasma nutfah yang besar di OPRS Tofaz, selanjutnya diperkaya dengan
penambahan bahan e.oleifera var taisha dari ekuador pada bulan April 2005 dan
beragam bahan genetik liar dari Kamerun pada bulan Mei 2008 serta dari Angola
pada bulan Oktober 2009.

Teruji dan terbukti pada tanah organik dan mineral

Banyak informasi genetik berharga tentang kemampuan menggabungkan


diperoleh dari percobaan pemuliaan terencana yang melibatkan 440 progeni DxP
menggunakan desain kawin 'terhubung' untuk persilangan uji 223 Deli Dura
dengan 50 galur pisifera di Costa Rica. Uji DxP cross progenies diuji di 3 lokasi
berbeda pada tanah mineral dan organik, meliputi lebih dari 600 ha di Sumatera
Utara dan Riau.

Kontol kualitas dalam produksi benih

Seluruh proses produksi benih berada di bawah pengawasan dan kontrol yang
ketat secara konsisten memastikan kemurnian seperti yang terbukti dalam hasil
survei "uji potong buah" ekstensif yang dilakukan pada penanaman komersial
bahan Tofaz DxP yang menunjukkan hampir nol kontaminasi dura. Baru-baru ini
ditegaskan kembali dalam tes gen cangkang molekuler yang dilakukan pada bibit
pembibitan
Dukungan konsultasi teknis

Layanan penyuluhan penyuluhan, terutama untuk pembibitan, tersedia dari tim


yang berpengalaman, jika diperlukan, sebagai komitmen untuk memberikan
bantuan untuk hasil terbaik.

Pengembangan varietas Tofaz unggul

Berdasarkan nilai-nilai genetik yang diperoleh melalui evaluasi dalam percobaan


pemuliaan yang dirancang dengan baik, direplikasi, perbaikan progresif dan
pemilihan pohon induk dura dan pisifera elit dimungkinkan untuk digunakan
dalam memproduksi varietas hibrida DxP Tofaz unggul ini:

- Tofaz 1 (Deli dura x Nigeria pisifera)


- Tofaz 2 (Deli dura x Ghana pisifera)
- Tofaz 3 (Deli dura x Ekona pisifera)
- Tofaz 4 (Deli dura x Yangambi pisifera)
- Tofaz GT (DxP Moderately Ganoderma-tolerant)

Seri pilihan Tofaz DxP (S2, S3, dan S4)

Bahan Tofaz DxP Seri 4 saat ini merupakan varietas Tofaz DxP terbaru melalui
serangkaian seleksi yang dimulai dengan Seri 1 dari generasi 1 berlanjut ke
generasi 2 Seri 2, dan kemudian Seri 3 progenies-semua berdasarkan kinerja hasil
berkelanjutan dalam uji pemuliaan . Ini menggabungkan yang terbaik dari semua
persilangan Tofaz DxP untuk meningkatkan hasil menjadi 12 ton CPO/ha/tahun
dan 40,5 ton TBS/ha/tahun dengan 29,7% OER dan 4,1% KER. Dengan
demikian, sebenarnya ini adalah pilihan "yang terbaik dari yang terbaik" dari 41
percobaan pemuliaan yang mengevaluasi 1.107 keturunan yang didirikan dari
tahun 2002 hingga 2019 pada berbagai jenis tanah di lokasi geografis yang
berbeda di Sumatera.

Tofaz GT

Varietas Tofaz DxP yang cukup toleran terhadap ganoderma ini telah menjalani
penyaringan yang ekstensif dan direkomendasikan untuk ditanam di daerah
ganoderma yang berisiko tinggi. Memiliki potensi hasil sebesar 9,2 ton
CPO/ha/tahun dan 34,5 ton TBS/ha/tahun dengan 26,7% OER dan 4,3% KER.

Karakteristik unggul Tofaz DxP

1. Hasil awal (kurang dari 30 bulan setelah penanaman lapangan)

2. Produksi TBS dan hasil minyak dari awal produksi

3. Tingkat ekstraksi minyak tinggi

4. Pertambahan tinggi agak lambat

5. Kemampuan beradaptasi unggul dalam organik dan marjinal tanah

6. Kurang rentan terhadap ganoderma.

Bahan Tanam Unggulan PT Socfindo

PT Socfin Indonesia mempunyai tiga jenis varietas unggulan yaitu :

- DxP Unggul Socfindo LaMe


- DxP Unggul Socfindo Yangambi
- DxP Socfindo Moderat Tahan Gano (MTG)

Bahan Tanaman Kelapa Sawit Unggul Turunan SP 540

Varietas kelapa sawit yang termasuk ke dalam kelompok SP540 merupakan


varietas-varietas yang dihasilkan dari tetua pisifera keturunan SP540 murni yang
hanya dimiliki oleh PPKS. Varietas-varietas dalam kelompok ini terdiri dari: DxP
PPKS 540, DxP Simalungun, dan DxP AVROS. Karakter unggulan dari
kelompok ini adalah quick starter dan persentase mesokarp per buah yang tinggi.
Dengan daya adaptasi yang cukup luas, varietas ini dapat ditanam di berbagai tipe
lahan kelapa sawit (wilayah datar sampai bergelombang).
REKOMENDASI PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
• Hara terangkut panen melalui produksi (crop factor)
- Tergantug produksi tbs kelapa sawit yang dihasilkan
- Hara terangkut panen pada tingkat produksi 20 ton tbs/ha adalah : 1,0 kg
Urea ; 0,40 nkg TSP; 1,20 kg KCl dan 1,20 kg Dolomit/pohon
• Perbaikan status hara tanah (soil factor) - Kandungan P tersedia 10 ppm
menjadi 40 ppm; K dapat ditukar 0,25 me/100 g tanah menjadi 0,50 me
K/100 g tanah
• Efektivitas pemupukan (fertilizer factor) - Kehilangan urea melalui
penguapan sekitar 50 % - P terikat tanah 65 % - K, Ca, Mg pencucian dan
alirann permukaan 75 %
TANAMAN PENUTUP TANAH
Penanaman tanaman penutup tanah (kacangan) sangat penting di
perkebunan kelapa sawit

Penanaman ini bertujuan untuk menekan gulma, melindungi tanah terhadap


penyinaran langsung matahari, melindungi tanah dari tetesan langsung air hujan,
mengurangi aliran permukaan dan menjaga kelembapan tanah serta menambah
kesuburan tanah atau sebagai pupuk

Penanaman tanaman penutup tanah (kacangan) sangat penting di


perkebunan kelapa sawit. Beberapa jenis tanaman kacangan penutup tanah antara
lain adalah sebagai berikut ini :

-Calopogonium mucunoides Desv


Adalah sejenis legume yang menjalar. Tanaman ini bermanfaat untuk
merehabilitasi lahan yang terdegradasi, meningkatkan bahan organik tanah,
memperbaiki kesuburan tanah, melindungi tanah dari butiran air hujan, dan
mencegah erosi pada lahan yang berlereng. Tanaman ini dapat tumbuh baik
sampai ketinggian 300 m dpl, agak tahan terhadap naungan dan lahan kering,
bentuk daun elips dan berukuran kecil, warna hijau, permukaan daun agak licin.
Produksi daun basah dapat mencapai sebesar 20-40 ton/ ha dan produksi biji
mencapai 1000 kg/ ha (Prawirosukarto et al. 2003).
- Calopogoniumm caeruleum (Cc)
Leguminosa menjalar (merambat) ini mudah dibedakan karena daunnya
hijau mengkilat dan licin, berduri halus, berbentuk oval atau hati dengan ukuran
3-5 cm. Terpilih karena tahan naungan, tahan bersaing dengan gulma lain, toleran
terhadap hama, tahan kekeringan dan dapat dicampur dengan leguminosa lain.
Kelemahannya adalah kemampuan menghasilkan biji kecil dan harganya mahal
namun dapat di stek (Adlin, 2008).
- Calopogonium mucunoides (Cm)
Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, dapat tumbuh dari 0–300 mdpl.
Batang dan daun agak kecil serta tidak berbulu. Produksi daun basah selama 5
bulan dapat mencapai 20 ton. Di Indonesia dapat diproduksi biji dengan baik
terutama di daerah yang bermusim kemarau, bijinya kecil-kecil dan memiliki daya
tumbuh sedang. Kelemahannya tidak begitu tahan bersaing dan berumur pendek.
- Centrasoma pubescens (Cp)
Berasal dari Amerika Selatan, dapat tumbuh baik pada ketinggian 0–300 m
dpl. Pertumbuhan agak lambat tetapi tahan naungan dan kekeringan. Dapat
menghasilkan biji sebanyak 1000 kg/ha. Daun berbentuk elips, berukuran kecil,
warna hijau dan permukaan agak licin.

- Mucuna bracteata (Mb)


Tanaman menjalar/merambat ini berdaun relatif besar, menghasilkan banyak
serasah dan pertumbuhannya sangat cepat. Kacangan ini berumur panjang, tahan
terhadap naungan dan di Indonesia sulit menghasilkan biji.

- Mucuna cochinchinensis (Mc)


Kacangan menjalar tetapi juga dapat tegak, batang agak kecil dan lemah.
Pertumbuhan sangat cepat dan dalam 3 bulan sudah menutup 100%, serta secara
alamiah mati setelah 6–8 bulan. Di Indonesia dapat diproduksi biji dengan mudah.
Polongan biji berbulu tebal yang jika telah tua berwarna coklat dengan panjang 4–
8 cm.

- Peuraria javanica (Pj)


Jenis kacangan menjalar dengan batang keras dan berbulu, daun berbentuk
oval atau hati dengan ukuran 3–5 cm dan berwarna hijau kekuningan. Bunga
berkelompok dan berwarna keputihan, mampu menghasilkan biji yang banyak.
Pertumbuhannya cepat sehingga pada 5–6 bulan setelah tanam, penutupannya
dapat mencapai 90–100%.

- Peuraria phaseolcides (Pp)


Berasal dari india dan dapat tumbuh pada ketinggian 0–1000 meter dpl.
Pertumbuhan pada 3 bulan pertama agak lambat namun kemudian dapat menyusul
jenis lainnya, tahan kekeringan, tahan naungan dan dapat tumbuh pada tanah asam
seperti gambut serta berkembang biak dengan bijinya.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Topik. 2010. Penyiapan benih kelapa sawit dalam pengadaan bahan
tanaman di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat, Sumatera Utara.
IPB University. Bogor

Lubis, A.U. 2011. Kelapa Sawit di Indonesia, Pusat Penelitian Perkebunan


Marihat. Bandar kuala, Marihat Ulu, Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Maaruf, Amar. 2016. Pengelolaan Kelapa Sawit Pembibitan dan Penanaman.
Universitas Asahan.

PPKS. 2008. Karakteristik Varietas Kelapa Sawit PPKS


(https://www.iopri.org/bahan-tanaman-ppks/)

PPKS. 2017. Bahan Tanam Unggul PPKS. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Jakarta.

Prawirosukarto S, Syamsuddin E, Darmosarkoro W, Purba A. 2003. Tanaman


Penutup dan Gulma Paad Kebun Kelapa Sawit. Buku I. Medan (Indonesia):
Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. 2010. Varietas Unggul Kelapa


Sawit. Bogor

Anda mungkin juga menyukai