Sesuai dengan Rencana Pembangunan Janka Menengah Nasioanal (RPJMN) 2020-2024.
Industri kelapa sawit di Indonesia memprioritaskan keseimbangan antara aspek social, ekonomi dan lingkungan Produk minyak sawit telah dimanfaatkan bergabagai sektor industri, yaitu: 1. Industri makanan 2. Industri kecantikan 3. Industri farmasi 4. Energi Daging buah kelapa sawit (mesocarp) diekstrak menjadi minyak sawit, dan inti dibagian tengah buah sawit juga dapat diolah menjadi minyak. Kemudian minyak inti kelapa sawit (CPO) akan digunakan di banyak produk rumah tangga. Produk turunan Sawit antara lain: - minyak goreng - margarine - shortening - vanaspati (vegetable ghee) - es krim - bakery fats - mie instan - sabun dan detergen - cocoa butter extender - chocolate and coatings Refleksi Industri Sawit dan Prospek 2021 Tahun 2020 diawali dengan optimisme oleh industri sawit karena pada Desember 2019 harga CPO cif Rotterdam mencapai USD 787 /ton yang mulai bergerak naik dari USD 542/ton sejak Agustus 2019 setelah berada pada rata-rata USD 524 /ton selama Januari-Agustus 2019. Namun, Januari-Mei 2020 harga turun dan mencapai USD 526 /ton yang disebabkan antara lain oleh: (1) Permintaan di China mulai menurun karena pengaruh Covid-19, (2) Tekanan pasokan kedelai ke China karena perang dagang dengan Amerika berkurang dengan panen kedelai di Brazil, dan (3) Anjloknya harga minyak bumi yang mencapai USD 27/barel (USD 147/ton). Akibat dari situasi pandemic yang berdampak global, performa volume ekspor minyak sawit Indonesia pada 2-2- dengan total ekspor 34 juta ton bergeser turun dibandingkan dengan performa 2019 dengan total ekspor sebesar 37,39 juta ton. Meskipun terjadi penurunan volume ekspor secara nilai ekspor tahun 2020 yang mencapai USD 22,97 miliar lebih tinggi dari tahun 2019 sebesar USD 20,22 miliar. Prospek 2021 Tahun 2021, pengaruh pandemi Covid-19 diperkirakan belum berakhir. Produksi minyak sawit Indonesia 2021 akan naik signifikan karena pemeliharaan kebun yang lebih baik, cuaca yang mendukung dan harga yang menarik sehingga diperkirakan mencapai 49 juta ton untuk CPO dan 4.65 juta ton untuk PKO. Beberapa isu penting dan menjadi fokus kegiatan GAPKI tahun 2021 adalah: (1) Penerapan dan Pengawalan Implementasi Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK) dan Peraturan Perundangan turunannya (2) Penguatan penerapan Sustainability, melalui Percepatan dan Penyelesaian Sertifikat ISPO bagi anggota GAPKI (3) Penguatan Kemitraan untuk Peningkatan Percepatan Percepatan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Dampak Perang Minyak Nabati Terhadap Industri CPO di Indonesia Diawali oleh Amerika pada tahun 1990-an, antara CPO dengan minyak kedelai (SBO). Dimana SBP ingin merebut kembali pasar dunia dengan menggunakan isu Kesehatan, sedangkan RSO dan SFO ingin menjaga pasar Uni Eropa (regional) dengan menggunakan isu lingkungan. Kemudian dilakukan kebijakan mencakup supply side dan demand side. Dari supply side, yaitu berusaha meningkatkan produksi domestiknya yaitu SBO, sedangkan dari sisi permintaan (Demand side) menggunakan beragam kebijakan untuk menahan dan menurunkan laju konsumsi CPO. Seiring dengan itu, industri kelapa sawit Indonesia juga semakin menurun. Sehingga pemerintah harus melakukan kebijakan untuk persawitan Indonesia mendatang. Bila tidak, maka posisi Indonesia sebagai produsen utama CPO dunia sekaligus sumber utama nabati dunia akan digantikan oleh minyak kedelai.