MANAJEMEN AGRIBISNIS
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
A. Subsistem Hulu
1. Subsistem Agribisnis Hulu
Agribisnis merupakan sebuah sistem yang terdiri dari 4 subsistem yang saling
terkait ke depan maupun ke belakang. Subsistem-subsistem tersebut terdiri dari
subsistem hulu, usahatani, hilir, dan jasa penunjang. Banyak para ahli yang
mengemukakan pendapatnya tentang definisi dari subsistem hulu, di antaranya
sebagai berikut:
2. Karakteristik
Ikan nila (Oreochromisniloticus) merupakan jenis ikan yang berasal dari sungai
nila dan danau-danau yang menghubungkan sungai tersebut. Ikan nila
didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar
pada tahun 1969, bibit ikan nila yang ada di Indonesia berasaldari Taiwan
adapundenganciriberwarnagelapdengangaris-garisvertikalseanyak 6-8 buahdan
Filipina yangberwarnamerah (Suyanto 1998).
1. Kulittertutupsisikberbentukbulatdanberlendiruntukmembantumeloloskandi
ridaripemangsanya
2. Bernapasdenganinsang, dandilengkapidenganpenutupinsang
3. Jantungberuangdua, terdiriatassaturuanganserambidansaturuanganbilik
4. Sistemperedarandarahtunggal,
yaitudarahberedarkeseluruhtubuhdenganmelaluijantungsatu kali
5. Berdarahdinginataupoikiloterm,
yaitusuhutubuhnyaakanmengikutisuhulingkungannya
6. Fertilisasieksternal, yaitupertemuanantarasel ovum danselspermaterjadi di
luartubuhinduknyayaitu di air
7. Reproduksisecaraovipar, yaitudengancarabertelur.
8. Bergerakdengansirip, yaituterdiriatassiridada, siripperut,
sirippunggungdansiripekor.
9. Warnatubuhnyaada yang orange,
ataukehitamanpadapunggungdanwarnaputihpadaperutnya
10. Bentuktubuhnyapipih.
11. Mempunyaitulangbelakang yang keras
12. Lubangpengeluarannyaadaduayaitulubangurogenital dan anus.
13. Padasirippunggungatausiripekorkadangberwarnakemerahansebagaipertand
auntukkematangansel ovum atauselsperma.
1. Deskripsi
Ikannila (Oreochromisniloticus) merupakanjenisikan yang
berasaldarisungainiladandanau-danau yang menghubungkansungaitersebut.
Ikanniladidatangkanke Indonesia secararesmiolehBalaiPenelitianPerikanan Air
Tawarpadatahun 1969, bibitikannila yang ada di Indonesia berasaldari Taiwan
adapundenganciriberwarnagelapdengangaris-garisvertikalseanyak 6-8 buahdan
Filipina yang berwarnamerah (Suyanto 1998).
BudidayaikanNiladisukaikarenaikanNilamudahdipelihara,
lajupertumbuhandanperkembangbiakannyacepat,
sertatahanterhadapgangguanhamadanpenyakit. Selaindipelihara di
kolambiasaseperti yang umumdilakukan, ikanNilajugadapatdibudidayakan di
media lain sepertikolam air deras, kantongjaringapung, karamba, dansawah. Salah
satudaerah yang potensialuntukbudidayaikanNila di Indonesia
adalahProvinsiJawa Tengah, tepatnya di KabupatenKlaten. Hal
inimengingatikanNilaselainuntukkonsumsilokaljugamerupakankomoditaseksporte
rutamake Amerika Serikatdalambentuk fillet (dagingtanpatulangdankulit)
sehinggamenjadikomoditiunggulandaerah.
KOLAM
Dengan 180 kolam kita membutuhkan 180.000 bibit ikan nila dengan
harga Rp 700.000 per seribu ekor. Jadi kita membutuhkan modal sebanyak 180 x
Rp 700.000= Rp 126.000.000,00.
Selain membutuhkan kolam dan bibit, pada saat memulai usaha ini
memerlukan perlenkapan-perlrngkapan untuk merawat ikan dan kolam seeperti
pompa air, jarring, selang, drum, paralon, vaksin ikan, timba, dan peralaatan
peralatan lainnya.
PERALATAN HARGA
Terpal 180 x Rp 850.0000= Rp 153.000.000
Ember 200 x Rp 10.000= Rp 200.000
Selang 900 m x Rp 5000 = Rp 4.000.000
Aerator 180 x Rp 30.000= Rp 5.400.000
Pompa air 36 x Rp 1.000.000 = Rp 36.000.000
Vaksin Ikan 20 x Rp 150.000 = Rp 3.000.000
Paralon 1000 m x Rp 5000 = Rp 5.000.000
Jaring 40 x Rp 130.000 = 5.200.000
Drum 30 x Rp 200.000 = Rp 6.000.000
Jumlah Rp 217.800.000
Budidaya ikan nila tidaklah sulit. Ikan nila nilaih satu kerabat dengan ikan
mujair. Kedua ikan ini mempunyai kemiripan sifat. Mudah berkembang biak dan
mempunyai kemampuan adaptasi yang baik.
Di alam bebas, ikan nila banyak ditemukan di perairan air tawar seperti
sungai, danau, waduk dan rawa. Suhu optimal bagi pertumbuhan ikan nila
berkisar 25-30oC dengan pH air 7-8.
Untuk memulai budidaya ikan nila ada beberapa faktor penting yang harus
diperhatikan, yakni pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan, hingga
penanganan penyakit.
Saat ini banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex. Bila sulit
mendapatkannya, bibit ikan nila monosex bisa dibuat sendiri.
Kolam yang telah dipakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH
rendah), kurang dari 6. Padahal kondisi pH optimal untuk budidaya ikan
nila ada pada kisaran 7-8. Untuk menetralkannya lakukan pengapuran
dengan dolomit atau kapur pertanian. Dosis pengapuran disesuaikan
dengan keasaman tanah. Untuk pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, untuk pH
tanah 5-6 sebanyak 500-1500 kg/ha, untuk pH tanah 4-5 sebanyak 1-3
ton/ha. Kapur diaduk secara merata. Usahakan agar kapur bisa nilauk ke
dalam permukaan tanah sedalam 10 cm. Kemudian diamkan selama 2-3
hari.
a. Pengelolaan air
Agar pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air
kolam. Parameter penentu kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa
juga dilakukan pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan.
Bila kandungan oksigen dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air
dengan memperbesar aliran debit air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3
dan H2S yang ditandai dengan bau busuk, segera lakukan penggantian air.
Caranya dengan mengeluarkan air kotor sebesar ⅓ nya, kemudian menambahkan
air baru. Dalam keadaan normal,pada kolam seluas 100 m2 atur debit air sebesar 1
liter/detik.
b. Pemberian pakan
Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan
merupakan komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan
pakan berupa pelet dengan kadar protein 20-30%.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan hama
dan penyakit ikan nila, diantaranya:
Menilaang filter atau saringan pada pintu penilaukan air untuk mencegah
sebagian hama dan vektor pembawa penyakit nilauk ke dalam kolam.
Mengurangi kepadatan ikan agar tidak terjadi kontak antar ikan secara
langsung. Dengan jarangnya populasi, kadar oksigen terlarut dalam air
kolam akan lebih banyak.
Ikan nila umumnya dipanen pada ukuran 3-5 ekor/kg. Ukuran ini
merupakan ukuranyang banyak diminati oleh konsumen. Untuk mencapai ukuran
panen tersebut, benihikan yang berukuran 10-15 gram per ekor umumnya
memerlukan nilaa pemeliharaansekitar 3-4 bulan. Pemanenan ikan nila pada
dasarnya diarahkan untuk mendapatkanikan hasil panen dalam keadaan hidup
dengan tingkat kerusakan fisik sesedikit mungkin.Hal ini dikarenakan nilayarakat
lebih suka membeli dalam keadaan nilaih hidup.Sehubungan dengan ini ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu menetapkan saat panen yang tepat dan
mempersiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
c. Pengangkutan Ikan Nila Hidup
Ikan yang telah di panen.cara ini ada dua macam,yaitu pengangkutan dalam
keadaan hidupsesuai dengan permintan konsumen atau dalam keadaan mati,akan
tetapi ikan nilaihsegar pengangkutan ikan sebaiknya pada suhu udara yang nilaih
rendah.misalkan pagi,sore atau bahkan malam hari.
d. Pengolahan Ikan Nila
Pengolahan ikan Nila bermacam - macam, contohnya :Pindang Ikan Nila, Ikan
Nila Presto, Nugget ikan nila, Baso Ikan nila Bekasam Ikan Nila, dan Keripik
Ikan Nila Balita ( Baby Fish Chips ).