Anda di halaman 1dari 42

Pendekatan Analisis Tataniaga

Sedap Malam (Polianthes tuberosa, L.)


Oleh Rismaeni
NPM.17.08.1.0023
TATANIAGA
• Tataniaga adalah semua kegiatan yang diarahkan untuk mengenali dan
memenuhi/memuaskan kebutuhan atau keinginan konsumen.
• Sedangkan tataniaga pertanian adalah kegiatan
menyalurkan produk pertanian dan atau sarana
produksi pertanian dari titik produksi sampai ke titik
konsumsi disertai penciptaan kegunaan waktu,
tempat, bentuk, dan pengalihan hak milik oleh
lembaga-lembaga tataniaga dengan melakukan satu
atau lebih fungsi-fungsi tataniaga.
Pendekatan dalam Tataniaga
• Tataniaga juga perlu melakukan pendekatan-
pendekatan yang biasa digunakan untuk
menganalisis permasalahan yang dihadapi
dalam tataniaga hasil pertanian.
• Pendekatan-pendekatan tersebut yaitu pendekatan
kelembagaan (institutional approach), pendekatan
fungsi (fungtional approach), pendekatan barang
(the commodity approach) dan pendekatan
sistem (system approach).
• Setiap pendekatan memiliki hubungan yang saling terkait.
• Kompleksitas tataniaga produk pertanian mengimplementasikan
sejumlah keadaan pasar yang menjual produk pertanian dengan
berbagai kualitas, harga, karakteristik penjual dan pembeli,
negosiasi harga, dan sebagainya.
• Dalam upaya mempelajari realitas tataniaga produk pertanian yang
tidak linear dan rumit, diperlukan alternatif pendekatan
konseptual, yang merupakan cara pandang terhadap suatu masalah
dari satu sudut pandang tertentu, sehingga menjadi semakin jelas
dan mudah diselesaikan.
A. Pendekatan Barang (commodity approach)
• Pendekatan ini diawali dengan menetapkan komoditas pertanian yang
harus dikaji.  Kemudian mengamati dan mengikuti aliran komoditas dari
titik produksi sampai dengan titik konsumsi terakhir dan secara simultan
mempelajari gambaran perlakuan apa saja terhadap komoditas pertanian
tersebut dan bagaimana suatu komoditas pertanian dipasarkan secara
efisien.
• Kelebihan utama dalam pendekatan ini terletak pada proses
penyederhanaan, sehingga dengan menitik-beratkan hanya pada satu
komoditas pertanian saja maka kompleksitas situasi tataniaga dapat
disederhanakan dan aliran komoditas pertanian dapat digambarkan secara
jelas.
1) Menetapkan komoditas:
komoditas sedap malam

2) Aliran Komoditas:

Produsen Pengumpul Ped. Pengecer Konsumen Akhir


3) Perlakuan terhadap komoditas:
a. Panen di pagi dan sore hari dengan menarik atau mencabut tangkai bunga bagian
bawah
b. Menempatkan bunga di tempat yang teduh
c. Memotong pangkal tangkainya sepanjang 5 cm
d. Merendam ke dalam air sedalam 15 cm selama 2 jam atau lebih
e. Selanjutnya bunga dapat dirangkai atau dilakukan grading untuk dipasarkan.
Grading dapat dilakukan berdasarkan ukuran tangkai
f. Setelah digrading, bunga sebanyak 500 tangkai untuk masing-masing grade
dibungkus dengan kertas tebal atau daun pisang, kemudian diikat dan dikirim ke
tempat pemasaran
g. Dalam perjalanan, ikatan bunga diletakkan berdiri pada pangkal tangkainya agar
bunga tidak rusak
h. Sampai di tempat tujuan, pangkal tangkai dipotong lagi sepanjang 5 cm
kemudian direndam ke dalam air.
4) Cara efisiensi pemasaran: melalui rantai pemasaran yang
jelas, efektif, dan efisien serta penentuan harga yang sesuai
dengan jasa yang diberikan oleh setiap rantainya.

Rp5.000 Rp7.000 Rp10.000-Rp15.000

PETANI PEDAGANG PENGUMPUL PEDAGANG PENGECER KONSUMEN


B. Pendekatan Lembaga (institutional approach)
• Lembaga yang dimaksudkan adalah lembaga yang mempunyai peran dalam
aktivitas tataniaga–tengkulak, pedagang pengumpul, pedagang penengah,
pengolah, pedagang besar, pengecer, lembaga pengakutan, pengkreditan dan lain
sebagainya. 
• Lembaga tataniaga sangat penting, sebab merekalah yang melakukan proses
pengambilan keputusan dalam proses tataniaga komoditas pertanian.  Tanpa
adanya lembaga tataniaga, maka proses dan sistem tataniaga tidak akan
mengalami perubahan, perkembangan dan penyesuaian.  Selain itu tidak hanya
penting bagi para produsen saja, tetapi bagi lembaga-lembaga itu sendiri
sehubungan dengan jasa-jasa yang telah mereka berikan, baik yang
menguntungkan atau tidak.
Lembaga yang mempunyai peran dalam aktivitas
tataniaga sedap malam diantaranya:
1. Tengkulak
2. Pedagang pengumpul
3. Pengolah
4. Pengecer
5. Lembaga pengakutan. 
C. Pendekatan Analisis Efisiensi
Pemasaran
Pendekatan ini dilakukan untuk
mengevaluasi kinerja pasar. Seringkali
upaya pencapaian efisiensi tata niaga
merupakan kepentingan bagi banyak pihak
seperti pemerintah, petani, pedagang dan
masyarakat konsumen. Lazimnya ada tiga
penyebab inefisiensi mekanisme tata niaga
produk pertanian yaitu:
1.      Panjangnya saluran pemasaran
2.      Tingginya biaya pemasaran
3.      Kegagalan pasar
Kriesberg dalam Anindita (2001) menyatakan bahwa kegunaan efisiensi harga dalam
mengevaluasi sistem tata niaga tergantung pada empat kondisi
yaitu:
1. Konsumen memiliki banyak alternatif pasar yang dituju, dengan kata lain pasar di
wilayah tersebut tidak monopolistis
2. Harga di pasar merefleksikan biaya produksi, tak ada subsidi atau intervensi
kebijakan yang tak kompetitif
3. Ada kebebasan untuk keluar masuk pasar
4. Adanya persaingan antar pasar
saluran pemasaran dan biaya pemasaran yang efisien pada proses
pemasaran sedap malam

Rp5.000 Rp7.000 Rp10.000-Rp15.000

PETANI PEDAGANG PENGUMPUL PEDAGANG PENGECER KONSUMEN


D. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem adalah suatu telaahan yang berlandaskan pada
metodologi pemecahan masalah dan merupakan hasil modifikasi dari metode
ilmu pengetahuan. Mempelajari suatu masalah dan memformulasikan
pemecahannya merupakan suatu aktifitas pengaturan sistem yang saling
berhubungan seperti antara lain:
1. Mendefinisikan suatu masalah ke dalam konteks sistem
2. Mengumpulkan data dan fakta yang relevan dengan permasalahan
3. Mengidentifikasi opsi-opsi solusi
4. Mengevaluasi setiap opsi solusi
5. Memilih opsi solusi terbaik
6. Mengimplementasikan opsi solusi terbaik
7. Mengevaluasi hasil implementasi opsi solusi yang terpilih
Penerapan Pendekatan sistem, sebagai upaya memperbaiki efisiensi
dalam sistem tataniaga komoditas pertanian secara keseluruhan.
Pembahasan fungsi-fungsi tataniaga pada setiap tahap harus dipandang
sebagai bagian dari seluruh fungsi-fungsi yang ada. Koordinasi sistem
harus mempertimbangkan aktivitas-aktivitas antar tahapan tataniaga
komoditas pertanian yang secara teknis berkaitan.
Sistem dalam
Tataniaga Sedap
Malam

Subsistem Subsistem Subsistem Subsistem


Produksi Pengangkutan Pengolahan Pemasaran
(Petani) (Tengkulak) (Pengecer) (Pengecer)
E. Pendekatan Teori Ekonomi
:: Kombinasi dari pendekatan-pendekatan sebelumnya
:: Menggunakan konsep: penawaran, permintaan,
pergeseran penawaran, dan permintaan, jumlah
keseimbangan, harga keseimbangan, elastisitas yang
dihadapi oleh setiap lembaga tataniaga, struktur pasar
persaingan murni, oligopoli/oligopsoni, monopoli/
monopsoni, persaingan monopolistik, dan
monopsonistik.
Konsep Penawaran dan Permintaan:
Permintaan tertinggi terjadi saat tiba hari raya atau hari dimana
dilakukannya upacara-upacara keagamaan, saat itu harga mencapai
Rp.5000/tangkai. Padahal harga normal, dimana produk yang
ditawarkan tersedia dalam jumlah banyak adalah Rp2.000

Harga keseimbangan sekitar Rp4.000

Pasar persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang cocok untuk


produk sedap malam. Karena di dalamnya terdapat cukup banyak petani yang
memproduksi sedap malam dan banyak juga peminat produk ini.
F. Pendekatan Fungsi (functional approach)
• Fungsi tataniaga merupakan kegiatan pokok yang harus dilakukan
untuk menyelesaikan proses tataniaga. 
• Proses tataniaga meliputi beberapa fungsi yang harus dilaksanakan
oleh produsen dan lembaga-lembaga yang terlibat dalam mata rantai
tataniaga serta harus diakomodasikan oleh produsen dan rantai
saluran barang dan jasa.
Fungsi-fungsi tataniaga dapat digolongkan kedalam tiga golongan, yaitu :
1. Fungsi Pertukaran (exchange function)
Fungsi pertukaran dapat terbagi lagi menjadi 2 fungsi, yaitu :
a. Fungsi Pembelian: merupakan fungsi yang berkaitan dengan
pemindahan dan atau pemilikan sejumlah barang untuk memenuhi
kebutuhan pengguna. Tujuannya dapat dibedakan:
1. Pembelian untuk konsumsi, adalah pembelian
untuk lembaga pemerintahan, swasta, dan nyonya
rumah tangga untuk keperluan konsumsinya.
2. Pembelian untuk bahan baku bagi manufaktur
untuk dijadikan barang jadi.
3. Pembelian untuk dijual lagi, yaitu pembelian oleh
pedagang untuk dijual lagi.
Dalam menganalisis pembelian dan pengumpulan seyogianya
memperhatikan hal-hal yang berlaku dalam fungsi tersebut, yaitu :
1. Menetapkan kuantitas dan kualitas barang yang dibutuhkan
2. Menentukan tempat, sumber-sumber pembelian dan pengumpulan
barang
3. Mengetahui keadaan pasar terutama mengenai persediaan barang,
harga, macam barang dan barang substitusinya
4. Merundingkan syarat-syarat pembelian
5. Melaksanakan transaksi secara resmi dan pemindahan hak milik dari
penjual ke pembeli termasuk waktu penyerahannya.
Contoh fungsi pembelian:
• Ketika ada seorang ibu rumah tangga membeli bunga sedap malam
langsung dari petaninya untuk ia masak menjadi olahan makanan.
• Ketika ada seorang pemilik toko bunga membeli sedap malam dari
pengepul untuk ia olah dan kemudian ia jual kembali di toko miliknya
b.    Fungsi Penjualan
Penjualan merupakan bagian fungsi pertukaran yang
diarahkan untuk mendapatkan permintaan konsumen
(pelanggan) dari produk yang dihasilkan. 
Agar respon permintaan tinggi, maka keinginan dan
kepuasan konsumen harus tercapai.  Daya tarik kepuasan
konsumen akan terjadi bila selalu dijaga kualitas yang baik,
penetapan harga yang layak, tepat jumlah dan ukuran,
tepat dalam waktu dan saling menjaga kepercayaan. 
Dengan demikian, produsen atau pelaku tataniaga dapat
meningkatkan produksi karena permintaan terus
bertambah, menjaga keseimbangan penawaran dan
permintaan dan memperoleh keuntungan yang lebih
meningkat, karena biaya produksi per unit menjadi lebih
rendah.
Kegiatan penjualan dapat dilaksanakan sebagai berikut :
1.    Penjualan melalui inspeksi (pengawasan dan
pemeriksaan)
Penjualan dengan adanya pemberian izin oleh para penjual
kepada pembeli untuk memeriksa dan meneliti semua
persediaan dari penjual sebelum pembeli memilih apa yang
akan dibelinya atau untuk memeriksa semua barang-barang
yang dipergunakan didalam ruangan penjualan tertentu.
2.    Penjualan melalui sampel (selling by sample)
Penjualan ini berdasarkan kepada prinsip-prinsip standarisasi,
sehingga sampel dari barang yang diperdagangkan akan
merupakan wakil untuk semua unit barang yang akan dijual.
3.    Penjualan melalui penggambaran (description)
Penjualan yang terjadi karena anggapan bahwa barang-barang akan
bisa digunakan sedemikian rupa di dalam katalog-katalog, sehingga
tidak satu unit barang pun perlu ada pada waktu penjualan
diselesaikan.
4.    Penjualan melalui kombinasi
Penjualan kombinasi antara selling by sampel, selling by inspection dan
selling by description telah menjadi biasa di dalam perdagangan yang
modern.
Contoh fungsi penjualan:
• Ketika petani menjaga kwalitas sedap malam dalam budidayanya,
melakukan kegiatan pasca panen dengan baik untuk kemudian
menjual produknya pada pedagang pengumpul
• Ketika pedagang pengumpul melakukan treatment terhadap produk
sebelum akhirnya dijual kembali ke pedagang pengecer
• Ketika para pedagang pengecer terlebih dahulu mengolah sedap
malam sebelum akhirnya dijual pada konsumen tingkat akhir. Untuk
meningkatkan permintaan konsumen, mereka melakukan pewarnaan
dan treatment lainnya.
2. Fungsi Fisik (physical function)
Fungsi fisik terbagi menjadi 3 fungsi, yaitu:
a. Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan berarti menahan barang-barang selama jangka waktu
antara dihasilkan atau diterima sampai dengan dijual.  Ada beberapa
tujuan akan pentingnya penyimpanan untuk produk-produk pertanian,
yaitu:
1. Produk bersifat musiman, sedangkan pola konsumsi tetap dari waktu
ke waktu
2. Adanya permintaan akan produk pertanian yang berbeda sepanjang
tahun
3. Perlu waktu untuk menyalurkan produk dari produsen ke konsumen
4. Perlunya stok persedian untuk musim berikutnya
5. Mengurangi fluktuasi harga yang berlebihan
6. Menghindari serangan dan penyakit selama berlangsungnya proses
tataniaga
• Penyimpanan merupakan fungsi yang aktivitasnya bersifat produktif,
sehingga memerlukan biaya untuk pemeliharaan fasilitas sarana
penyimpanan, bunga modal fasilitas penyimpanan, resiko kerusakan
barang, penurunan nilai, perubahan harga, dan keadaan ekonomi
lainnya, serta pengadaan bahan-bahan pestisida dan peralatannya,
konstruksi tempat penyimpanan sesuai karakteristik produk
pertanian.
• Fungsi penyimpanan dalam tataniaga sedap malam tidak banyak
dilakukan, selain penyimpanan diwaktu peralihan antara saluran satu
dengan saluran berikutnya. Hal ini dikarenakan sedap malam
merupakan produk yang hanya bertahan 5-10 hari tanpa pengawetan,
dan lagi panen sedap malam bisa sampai lebih dari satu tahun. Sedap
malam tidak panen serempak, tetapi panen secara bertahap.
b. Fungsi Pengolahan
Pengolahan produk dapat meningkatkan nilai guna karena,
perubahan bentuk (form utility) akan memberikan
keuntungan dan manfaat yaitu, kepuasan konsumen
bertambah, meningkatkan nilai tambah, banyak menyerap
tenaga kerja dan secara makro dapat meningkatkan efek
berganda (multiplier effeck) dalam perekonomian.
Contoh fungsi pengolahan:
• Proses pewarnaan pada sedap malam
• Proses pengolahan sedap malam menjadi suatu masakan (sup,
tekwan, dll)
c. Fungsi Pengangkutan (Transportasi)
Fungsi pengengkutan dimaksudkan untuk memindahkan produk-produk pertanian
dari daerah produsen ke konsumen. Agar lebih efisien, maka biaya transportasi
harus memperhitungkan aspek-aspek lokasi produksi, area pasar yang dilayani,
bentuk produk yang dipasarkan, ukuran dan kualitas produk yang dipasarkan,
macam alat dan kapasitas angkutan dan resiko kerusakan selama pengangkutan.
Contoh fungsi pengangkutan:
• Pengangkutan pada produk sedap malam dilakukan oleh pedagang
pengepul yang langsung datang ke tempat petani.
• Lokasi produksi dapat dijangkau dengan mudah, dengan akses jalan
yang memadai.
• Jarak pasar tidak terlalu jauh dan untuk menghindari kerusakan
produk selama di perjalanan, telah dilakukan terlebih dahulu
treatment khusus dalam peletakkan produk sehingga bunga tidak
rusak.
3. Fungsi Fasilitas (facilitating function)
Terbagi lagi menjadi 4 fungsi, yaitu:
1. Fungsi Standarisasi & Grading
Standarisasi adalah justifikasi kualitas yang seragam antara pembeli
dan penjual, antar tempat dan antar waktu.  Standar adalah suatu
ukuran dan ketentuan mutu yang diterima oleh umum sebagai suatu
yang mempunyai nilai tetap.  Grading berarti memilah produk-produk
untuk dikelompokan ke dalam satuan, unit, kelas atau derajat
tertentu yang ditetapkan.  Fungsi standarisasi dan greding
dimaksudkan untuk menyederhanakan dan mempermudah serta
meringankan biaya pemindahan komoditas melalui saluran tataniaga.
` Contoh fungsi Standarisasi dan Grading
• Grading pada bunga sedap malam dilakukan berdasarkan
keseragaman panjang tangkai (90-100 cm).
• Standarisasi berdasarkan jumlah kuntum yang telah mekar,
pengemasan, dll.
2.      Fungsi Penanggungan Risiko
Sepanjang pergerakan produk-produk pertanian dari sentra
produksi ke sentra konsumen senantiasa menghadapi
kerusakan, kerugian, kehilangan dan risiko-risiko lainnya. 
Risiko digolongkan menjadi 3, yaitu:
a.       Risiko karena sifat fisik
Produk pertanian yang tidak tahan lama, mudah rusak,
penyusutan berat dan volum, kehilangan dan kebakaran. 
Oleh karena itu produk pertanian harus segera sampai ke
konsumen.
b.      Risiko karena perubahan kondisi pasar
Risiko jenis ini antara lain risiko karena fluktuasi harga, risiko
karena tempat, risiko karena unsur waktu, risiko persaingan
dan risiko perubahan harga barang substitusi
c.       Risiko karena alam, manusia dan pemerintahan
• Contoh Fungsi Penanggulangan Resiko
Dilakukannya pengemasan yang merupakan pelindung untuk suatu bahan agar bahan
tersebut terhindar dari kerusakan secara fisik atau benturan atau gesekan antar bahan.
1.Bunga potong sedap malam segar dikemas dengan kotak karton yang baru dan kokoh,
baik, bersih dan kering serta berventilasi.
2.Pengemasan pada bunga potong sedap malam pada petani dan pedagang yang diambil
dari sentra produksi adalah 25 sampai 100 tangkai per ikat pada setiap kemasan.
Kemasan jenis lain dapat digunakan berdasarkan kesepakatan antara penjual dan
pembeli.
3.Ujung tangkai bunga dimasukkan dalam kantong plastik berisi kapas basah yang sudah
diberi pengawet yang bertujuan untuk memberi kesegaran bunga selama dalam
perjalanan.
3.      Fungsi Pembiayaan
Pembiayaan merupakan fungsi fasilitas yang bertugas memperlancar kegiatan
fungsi-fungsi lain dalam proses tataniaga.  Bagi lembaga-lembaga tataniaga yang
memerlukan fasilitas pembiayaan umumnya harus dapat menunjukan kinerja
yang baik yang dicerminkan oleh kredibilitas, solvabilitas dan likuiditasnya.

contoh:
Pembiayaan modal diperoleh dari dana pribadi petani.
Biaya angkut ditanggung oleh tengkulak.
4.      Fungsi Informasi Pasar
Fungsi informasi pasar mencakup tindakan-tindakan seperti berikut :
a. Pengumpulan informasi
b. Komunikasi
c. Penafsiran
d. Pengambilan keputusan

Contoh: pengumpulan informasi harga di kalangan konsumen oleh petani


melalui kegiatan komunikasi dengan tengkulak atau pihak lainnya, sehingga
menghasilkan penafsiran mengenai harga jual dan petani dapat memutuskan
harga yang sesuai untuk produknya.
Perbedaan Tataniaga Produk Agribisnis dan
Produk Industri
• Hasil-hasil pertanian
1. Permintaan lebih banyak tidak elastic
2. Biaya pengumpulannya relatif besar karena tersebarnya tempat-tempat produksi
3. Standarisasi dan grading dilakukan setelah produksi atau hasil diperoleh. Seorang pedagang
pengumpul tidak dapat melakukannya sebelum ia membeli atau memiliki hasil pertanian
yang akan diperdagangkannya
4. Petani produsen lebih bersifat pasif dalam melakukan penjualan dan para pedagang
pengumpul yang aktif melakukan pembelian. Oleh karenanya, sering terjadi pihak pembeli
memberi kredit kepada petani produsen agar dapat terikat untuk menjual hasilnya kepada
pihak pembeli
5. Pemegang peranan utama adalah pedagang pengumpul. Mereka yang mengumpulkan hasil
pertanian yang tersebar dan dalam jumlah yang kecil dari produsen, kemudian ia
menjualnya ke pedagang besar dengan jumlah yang besar.
• Hasil-hasil industri
1. Permintaan lebih bersifat elastis
2. Biaya pengumpulannya relatif sangat kecil
3. Sebelum diproduksi atau dihasilkan, terlebih dahulu ditetapkan suatu standar.
Seorang pedagang pengecer, sebelum ia membeli barang terlebih dahulu menetapkan
standar barang yang harus dibeli sesuai kualitas yang dibutuhkan
4. Pihak produsen yang aktif mencari pembeli, misalnya dengan cara beriklan atau
promosi. Produsen yang akan membeli kredit kepada pembeli untuk menjamin
barangnya akan terjual
5. Pemegang peranan utama adalah pedagang perantara “grosir” (wholesaler). Pedagang
grosir yang berhubungan dengan produsen dan membeli barang dalam jumlah yang
besar kemudian ia menyalurkannya dalam unit-unit kecil kepada pedagang pengecer.

Anda mungkin juga menyukai