PENDAHULUAN
pada lahan pertanian. Lahan pertanian sebagai tempat beraktifitas bagi petani
fungsi lahan pertanian untuk menghasilkan bahan makanan yang diganti dengan
sebagai kegiatan pembudidayaan tanaman. Pertanian sudah ada dari sejak jaman
dari sektor pertanian dan perkebunan karena sektor-sektor ini memiliki arti yang
1
Salah satu sub sektor pertanian adalah hortikultura. Hortikultura adalah salah
sayuran dan tanaman hias. Buah-buahan dan sayuran dikonsumsi sebagai pangan
hanya saat panen raya. Baru sedikit jenis buah yang menempati pasar swalayan
internasional pada saat ini adalah pisang, nanas, mangga, alpukat, rambutan,
tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai dataran tinggi, baik di lahan
sawah ataupun tegalan. Jeruk dikenal asli dari india dan cina selatan serta
beberapa di Australia utara dan kalidonia. Namun, jeruk besar dapat dijumpai di
Kalimantan dan Malaysia. Kini tanaman jeruk dapat dijumpai di seluruh dunia.
Jeruk memiliki banyak spesies dan genera, yaitu citrus, microcitrus, fortunella,
poncirus, cymedia, dan eremocirus. Genera yang terkenal adalah citrus, fortunella,
dan poncitrus, tetapi yang memiliki nilai ekonomi tinggi hanyalah citrus. Spesies
jeruk yang terkenal adalah jeruk keprok, jeruk manis, jeruk besar atau jeruk
2
Tanaman jeruk dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Jeruk
ditanam di dataran tinggi, jeruk besar akan menghasilkan buah yang rasanya pahit.
dapat ditanam sekitar 2000 mdpl. Tipe tanah yang disenangi tanaman jeruk ialah
yang mempunyai porositas tinggi dengan pH tanah 5-6 dan curah hujan 1.500-
wilayah Indonesia timur, tanaman jeruk akan menghasilkan buah yang bermutu
tinggi. Tanaman jeruk diperbanyak dengan cangkok dan okulasi. Buah jeruk dapat
dipanen umurnya antara 4-6 bulan setelah bunga mekar. Jeruk pada umumnya
untuk dikonsumsi segar yang sangat popular karena rasanya manis segar dan
banyak mengandung vitamin C. Jeruk manis lebih banyak untuk sari buah,
sedangkan jeruk nipis lemon lebih banyak untuk minuman atau obat tradisional
(Sunarjo, 2000)(b).
Menurut Hanif dan Zamzami, (2011), banjir buah jeruk impor yang kini
berdayanya buah jeruk domestik menghadapi gempuran jeruk dari luar negeri
yang menjadikan Indonesia sebagai pasar utama. Meluasnya pasar jeruk impor di
Indonesia, karena kualitas produk jeruk lokal Indonesia belum bisa menunjukkan
terjadi jika kita bisa membuktikan bahwa produk jeruk Indonesia pada dasarnya
3
sanggup bersaing dengan jeruk impor baik dalam kualitas maupun harga. Hal ini
terjadi karena produksi buah jeruk lokal masih kurang memenuhi permintaan
pasar sehingga masih banyak buah jeruk yang diimpor. Berikut merupakan tabel
produksi, luas panen dan produktifitas jeruk Indonesia pada tahun 2005 hingga
Tabel 1.1 Data Produksi, Luas Panen dan Produktifitas Jeruk Indonesia
Tahun 2005-2009.
Menurut balai penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika, produksi jeruk
di Indonesia pada tahun 2005 sebesar 2.214.020 dengan luas panen sebesar 67.883
dan produktifitas 326,2. Pada tahun 2006 sebesar 2.565.543 dengan luas panen
sebesar 67.592 dan produktifitas 354,4. Pada tahun 2007 sebesar 2.625.884
dengan luas panen sebesar 72.390 dan produktifitas 388,5. Pada tahun 2008
sebesar 2.467.632 dengan luas panen sebesar 68.673 dan produktifitas 359,3. Pada
tahun 2009 sebesar 2.131.768 dengan luas panen sebesar 60.190 dan produktifitas
4
354,2. Jumlah produksi tertinggi yaitu pada tahun 2007, sedangkan luas panen
tertinggi pada tahun 2006, dan produktifitas tertinggi pada tahun 2007.
lampung timur masih belum dapat bersaing dengan jeruk impor. Hal ini
dikarenakan minat masyarakat terhadap jeruk impor lebih tinggi daripada jeruk
lokal karena masyarakat masih beranggapan bahwa kualitas jeruk impor lebih
baik daripada jeruk lokal. Oleh karena itu, pemerintah menjalin kerjasama dengan
petani untuk meningkatkan kualitas buah dan memperbanyak variasi jenis buah
yang dipasarkan. Kualitas jeruk yang semakin baik akan membuat jeruk lokal
dapat bersaing dengan jeruk impor. Selain itu, untuk dapat menggeser posisi buah
5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
akan datang
6
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
Jeruk (Citrus sp) adalah tanaman tahunan yang berasal dari Asia, terutama Cina.
Jeruk merupakan salah satu komoditi buah – buahan yang terpenting dan banyak
di minati di pasaran, baik dalam bentuk segar maupun olahan. Disamping iti,
rasanya manis juga disertai rasa asam sehingga membuat rasa segar. Tanaman
jeruk bukan tanaman asli Indonesia tetapi tanaman jeruk mempunyai prospek
yang cerah untuk dikembangkan di Indonesia. Jenis jeruk yang banyak banyak di
kembangkan di Indonesia salah satunya adalah jeruk siam. Jeruk siam (Citrus
nobilis Lour var. Microcorpa Hassk) menduduki posisi paling penting dalam
dunia jeruk. Menurut Setiawan dan Trisnawati (1993), diperkirakan hampir 60%
kebutuhan akan jeruk dipenuhi oleh jeruk siam.
Jeruk siam adalah bagian kecil dari sekian banyak nya varietas jeruk yang
sudah dikenal dan dibudidayakan di Indonesia. Dinamakan jeruk siam karena
berasal dari Siam (Muangthai). Di Negeri asal nya jeruk ini dikenal dengan nama
som kin wan (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2005).
7
mengkilap, menjadikan buah ini pilihan favorit konsumen dalam mengkonsumsi
buah jeruk siam yang lebih populer dengan jeruk Pontianak (Setiawan, 1992).
Jeruk siam merupakan anggota jeruk keprok dengan nama ilmiah Citrus
nobilis LOUR var. Microcorpa Hassk. Dinamakan jeruk siam karena sesuai
dengan daerah asalnya yaitu Siam (Muangthai). Pemberian nama jeruk
berdasarkan nama daerah penanamannya terus berkembang, hal ini terlihat dari
pemberian nama terhadap macam – macam jeruk siam, antara lain : jeruk kacang,
jeruk Pontianak, jeruk Garut, jeruk Palembang, dan lain – lain (Setiawan, 1992).
Jeruk siam mempunyai bentuk buah yang bulat, oval atau lonjong sedikit
memanjang. Warna buah jeruk yang masak adalah hijau kekuningan. Warna
daging buah orange, daging buah lunak dengan rasa yang manis dan aroma yang
khas, dengan ukuran buah yang cukup besar. Jeruk siam mempunyai permukaan
buah yang halus, licin, mengkilap, dan menempel lekat pada daging buahnya.
Kulit buah ada yang tebal (sekitar 2 mm) dan ada juga yang tipis. Dinding kulit
buah jeruk yang berpori – pori dan terdapat kelenjer – kelenjer yang berisi pectin
yang berbau menyengat yang merupakan ciri khas dari jeruk, lapisan ini disebut
flavedo. Lapisan tengah yang seperti sponge yang terdiri atas jaringan bunga
karang berwarna putih disebut albedo. Pada lapisan dalam kulit jeruk ini
mengandung pectin yang terbanyak (AAK, 1994).
Budidaya tanaman jeruk dapat dilakukan mulai dari dataran rendah hingga
dataran tinggi, hal ini disebabkan oleh kondisi tanah dan keadaan iklim yang
sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman jeruk. Namun untuk tiap – tiap
tanaman, lingkungan yang dikehendaki akan berbeda – beda. Lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman pada umumnya iklim dan tanah (Redaksi
Trubus, 2003).
8
berbeda pula sehingga berpengaruh terhadap karakteristik buahnya (Trisnawati,
1992).
Tanaman jeruk siam memerlukan air yang cukup, tetapi tidak tahan
terhadap air yang tergenang karena mudah terserang penyakit akar. Apabila
tanahnya kekurangan air, maka pertumbuhannya mudah sekali terganggu karena
perakarannya sangat halus. Tanaman jeruk menghendaki tanah yang mempunyai
aerase dan drainase yang baik (Tim Penulis PS, 1992)
Keadaan pH tanah yang cocok untuk tanaman jeruk berkisar antara 5,5 –
6,5, namun hasil maksimum diperoleh pada tanah yang ber-pH 6. Daerah yang
cocok untuk penanaman jeruk siam adalah daerah yang mempunyai curah hujan
optimal sekitar 1.500 mm/tahun dengan penyinaran matahari antara 50 – 60%.
Suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman jeruk antara 250 – 300 C. Kelembaban
antara 70 – 80% per tahun. Tetapi udara yang terlalu lembab akan menimbulkan
lebih banyak serangan hama terutama Scale Insect (kutu perisai) dan kutu
penghisap lainnya (Setiawan, 1992).
Semua jenis jeruk, terutama jeruk siam, tidak menyukai tempat yang
terlindung atau ternaungi. Siraman cahaya matahari yang cukup akan membuat
batang jeruk lebih kuat, mendorong terbentuknya tunas – tunas dan perkembangan
buah. Tanaman yang kekurangan cahaya pertumbuhannya akan terhambat (Djoni,
2006).
2.2 Usahatani
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau
faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih dan
9
mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila
Sifat dan corak usahatani dapat dilihat sebagai usahatani subsistem dan usahatani
yang ada adalah transisi. Jika hasil yang dijual lebih dari 70%, dapatdikategorikan
Usahatani sebagai kegiatan usaha pertanian yang berwatak bisnis, berupaya untuk
mengusahakan baik tanaman, hewan, ikan untuk menghasilkan barang dan jasa
yang dibutuhkan oleh masyarakat atau pasar. Usahatani suatu system, terdiri dari
beberapa sub sistem yang saling berkaitan secara berkesinambungan antara sub
sistem yang satu dengan lainnya seperti: sub sistem saprodi, sub sistem produksi,
efektifitas dan nilai tambah yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani,
10
sehingga sub sistem agroindustri merupakan sub sistem yang strategis dalam
menghasilkan dengan tujuan untuk dijual baik untuk bahan baku industri maupun
adalah:
d. Adanya potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan teknologi yang
mendukung
dan terinci dalam menentukan rencana produk yang dihasilkan, yaitu harus
berorientasi pada kepada pasar dan untuk menguasai pasar, produk yang
(Abdulrodjak, 1996).
11
2.2.2 Subsektor Hortikultura
Salah satu sub sektor pertanian adalah hortikultura. Hortikultura adalah salah
sayuran dan tanaman hias. Buah-buahan dan sayuran dikonsumsi sebagai pangan
hanya saat panen raya. Baru sedikit jenis buah yang menempati pasar swalayan
internasional pada saat ini adalah pisang, nanas, mangga, alpukat, rambutan,
jeruk, markisa, sirsak, jambu biji, belimbing, dan manggis (Sunarjo, 2000)(c).
menahun, dan lebih dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral. Vitamin dan
12
sebenarnya banyak jenis buah-buahan yang dapat tumbuh dan berbuah baik di
jeruk karena keadaan iklimnya cocok, ketersediaan lahan luas, dan tenaga kerja
yang cukup banyak. Buah jeruk termasuk salah satu jenis buah-buahan yang
famili jeruk keprok yang berasal dari negara Muangthai (Suprapto, 1999).
spesies seperti jeruk keprok, dan berbagai jenis jeruk lainnya. Kehadiaran jeruk
varietas lokal ini kemungkinan sebagai variasi dalam populasi dari berbagai
daerah atau adanya perbedaan dalam pengklasifikasian jeruk. Oleh karena itu
upaya membenahi dan melakukan perbaikan terhadap klasifikasi yang sudah ada
spesies, dan dari bermacam-macam spesies tersebut pada umumnya tidak terdapat
perbedaan yang sangat besar apabila ditinjau dari segi morfologinya. Tanaman
Divisi : Spermatophyta
Clasis : Dicotyledoneae
Famili : Rutaceae
13
Genus : Citrus
Tanaman jeruk memiliki akar tunggang yang panjang dan akar serabut yang
berakar pendek kecil serta akar-akar rambut. Bila akar tunggang mencapai tanah
yang terendam air maka pertumbuhannya akan berhenti. Tetapi apabila tanahnya
gembur, panjang akar tunggang bisa mencapai 4 meter. Pohon jeruk yang ditanam
beraturan, dahan kecil, cabangnya banyak, tajuknya rindang dan letak dahan
berpencar. Lingkar batang 12 – 36 cm. Jeruk keprok dan siem daunnya berwarna
hijau tua mengkilat pada permukaan atas dan hijau muda pada permukaan bawah
tangkai. Pada umumnya bunga jeruk berwarna putih kecuali pada jeruk nipis.
Bunga jeruk keluar dari ketiak daun atau pucuk ranting yang masih muda, berbau
harum, dan banyak mengandung nectar atau madu. Syarat tumbuh buah jeruk
umumnya dapat ditanam pada masing-masing dengan bulan basah. Curah hujan
Suhu optimal tanaman jeruk antara 25o – 30oC. aktivitas pertumbuhan jeruk
sangat terganggu apabila suhu kurang dari 13oC, tetapi masih dapat bertahan pada
suhu 38oC. Untuk jeruk keprok temperature rata-rata yang diperlukan adalah
20oC.
Hampir di seluruh wilayah Indonesia dapat ditanami pohon jeruk. Jenis jeruk
yang dapat di tanam di Indonesia tidak hanya satu atau dua jenis saja, tetapi dapat
ditanami berbagai macam jenis jeruk. Keadaan seperti ini merupakan potensi yang
14
besar dalam usaha pengembangan dan pembudidayaan tanaman jeruk secara
membutuhkan studi kelayakan yang tidak mudah. Jenis jeruk yang akan
(1) Jenis jeruk manis; (2) Jenis jeruk keprok; (3) Jenis jeruk besar; (4) Jenis jeruk
lemon; (5) Jenis jeruk lime; (6) Jenis jeruk citrun; (7) Jenis jeruk grape fruit; (8)
yang tinggi adalah jeruk keprok. Disamping itu bibit jeruk juga mudah diperoleh,
sedangkan kulit buahnya mudah dikupas, serat cukup halus, air banyak, manis dan
segar, bijinya sedikit dan kecil-kecil. Beberapa jenis jeruk yang sampai sekarang
masih diusahakan oleh petani secara besar-besaran diantaranya adalah jenis jeruk
keprok siam. Selain itu, jeruk keprok terdiri dari berbagai macam jenis, antara lain
jeruk Satsuma dari jepang, jeruk mandarin, naartje, conde cina, keprok garut,
keprok batu, mangseh dan ragi, jeruk siem dan cina licin, keprok Madura, keprok
ponkan yang berasal dari Taiwan, keprok mikan dari jepang, keprok Pontianak,
penting di pasaran dunia maupun dalam negeri, baik dalam bentuk segar maupun
hanya mengarahkan pengelolaan jeruk bagi petani kecil saja, tetapi juga
15
Untuk menambah nilai ekonomi dalam pemasarannya dilakukan pengemasan
buah jeruk dibedakan menjadi dua kelas, yaitu kelas A dan kelas B, atau sering
adalah sesuatu yang tidak bisa diramalkan sebelumnya, dan karenanya peluang
penting di sektor pertanian adalah fluktuasi hasil pertanian dan fluktuasi harga.
Ketidakpastian hasil pertanian disebabkan oleh faktor alam seperti iklim, hama
dan penyakit serta kekeringan. Jadi produksi menjadi gagal dan berpengaruh
Kondisi yang tidak pasti timbul karena berbagai sebab, antara lain :
a. Jarak waktu dimulai perencanaan atas kegiatan itu berkahir. Semakin panjang
16
Terjadinya risiko pada kegiatan usaha dipengaruhi oleh adanya sumber-sumber
terdapat beberapa sumber risiko yang dapat dihadapi oleh petani yaitu:
1. Risiko produksi yang terjadi dalam bidang pertanian yang dapat menurunkan
hasil dipengaruhi oleh banyak kejadian yang tidak dapat dikendalikan seperti
dan kredit.
dapat mempengaruhi hasil dari kegiatan usaha. Selain itu adanya pencurian
perusahaan.
membayar pinjaman.
Analisis risiko melibatkan tidak hanya pada peluang terjadinya tetapi juga
17
dimana petani mengambil keputusan dengan mempertimbangkan kejadian yang
produksiterhadap risiko.
mengakomodasi terjadinya risiko. Salah satu risiko yang sering dialami oleh
sangat ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya faktor produksi dan faktor
eksternal. Menurut Asche dan Tveteras (1999), faktor produksi atau input
produksi dapat bersifat meningkatkan risiko dan ada pula yang mengurangi risiko.
salah satunya dengan pendekatan fungsi produksi Just dan Pope (Robison dan
Barry 1987). Dengan metode fungsi produksi Just dan Pope ini dapat diketahui
dibedakan menjadi dua yaitu faktor produksi yang mengurangi risiko (risk
reducing factors) dan faktor produksi yang menyebabkan risiko (risk inducing
factors). Menurut Robison dan Barry (1987) beberapa contoh yang termasuk
dalam faktor produksi pengurang risiko adalah sistem irigasi, pestisida, biaya
18
dan membeli peralatan baru. Sedangkan penggunaan benih dan pupuk dapat
risiko fungsi produksi Just dan Pope dapat ditulis sebagai berikut (Robison dan
Barry 1987):
q = f(x) + h(x)e
dimana:
Menurut Asche dan Tveteras (1999), model risiko produksi Just and Pope terdiri
atas fungsi produksi rata-rata dan fungsi varian. Fungsi produksi rata-rata
ditunjukkan oleh E[q] = f(x), sementara itu fungsi varian ditunjukkan oleh var(q)
model risiko produksi Just and Pope adalah fungsi Cobb-Douglas. Model Just and
Pope menyediakan uji untuk risiko produksi dan melakukan estimasi terhadap
parameter dari fungsi produksi rata-rata dan fungsi risiko dalam langkah yang
berbeda.
Fungsi varian pada model Just and Pope mewakili fungsi risiko karena fungsi
nilai yang berbeda-beda pada setiap observasi (Gujarati 2007). Indikasi adanya
19
produktivitas ini menyebabkan data produksi sangat bervariasi sehingga dalam
terhadap variance error. Secara umum model Uji Park untuk mengetahui pengaruh
(Gujarati 2007):
In ei2 = B0 + Bi In Xi + vi
dimana:
ei2 = Variance error
Xi = Variabel penjelas
vi = Faktor Residu
Bi = Koefisoen parameter
I = 1,2,3.....n
yang berjumlah 167 petani. Dengan menggunakan rumus Yamane, maka didapat
20
menujukkan bahwa nilai F hitung (α = 1%) sebesar 47,75 lebih besar dari F tabel
nyata terhadap produksi cabai merah. Nilai koefiensi vareasi (CV) sebesar -0,029.
Hal ini berarti nilai signifikansi -0,029 > 0,05 yang berarti tidak terdapat korelasi
yang signifikan. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,074 berarti sebanyak
7,4% variasi dari risiko produksi cabai merah dapat dijelaskan oleh variasi
variable independen dalam model, dengan kata lain 7,4 % variabel independen
dipengaruhi oleh hal lain yang tidak diteliti yang merupakan variabel lain di luar
model, hal tersebut antara lain adalah pengaruh cuaca dan hama penyakit.
risiko produksi yaitu dengan analisiskoefisien variasi. Hasil penelitian ini adalah
risiko produksi usahatani jagung dengan luas lahan < 1 Ha lebih tinggi
dibandingkan usahatani jagung dengan luas lahan 1 Ha. Hal ini mengindikasikan
bahwa adanya variasi produksi yang lebih tinggi pada usahatani jagung dengan
luas lahan < 1 Ha dibanding usahatani jagung dengan luas lahan 1 Ha.Faktor yang
mempengaruhi risiko produksi adalah tenaga kerja, dengan nilai koefisien -0,027
dan nilai probabilitas 0,09. Besarnya jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan
21
Menurut Asmidah (2013), dalam skripsinya yang berjudul “Faktor–Faktor
jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya
penjualan, dan keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana Fhitung
(50,629) > F-Tabel (2,975) pada ∝ = 5%. Dengan taraf kepercayaan 95% secara
parsial variabel harga beli pedagang tidak berpengaruh secara nyata terhadap
Permintaan jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli konsumen,
pendapatan rata-rata, dan jumlah tanggungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F,
Menurut Isni Yuniar Riska (2012), dalam skripsinya yang berjudul “Analisis
Preferensi Konsumen Terhadap Buah Jeruk Lokal Dan Buah Jeruk Impor Di
terhadap buah jeruk lokal dan buah jeruk impor. Buah jeruk lokal yang menjadi
pilihan konsumen di Kabupaten Kudus adalah buah jeruk yang mempunyai rasa
manis sedikit asam, warna buah kuning kehijauan, ukuran buah sedang (8-9
buah/kg), dan aroma buah yang segar. Sedangkan buah jeruk impor yang menjadi
pilihan konsumen di Kabupaten Kudus adalah buah jeruk yang mempunyai rasa
manis, warna buah oranye, ukuran sedang (8-9 buah.kg), dan aroma buah yang
22
jeruk lokal maupun buah jeruk impor di Kabupaten Kudus berturut-turut adalah
penghapusan PPN 10%, penambahan anggaran subsidi pupuk dan penerapan SNI
jambu biji. Setelah adanya kebijakan pemerintah tersebut usahatani jambu biji di
kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan usahatani jambu biji pada Tahun
2009 belum memberikan insentif kepada petani jambu biji di Kecamatan Tanah
Sareal..
23
2.6 Kerangka Pemikiran
internal dan eksternal antara lain, pupuk, pestisida, serta tenaga kerja (faktor
internal) dan hama dan penyakit (faktor eksternal). Resiko pada kegiatan produksi
dapat menyebabkan kerugian seperti jumlah produksi yang rendah dan kualitas
hasil panen yang menurun. Dalam hal ini perlu adanya upaya untuk
24
USAHATANI
JERUK BW
RISIKO
PRODUKSI
Eksternal: Internal:
- Kama - Pupuk Kandang
- Penyakit - Pupuk TSP
- Tenaga Kerja
Pendekatan Kuantatif
Primer, Sekunder
Primer: Sekunder:
- Wawancara - Koefisien Variasi
- Quisioner
25
III. METODE PENELITIAN
diteliti, cara untuk memperoleh dan menganalisa data yang berhubungan deangan
penelitian.
2. Sumber risiko diantaranya berasal dari input produksi yang meliputi benih,
3. Benih adalah jumlah benih yang digunakan untuk memproduksi jagung manis
yang diukur dengan satuan kilogram per hektar per periode tanam.
4. Pupuk adalah jumlah pupuk yang digunakan untuk menanam jagung manis
yang diukur dengan satuan kilogram per hektar per periode tanam.
hama dan penyakit yang menyerang tanaman jagung manis yang digunakan
untuk memproduksi jagung manis yang diukur dengan satuan mililiter per
6. Tenaga Kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam seluruh
kegiatan produksi sampai panen yang diukur dengan satuan HOK per hektar
26
7. Biaya Tetap adalah biaya yang dikeluarkan tidak habis terpakai dalam satu
8. Biaya Variabel adalah biaya yang dikeluarkan yang habis terpakai dalam satu
kali produksi.
10. Penerimaan adalah seluruh pemasukan yang diterima dari kegiatan ekonomi
yang menghasilkan uang tanpa dikurangi dengan total biaya produksi yang
11. Harga penjualan adalah besarnya harga penjualan hasil panen jagung manis
yang diterima petani pada saat melakukan penjualan pada pedagang maupun
pertimbangan bahwa Desa Margototo merupakan salah satu daerah produksi jeruk
27
3.3 Populasi dan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sensus dengan
mendapatkan data yang cukup, maka peneliti dapat mencari sampel lain
Analisis primer berupa wawancara dan quisioner kepada petani jagung manis di
relatif yang diperoleh dengan membagi standar deviasi dengan nilai yang
28
Keterangan :
CV = koefisien variasi
σ = standar deviasi
Nilai koefisien variasi yang lebih kecil menunjukkan variabilitas nilai rata-rata
∑𝑛𝑖=0(𝐸𝑖 − 𝐸 )2
𝐶𝑉 2 =
(𝑛 − 𝑖)
√∑𝑛𝑖=0(𝐸𝑖 − 𝐸 )2
𝐶𝑉 =
𝑛−𝑖
= √𝑉 2
29
Dalam pengambilan keputusan, hal yang paling penting yaitu perhitungan batas
bawah hasil produksi tertinggi. Penentuan batas bawah ini digunakan untuk
mengetahui jumlah hasil terbawah tingkat hasil produksi yang diharapkan, rumus
L = E – 2V
Keterangan :
V = Standar deviasi
E = Rata-rata produksi
30