(NILA SULTANA)
Disusun Oleh :
JULLYA TOYA
2004112912
Kelas : IK-A
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan paper yang berjudul LAPORAN SURVEY BUDIDAYA
PERIKANAN DI JAYA ABADI FARM (NILA SULTANA) ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan paper ini, saya menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen
kami, Ibu Dr. Ir.Adelina, M.Si yang telah memberikan tugas ini. Walaupun adanya tantangan
dan hambatan dalam pembuatan makalah ini, dengan bantuan dari berbagai pihak hal tersebut
bisa teratasi, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung saya dalam menyusun makalah ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna baik dari
materi maupun bentuk penyusunannya. Kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan
demi penyempurnaan pembuatan pada tugas selanjutnya. Akhir kata, semoga paper ini dapat
memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Jullya Toya
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
HASIL..............................................................................................................................................5
2.1 PEMILIHAN TEMPAT........................................................................................................5
2.2 PENENTUAN POLA TANAM............................................................................................5
2.3 PENYEDIAAN BENIH........................................................................................................6
2.4 PROSES.................................................................................................................................7
2.4.1 PEMBERIAN PAKAN..................................................................................................7
2.4.2 PENGENDALIAN PENYAKIT....................................................................................8
2.4.3 PENGENDALIAN AIR.................................................................................................8
2.4.4 PEMANTAUAN PERTUMBUHAN.............................................................................9
2.4.5 PEMASARAN................................................................................................................9
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................11
3.2 SARAN...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
LAMPIRAN..................................................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan nila dapat hidup di perairan yang dalam dan luas maupun di kolam yang
sempit dan dangkal, nila juga dapat hidup di sungai yang tidak terlalu deras alirannya, di
waduk, danau, rawa, sawah, tambak air payau, atau di dalam jaring terapung di laut,
termasuk di kolam beton dan kolam terpal (Sangihe, 2010). Kualitas air yang kurang baik
mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat. Dalam usaha budidaya ikan nila
(Oreochromis sp) ketersediaan air dan kualitas air merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan dalam usaha budidaya ikan (Suyanto, 1993). Kualitas air yang
meliputi suhu, Oksigen terlarut (DO), Derajat keasaman (pH), Kecerahan, dan Amoniak
(NH3) masih masuk dalam kisaran yang dapat ditolerir oleh ikan nila (Monalisa, 2010).
Ikan nila, Oreochromis niloticus (Linn.) merupakan salah satu komoditas air
tawar yang populer di Indonesia, harganya relatif murah sehingga potensial
dijadikan sebagai sumber protein hewani yang dapat dijangkau oleh berbagai
lapisan masyarakat. Ikan nila sultana merupakan hasil seleksi famili dan perkawinan
silang 43 strain nila (BBPBAT 2012). Sultana merupakan singkatan dari Seleksi
Unggul Salabintana. Keunggulan yang dimiliki oleh nila sultana diantaranya
pertumbuhan lebih cepat hingga 40% dibandingkan nila strain lain dan memiliki
jumlah telur yang lebih banyak (BBPBAT 2012). Penyakit pada ikan timbul karena
adanya interaksi yang tidak seimbang antara inang, lingkungan dan patogen. Salah satu
patogen penyebab penyakit yang menyerang ikan adalah bakteri, (Azhari, dkk., 2014).
1.2 Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar akuakultur yang diberikan oleh bu
Adelina
2. Untuk melihat secara langsung proses budidaya perikanan
3. Untuk memahami, meningkatkan wawasan sebagai tambahan ilmu bagi penulis.
4
BAB II
HASIL
Jumlah kolam tanah ada 9, rata-rata ukuran 10m×20m dan 12m×15m. Jumlah kolam
terpal sebanyak 23 kolam. Terdapat 1 kolam tanah serta keramba yang khusus untuk induk ikan
agar mempermudah seleksi. Induk ikan diseleksi jantan dan betinanya perjenis, Induk ikan yang
sudah bisa disuntik, diambil lalu dipisah untuk dimasukkan ke keramba. Budidaya ini termasuk
kedalam pembenihan, pendederan dan pembesaran. Urutan fokus kegiatan akuakultur ini dari
yang pertama yaitu pendederan, yang kedua pembenihan dan yang ketiga pembesaran. Usaha
perikanan ini untuk penjualannya lebih banyak berupa bibit.
Ikan nila jenis nila sultana biasanya hidup di air yang bergerak, seperti habitat nya di
alam yaitu di air yang berarus atau bergerak karena membutuhkan oksigen yang tinggi. Di Jaya
5
Abadi Farm kalau di kolam tanah harus ada air masuk (sirkulasi air). Dipenampungan bibit disini
tidak untuk dibesarkan karena di sini sifatnya sementara memakai alat pompa.
Pada keramba nila sultana ukuran 1×2m, jumlah bibit sekitar 5.000 sampai 7000.
Keramba ukuran 2×4m sekitar 20.000-30.000, idealnya 20.000an. Jumlah keramba nila sultana
ada 10, ukuran rata-rata 2×4m. Penebaran bibit biasanya saat pagi jam 7.
Bibit ikan yang dibudidaya adalah bibit ikan mas (Cyprinus carpio), gurami
(Osphronemus goramy), patin (Pangasius), lele (Clarias batrachus), bawal (Bramidae), dan 2
jenis ikan nila (Oreochromis niloticus) yaitu nila nirwana dan nila sultana. Khusus jenis spesies
yang ditanyakan kepada pewawancara saat survey adalah ikan nila sultana.
Bibit luar datang dari luar kota Pekanbaru.. Bibit yang datang setelah perjalanan jauh dari
luar kota itu kondisi lemas, lebih parah jika sampai saat pagi dan cuaca hujan, hal itu tidak bagus.
Biasanya jika cuaca dingin, kekurangan oksigen. Bibit nila dari Danau Maninjau. Bibit sekali
masuk (datang ke Jaya Abadi Farm) sekitar 80.000 – 100.000an, dalam sebulan 4 kali masuk.
Bibit nila nirwana rentang harga Rp160.000 – Rp180.000 tergantung ukurannya. Nila nirwana
ukuran 46 harga Rp160.000 dan ukuran 57 harga Rp180.000. Jenis nila sultana rentang harga
6
Rp200.000 – Rp225.000. Nila sultana ukuran 46 harga Rp200.000 dan ukuran 57 harga
Rp225.000. Pembongkaran nila saat pagi (matahari terbit).
2.4 PROSES
Dalam budidaya bibit ikan ini lebih banyak pemberian berupa pakan yang tidak
alami (pelet). Pemberian pakan tergantung ukuran ikan dan pakannya. Pemberian pakan
tidak rutin karena bibit sering dijual (tidak dibesarkan kecuali induk) jadi pemberian
pakan untuk bibit kadang bisa diberi hanya sore atau malam perhari. Khusus untuk bibit
ikan yang belum dikirim (dijual) diberi pakan full 3 kali perhari sekitar 2-3 hari. Merk
pakan untuk bibit yaitu Matahari Sakti (MS) Feng Li, mulai dari Feng Li 0, 100, 500,
800, 1000 lalu ganti ke HI PRO VITE 781-1. Dan masih ada merk lain yang digunakan
seperti 78161 dari Matahari Sakti, Topan, CP Prima, Sinta dan Hompit. Pakan alami
sebagai alternatif pengganti pelet yaitu daun azola, dan terkadang ayam mati untuk pakan
induk patin.
7
Pakan untuk nila sultana lebih sering diberi pelet. Memakai pakan yang besar
untuk bibit yang sudah agak besar. Pakan dimasukkan kedalam kantong jaring, lalu
digantung disetiap keramba. Untuk bibit yang mau dijual, pemberian pakan siang atau
sore, jarang diberi saat malam hari dan terdapat model kantong ukuran pakan 781-3 atau
782 polos atau 781 polos yang tidak bisa lolos jaring. Jumlah pakan yang diberikan
tergantung banyaknya bibit.
Kolam untuk bibit ikan harus selalu jernih. Untuk mendeteksi bakteri tidak
menggunakan mikroskop, tetapi dilihat langsung dari ciri-ciri atau gejala bibit ikan.
Pengamatan dilakukan secara rutin untuk dapat mengantisipasi penyakit, Penyakit pada
bibit ikan yang pernah ditemukan biasanya jamur, kadang mulut lele muncul bintik putih.
Upaya yang dilakukan untuk mencegah penyakit, dengan Terramcyin (antibiotic),
Inrofloxs Booster (antibiotik), Bendoz-A (anti jamur), Aklifri(?)-, Super Tetra
(antibiotik).
Penyakit pada nila sultana umumnya jamur, kehilangan lendir, lemas (tidak segar)
karena dari perjalanan jauh. Pengendalian penyakit (pencegahan) dengan diberi pakan,
seperti Inrofloxs dan Tetra. Sebelum penyusutan gejala bibit mati, Paling banyak mati
bibit patin, karena sulit dan rentan.
Untuk pengiriman ke konsumen maupun distributor, ada batas waktu agar bibit
dapat bertahan. Wadah bibit tidak boleh kena panas dan bocor. Kalau sudah terkena
panas dapat membuat wadah (plastik) bocor. Isi bibit perkantong yaitu 100, 1000, 1500
atau 2000 tergantung besar bibit ikannya. Untuk estimasi waktu agar oksigen tidak habis,
tergantung tujuan pengantaran.
8
dibuang lalu diganti air baru. Jika air kotor, dikuras atau diganti atau dikeringkan.
Pengurasan air tidak sekali sehari.
Dikolam tanah jika air sudah tidak bagus, cara pengendaliannya adalah dengan
diganti air baru, caranya air dikeringkan agar ekskresi ikan dapat menjadi pupuk,
dibersihkan, lalu diisi air baru. Air ditunggu sekitar seminggu sampai dua minggu, jika
dicek pH sudah normal (pH 7), baru bisa dimasukkan bibit ikan yang dipisah dengan
keramba.
Untuk menetralkan air memakai garam. Ditempat budidaya Jaya Abadi Farm ini
1
kalau ukuran baknya 3m×6m itu tinggi air 25-30cm. Kadang biasanya diberi garam 1
2
gayung atau 2 gayung, tergantung kebutuhannya.
Untuk pemantauan bibit secara rutin, karena jam kerja dari pagi sekitar jam 8
sampai isya. Untuk dini hari, dipantau jam 3 subuh. Bisa dibilang hampir 24 jam ada
orang yang pantau.
2.4.5 PEMASARAN
Hal yang perlu dipersiapkan untuk memaksimalkan pemasaran adalah
meningkatkan kualitas dengan perlakuan yang sama untuk memaksimalkan ketahanan
bibit ikan sampai ke tujuan. Pengemasan ikan harus memakai oksigen. Pengiriman
ditempat budidaya disini memakai wadah berupa kantong plastik. Isi dalam kantong
tergantung jenis ikan dan besarnya (ukurannya). Semakin besar ikan, semakin sedikit
isinya didalam kantong.
Pemasaran sering terlibat di 4 provinsi yaitu Riau, Sumatra Barat, Sumatra Utara
dan Kepulauan Riau. Pernah sampai Kalimantan, pengantaran dengan pesawat Hercules.
Di Riau diantar keagen untuk dijual lagi, melalui lintas timur dari Pekanbaru tujuan ke
9
Kerinci, Sorek, Air Molek, Belilas, Rengat, Tembilahan, Peranap dll. Lintas barat ke
Taluk Kuantan, Sungai Pagar, Bangkinang, Pasir Pengaraian, Rokan Hulu, Ujung Batu.
Kearah utara mulai dari Kandis, Duri, Dumai, Bagan, Kisaran (Sumatera Utara). Sumatra
Barat di Danau Maninjau, Pasaman. Kepulauan Riau ke Batam, Tanjung Pinang, dan
Natuna.
Pemasaran bibit ikan nila ke Kerinci, Pelalawan, Sorek, Air Molek, Rengat,
Tembilahan, Belilas. Usaha ini banyak agen atau mitra, mulai dari Kandis, Duri. Dumai,
Bagan Siapi, Bagan Batu, Rokan Hulu, Bangkinang, Pasir Pengaraian, Ujung Batu, dan
Taluk Kuantan.
Ikan yang dijual tidak hanya berupa bibit, tetapi tersedia juga ikan untuk
konsumsi. Ikan tersebut dijual di Pasar Pusat dan Pasar Kodim. Harga yg dipasarkan
untuk ikan konsumsi Rp23.000, untuk yang ambil kekolam secara langsung, rentang
harga Rp18.000 – Rp23.000 per kilo sesuai jenisnya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ikan dikenal sebagai ikan konsumsi yang mengandung gizi hampir sama dengan
jenis ikan air tawar lainnya. Selain itu ikan nila memiliki keunggulan antara lain mudah
dikembangbiakan dan daya kelangsungan hidup tinggi, pertumbuhan relatif cepat dengan
ukuran badan relatif besar, serta tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan .
Ikan nila sultana adalah singkatan dari Seleksi Unggul Salabintana. Keunggulan
yang dimiliki oleh nila sultana diantaranya pertumbuhan lebih cepat hingga 40%
dibandingkan nila strain lain dan memiliki jumlah telur yang lebih banyak.Karena itulah
kegiatan budidaya ikan nila sultana terus dikembangkan hingga sekarang, termasuk
aktivitas pembenihannya.
Pada keramba nila sultana ukuran 1×2m, jumlah bibit sekitar 5.000 sampai 7000.
Keramba ukuran 2×4m sekitar 20.000-30.000, idealnya 20.000an. Jumlah keramba nila
sultana ada 10, ukuran rata-rata 2×4m. Penebaran bibit biasanya saat pagi jam 7.
Bibit ikan yang dibudidaya adalah bibit ikan mas (Cyprinus carpio), gurami
(Osphronemus goramy), patin (Pangasius), lele (Clarias batrachus), bawal (Bramidae),
dan 2 jenis ikan nila (Oreochromis niloticus) yaitu nila nirwana dan nila sultana. Khusus
jenis spesies yang ditanyakan kepada pewawancara saat survey adalah ikan nila sultana.
3.2 SARAN
Penulis sendiri merasa bahwa observasi ini masih ada banyak kekurangan,
harapan penulis kedepannya sendiri semoga bisa mengetahui lebih lanjut dan bisa
berpartisipasi dalam pembudidayaan benih ikan nila sultana. Untuk kedepannya
diharapkan pemasaran lebih luas lagi dan pengelolaan bibit lebih baik dari sekarang.
11
DAFTAR PUSTAKA
Azhari C, Tumbol RA, Kolopita MEF. 2014. Diagnosa penyakit bakterial pada ikan Nila
(Oreocromis niloticus) yang dibudidayakan pada jaring tancap di Danau Tondano. Jurnal
Budidaya Perairan. Vol 2 No. 3: 24 – 30.
Monalisa, S. S., & Minggawati, I. (2010). Kualitas air yang mempengaruhi pertumbuhan ikan
nila (Oreochromis sp.) di kolam beton dan terpal. Journal of Tropical Fisheries, 5(2),
526-530.
Naryo. (2012, Augustus 7). Nila Sultana Andalan Baru BBPBAT Sukabumi. Diakses dari
https://megapolitan.antaranews.com/berita/2424/nila-sultana-andalan-baru-bbpbat-
sukabumi
12
LAMPIRAN
(2) Pakan
13
(3) Jullya Toya
14