Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MATAKULIAH FISIOLOGI BIOTA PERAIRAN

IKAN LAYANG (Decapterus)

BESSE JENNI
20.023.54.243.002

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO
2021

i
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat-Nya


sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Fisiologi Biota Perairan. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang budidaya perairan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Harfika Sari Baso, S.Pi.,
M.Si. selaku dosen dalam mata kuliah Fisiologi Biota Perairan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini.

Palopo, 15 November 2021

Penuli
s

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i

PRAKATA....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang................................................................................ 1

1.2. Tujuan............................................................................................. 2

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Ikan Layang................................................................... 3

2.2. Morfologi Ikan Layang.................................................................... 3

2.3. Habitat Ikan Layang....................................................................... 4

2.4. Penyebaran Ikan Layang............................................................... 5

2.5. Tingkah Laku Ikan Layang............................................................. 5

III HASIL

3.1. Embrio Ikan Layang........................................................................ 3

3.2. Reproduksi Ikan Layang................................................................. 3

3.3. Osmoregulasi Ikan Layang............................................................. 4

3.4. Pernapasan Ikan Layang............................................................... 5

iii
IV PENUTUP

3.1. Kesimpulan................................................................................... 10

3.2. Saran............................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan layang merupakan salah satu komponen perikanan pelagis yang

sangat penting di Indonesia. Ikan yang tergolong suku Carangidae ini biasanya

hidup bergerombol dan merupakan salah satu ikan yang banyak diminati oleh

masyarakat. Mencermati pentingnya sumberdaya ikan bagi kebutuhan manusia

baik pemenuhan gizi maupun kegiatan perekonomian, mendorong manusia

untuk mengeksploitasi ikan sebanyak-banyaknya (Nontji, 2005 dalam

Desmawanti dkk, 2013).

Diantara jenis-jenis ikan yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan

(PPI) Kelurahan Tenda Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo, ikan layang

(Decapterus) merupakan ikan yang tertangkap sepanjang tahun dan menempati

tempat teratas diantara ikan-ikan pelagik lainnya. Ikan layang merupakan bagian

terbesar dari keseluruhan hasil tangkapan pukat cincin. Disamping itu ikan ini

merupakan ikan yang cukup digemari oleh masyarakat dan harganyapun

terjangkau. Selain berperan cukup besar dalam penyediaan protein hewani untuk

pemenuhan gizi, ikan layang juga berperan dalam meningkatkan sumber

pendapatan dan memberikan lapangan pekerjaan khususnya bagi penduduk

sekitarnya. Keadaan pasar yang baik dan permintaan yang banyak terhadap ikan

layang merangsang nelayan untuk meningkatkan usaha penangkapannya,

sedangkan tingkat pemanfaatannya belum optimal. Oleh karena itu dikhawatirkan

akan terjadi eksploitasi yang berlebih terhadap ikan layang tersebut sehingga

dapat menggagu kelestariannya.

1
Berkaitan dengan peranannya yang cukup besar dalam bidang perikanan,

maka kelestarian sumberdaya ikan layang perlu dipertahankan dengan harapan

dapat memberikan hasil yang optimum dan berkesinambungan. Prihartini (2006)

menyatakan dalam upaya penangkapan ikan disuatu perairan sebaiknya

didukung oleh beberapa informasi penting mengenai aspek biologis ikan layang,

sehingga penangkapan ikan dapat terkontrol dan tidak mengganggu

kelestariannya serta tidak merusak nilai ekonomis yang terkandung didalamnya.

Atas pertimbangan tersebut maka diperlukan suatu informasi tentang

sumberdaya perikanan ikan layang (Decapterus russelli) yang didaratkan di

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kelurahan Tenda Kecamatan Hulonthalangi

Kota Gorontalo diantaranya yang perlu diketahui adalah aspek biologi yang

meliputi hubungan panjang berat dan tingkat kematangan gonad (TKG). Saat ini

informasi mengenai aspek biologi ikan layang (Decapterus russelli) yang

didaratkan di PPI Tenda masih belum ada, sehingga dirasa perlu adanya suatu

kajian mengenai aspek biologi ikan layang (Decapterus russelli) yang meliputi

hubungan panjang dan berat serta tingkat kematangan gonad agar spesies

tersebut dapat dimanfaatkan secara lestari.

1.2. Tujuan Pembuatan Makalah

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam

tentang ikan layang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Klasifikasi Ikan Layang

Gambar 2.1. Ikan Layang (Decapterus russelli)

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Super Kelas : Pisces

Kelas : Actinopterygii

Sub Kelas : Teleostei

Ordo : Perciformes

Famili : Carangidae

Genus : Decapterus

2. 2. Morfologi Ikan Layang

Ikan layang memiliki panjang total TL sekitar 45 cm, dan panjang cagak FL

sekitar 30 cm. Ikan layang memiliki ciri khas yaitu sirip ekor caudal yang

berwarna merah, sirip kecil finlet di belakang sirip punggung dan sirip dubur dan

terdapat gurat sisi lateral line Nontji, 2002. Ikan layang hidup di perairan lepas,

dan ikan ini biasa memakan plankton-plankton kecil. Decapterus russelli memiliki

ciri morfologi sebagai berikut, ikan ini memiliki dua sirip punggung dorsal, dorsal

3
1 memiliki 8 jari-jari keras dan dorsal 2 memiliki 1 jari-jari keras dan 28-29 jari-jari

lemah. Sirip dubur anal memiliki 3 jari-jari keras dan 22-25 jari-jari lemah.

Tubuhnya memiliki warna hijau kebiruan di daerah atas dan keperakan di daerah

bawah, operculum memiliki bintik-bintik hitam kecil. Insang dilindungi oleh

membran halus.

2. 3. Habitat Ikan Layang

Ikan layang di perairan Indonesia terdapat lima jenis layang yang umum

yakni Decapterus kurroides, Decapterus russelli, Decapterus macrosoma,

Decapterus layang , dan Decapterus maruadsi FAO,1974. Penyebaran ikan

layang ini sangat menyebar di daerah Perairan Indonesia, yaitu dari Pulau

Seribu, P. bawean, P. Masalembo, Selat Makassar, Selat Karimata, Selat

Malaka, Laut Flores, Arafuru, Selat Bali, dan Perairan Selatan Pulau Jawa.

Decapterus kurroides termasuk jenis ikan layang yang agak langka yang terdapat

di perairan Palabuhanratu, Labuhan, Muncar, Bali dan Aceh Wiews et al., 1968

diacu dalam Genisa, 1988. Jenis ikan layang yang banyak di perairan Cisolok

adalah jenis layang Decapterus Kurroides dan masyarakat sekitar perairan

Cisolok menyebutnya ikan selayang. Penyebaran ikan layang Decapterus

kurroides di dunia antara lain menyebar di perairan Pasifik Barat Indonesia,

Perairan Afrika Timur sampai Filiphina, Perairan Utara sampai selatan Jepang,

Perairan Selatan sampai Barat Australia Bleeker, 1855 diacu dalam Saanin,

1984. Lingkungan ikan layang Decapterus kurroides cukup berbeda dengan jenis

genus decapterus lainnya, ikan layang ini berada di kedalaman 100-300 m, dan

biasanya berada di kedalaman 150-300 m, dan biasa berinteraksi di karang

Bleeker, 1855 diacu dalam Saanin, 1984. Ikan layang merupakan jenis ikan yang

hidup dalam air laut yang jernih dengan salinitas tinggi. Ikan layang bersifat

4
stenohalin hidup di air laut yang bersalinitas tertentu yaitu antara 32-33, sehingga

dalam kehidupannya dipengaruhi oleh musim dan ikan ini selalu bermigrasi

Handenberg, 1937 diacu dalam Nontji, 2002.

2.4. Penyebaran Ikan Layang

Ikan layang tersebar diseluruh dunia. Mereka mendiami perairan tropis

dan subtropis di Indo-Pasifik dan Lautan Atlantik. Meskipun ikan layang hidup di

wilayah yang luas, setiap jenis mempunyai sebaran tertentu dan ada juga yang

daerah sebarannya tumpang tindih satu sama lain. Dari berbagai jenis ikan

layang di perairan Indonesia hanya Decapterus russelli yang mempunyai daerah

sebaran yang luas. Ikan ini hampir tertangkap di seluruh perairan Indonesia dan

di laut Jawa sangat dominan di dalam hasil tangkapan nelayan, mulai dari Pulau

Seribu hingga Pulau Bawean dan Pulau Masa Lembu. Decapterus lajang senang

hidup di perairan dangkal dan Decapterus macrosoma di laut Jaluk. Anggapan ini

hanya berdasarkan data penangkapan. Decapterus lajang tertangkap di Laut

Jawa, Selat Sunda, Selat Madura dan perairan laut dangkal, sedangkan

Decapterus macrosoma tertangkap di Laut Jeluk seperti Pulau Banda, Ambon,

Sangihe, dan Selat Bali. Decapterus kurroides tergolong ikan yang langka tetapi

di Gilimanuk dan Bali Barat ikan ini cukup banyak tertangkap karena dijual dalam

bentuk cue. Jenis ini tertangkap juga di Labuhan dan Palabuhanratu, Jawa Barat,

dalam jumlah besar pada musim tertentu Djamali, 1979.

2.5. Tingkah Laku Ikan Layang

Ikan layang (Decapterus spp) mempunyai tingkah laku fototaksis positif

dimana ikan akan selalu mendekati cahaya ketika malam hari. Pada umumnya

ikan pelagis akan muncul ke lapisan permukaan sebelum matahari terbenam dan

5
biasanya ikan-ikan tersebut akan membentuk kelompok. Sesudah matahari

terbenam, ikan-ikan tersebut menyebar ke dalam kolom air dan mencari lapisan

yang lebih dalam.

Ikan layang meskipun aktif berenang, namun terkadang tidak aktif pada

saat membentuk gerombolan di suatu daerah yang sempit atau disekitar benda-

benda terapung. Oleh karena itu nelayan payang dan purse seine di Jawa

memasang rumpon dalam aktivitas penangkapan mereka. Menurut

Sumarto dalam Prihatini (2006) sifat menggerombol ikan menentang arus. Sifat

menggerombol ikan layang tidak terbatas dengan ikan sejenisnya, bahkan kerap

kali bergabung dengan jenis lainnya, seperti bawal (Stromateus sp) , Selar

(Caranx sp) , ikan Tembang (Sardinella sp) dan lain-lainnya.

6
BAB IV
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pemilihan lokasi Iahan kolam dan perairan penempatan keramba penting

dilakukan untuk menentukan sesuai dan tidaknya budidaya ikan dapat dilakukan.

mangan dalam pemilihan lokasi untuk kolam meliputi: topografi dan kemiringan

lahan, ketersediaan air, keamanan dan bahaya banjir, polusi dan lainnya dan

kemudahan (aksesibilitas). Sementara perairan untuk penempatan keramba dan

jaring apung dipilih dengan pertimbangan: keadaan angin dan gelombang, arus,

kedalaman perairan dan akseiblitas.

Sumber air untuk budidaya ikan dapat berupa air tanah: mata air dan air

sumur air permukaan: sungai, saluran, danau dan waduk. Disamping secara

kuantitas, kualitas air juga memenuhi syarat bagi kehidupan, pertumbuhan dan

perkembangbiakan ikan. Faktor-faktor kualitas air meliputi: suhu air, oksigen

terlarut, pH, kadar karbon dioksida, alkalinitas dan kesadahan, gas-gas beracun

seperti NH3 dan H2S serta kandungan polutan.

3.2. Saran

Penulis mengharapkan saran dan kritikan untuk penulisan makalah

dikemudian hari.

7
BAB III
HASIL

3.1. Embrio Ikan Layang

Pemilihan lokasi Iahan kolam dan perairan penempatan keramba penting

dilakukan untuk menentukan sesuai dan tidaknya budidaya ikan dapat dilakukan.

mangan dalam pemilihan lokasi untuk kolam meliputi: topografi dan kemiringan

lahan, ketersediaan air, keamanan dan bahaya banjir, polusi dan lainnya dan

kemudahan (aksesibilitas). Sementara perairan untuk penempatan keramba dan

jaring apung dipilih dengan pertimbangan: keadaan angin dan gelombang, arus,

kedalaman perairan dan akseiblitas.

Sumber air untuk budidaya ikan dapat berupa air tanah: mata air dan air

sumur air permukaan: sungai, saluran, danau dan waduk. Disamping secara

kuantitas, kualitas air juga memenuhi syarat bagi kehidupan, pertumbuhan dan

perkembangbiakan ikan. Faktor-faktor kualitas air meliputi: suhu air, oksigen

terlarut, pH, kadar karbon dioksida, alkalinitas dan kesadahan, gas-gas beracun

seperti NH3 dan H2S serta kandungan polutan.

3.2. Saran

Penulis mengharapkan saran dan kritikan untuk penulisan makalah

dikemudian hari.

8
BAB IV
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pemilihan lokasi Iahan kolam dan perairan penempatan keramba penting

dilakukan untuk menentukan sesuai dan tidaknya budidaya ikan dapat dilakukan.

mangan dalam pemilihan lokasi untuk kolam meliputi: topografi dan kemiringan

lahan, ketersediaan air, keamanan dan bahaya banjir, polusi dan lainnya dan

kemudahan (aksesibilitas). Sementara perairan untuk penempatan keramba dan

jaring apung dipilih dengan pertimbangan: keadaan angin dan gelombang, arus,

kedalaman perairan dan akseiblitas.

Sumber air untuk budidaya ikan dapat berupa air tanah: mata air dan air

sumur air permukaan: sungai, saluran, danau dan waduk. Disamping secara

kuantitas, kualitas air juga memenuhi syarat bagi kehidupan, pertumbuhan dan

perkembangbiakan ikan. Faktor-faktor kualitas air meliputi: suhu air, oksigen

terlarut, pH, kadar karbon dioksida, alkalinitas dan kesadahan, gas-gas beracun

seperti NH3 dan H2S serta kandungan polutan.

3.2. Saran

Penulis mengharapkan saran dan kritikan untuk penulisan makalah

dikemudian hari.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aan Blog. 2014. Pemilihan Lokasi Untuk Kolam Budidaya Ikan.

http://lalaukan.blogspot.co.id/2014/01/pemilihan-lokasi-untuk-kolam-

budidaya.html. Diakses: 08/10/2017.

Fasilitas Feedjit. 2011. Pemilihan Lokasi Budidaya Ikan.

Http://novajessica.blogspot.co.id/2011/10/pemilihan-lokasi-budidaya-

ikan.html. Diakses: 08/10/2017.

Kabartani.com. 2016. Pemilihan Lokasi Kolam/Tambak Untuk Budidaya.

http://kabartani.com/pemilihan-lokasi-kolam-tambak-untuk-budidaya.html.

Diakses: 08/10/2017.

Elisa. Pemilihan Lokasi dna Spesies. Universitas Gajah Mada.

http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/50181/45078d6f06fe214e98

e146e54394f845. Diakses: 08/10/2017.

10

Anda mungkin juga menyukai