BESSE JENNI
20.023.54.243.002
i
PRAKATA
Penuli
s
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i
PRAKATA....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv
I PENDAHULUAN
1.2. Tujuan............................................................................................. 2
II TINJAUAN PUSTAKA
III HASIL
iii
IV PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................... 10
3.2. Saran............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
sangat penting di Indonesia. Ikan yang tergolong suku Carangidae ini biasanya
hidup bergerombol dan merupakan salah satu ikan yang banyak diminati oleh
tempat teratas diantara ikan-ikan pelagik lainnya. Ikan layang merupakan bagian
terbesar dari keseluruhan hasil tangkapan pukat cincin. Disamping itu ikan ini
terjangkau. Selain berperan cukup besar dalam penyediaan protein hewani untuk
sekitarnya. Keadaan pasar yang baik dan permintaan yang banyak terhadap ikan
akan terjadi eksploitasi yang berlebih terhadap ikan layang tersebut sehingga
1
Berkaitan dengan peranannya yang cukup besar dalam bidang perikanan,
didukung oleh beberapa informasi penting mengenai aspek biologis ikan layang,
Kota Gorontalo diantaranya yang perlu diketahui adalah aspek biologi yang
meliputi hubungan panjang berat dan tingkat kematangan gonad (TKG). Saat ini
didaratkan di PPI Tenda masih belum ada, sehingga dirasa perlu adanya suatu
kajian mengenai aspek biologi ikan layang (Decapterus russelli) yang meliputi
hubungan panjang dan berat serta tingkat kematangan gonad agar spesies
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Carangidae
Genus : Decapterus
Ikan layang memiliki panjang total TL sekitar 45 cm, dan panjang cagak FL
sekitar 30 cm. Ikan layang memiliki ciri khas yaitu sirip ekor caudal yang
berwarna merah, sirip kecil finlet di belakang sirip punggung dan sirip dubur dan
terdapat gurat sisi lateral line Nontji, 2002. Ikan layang hidup di perairan lepas,
dan ikan ini biasa memakan plankton-plankton kecil. Decapterus russelli memiliki
ciri morfologi sebagai berikut, ikan ini memiliki dua sirip punggung dorsal, dorsal
3
1 memiliki 8 jari-jari keras dan dorsal 2 memiliki 1 jari-jari keras dan 28-29 jari-jari
lemah. Sirip dubur anal memiliki 3 jari-jari keras dan 22-25 jari-jari lemah.
Tubuhnya memiliki warna hijau kebiruan di daerah atas dan keperakan di daerah
membran halus.
Ikan layang di perairan Indonesia terdapat lima jenis layang yang umum
layang ini sangat menyebar di daerah Perairan Indonesia, yaitu dari Pulau
Malaka, Laut Flores, Arafuru, Selat Bali, dan Perairan Selatan Pulau Jawa.
Decapterus kurroides termasuk jenis ikan layang yang agak langka yang terdapat
di perairan Palabuhanratu, Labuhan, Muncar, Bali dan Aceh Wiews et al., 1968
diacu dalam Genisa, 1988. Jenis ikan layang yang banyak di perairan Cisolok
Perairan Afrika Timur sampai Filiphina, Perairan Utara sampai selatan Jepang,
Perairan Selatan sampai Barat Australia Bleeker, 1855 diacu dalam Saanin,
1984. Lingkungan ikan layang Decapterus kurroides cukup berbeda dengan jenis
genus decapterus lainnya, ikan layang ini berada di kedalaman 100-300 m, dan
Bleeker, 1855 diacu dalam Saanin, 1984. Ikan layang merupakan jenis ikan yang
hidup dalam air laut yang jernih dengan salinitas tinggi. Ikan layang bersifat
4
stenohalin hidup di air laut yang bersalinitas tertentu yaitu antara 32-33, sehingga
dalam kehidupannya dipengaruhi oleh musim dan ikan ini selalu bermigrasi
dan subtropis di Indo-Pasifik dan Lautan Atlantik. Meskipun ikan layang hidup di
wilayah yang luas, setiap jenis mempunyai sebaran tertentu dan ada juga yang
daerah sebarannya tumpang tindih satu sama lain. Dari berbagai jenis ikan
sebaran yang luas. Ikan ini hampir tertangkap di seluruh perairan Indonesia dan
di laut Jawa sangat dominan di dalam hasil tangkapan nelayan, mulai dari Pulau
Seribu hingga Pulau Bawean dan Pulau Masa Lembu. Decapterus lajang senang
hidup di perairan dangkal dan Decapterus macrosoma di laut Jaluk. Anggapan ini
Jawa, Selat Sunda, Selat Madura dan perairan laut dangkal, sedangkan
Sangihe, dan Selat Bali. Decapterus kurroides tergolong ikan yang langka tetapi
di Gilimanuk dan Bali Barat ikan ini cukup banyak tertangkap karena dijual dalam
bentuk cue. Jenis ini tertangkap juga di Labuhan dan Palabuhanratu, Jawa Barat,
dimana ikan akan selalu mendekati cahaya ketika malam hari. Pada umumnya
ikan pelagis akan muncul ke lapisan permukaan sebelum matahari terbenam dan
5
biasanya ikan-ikan tersebut akan membentuk kelompok. Sesudah matahari
terbenam, ikan-ikan tersebut menyebar ke dalam kolom air dan mencari lapisan
Ikan layang meskipun aktif berenang, namun terkadang tidak aktif pada
saat membentuk gerombolan di suatu daerah yang sempit atau disekitar benda-
benda terapung. Oleh karena itu nelayan payang dan purse seine di Jawa
menggerombol ikan layang tidak terbatas dengan ikan sejenisnya, bahkan kerap
6
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
dilakukan untuk menentukan sesuai dan tidaknya budidaya ikan dapat dilakukan.
mangan dalam pemilihan lokasi untuk kolam meliputi: topografi dan kemiringan
lahan, ketersediaan air, keamanan dan bahaya banjir, polusi dan lainnya dan
jaring apung dipilih dengan pertimbangan: keadaan angin dan gelombang, arus,
Sumber air untuk budidaya ikan dapat berupa air tanah: mata air dan air
sumur air permukaan: sungai, saluran, danau dan waduk. Disamping secara
kuantitas, kualitas air juga memenuhi syarat bagi kehidupan, pertumbuhan dan
terlarut, pH, kadar karbon dioksida, alkalinitas dan kesadahan, gas-gas beracun
3.2. Saran
dikemudian hari.
7
BAB III
HASIL
dilakukan untuk menentukan sesuai dan tidaknya budidaya ikan dapat dilakukan.
mangan dalam pemilihan lokasi untuk kolam meliputi: topografi dan kemiringan
lahan, ketersediaan air, keamanan dan bahaya banjir, polusi dan lainnya dan
jaring apung dipilih dengan pertimbangan: keadaan angin dan gelombang, arus,
Sumber air untuk budidaya ikan dapat berupa air tanah: mata air dan air
sumur air permukaan: sungai, saluran, danau dan waduk. Disamping secara
kuantitas, kualitas air juga memenuhi syarat bagi kehidupan, pertumbuhan dan
terlarut, pH, kadar karbon dioksida, alkalinitas dan kesadahan, gas-gas beracun
3.2. Saran
dikemudian hari.
8
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
dilakukan untuk menentukan sesuai dan tidaknya budidaya ikan dapat dilakukan.
mangan dalam pemilihan lokasi untuk kolam meliputi: topografi dan kemiringan
lahan, ketersediaan air, keamanan dan bahaya banjir, polusi dan lainnya dan
jaring apung dipilih dengan pertimbangan: keadaan angin dan gelombang, arus,
Sumber air untuk budidaya ikan dapat berupa air tanah: mata air dan air
sumur air permukaan: sungai, saluran, danau dan waduk. Disamping secara
kuantitas, kualitas air juga memenuhi syarat bagi kehidupan, pertumbuhan dan
terlarut, pH, kadar karbon dioksida, alkalinitas dan kesadahan, gas-gas beracun
3.2. Saran
dikemudian hari.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://lalaukan.blogspot.co.id/2014/01/pemilihan-lokasi-untuk-kolam-
Http://novajessica.blogspot.co.id/2011/10/pemilihan-lokasi-budidaya-
http://kabartani.com/pemilihan-lokasi-kolam-tambak-untuk-budidaya.html.
Diakses: 08/10/2017.
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/50181/45078d6f06fe214e98
10