Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
yang berjudul “Laporan Praktikum Nutrisi Ikan” ini tepat pada waktunya.
Dalam penulisan laporan ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan dan dorongan dari orang-orang disekitar saya, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Munawwar Khalil, S.Pi.,
M.Si selaku Dosen mata kuliah Nutrisi Ikan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat saya sebutkan semua terimakasih atas bantuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini. Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan
demi kesempurnaan laporan ini.

Reuleut, 16 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................i


DATAR ISI ...........................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................v
1. PENDAHULUAN........................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum....................................................................1
1.3 Manfaat Praktikum..................................................................1
2. TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................2
2.1 Klarifikasi Dan Morfologi Ikan Patin......................................2
2.2 Habitat Ikan Patin....................................................................3
2.3 Kebiasaan Makan.....................................................................3
2.4 Kebutuhan Nutrisi Ikan............................................................3
2.5 Kelangsungan Hidup Ikan.......................................................4
3. METODE PRAKTIKUM ..........................................................5
3.1 Waktu Dan Tempat .................................................................5
3.2 Alat Dan Bahan .......................................................................5
3.3 Metode Praktikum ...................................................................5
3.4 Parameter Pengamatan.............................................................5
3.4.1 Pertumbuhan Mutlak.......................................................6
3.4.2 FCR.................................................................................6
3.4.3 Tingkat Kelangsungan Hidup (FR).................................6
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................7
4.1 Hasil ........................................................................................7
4.2 Pembahasan .............................................................................9
5. KESIMPULAN.............................................................................
5.1Kesimpulan................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
LAMPIRAN ..........................................................................................
DAFTAR TABEL

1. Alat dan Fungsinya .........................................................................5


2. Bahan dan Fungsinya.......................................................................5
3. Pertumbuhan berat ikan....................................................................7
4. Pertumbuhan panjang ikan...............................................................8
DAFTAR GAMBAR

1. Ikan Patin (Pangasius pangasius)..............................................2


DAFTAR LAMPIRAN

1. Ikan Patin (Pangasius pangasius)..................................................


1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang kelangsungan
proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat
membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan
air. Apabila kebutuhan tersebut kurang terpenuhi, maka proses tumbuh kembang
selanjutnya dapat terhambat (Hidayat, 2006). Nutrisi berfungsi menghasilkan
energi bagi fungsi organ, gerak dan fungsi fisik, sebagai bahan dasar untuk
pembentukan dan perbaikan jaringan sel-sel tubuh dan sebagai pelindung dan
pengatur suhu tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2006).
Ikan merupakan hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup dalam
air dan memiliki insang yang berfungsi untuk mengambil oksigen yang terlarut
dari air dan sirip digunakan untuk berenang. Tubuh ikan diselimuti oleh sisik atau
kulit. Ikan merupakan salah satu hewan dengan kandungan gizi yang tinggi, maka
tidaklah heran hewan air ini menjadi favorit banyak orang. Selain untuk
dikonsumsi, ikan juga seringkali menjadi hewan peliharaan favorit bagi banyak
orang (Cahyo, 2006). Ciri-ciri umum ikan adalah mempunyai rangka bertulang
sejati dan bertulang rawan, mempunyai sirip tunggal atau berpasangan dan
mempunyai operculum, tubuh ditutupi oleh sisik dan berlendir, serta mempunyai
bagian tubuh yang jelas antara kepala, badan dan ekor. Ukuran ikan bervariasi
mulai dari yang kecil sampai yang besar. Kebanyakan ikan berbentuk torpedo
pipih, namun ada juga berbentuk tidak teratur (Siagian, 2009).

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum nutrisi ikan patin ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk dapat mengetahui pertumbuhan ikan yang telah diberi pakan
2. Untuk dapat mengetahui kandungan nutrisi dalam pakan tersebut.

1.3 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat dari praktikum nutrisi ikan patin ini adalah dapat
mengetahui pertumbuhan ikan dengan kandungan nutrisi dalam pakan yang
diberikan pada ikan.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin (Pangasius pangasius)


Klasifikasi ikan patin menurut (Hernowo, 2001), adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius sp

Gambar 1. Morfologi Ikan Patin (Pangasius pangasius)


Ikan patin mempunyai bentuk tubuh memanjang, berwarna putih perak
dengan punggung berwarna kebiruan. Ikan patin tidak memiliki sisik, kepala ikan
patin relatif kecil dengan mulut terletak diujung kepala agak ke bawah. Hal ini
merupakan ciri khas golongan catfish. Panjang tubuhnya dapat mencapai 120 cm.
Sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.
Sirip punggung memiliki sebuah jari–jari keras yang berubah menjadi patil yang
besar dan bergerigi di belakangnya, sedangkan jari–jari lunak pada sirip
punggungnya terdapat 6 – 7 buah (Kordi, 2005).
Pada permukaan punggung terdapat sirip lemak yang ukurannya sangat
kecil dan sirip ekornya membentuk cagak dengan bentuk simetris. Sirip duburnya
agak panjang dan mempunyai 30-33 jari-jari lunak, sirip perutnya terdapat 6 jari-
jari lunak. Sedangkan sirip dada terdapat sebuah jari-jari keras yang berubah
menjadi senjata yang dikenal sebagai patil dan memiliki 12 – 13 jari-jari lunak
(Susanto dan Khairul, 2007).

2.2 Habitat Ikan Patin (Pangasius-pangasius)


Habitat ikan patin adalah di tepi sungai-sungai besar dan di muara-muara
sungai serta danau. Dilihat dari bentuk mulut ikan patin yang letaknya sedikit
agak ke bawah, maka ikan patin termasuk ikan yang hidup di dasar perairan. Ikan
patin sangat terkenal dan digemari oleh masyarakat karena daging ikan patin
sangat gurih dan lezat untuk dikonsumsi (Susanto dan Khairul, 2007).
Ikan patin merupakan jenis ikan dasar perairan (demersal). Hal ini
dibuktikan dengan bentuk mulutnya yang melebar dan menghadap ke bawah serta
kebiasaan hidupnya yang lebih suka menetap di dasar dari pada muncul di
permukaan perairan. Pada habitat aslinya ia hidup di sungai yang dalam , agak
keruh dan dasar yang berlumpur. Ikan ini bersifat nocturnal, keluar dari
persembunyiannya dan melakukan aktivitas pada malam hari. Patin hidup secara
berkelompok atau bergerombol. Hal ini merupakan faktor yang dapat merangsang
nafsu makannya.

2.3 Kebiasaan Makan Ikan Patin (Pangasius-pangasius)


Ikan patin termasuk jenis omnivora (pemakan segalanya). Ikan ini biasa
memakan ikan-ikan kecil, cacing, serangga, biji-bijian, udang kecil dan moluska.
Namun pada stadium larva, ikan lebih bersifat karnivora dan memakan
Brachionus sp, Crustacea dan Cladocera. Sementara itu ikan yang dalam stadium
larva yang baru habis kuning telurnya mempunyai sifat kanibal yang tinggi
(Susanto, 2007).

2.4 Kebutuhan Nutrisi Ikan Patin (Pangasius-pangasius)


Salah satu jenis ikan yang memiliki kandungan nutrisi cukup banyak adalah
ikan patin. Kandungan vitamin B12 pada patin dapat memberikan perlindungan
terhadap penyakit jantung, dan pencegahan terhadap anemia. Ikan patin kaya
nutrisi penting untuk kesehatan tubuh. Beberapa di antaranya adalah kalori,
lemak, protein, natrium, vitamin B12, selenium, fosfor, dan tiamin.
Pada ikan patin yang dibesarkan di peternakan, mereka biasanya diberikan
makanan berprotein tinggi yang mencakup biji-bijian seperti kedelai, jagung, dan
gandum. Vitamin, mineral, antioksidan, asam lemak, dan bahkan probiotik juga
secara teratur ditambahkan ke pakannya. Alhasil, ikan patin di peternakan
memiliki kandungan nutrisi lebih baik ketimbang patin liar.

2.5 Kelangsungan Hidup Ikan Patin (Pangasius-pangasius)


Ikan patin dalam menjalani hidupnya mengalami perkembangan atau fase
yang akan dijalaninya selama beberapa waktu sampai akhirnya dapat dikonsumsi
ataupun dijadikan induk untuk menghasilkan benih-benih yang berkualitas.
Menurut Lusac dan Southgate (2012), ikan patin memiliki fase kehidupan yaitu
telur, larva, benih dan dewasa.
3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pada praktikum ini dilaksanakan hari Senin 21 November 2022 pada jam
14.30 s/d selesai, tepatnya di ruangan Hatchery dan Pembenihan di Laboratorium
Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Alat dan fungsinya
No Alat Fungsi
1. Ember Untuk wadah ikan yang akan dipelihara
2. Jaring Untuk menutup wadah ikan
3. Timbangan Untuk menimbang benih ikan
4. Alat tulis Untuk mencatat hasil yang diamati
5. Kamera Untuk dokumentasi
6. Penggaris Untuk mengukur panjang ikan
7. Aerator Untuk menyuplai oksigen

Tabel 2. Bahan dan fungsinya


No Bahan Fungsi
1. Benih ikan patin Untuk bahan praktikum
2. Tisu Untuk membersihkan alat sesudah praktikum
3. Pakan Untuk makanan ikan

3.3 Metode Praktikum


Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah pengamatan secara
langsung dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan mengamati benih ikan patin yang akan dipelihara, sedangkan
data sekunder diperoleh dengan melalui studi literature yang berasal dari buku,
jurnal, dan karya ilmiah yang berkaitan dengan judul praktikum.

3.4 Parameter Pengamatan


Parameter yang diamati adalah kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang
mutlak, pertumbuhan bobot mutlak, menghitung efesiensi pakan dan kualitas air.

3.4.1 Pertumbuhan Mutlak


Pertumbuhan mutlak merupakan selisih antara data bobot dan panjang
pada akhir pemeliharaan dengan data awal pemeliharaan. Dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Pm = Lt - Lo
Keterangan :
Pm = Pertumbuhan panjang (cm)
Lt = Rata-rata panjang akhir pemeliharaan (cm)
Lo = Rata-rata panjang awal pemeliharaan (cm)

W = Wt – Wo
Keterangan :
W = Pertumbuhan berat (gr)
Wt = Rata-rata bobot akhir pemeliharaan
Wo = Rata-rata bobot awal pemeliharaan

3.4.2 FCR
Merupakan jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg.
Semakin kecil nilai FCR, maka produktivitas budidaya semakin baik. Karena
semakin kecil nilai FCR, maka semakin sedikit pula pakan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 kg. Rasio konversi pakan atau feed conversion rasio (FCR)
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

KP
FCR=
ΔW

Keterangan :
FCR = Rasio konversi pakan
KP = Jumlah konsumsi pakan (gr)
W = Pertambahan bobot

3.4.3 Tingkat Kelangsungan Hidup (SR)


Tingkat kelangsungan hidup ikan (Survival rate) dihitung dari persentase
jumlah ikan yang hidup di akhir masa pemeliharaan dibanding dengan jumlah
ikan yang ditebar. Kelangsungan hidup mungkin dipengaruhi oleh kandungan gizi
pakan. Salah satu upaya untuk mengatasi rendahnya sintasan yaitu dengan
pemberian pakan yang tepat baik dalam ukuran, jumlah dan kandungan gizi dari
pakan yang diberikan (Wijayanti, 2010).Perhitungan tingkat kelangsungan hidup
atau survival rate (SR) menggunkan rumus sebagai berikut:
Nt
SR= x 100 %
No

Keterangan :
SR = Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = Jumlah ikan awal pemeliharaan (ekor)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh selama praktikum adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan Berat Ikan
Tabel 3. Pertumbuhan berat ikan
Sampel Pertumbuhan Berat Ikan /Minggu (gr)
Ikan Minggu-1 Minggu-2 Minggu-3
1 0,9 1,2 1,4
2 1,3 1,4 2,3
3 0,9 2 1,5
4 1,7 1,1 1,9
5 1,1 1,3 1,5
6 1,8 1,3 -
7 1,7 1,3 -
8 1,9 1,6 -
9 0,9 5,5 -
10 0,8 1,4 -
11 1,7 1,1 -
12 1,8 1,5 -
13 0,8 1,3 -
14 0,7 2,2 -
15 1,8 1,9 -
16 1,7 1,5 -
17 0,9 2 -
18 1,9 1 -
19 1,9 1,4 -
20 0,8 1,7 -
21 0,7 1,4 -
22 1,1 1,7 -
23 1,2 - -
24 1,9 - -
25 1,7 - -
Rata-rata 1,34 1,67 1,72
2. Pertumbuhan Panjang Ikan
Tabel 4. Pertumbuhan Panjang Ikan
Sampel Pertumbuhan Panjang Ikan /Minggu (cm)
Ikan Minggu-1 Minggu-2 Minggu-3
1 4 4,5 5,1
2 4,5 4,5 6,5
3 4,5 5,1 5,5
4 4,3 4,5 6
5 4,4 4,5 5,7
6 4 4,8 -
7 4,5 5 -
8 4,1 2 -
9 4,7 6 -
10 4,2 5 -
11 4,4 2 -
12 4 5 -
13 4,3 4,7 -
14 4,1 5,7 -
15 4,2 5,9 -
16 4,2 5,6 -
17 4 4,7 -
18 4,5 6,1 -
19 4 4,3 -
20 4,3 5,8 -
21 4,2 5,7 -
22 4,1 5,2 -
23 4 - -
24 4,1 - -
25 4 - -
Rata-rata 4,22 4,84 5,76

3. Kelangsungan Hidup (SR)


Nt
SR= ×100 %
No
5
= × 100%
25
= 20%
4. Pertumbuhan (Panjang dan Berat)
Pm = Lt – Lo
= 5,76 – 4,22
= 1,53 cm

W = Wt – Wo
=1,72 – 1,34
= 0,38 gram
5. FCR
f
FCR=
¿¿
21,07
¿ Type equation here .
( 8,6+34,93 )−1,34
21,07
¿
42,19
¿ 0,49/0,50

4.2 Pembahasan
Kelangsungan hidup benih Ikan Patin (Pangasius pangasius) pada minggu
pertama sebanyak 25 ekor. Pada minggu kedua terjadi penurunan karena
mengalami kematian sebanyak 3 ekor. Pada minggu ketiga juga mengalami
kematian sebanyak 17 ekor. Hal ini didukung oleh Southgate (2012) yang
mengatakan bahwa suhu air berhubungan dengan kesehatan ikan dan berkaitan
erat dengan kelangsungan hidup, hanya ikan yang memiliki daya tahan tubuh
yang baik dan kesehatan terjaga yang dapat bertahan hidup.
Rata-rata pertumbuhan panjang ikan patin pada minggu pertama diperoleh
4,22 cm, pada minggu kedua diperoleh 4,84 cm, dan pada minggu ketiga
diperoleh 5,76 cm.
Sedangkan rata-rata pertumbuhan berat ikan patin selama 3 minggu
diperoleh data pada minggu pertama 1,34 gram, pada minggu kedua diperoleh
dengan nilai 1,57 gram, kemudian pada minggu ketiga diperoleh 1,72 gram. Hal
ini didukung oleh Septian (2013) yang mengatakan bahwa pertumbuhan ikan
tergantung pada pakan yang dimakan oleh ikan tersebut.
Pertumbuhan panjang dan berat yang lebih baik pada benih Ikan Patin pada
minggu ketiga diperoleh 1,72 gram, tetapi masalah yang terjadi pada minggu
ketiga ini kelangsungan hidup (SR) ikan patin sangat rendah karena mengalami
kematian sebanyak 20 ekor dari keseluruhan benih yang ditebar. Hal ini didukung
oleh Septian (2013) yang mengatakan bahwa selama pemeliharaan benih Ikan
Patin ada yang ukuran panjang dan beratnya tidak seragam. Ini dikarenakan benih
ikan tersebut lambat dalam merespon makanan serta terjadinya persaingan dalam
memperoleh makanan tersebut. Benih ikan yang kurang respon terhadap pakan
yang diberikan akibat dari kurang berdaptasinya terhadap lingkungan. Hal ini
menyebabkan benih ikan tersebut mengalami keterlambatan pertumbuhan,
sehingga benih ikan yang sukar memakan pakan yang diberikan tersebut
ukurannya menjadi berbeda dibandingkan benih lain yang dapat bersaing dalam
memperoleh makanan.
Pada akhir perhitungan, FCR yang kami dapatkan adalah 0,50 yang
merupakan jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg ikan. Hal ini
didukung oleh Southgate (2012) yang mengatakan bahwa semakin kecil nilai
FCR, maka semakin sedikit pula pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1
kg.
5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh selama praktikum adalah sebagai berikut:
1. Kelangsungan hidup ikan patin (Pangasius pangasius) dan suhu air
berhubungan dengan kesehatan ikan, hanya ikan yang memiliki daya tahan
tubuh yang baik dan kesehatan terjaga yang dapat bertahan hidup.
2. Pertumbuhan ikan tergantung pada pakan yang dimakan oleh ikan
tersebut.
3. Pemeliharaan benih Ikan Patin ada yang ukuran panjang dan beratnya
tidak seragam karena benih ikan tersebut lambat dalam merespon makanan
serta terjadinya persaingan dalam memperoleh makanan tersebut. Benih
ikan yang kurang respon terhadap pakan yang diberikan akibat dari kurang
berdaptasinya terhadap lingkungan.
4. Semakin kecil nilai FCR, maka semakin sedikit pula pakan yang
dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg daging ikan.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyo, 2006 Bahan tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius


Hidayat. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Penerbit Salemba
Medika.
Hernowo. 2001. Pembenihan Ikan Patin. Penebar Swadaya, Jakarta.
Kordi, K.M.G.H.,2005. Budidaya Ikan Patin Biologi, Pembenihan dan
Pembesaran. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. Lusac JS,
Southgate PC. 2012. Aquaculture. UK : Willey Publishing Science.

Siagian, C. 2009. Keanekaragaman dan Kelimpahan Ikan serta Keterkaitannya


dengan Kualitas Perairan di Danau Toba Balige Sumatera Utara.
Tesis.Sekolah Pascasarjana USU. Medan.

Susanto, H dan Khairul A. 2007. Budidaya Ikan Patin. Penebar Swadaya. Jakarta.
Septian, R., I. Samidjan & D. Rachmawati. 2013. Pengaruh Pemberian kombinasi
pakan ikan. Journal of Aquaculture Management and Technology. 2 : 13-
24

Tarwoto & Wartonah. (2006), Kebutuhan dasar manusia dan proses


keperawatan. Edisi 3.Salemba Medika, Jakarta.

Wijayanti, Martina P.. 2010. "Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhi Auditor Switching di Indonesia". Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Ikan patin (Pangasius pangasius)

Ikan patin (Pangasius pangasius) Proses penyupai oksigen

Proses aklimatisasi Penimbangan ikan


Pengukuran panjang ikan

Anda mungkin juga menyukai