Anda di halaman 1dari 30

TINGKAT KEMATANGAN GONAD PADA IKAN GABUS

(Channa striata)

SITI ZULAEKA
200330010
AKUAKULTUR IV A

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


JURUSAN PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan
Laporan Praktikum Ikhtiologi yang berjudul “Tingkat Kematangan Gonad Pada
Ikan Gabus (Channa striata)”. Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah
sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Reproduksi.
Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada asisten dosen yaitu Rizki Kurniawan, Guntur,
Sakinah Hasibuan, Rubiah.
Saya sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna.
Untuk itu, saya selaku penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran
yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Saya berharap
semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

Aceh Utara, 1 Juli 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................v
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum.......................................................................................2
1.3 Manfaat Praktikum.....................................................................................2
2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Gabus (Channa striata)............................3
2.2 Habitat Ikan Gabus (Channa striata).........................................................4
2.3 Kebiasaan Makan........................................................................................4
2.4 Kematangan Gonad....................................................................................5
2.4.1 Tingkat Kematangan Gonad Menurut Cassie.....................................7
3. METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................8
3.2 Alat & Bahan ............................................................................................8
3.3 Metode Praktikum......................................................................................8
3.4 Prosedur Praktikum ...................................................................................8
4. HASIL & PEMBAHASAN
4.1 Hasil............................................................................................................10
4.1.2 Bobot Ikan, Penentuan Jenis Kelamin, dan Berat Gonad...................10
4.1.3 Nilai Indeks Kematangan Gonad (IKG).............................................10
4.1.4 Penentuan Kematangan Gonad Berdasarkan Kriteria Cassie.............10
4.2 Pembahasan ...............................................................................................10
5. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
LAMPIRAN.........................................................................................................17

ii
DAFTAR TABEL

1. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Jantan menurut Cassie................................7


2. Alat-alat yang digunakan beserta fungsinya.....................................................8
3. Bahan-bahan yang digunakan beserta fungsinya..............................................8

iii
DAFTAR GAMBAR

1. Ikan Gabus (Channa striata)............................................................................3

iv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Morfometrik Ikan Gabus (Channa striata)............................................18


2. Bobot Ikan, Penentuan Jenis Kelamin, dan Berat Gonad ..............................19

v
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khususnya adalah mempunyai
tulang belakang, insang, dan sirip. Dan terutama ikan sangat bergantung atas air
sebagai medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan
didalam air untuk bergerak dengan menggunkan sirip untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air
yang disebabkan oleh arah angin (Diansyah, 2017).
Biologi reproduksi ikan adalah aspek mendasar dari biologi ikan yang
sangat penting untuk keperluan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya
perikanan. Pengkajian jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad dalam
aplikasinya dapat merupakan pengetahuan dasar dari biologi reproduksi suatu
sediaan dan potensi reproduksinya (Makmur et al., 2003). Namun untuk
melakukan usaha budidaya terlebih dahulu diperlukan data mengenai aspek
reproduksi. Dengan mengetahui reproduksi ini akan dapat mengetahui indeks
kematangan gonad (IKG), dan tingkat kematangan gonad (TKG). Dengan
mengetahui reproduksinya, dapat diketahui untuk proses penangkapan dan
pengelolaan berkelanjutan yang akan mempertahankan kualitas dan kuantitasnya.
Dalam biologi perikanan tingkat kematangan gonad merupakan salah satu tingkat
kuantitatif yang menunjukkan suatu kondisi kematangan seksual ikan
(Agustiawan, 2020).
Ikan gabus merupakan jenis ikan bernilaiekonomis yang paling banyak di
gunakan untukproduk olahan khas Sumatera Selatan seperti kerupukdan pempek.
Hasil tangkapan ikan gabus di perairan umum paling tinggi diantara jenis ikan-
ikan lainnyayaitu sekitar 74,2 % dari hasil total tangkapan. Ikan gabus adalah
jenis ikan perairan umum yang bernilai ekonomis. Distribusinya di Indonesia
hampir di seluruh daerah terutama di Sumatera, Kalimantan,Palembang dan Jawa.
Makanan utamanya adalah ikan karena merupakan jenis ikan buas dan karnivora.
Ikan gabus dapat memijah sepanjang tahun. Sejak dahulu digunakan oleh
masyarakat sebagai bahan baku produk olahan seperti kerupuk dan pempek

1
(Palembang) (Makmur et al., 2003). Berdasarkan latar belakang tersebut maka
penulis tertarik melakukan

2
3

praktikum tentang “Tingkat Kematangan Gonad Pada Ikan Gabus


(Channa striata)”.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Gabus (Channa striata)


Klasifikasi ikan gabus Menurut Bloch (1793) dalam (Lono, 2017) sebagai
berikut sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Channidae
Spesies : Channa striata

Gambar 1. Ikan Gabus (Channa striata)


Ikan gabus (Channa striata) atau yang lebih dikenali sebagai striped
snakehead, anggota genus Channa, merupakan ikan konsumsi yang populer di
Asia (Wee, 1982) dalam (Lono, 2017). Ikan ini memiliki nilai ekonomi yang terus
meningkat dan memiliki 7 pasaran yang tinggi karena rasanya enak dan
ketersediaannya sepanjang tahun. Selain dimanfaatkan dalam bentuk ikan segar
karena memiliki daging yang tebal dan rasa yang khas, juga telah diolah sebagai
bahan pembuatan kerupuk dan pempek, serta sebagai ikan asin dan ikan asapan.
Daging ikan ini juga dimanfaatkan sebagai bahan terapi pengobatan setelah
pembedahan (Gam et al., 2006) dalam (Lono, 2017).
Secara morfologis, bentuk tubuh ikan memanjang, permukaan tubuh dan
kepala ditutupi oleh sisik tebal dan permukaannya kasar. Sirip punggung panjang
yang dasarnya mencapai pangkal ekor, permulaan sirip ini di atas atau sedikit di
belakang sisip dada. Kepala berbentuk seperti kepala ular. Antara dasar sirip 8
punggung dan linea lateralis terdapat 4 - 5 baris sisik, Dorsal 38 - 43, Anal 23 -
27, Linea lateralis (Lt) 52 - 57. Pada sisi badan mempunyai pita warna berbentuk

4
> mengarah ke depan. Sirip dada lebih pendek dari pada bagian kepala di
belakang

5
6

mata. Umumnya bagian punggung tubuh berwarna gelap dan bagian perut
(abdominal) berwarna putih. Sirip ekor berbentuk bundar (rounded) (Saanin,
1986; Pulungan et al., 1986; Kottelat et al., 1993 dan Pulungan 2000). Komposisi
kimia dari ikan gabus menurut Sayuti dalam Rizki (2005) dalam (Lono, 2017)
adalah kadar air sebanyak 75,01%, protein 17,06%, lemak 0,44% dan abu 1,43%.
Sugito dan Hayati (2006), menambahkan ikan gabus mempunyai kandungan
protein yang tinggi (17%), kandungan lemak yang rendah (1%) dan memiliki
daging yang putih. Ikan gabus merupakan ikan labirin yang mampu bertahan di
luar air, karena mempunyai alat pernafasan tambahan yang berupa lipatan kulit
tipis yang berlikuliku seperti labirin (Soeseno, 1988) dalam (Lono, 2017).

2.2 Habitat dan Penyebaran Ikan Gabus (Channa striata)


Ikan ini biasa hidup di sungai, danau, dan kolam/tambak, serta biasa
membuat sarang di daerah rawa-rawa atau diantara belukar yang terdapat pada
tepi tambak dan sungai. Di Indonesia, ikan gabus penyebarannya sangat luas,
mulai dari Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Flores,
Ambon dan Halmahera (Weber & Beaufort 1922) dalam (Lono, 2017). Di
beberapa daerah, ikan gabus dikenal pula dengan nama ikan rayong (Sunda), 10
Kuto (Madura), Bace (Aceh), Sepungkat (Palembang), dan di Bajarmasin dengan
nama ikan Haruan (Weber & Beaufort 1922) dalam (Lono, 2017). Pada beberapa
daerah yang dilalui aliran sungai besar seperti di Sumatera dan Kalimantan, ikan
gabus seringkali terbawa banjir ke parit-parit di sekitar rumah, atau memasuki
kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan
peliharaan. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya
pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur
hingga tempat itu kembali berair (Lono, 2017).

2.3 Kebiasaan Makan


Ikan gabus merupakan ikan karnivor yang cukup buas. Di tambak
pedalaman, yang salinitasnya lebih rendah/tawar, ikan gabus merupakan hama 9
yang amat merugikan karena kebuasannya melebihi ikan kakap. Ikan ini tidak
hanya memangsa ikan bandeng, tetapi juga ikan-ikan liar lainnya (Soeseno 1988)
dalam (Lono, 2017). Ikan gabus sangat kaya akan albumin yaitu salah satu jenis
7

protein penting. Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma


yang mencapai kadar 60 %. Menurut Napitu (2010) albumin berada di dalam
darah untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mengatur keseimbangan air dalam
sel, mengeluarkan produk buangan, dan memberi gizi pada sel untuk
pembentukan jaringan sel baru sehingga mempercepat pemulihan jaringan sel
tubuh yang terbelah pasca operasi atau pembedahan dan luka.

2.4 Tingkat Kematangan Gonad (TKG)


Gonad adalah organ reproduksi yang terdapat dalam tubuh individu ikan.
Gonad berada disamping kanan dan kiri dibawah gelembung renang, di bawah
tulang vertebrata, dan di atas saluran pencernaan. Jumlahnya sepasang dan
menggantung pada selaput mesorchia dan mesovaria. Bentuk dan ukuran pada
setiap spesies selalu bervariasi, tergantung bentuk tubuh dan rongga tubuh ikan itu
sendiri. Muliani, dan Rusyidi. 2021).
Perkembangan gonad di dalam tubuh ikan sangat dipengaruhi oleh kualitas
dan kuantitas makanan yang dimakan, serta kondisi lingkungan perairan, salah
satunya yaitu suhu. Mempelajari tahap-tahapan perkembangan gonad dari suatu
spesies ikan sangat penting untuk mendalami aspek biologi ikan. Dengan
diketahuinya rekaman data tentang tahapan testis dan ovari ikan, maka kita dapat
membandingkan antara individu ikan yang belum dewasa dengan individu ikan
yang sudah dewasa, antara individuyang belum matang gonad dengan yang sudah
matang gonad. Selain itu, dapat diketahui pada ukuran beberapa individu dari
spesies ikan itu pertama kali mengalami tentang matang gonad dan memijah.
Muliani, dan Rusyidi. 2021).
Gonad yang berkembang di dalam tubuh individu ikan akan
mempengaruhi pertamabahan berat tubuh. Individu-individu ikan yang sudah
matang gonad sempurna, berat testesnya mempengaruhi pertambahan berat tubuh
ikan jantan sekitar 10-15%, sedangkan pada ikan betina sekitar 15-22%, kecuali
pada ikan vivipar dan ovovivipar pertambahan berat bisa mencapau 35-50%
(Muliani, dan Rusyidi. 2021).
Menurut Effendie (1979) dalam (Makmur et al., 2003) nilai Indeks
Kematang Gonad (IKG) atau Gonado Somatic Index adalah suatu nilai dalam
8

persen sebagai hasil dari perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan
termasuk gonad dikal dengan 100%.

IKG= ( BgBt ) ×100 %


Keterangan :
IKG : Indeks kematangan gonad
Bg : berat gonad (gr)
Bt : berat tubuh (gr)
Pengamatan tetnatang tahapan-tahapan kematangan goad ikan dapat
dilakukan secara Morfologi dan Histologi. Pengamatan secara morfologi dapat
dilakukan di lapangan dan di laboratorium, sedangkan secara histologi hanya
dapat dilakukan di laboratorium. Pengamatan histologi memerluka peralatan yang
canggih dan teliti serta melakukan pendanaan yang cukup.
Penampakan ciri yang dapat dipakai untuk pembeda antar kelompok
tersebut dalam penentuan tingkat kematangan gonad di lapangan atau di
laboratorium antara lain (Muliani, dan Rusyidi. 2021).:
a. Gonad berupa testes yang diperlu diperhatikan adalah:
 Bentuk testes.
 Bentuk kedua sisi testes .
 Ukuran (panjang dan diameter).
 Perdandingan panjang testes dengan panjang rogga tubuh
 Warna testes.
 Pembuluh darah dari permukaan testes.
b. Gonad berupa ovari yang perlu diperhhatikan:
 Bentuk ovari.
 Bentuk kedua sisi ovari.
 Ukuran (panjang ovari dan diameter ovari).
 Perbandingan panjang ovari dengan panjang tubuh
 Pembuluh darah dari permukaan ovari.
 Warna ovari.
 Diameter ovari beberapa butir telur.
9

A. Tingkat kematangan gonad


Tingkat kematangan gonad ikan telah ditentukan oleh beberapa ahli, di
antaranya sebagai berikut:
2.4.1 Tingkat Kematangan Gonad Menurut Cassie
Tingkat Kematangan gonad ikan betina dan ikan jantan menurut Cassie
disajikan dalam tabel berikut (Muliani, dan Rusyidi. 2021) :
Tabel 1. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Betina menurut Cassie
Tingkat Betina
Kematangan
Ovari seperti benang, panjang sampai ke depan rongga
I
tubuh, warna jernih, dan permukaan licin.
Ukuran ovari lebih besar, berwarna kekuning-kuningan,
II
telur belum terlihat jelas dengan mata.
Ovari berawarna kuning, secara morfologi telur mulai
III
keihatan butirnya dengan mata.
Ovari makin besar, telur berwarna kuning, mudah
IV dipisahkan, butir minyak tidak tampak, mengisi 1/2-2/3
rongga perut, usus terdesak.
Ovari berkerut, dinding tebal, butir telur sisa tedapat
V
didekat pelepasan, banyak telur seperti pada tingkat II
3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilakasanakan pada hari Sabtu tanggal 11 Juni 2022 pukul
14.00 WIB – 16.00 WIB. Adapun tempat dilaksanakannya praktikum adalah di
Labolaturium Nutrisi dan Kualitas Air, Fakultas Pertanian, Universitas
Malikussaleh.
3.2 Alat & Bahan
Alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada table
1 dan 2 berikut ini :
Tabel 2. Alat – alat yang digunakan beserta fungsinya
No
Alat Fungsi
.
1. Nampan Untuk wadah meletakkan objek yang diamati.
2. Pisau Untuk membedah bagian tubuh ikan.
3. Tisu Untuk membersihkan tangan atau meja laboratorium.
4. Penggaris Untuk mengukur morfometrik ikan.
5. Alat Tulis Untuk mencatat hasil dari praktikum.
Timbangan Untuk menimbang tubuh ikan, dan gonad ikan.
6.
Analitik

Tabel 3. Bahan – bahan yang digunakan beseerta fungsinya.


No. Bahan Fungsi
1. Ikan Gabus Sebagai bahan/objek praktikum yang di amati.

3.3 Metode Praktikum


Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah pengamatan secara
langsung dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan mengamati penggolongan, bentuk tubuh, dan bagian luar tubuh
ikan. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan melalui studi literatur yang
berasal dari buku, jurnal, dan karya ilmiah yang berkaitan dengan judul
praktikum.

3.4 Prosedur Praktikum


Beberapa langkah-langkah prosedur kerja dalam melakukan praktikum yaitu :
1. Mempersiapkan alat & bahan yang akan digunakan pada praktikum.
2. Letakkan objek atau ikan gabus (Channa striata) di atas nampan.

10
3. Berikan keterangan klasifikasi dari ikan gabus (Channa striata).
4. Ukur panjang total (TL), dan lebar badan (BdH).

11
12

5. Timbang berat tubuh ikan gabus (Channa striata).


6. Lakukan pembedahan perut ikan tersebut dengan menggunakan pisau dan
amati gonad yang dimiliki ikan tersebut apakah berupa testes atau ovarium.
7. Timbang berat gonad tersebut, ukur panjang gonadnya, dan tentukan nilai
indeks kematangan gonad.
8. Kemudian foto bagian-bagian ikan untuk dokumentasi praktikum.
9. Setelah semuanya selesai bersihkan semua alat peralatan laboratorium yang
telah kita gunakan.
10. Kembalikan alat yang telah digunakan ketempatnya semula.
4. HASIL DAN PEMABAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil pengamatan pada ikan gabus (Channa striata)
dilaboratorium adalah sebagai berikut:
4.1.1 Data Morfometrik
1. Panjang Total (TL) : 28,7 cm
2. Lebar Badan (BdH) : 5,5 cm
4.1.2 Bobot Ikan, Penentuan Jenis Kelamin, dan Berat Gonad
Ikan gabus (Channa striata) yang diamati memiliki berat/bobot tubuh
211,6 gram. Setelah melakukan pengamatan ciri seksual primer yaitu dengan cara
membedah bagian abdominal ternyata gonad yang terdapat pada ikan gabus yang
diamati berupa testes yang artinya bahwa ikan gabus tersebut berjenis kelamin
jantan. Selain itu, berat gonad ikan gabus tersebut memliki berat sekitar 2 gram.
4.1.3 Nilai Indeks Kematangan Gonad (IKG)

IKG= ( BgBt ) ×100 %


IKG=(
226,9 gram )
2 gram
× 100 %

IKG=0,088 %

4.1.4 Penentuan Kematangan Gonad berdasarkan Kriteria Cassie


Tingkat kematangan gonad pada ikan gabus (Channa striata) yang diamati
berdasarkan kriteria Cassie yaitu bahwa ikan gabus memiliki tingkat kematangan
gonad (TKG) I.

4.2 Pembahasan
Ikan gabus (Channa striata) merupakan ikan air tawar yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi (Gustiano, 2007). Ikan gabus berkembang biak di alam pada
perairan umum. Ikan ini memiliki ukuran yang cukup besar, jumlah telur banyak
dan tahan hidup pada kondisi perairan yang kadar oksigennya relatif rendah
Pembedaan kedua jenis kelamin ini secara nyata hanya dapat dilakukan dengan

13
membedah ikan dan melihat ciri seksual primernya. (Rahardjo, 2020). Perbedaan
jenis kelamin dari suatu individu ikan dapat ditentukan dengan memperhatikan

14
15

karakteristik seksual yang dimilikinya. Testis dan ovari ataupun spermatozoa dan
telur (ovum) adalah karakteristik seksual primer pada ikan (Pulungan, 2015).
Pada hasil diatas bahwa diketahui setelah dilakukan pembedahan dibagian
abdominal bahwa dapat dilihat gonad pada ikan gabus (Channa striata) tersebut
berupa testes. Testis merupakan sepasang organ memanjang yang terletak pada
dindingdorsal (Tang dan Affandi, 2002). Testis sebagai gonad jantan memiliki
fungsiganda, yaitu sebagai penghasil spermatogonia dan mensekresi hormon
androgen (Agusriana, 2014).
Pada testis muda biasanya terlihat hanya ada sel spermatogonia dan sel
sertoli pada tubulusnya (Prasetyaningtyas, 2001). Tubulus biasanya belum
mengandung rumen dan terdapat jaringan ikat yang tebal disekitar tubulus
(Prasetyaningtyas, 2001). Tubuli seminiferi adalah bagian yangdominan dalam
testis yang berupa buluh bulat dan berliku – liku. Pada tubuli terdapat sel – sel
spermatogenik dan sel Sertoli. Sel – sel spermatogenik terdiri daris permatogonia,
spermatosit, spermatid, dan spermatozoa. Berbagai sel spermatogenik
menunjukkan perbedaan tahapan dalam perkembangan dan diferensiasi
spermatozoa (Agusriana, 2014).
Tingkat kematangan gonad adalah tahapan perkembangan gonad sebelum
dan sesudah ikan memijah. Pengamatan tingkat kematangan gonad dilakukan
dengan cara histologis dan morfologi. Anatomi perkembangan gonad dapat
terlihat lebih jelas dan akurat dengan menggunakan pengamatan secara histologi
edangkan dengan cara morfologi tidak terlihat lebih jelas. Namun cara morfologi
banyak dan mudah dilakukan dengan dasar mengamati morfologi gonad antara ain
ukuran panjang gonad, bentuk gonad, berat gonad, dan perkembangan isi gonad
(Effendie, 1997) dalam Agusriana (2014).
Tingkat kematangan gonad pada ikan gabus yang diamati berdasarkan
kriteria Cassie yaitu bahwa ikan gabus memiliki tingkat kematangan gonad
(TKG) I. Gonad ikan gabus jantan memiliki ciri-ciri pada setiap
tingkatannya.TKG I testes pada jantan hampir sama dengan ovari pada betina.
Testes masih berwarna merah dan bening. Testes berukuran lebih kecil
dibandingkan ovari dan testes terlihat bergerigi (Sarah et al., 2017).
Perkembangan gonad ikan secara kualitatif ditentukan dengan mengamati tingkat
16

kematangan gonad berdasarkan morfologi gonad seperti yang dikemukakan


Siregar (1991) dalam Sari (2007) Perkembangan gonad dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor lingkungan dan hormon (Tang 2000). Adanya kecenderungan
semakin tinggi TKG maka kisaran panjang dan berat tubuh semakin tinggi. Selain
itu dijumpai pula ikan dengan ukuran kisaran panjang danberat yang sama tidak
mempunyai TKG yang sama. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan
dimana ikan tersebut hidup, ada tidaknya ketersediaan makanan, suhu, salinitas
dan kecepatan pertumbuhan ikan itu sendiri (Yusnita & Arnentis 2002) dalam
(Agusriana, 2014). Menurut Susilawati (2000) dalam Makmur (2003) menyatakan
ukuran ikan pada waktu mecapai matang gonad pertama kali bervariasi diantara
dan di dalam spesies. Hal ini diduga karena faktor ketersediaan pakan di suatu
perairan, pola adaptasidan strategi hidup ikan yang berbeda, selain itu adanya
kecepatan pertumbuhan pada masing-masing ikan juga menyebabkan ikan akan
mencapai tingkat kematangan gonad yang berbeda.
Indeks kematangan gonad atau bisa juga disebut “maturity” atau “Gonado
Somatic Index” merupakan perbandingan antara berat gonad dengan berat
tubuhyang nilainya dinyatakan dalam persen. Indeks kematangan gonad (IKG)
merupakan suatu informasi untukmengetahui perubahan yang terjadi dalam gonad
secara kuantitatif. Penentuan indeks gonad somatik adalah salah satu pengetahuan
dasar tentang biologi reproduksi spesies ikan dalam rangka untuk
menggambarkan siklus reproduksi, sejarah hidup ikan yang sangat diperlukan
dalam mempelajari dinamika populasiikan, seperti usia atau ukuran estimasi ikan
mencapai kematangan seksual, waktu pemijahan dan tempat. Informasi ini dapat
digunakan strategi perencanaan dan taktik penangkapan, untuk melindungi dan
memastikan keberlanjutan stok ikan berasal dari eksploitasi ikan berat badan dan
berat gonad memberikan Indeks kematangan gonad (IKG), berarti sementara
perkembangan dan pertumbuhan gonad secara bersamaan berlangsung di ikan.
Ikan tumbuh, IKG yang tinggi (Hidayat, 2014).
Dari hasil praktikum diatas dipaparkan bahwa indeks kematangan gonad
(IKG) yang didapat 0,888%. Pertambahan berat gonad akan semakin bertambah
dengan bertambahnya ukuran gonad dan diameter telur. Berat gonadakan
mencapai maksimum sesaat sebelum ikan memijah, kemudian menurundengan
17

cepat selama pemijahan berlangsung hingga selesai (Effendie, 1997) dalam


Agusriana (2014). TKG I. Menurut Effendi (1997) dalam Sulistiono et al.(2001),
sejalan dengan pertambahan gonad, maka gonad akan semakin bertambah besar
dan berat sampai batas maksimum ketika terjadi pemijahan. Nilai indeks
kematangan gonad Ikan gabus jantan lebih kecil jika dibandingkan dengan ikan
gabus betina. Menurut Makmur (2003), nilai rataan IKG ikan betina lebih
besardaripada IKG ikan jantan pada TKG yang sama. Hal ini disebabkan
pertambahan bobot ovarium selalu lebihbesar daripada penambahan bobot testis.
Nilai IKG yang diperoleh yaitu < 20%, yang mengindikasikan bahwa ikan gabus
merupakan kelompok ikan yang bernilai IKG kecil dan dikategorikan sebagai ikan
yang dapat memijah lebih dari satu kali tiap tahunnya. Hal ini sesuai dengan
Bagenal (1978) dalam Wahyu (2010), yang menyatakan bahwa ikan yang
mempunyainilai IKG lebih kecil dari 20% adalah kelompok ikan yang dapat
memijah lebih dari satu kali setiap tahunnya. Nilai indeks kematangan gonad
terkait dengan mutu pakan yang dikonsumsinya maka makin baik mutu pakan
maka nilai IKG akan lebih tinggi (Yulfiperius, 2009).
5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengamatan praktikum tingkat kematangan gonad
ikan gabus (Channa striata) yaitu :
1. Data morfometrik yang terdapat pada pengamatan ikan gabus (Channa
striata)
1. Panjang Total (TL) : 28,7 cm
2. Lebar Badan (BdH) : 5,5 cm
2. Ikan gabus (Channa striata) yang diamati memiliki jenis kelamin jantan.
Selain itu, berat/bobot tubuh 226,9 gram, dan berat gonad ikan gabus
tersebut memliki berat sekitar 2 gram
3. Tingkat kematangan gonad pada ikan gabus (Channa striata) yang diamati
berdasarkan kriteria Cassie yaitu bahwa ikan kuwe memiliki tingkat
kematangan gonad (TKG) I. Dan indeks kematangan gonad (IKG) yang
didapat 0,888%.
4. Tingkat kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan
ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang tidak melakukan
reproduksi. Pengetahuan TKG ini juga akan didapatkan keterangan waktu
ikan itu memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah.
5. Penentuan indeks satu pengetahuan untuk menggambarkan siklus
reproduksi, sejarah hidup ikan yang sangat diperlukan dalam mempelajari
dinamika populasiikan, seperti usia atau ukuran estimasi ikan mencapai
kematangan seksual, waktu pemijahan dan tempat. Nilai indeks
kematangan gonad terkait dengan mutupakan yang dikonsumsinya maka
makin baik mutu pakan maka nilai IKG akan lebih tinggi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Agusriana. 2014. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Kerling (Tor tambroides) di


Daerah Aliran Sungai Jambak Meureubo Kecamatan Pante Ceureumen :
Pendekatan Histologi. Skripsi, 6-41.
Agustiawan, D. 2020. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tambakan (Helostoma
temminckii) Pada Rawa Gambut di Kabupaten Ogan Komerling Ilir.
Skripsi, 2.

Diansyah, K. R. 2017. Keanakearagaman Spesies Ikan di Zona Sub Litoral


Perairan Pulo Rubiah Sabang Sebagai Materi Pendukung Kingdom
Anamalia Di SMA N 2 Sabang. Skripsi.

Gustiano, R. 2007.Kajian teknis dan sosio-ekonomis pengelolaan berkelanjutan


sumber dayagenetik ikan. Lokakarya Nasional Pengelolaan dan
Perlindungan Sumber Daya Genetik di Indonesia: Manfaat Ekonomi
untuk Mewujudkan Ketahanan Nasional.
Hidayat, I. R. 2014. Analisis Tingkat Kematangan Gonad dan Fekunditas Ikan
Kembung (Restrelliger sp) di Perairan Aceh Barat. Skripsi, 21-22.
Lono. 2017 Pengaruh Kombinasi Pakan Buatan dan Cacing Sutera (Tubifexsp)
Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Gabus (Channa
striata). undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Gresik.

Makmur S, Rahardjo MF, Sukimin S. 2003. Biologi Reproduksi ikan gabus


(Channa striata Bloch) di Daerah Banjiran Sungai Musi Sumatera Selatan.
Jurnal Iktiologi Indonesia. 3(2): 57-62.

Muliani, dan Rusyidi, R. 2021. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Program


Studi Akuakultur. Fakultas Pertanian. Universitas Malikussaleh. Aceh
Utara.
Napitu, N. 2010 . Pembuatan Ekstrak Dan Tepung Ikan Gabus Sebagai Substitusi
Pengelohaan Biskuit Untuk Menaikkan Kadar Albumin Pada Balita Gizi
Buruk. Jurnal Pengabdian Masyarakat. Vol. 16 No. 6 :42-46.
Prasetyaningtias, W.E. 2001. Studi histokimia lektin pada distribusi glikokonjugat
di epitel tubuli seminiferi testis babi rusa Babyrousa babyrussa. Skripsi.
Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.
Pulungan, C.P. 2000. Diskripsi Ikan-ikan Air Tawar dari Waduk PLTA Koto
Panjang, Riau. Pekanbaru: Pusat Penelitian Universitas Riau.

Pulungan, C. P. 2015. Nisbah Kelamin dan Nilai Kemontokan Ikan Tabingal


(Puntioplites bulu Blkr) Dari Sungai Sak, Riau. Jurnal Perikanan dan
Kelautan, Vol 20, 12.

19
Rahardjo, M. F. 2020. Bagaimana Membedekan Jantan dan Betina Ikan. Warta
Ikthiologi, Vol 4 (3), 2.
Sarah, Y, Eddiwan,. Deni. E. (2017). Studi Komparatif Aspek Biologi Reproduksi
Ikan Gabus (Channa striata, Bloch 1793) dari Sungai Siban dan Sungai
Kulim, Provinsi Riau. Hal 1-15.

Sari, I. W.2007. Biologi Reproduksi Ikan Keperas(Cyclocheilichthys apogon)Di


Sungai Musi Sumatera Selatan. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Ilmu
Keleutan, Institut Pertanian Bogor.
Sugito dan Hayati, A. 2006. Penambahan Daging Ikan Gabus (Ophicepallus
strianus BLKR) dan Aplikasi Pembekuan Pada Pembuatan Pempek
Gluten. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Vol. 8 No. 2: 147-151.
Sulistiono, T. H. K., E. Riani, dan S. Watanabe. 2001. Kematangan Gonad
Beberapa Jenis Ikan Buntal (Tetraodon lunaris, T. fluviatilis, T.
reticularis) di Perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Jurnal Iktiologi
Indonesia, 1 (2), 25-30. ISSN 1693-0339.
Tang, U. M. dan Affandi.R. 2000. Biologi reproduksi ikan. Bogor. 150 hal.

Yulfiperius. 2009. Pengaruh Kadar Vitamin E Dalam Pakan Terhadap Kualitas


Telur Ikan Patin (Pangasius hypoptthalmus). Tesis. Ilmu Periaran,
Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. hlm 40.

20
LAMPIRAN

21
22

Lampiran 1. Data Morfometrik Ikan Gabus (Channa striata

Pengukuran Panjang Total (TL)

Pengukuran Lebar Badan (BdH)


23

Lampiran 2. Bobot Tubuh dan Berat Gonad Ikan Gabus (Channa striata)

Bobot Tubuh Ikan Gabus (Channa striata)

Berat Gonad Ikan Gabus (Channa str


24

Anda mungkin juga menyukai