DISUSUN OLEH :
Asrafil (2222110004)
Wulandari (2222110008)
Nardi (2222110011)
Kartika Dewi (2222110012)
Lia Rasidin (2222110014)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga laporan praktikum mata kuliah Biologi organisme akuatik dapat terselesaikan tepat
pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada para Pranata
Laboratorium Pendidikan (PLP) Lab. Anatomi dan Fisiologi Hewan Air dan Lab. Repgen
yang telah banyak membantu memberikan arahan-arahan, saran, bimbingan serta petunjuk
selama menyelesaikan laporan praktikum ini.
Penulis telah berupaya memaksimalkan tenaga, waktu dan pikiran untuk membuat
kesempurnaan laporan praktikum ini. Namun tidak menutup kemungkinan banyak kesalahan
yang tidak sengaja dalam penulisan laporan praktikum ini. Kritik dan saran dari para
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan pada masa yang akan datang.
Sebagai penutup, akhir kata penulis berharap semoga laporan praktikum ini dapat
memberikan manfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A.LATAR BELAKANG...................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1. Klasifikasi Ikan mas (Cyprinus carpio L.)..................................................................................5
2.2 Kebiasaan makan.........................................................................................................................6
2.3 Habitat ikan mas..........................................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................7
METODOLOGI....................................................................................................................................7
3.1. WAKTU DAN TEMPAT...........................................................................................................7
3.2. ALAT DAN BAHAN.................................................................................................................7
a.Alat.............................................................................................................................................7
b. bahan.........................................................................................................................................7
3.3. METODE PENGAMBILAN DATA..........................................................................................7
3.4 PROSEDUR KERJA...................................................................................................................8
BAB IV.................................................................................................................................................9
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................................................9
4.1. Melakukan pengambilan kelenjar hipopisa dan pengamatan tingkat kematangan gonad dari
ikan donor..........................................................................................................................................9
4.2. Melakukan penyuntikan kelenjar hipopisa pada indukan betina...............................................10
4.3. Melakukan penyuntikan cairan ovaprim pada indukan jantan..................................................10
4.4. Proses Pemijahan......................................................................................................................11
4.5. Melakukan pengamatan perkembangan telur............................................................................11
4.6 Melakukan pengamatan bukaan mulut yang telah menjadi larva...............................................12
BAB V.................................................................................................................................................13
KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................................13
5.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................13
5.2 SARAN.....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ikan mas (Cyprinus carpio L.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang paling
banyak dibudidayakan, baik untuk pembenihan, pembesaran di kolam pekarangan, air deras,
maupun sistem keramba jaring apung. Ikan mas disukai para petani karena budidayanya yang
mudah, cepat mengalami pertumbuhan, dan dagingnya enak untuk dikonsumsi, sehingga
mudah pemasarannya dan secara teknis juga mempunyai beberapa keunggulan sebagai ikan
yang dibudidayakan. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Negara
Cina. di Indonesia, ikan mas diintroduksikan sejak 1920-an. Ikan mas yang terdapat di
Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan, dan Jepang. Ikan mas
majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia (Pudjiatmoko, 2008). Pada tahun 2010,
produksi ikan mas mencapai ton yang melampaui target awal (Kementerian Kelautan dan
Perikanan ke-3, 2011). Produksi ikan mas tahun 2011 mencapai ton, padahal proyeksi awal
sebenarnya hanya ton. Walaupun permintaan ikan mas di tingkat pasaran lokal selalu
mengalami pasang surut, tetapi dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Secara umum penjualan benih ikan mas boleh dikatakan hampir tak ada masalah,
bahkan prospeknya cukup baik. Oleh karena itu, sektor perikanan, khususnya budidaya ikan
mas merupakan salah satunya usaha yang baik untuk di lakukan.
Peluang usaha bisnis yang berpotensi. Selain sumber penyedia protein hewani, ikan
mas juga berpotensi sebagai ikan hias. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam usaha
budidaya ikan, termasuk ikan mas adalah pakan. Selama ini para petani lebih banyak
menggunakan pakan berupa pelet buatan pabrik sebagai makanan ikan mas. Namun, biaya
pakan pelet mencapai 60-70% dari keseluruhan biaya produksi dalam budidaya ikan
(Nasution, 2006).
Padahal harga pakan ikan (pelet) cenderung naik dari tahun ke tahun. Hal ini
dikarenakan bahan baku pelet seperti tepung ikan masih mengandalkan dari impor, ditambah
lagi dengan ongkos produksi dan pemasaran menyebabkan harga pelet ikan semakin mahal.
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan mencari bahan baku lokal yang
bernilai ekonomis atau harganya murah tetapi masih mengandung komposisi gizi yang baik
untuk pakan ikan, salah satunya adalah ampas tahu. Walaupun ampas tahu telah dikenal
dimanfaatkan untuk pakan ikan, tetapi perlu dioptimalisasikan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pakan. Ampas tahu merupakan hasil dari
proses pembuatan tahu yang banyak terdapat di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Untuk
menghasilkan ampas tahu tidak terlepas dari proses pembuatan tahu. Ditinjau dari komposisi
kimianya, Berat kering ampas tahu mengandung 23,6 24% protein dan 12% serat kasar
(Shurtleff & Aoyagi, 1979 dalam Witjaksono, 2005). Selain protein dan serat kasar, ampas
tahu juga masih mengandung lemak 5,9%, karbohidrat 67,5%, kalsium 19% dan fosfor 29%.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Klasifikasi Ikan mas (Cyprinus carpio L.)
Klasifikasi ikan mas sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : C. carpio
2.2 Kebiasaan makan
Ikan mas cenderung agresif mencari makan di pagi hari dan menjelang sore. Jadi
masa tersebut juga dapat menjadi acuan kapan ikan mas mencari makan. Sedangkan beberapa
faktor yang mempengaruhi pola makan ikan mas adalah kandungan oksigen pada air, tingkat
keasaman, tingkat kejernihan air dan kondisi kesehatan ikan itu sendiri.
Dengan mata telanjang kualitas air yang cukup kondusif untuk memancing adalah
berwarna bening kehijauan atau bening kecoklatan. Sementara kondisi cuaca juga tidak
terlalu panas atau dingin, apalagi hujan lebat.
Cara makan ikan yang punya habitat di perairan dangkal hingga sedang, dan berarus
tenang ini cukup unik. Ia membuka mulutnya lebar-lebar dan kemudian menyedot
makanannya seperti alat penghisap. Jadi umpan berstruktur lembut dan halus sangat cocok
untuk ikan mas. Dalam kondisi nafsu makan yang tinggi, apapun yang dianggapnya makanan
akan dihisap kemudian dicicipi, dan yang bukan makanan akan dibuang dengan cara
disemburkan. Tentunya pola makan ini merupakan petunjuk berharga bagi pemancing ikan
mas, karena sangat membantu dalam pendeteksian sambaran menggunakan pelampung.
METODOLOGI
3.1. WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan praktikum dilaksanakan pada hari rabu tanggal 11 November 2022, di mulai
pada jam 08.00 – 17.50 yang bertempat di Lab. Anatomi dan Fisiologi Hewan Air dan Lab.
Repgen, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
Tujuan pengambilan kelenjar hipopisa dari ikan donor tersebut adalah Hipofisa pada ikan
dilakukan karena kelenjar hipofisa ikan mengandung gonadotropin semacam LH (“LH-like
gonadotropin”), yang mana hormon ini akan merangsang ovarium untuk mempercepat
ovulasi sehingga mempercepat terjadinya pemijahan atau ovulasi pada ikan.
Tingkat kematangan gonad adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan setelah
ikan itu memijah. Penentuan tingkat kematangan gonad pada ikan dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu penelitian mikroskofik dengan mengamati pertumbuhan sel-sel gonad dan
penentuan berdasarkan keadaan dan ukuran gonad.
4.2. Melakukan penyuntikan kelenjar hipopisa pada indukan betina
Penyuntikan hormon HIPOFISA bertujuan untuk merangsang ikan agat telur cepat matang
dan merata telur yang siap untuk menetas.
Penyuntikan hipofisa indukan 1
- Penyuntikan dilakukan pada jam
- Dosis yang diberikan yaitu 0,5 x berat badan indukan
0,5 x 3,745 = 1.74
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktek kerja lapangan yang dilaksanakan di Lab anatomi dan
fisiologi hewan air serta Lab repgen ,Tanggal 11 November 2022 dapat di simpulkan :
1. Kegiatan praktikum meliputi pengambilan kelenjar hipopisa dan ,penyuntikan
hipopisa dan cairan ovaprim
2. Kegiatan praktikum meliputi pengamatan perkembangan telur dan pengamatan
bukaan mulut pada larva
5.2 SARAN
1. Perlu adanya peralatan laboratorium yang lengkap untruk menunjang kegiatan
praktikum
2. Perlu di sediakan ruang kedap suara agar proses pemijahan tidak terganggu
DAFTAR PUSTAKA
Amri, K. dan Khairuman. 2002. Menanggulangi Penyakit pada Ikan Mas dan Koi. Agro
Media Pustaka. Jakarta.
Arman, A. 1994. Budidaya ikan Air tawar. Kashiko Press: Jakarta
Bachtiar, Y. 2002.pembesaran ikan mas dikolam pekarangan agromedia Pustaka, Jakarta.
Gunawan. 1998. Mengenal Cara Pemijahan Ikan Mas Dalam Sinar Tani. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Hasan, 1. 2002. Pokok- pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia
Indonesia. Jakarta.
Riduwan, 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian Alfabeta. Bandung.
Rukmana, R. 2003. Pembenihan dan Pembesaran Ikan Mas. Penerbit Aneka Ilmu. Semarang.
Santoso, B. 1993. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Mas. Penerbit Khanisius. Yogyakarta.
Surachmad, W. 1978. Pengantar Penelitian Ilmiah-Dasar Metode Teknik. Penerbit Tarsito.
Bandung.
Suseno, D. 1999. Pengelolaan usaha pembenihan ikan mas, Jakarta : Penerbit Swadaya.
Jakarta.
UPTD Batee Iliek, 2004. Data SOP UPTD Batee Iliek.Bireuen.