Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PEMBENIHAN IKAN SEMI

BUATAN DAN BUATAN PADA IKAN LELE

Disusun untuk memenuhi tugas praktek


Mata Kuliah: Teknik Pembenihan Ikan

Oleh:
Ricko Ganevo Elang (3202008056)

KELAS 3A

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN

JURUSAN ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK (POLNEP)

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhana wa ta’ala yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas praktek
menulis laporan yang berjudul Laporan Teknik Pembenihan Ikan ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari penulisan proposal ini adalah untuk
memenuhi tugas dari ibu Hylda Khairah pada mata kuliah Teknik Pembenihan
Ikan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang induced spawning dan induced breeding ikan lele bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Hylda Khairah dan teknisi


yang telah memberikan tugas praktek ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini.

Pontianak, 2 Febuari 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................2
1.3 Manfaat..............................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................3
2.1 Klasifikasi Ikan Lele.............................................................................................3
2.2 Seleksi Induk......................................................................................................3
2.3 Kualitas Air Pemeliharaan Larva........................................................................4
2.4 Pemijahan Semi Buatan dan Buatan..................................................................5
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................6
3.1 Semi Buatan.......................................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................................6
3.3 Prasarana Kolam.................................................................................................7
3.4 Persiapan Sarana Rak Akuarium.........................................................................8
3.5 Sarana Akuarium................................................................................................8
3.6 Prasarana Listrik.................................................................................................9
BAB 4 PENUTUP.................................................................................................................9
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................9
4.2 Saran..................................................................................................................9
BAB DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10
LAMPIRAN........................................................................................................................10

ii
iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lele merupakan komoditas yang mempunyai prospek sangat baik dan


berkembang sangat pesat dikarenakan lele dapat dibudidayakan pada lahan dan
sumber air terbatas dengan padat tebar yang tinggi dan teknologi budidaya yang
relatif mudah dikuasai oleh masyarakat.Keberhasilan suatu budidaya ikan akan
ditentukan oleh beberapa faktor salah satunya diantaranya adalah faktor
ketersedian benih baik itu segi kualitas maupun kuantitas (Pinem,2011)

Saat ini Produksi ikan lele semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya
pertumbuhan penduduk dan permintaan akan ikan lele tersebut, berdasarkan
statistik Kementerian Kelautan dan Perikanan hasil produksi budidaya ikan lele
tahun 2019 di provinsi Kalimantan seluruhnya sebesar 25.797,72 ton angka yang
kecil dibanding dengan hasil produksi budidaya ikan lele di provinsi Jawa barat
yang sebesar 268.656,21 ton, maka dari itu produksi ikan lele di provinsi
Kalimantan khususnya, dapat terus meningkat jika permintaan akan ikan lele
meningkat.

Kegiatan pembenihan ikan merupakan suatu usaha mengembangbiakan ikan


secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan produksi benih yang memiliki
kualitas dan kuantitas lebih baik. Produksi pembenihan ikan berperan dalam
keberhasilan kegiatan pembesaran ikan. Kualitas benih ikan berpengaruh terhadap
perkembangan ikan pada saat pembesaran ikan. Selain itu, kegiatan pembenihan
ikan akan berperan terhadap rekayasa genetik ikan sehingga dapat menghasilkan
strain ikan yang baru.

Berdasarkan latar belakang diatas,maka perlu dilakukan Praktikum untuk


mengetahui dan memahami teknik pembenihan lele di Workshop Budidaya
Perikanan Pontianak,Kalimantan Barat

1
2

1.2 Tujuan
 Mengetahui,mempelajari dan melaksanan secara langsung
bagaimana teknik pembenihan ikan lele di Workshop Budidaya
Perikanan Politeknik Pontianak, Pontianak, Kalimantan Barat
 Mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam pembenihan ikan
lele
 Mengetahui Teknik Pemijahan Induced Spawning dan Induced
Breeding

1.3 Manfaat
 Meningkatkan pengetahuan,keterampilan dan menambah
wawasan mengenai pembenihan ikan lele

1.1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Lele


Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias Gariepinus).

Klasifikasi lele sangkuriang menurut para ahli (Saanin, 1968, 1984)

Kerajaan: Animalia.

Filum: Chordata.

Klasik: Pisces.

Sub kelas : Teleostei.

Ordo: Ostariophusi.

Subordo: Siluridae.

Famili: Clariidae.

Genus: Clarias.

Spesies : Clarias sp.

2.2 Seleksi Induk


Berdasarkan SNI 6484.1:2014 Umur induk yang ideal untuk pemijahan
minimal umur 12 bulan untuk jantan maupun betina,umur yang dihitung dari awal
telur menetas.

Menurut Rika Putri (2018) menyatakan bahwa

Ciri-ciri induk ikan lele yang baik adalah sebagai berikut :

 Organ tubuh lengkap dan normal

3
4

 Umur induk betina mencapai 1,5 tahun


 Umur induk jantan mencapai 1 tahun
 Bobot induk minimal 1 kg
 Betina tubuh gemuk tidak berlemak
 Jantan bertubuh langsing dan rongga perut tidak berlemak
 Alat kelamin normal dan kemerah-merahan
 Selama perawatan FCR rendah

Untuk mengetahui induk yang siap untuk dipijahkan,berikut ini ciri-ciri induk
ikan lele yang baik :

Induk Betina :

 Perut membesar dan lembek


 Gerakan agak lambat dan jinak
 Alat kelamin bulat, berwarna kemerahan dan tampak membesar
 Warna tubuh secara umum menjadi coklat kemerahan
 Warna sirip cenderung kemerahan
 Bila perut diurut kearah alat kelamin akan keluar cairan telur

Induk Jantan :

 Tubuh gemuk ramping


 Gerakan lincah dan lebih gesit
 Alat kelamin runcing dan mencapai sirip anus

Warna sirip cenderung kemerahan

Berdasarkan SNI 6484.1:2014 Panjang standar induk pejantan dan betina


untuk berpijah yaitu minimal sepanjang 50 cm.

2.3 Kualitas Air Pemeliharaan Larva


Berdasarkan SNI 6484.4:2014 Persyaratan Kualitas Air untuk Pemeliharaan Larva
yaitu

1. Suhu yaitu sebesar 25 - 30 °C


2. pH yaitu sebesar 6,5 – 8
5

3. DO/Dissolve Oxygen atau Oksigen terlarut yaitu minimal 3 mg/L


4. Kadar Amoniak yaitu maksimal sebesar 0,01 mg/L
5. Ketinggian Air setinggi 25 – 40 cm

2.4 Pemijahan Semi Buatan dan Buatan


Pemijahan dapat dilakukan secara alami, semi buatan, dan buatan.
Pemijahan alami adalah pemijahan yang dilakukan tanpa penambahan
bahan atau perlakuan tambahan dari luar tubuh induk koi (Lukmantoro
2018). Pemijahan semi buatan adalah pemijahan yang dilakukan dengan
memeberikan rangsangan hormon pada induk, sedangkan ovulasi terjadi
secara alami (Yuatiati et al. 2015). Pemijahan buatan adalah pemijahan
yang dilakukan dengan memberikan rangsangan hormon pada induk,
kemudian dilakukan ovulasi melalui bantuan manusia yaitu dengan
stripping atau pengurutan perut induk (Meilala 2018)

2.5 Alat dan Bahan


Alat
1. Suntikan .
2. Meteran.
3. Selang.
4. Aerator.
5. Heather.
6. Bulu ayam.
7. Saringan.
8. Timbangan.
9. Nampan Besi.
10. Nampan Plastik.
11. Penggaris.
12. Pipet tetes.
13. Object Glass.
14. Cover Glass.
15. Gelas.
16. Sendok.
6

Bahan

1. Induk Ikan Lele .

2. Hormon Kormensil.

3. Tisu.

4. Pakan Alami Artemia Dan Cacing Darah.


BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pemijahan Semi Buatan

3.1.1 Sarana dan Prasarana


 Sarana
1. Bak Beton.
 Prasarana

1. Listrik.
2. Kolam Sebagai Sumber Air.

3.1.2 Persiapan Wadah

Pada persiapan Wadah, Wadah dibersihkan untuk menghilangkan


kotoran di wadah tersebut (Bak Semen), lalu dikeringkan 1 harian
bertujuan untuk membunuh Patogen yang tersisa.
Ukuran Bak Beton:
Panjang 3,8 M
Lebar 2,5 Tinggi
Air 20 cm
Tinggi Bak 75 Cm.

3.1.3 Penyuntikan Hormon

Penyuntikan Hormon bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi


hormon hipofisa dalam tubuh ikan, dan agar ikan mencapai tingkat
kematangan gonad yang maksimal sehingga mampu melakukan
pemijahan dengan maksimal.

Menurut Fujaya (1999), “induk ikan yang disuntik dengan hormon


hipofisa, penyuntikkan hormon LH-RH, dan lain – lain dapat
menambah atau meningkatkan konsentrasi hormon gonadotropin
dalam darah sehingga mampu menginduksi perkembangan telur dan
pemijahan.”

Melakukan Penyuntikan pada ikan jantan dan betina yang berjumlah


2 ekor betina dan 1 ekor jantan, yang panjang dan berat nya masing
masing jantan memiliki berat 1,3kg dan panjang 64cm,dan betina satu
memiliki berat 600gram dan panjang 30cm,berat betina dua 540gram
dan panjang 41 cm. Sebelum menyuntik perlu diketahui nya berat dan
panjang untuk menghitung dosis suntikan dengan rumus

7
8

Dit:
Dosis Penyuntikan=Berat Induk ×Jumlah Induk

Dik:
Berat Induk Jantan : 1,3kg
Berat Betina 1 : 600gram
Berat Betina 2 : 540gram
Dosis Hormon : 0,4ml/kg

Hasil Perhitungan : Rumus Perhitungan Menurut ( Yurrisal ,M,


2000 ).

Induk betina Pertama dosis = 0,6 kg × 0,4 Ml = 0,24 Ml


ditambah Larutan Nacl Sebagai Pelarut perbandingan 1:1 =
0,24 + 0,24 = 0,48 Ml.

Induk betina Kedua dosis = 0,54 kg × 0,4 Ml = 0,21 Ml


ditambah Larutan Nacl Sebagai Pelarut perbandingan 1:1 =
0,21 + 0,21 = 0,42 Ml.

Induk Jantan Pertama Dosis = 1,3 kg × 0,4 Ml = 0,52 Ml


ditambah Larutan Nacl Sebagai Pelarut Perbandingan 1:1 =
0,52 + 0,52 = 1,04 Ml.

3.1.4 Menghitung Fekuinditas

Setelah Disatukan didalam satu Bak Beton yang dilakukan


selanjutnya adalah menunggu lele melakukan pemijahan yang
dilakukan oleh induk tersebut.Ketika sudah jam 6 pagi dapat di
ambil dan di hitung sample telur nya untuk menghitung
Fekuinditas,Menghitung Fekuinditas butuh diketahui berat
gonad,berat sample ,dan jumlah telur.Mengambil sample
menggunakan saringan yang setelah itu di ukur dan di hitung
keseluruhan telur dan berat nya. Dan berat gonad dapat dilakukan
penimbangan akhir proses pemijahan

Rumus Fekuinditas ( Bagenal 1978 ).


9

Berat Gonad
F= x Jumlah Telur
Berat Sample

Dik:

Berat Gonad betina Pertama : 100 Gram.


Berat Sampel Telur Betina Pertama : 0,62 Gram.
Jumlah Sampel Telur Betina Pertama : 589 Butir.
Berat Gonad Betina kedua : 300 Gram.
Berat Sampel Telur Betina Kedua : 0,84 Gram.
Jumlah Sampel Telur Betina Kedua : 655 Butir.

1. Fekunditas Induk Betina Pertama = (100 gr : 0,62) gr ×


589 Butir = 95.000 Butir Telur.
2. Fekunditas Induk Betina Kedua = (300 gr : 0,84) × 655
Butir = 233,928 Butir Telur.

3.1.5 Menghitung Fertilisasi

Jika sudah melihat mana yang dibuahi dan mana yang tidak ,
setelah itu dapat menghitung telur yang dibuahi dari telur yang
dibuahi (biasanya berwarna hijau dan putih), dan telur yang
tidak dibuahi berwarna putih susu ,hitung yang dibuahi dan
tidak dibuahi. jumlah telur yang dibuahi. , Jumlah telur yang
tidak dibuahi adalah jumlah pembuahan kedua induk.
Sebaliknya yang dibuahi dihitung kembali dari sampel,
sehingga pengambilan sampel tidak sulit dengan cara diayak.
Dari sana, jumlah pembuahan dihitung. Kalikan jumlah lokasi
sampel yang tersedia.

Rumus Perhitungan Fertilisasi ( Bagenal 1978 ).


Telur Terbuahi
Fr= x 100
Telur Tidak Terbuahi
Diketahui :
10

Jumlah Telur Yang Terbuahi Dari Kedua Induk : 172,000


Butir.
Jumlah Telur Yang Tak Terbuahi Dari Kedua Induk :
328,928 Butir.

Hasil Perhitungan
Fertilisasi Telur Yang Terbuahi Kedua Induk Betina =
172,000
Fr= x 100 %
328,928
=52%

3.1.6 Menghitung Hatching Rate

Setelah telur menetas, barulah dapat menghitung tingkat


penetasan/Hatching Rate untuk melakukan perawatan dengan
menguras air, mengganti air, dan menambahkan 50% dari total
air. Selanjutnya ambil sample ikan yang telah menetas dan
dilakukan pemeriksaan di laboratium apakah kuning telur nya
masih atau tidak ,jika tidak ada barulah kita bisa memberi
pakan.

Rumus Perhitungan Hatching Rate ( Sumadinata 1981 ).


Jumlah Telur Yang Menetas
Hr= x 100 %
Jumlah Telur Yang Terbuahi
Diketahui :
Jumlah Telur Yang Menetas : 159 Butir.
Jumlah Telur Yang Terbuahi : 172,000 Butir.

Hatching Rate =

159
Hr= x 100 %
172,000

=0,8%
11

3.1.7 Menghitung Survival Rate

kemudian dapat dihitung Survival Rate untuk data Sampel


nya dapat di dapat dari Sisa Benih pada saat pemeliharaan

Dik

Jumlah Awal Benih Pada Saat Pemiliharaan: 15 Ekor.


Jumlah Awal Benih Pada Saat Akhir Pemeliharaan: 152
Ekor.
Survival Rate Benih Pada Akhir Pemeliharaan
15
Sr= x 100 %
152
= 9,8 %

3.2 Pemijahan Buatan

3.2.1 Sarana dan Prasarana

Sarana
1. Bak Fiber 1 unit.
2. Aquarium 2 unit.

Prasarana
1. Listrik.
2. Bak Air Sebagai Sumber Air.

3.2.2 Persiapan Wadah

Pada persiapan wadah,wadah bak fiber dan akuarium


dibersihkan dan dikeringkan 1 harian agar terhidar dari patogen
patogen yang tersisa, lalu di isi air 25 cm untuk bak fiber Dan
untuk Aquarium di isi air setinggi 20 cm yang diberi aerator
pada masing masing wadah dan hanya satu wadah Aquarium
saja yang diperlakukan khusus dengan penambahan Heather
diatur 28 – 30 Celcius.
12

Diketahui Ukuran wadah :


Bak Fiber :
Panjang : 2,5 m.
Lebar : 1,7 m.
Tinggi : 65 cm
Tinggi Air : 25 cm.
Aquarium Satu dan Kedua :
Panjang : 1,2 m
Lebar : 40 cm.
Tinggi : 40 cm.

Tinggi Air : 20 cm

3.2.3 Penyuntikan Hormon

Pengukuran induk untuk Menentukan Dosis Pengukuran induk


Suntikan ,mengukur berat badan induk dan panjang induk, melengkapi
data yang diperlukan dalam laporan pengukuran dengan meteran, dan
menggunakan timbangan dengan baskom besi Dilakukan dengan
menimbang. Suntikan diberikan dengan perbandingan 1:1 terhadap total
dosis yang diberikan. Agar ikan tidak mati, suntikkan miring 35 derajat
sebagai bahan suntikan selain hormon komersil.supaya tidak mencederai
ikan

Diketahui Berat Induk :


Berat induk jantan : 1,2 kg.
Panjang induk jantan total : 73 cm.
Panjang induk jantan baku : 58 cm.
Dosis Penyuntikan induk Jantan : 0,4 ml/kg.
Berat induk betina : 1,55 kg.
Panjang induk betina total : 75 cm.
Panjang induk betina baku : 60 cm.
Dosis Penyuntikan Betina : 0,5 ml/kg.
13

Rumus Dosis Penyuntikan : Berat Induk × Jumlah Dosis


hormon =

Hasil Perhitungan : Rumus Perhitungan Menurut


( Yurrisal ,M, 2000 ).
1. Induk Jantan dosis = 1,2 kg × 0,4 ml = 0,48 ml
ditambah Larutan Nacl Sebagai Pelarut
perbandingan 1:1 = 0,48 + 0,48 = 1 ml.
2. Induk betina dosis = 1,55 kg × 0,5 ml = 0,77 ml
ditambah Larutan Nacl Sebagai Pelarut
Perbandingan 1:1 = 0,77 + 0,77 = 1,4 ml.

3.2.4 Menghitung Fekunditas

Selanjutnya ikan harus dipisahkan dengan indukan selama 5-8 jam.


kemudian dapat melakukan stripping/pengurutan. Dalam operasi
pengupasan untuk induk betina dan induk betina, darah langsung
diambil selama pengupasan, dan jika telur masih keluar, diulangi
sampai induk jantan dibedah. Potong perlahan gonad dari ujung anus
sampai ujung dekat perut ikan, potong kecil-kecil, potong gunting lalu
masukkan ke dalam toples, potong-potong dan aduk hingga membuahi
telur yang sudah di wadah besi. sel-sel yang terkandung diaduk dengan
sayap ayam sambil mendapatkan larutan Nacl-sedikit demi sedikit,
pada tahap ini sudah tersedia data berat gonad dan data berat sampel,
sehingga dapat dihitung fekunditas.

Dik :
Berat Gonad : 150 gram
Berat Sampel : 1 gram
Jumlah Telur didalam Sampel : 1180 butir.

Fekunditas ( Bagenal 1978 ).


14

Fekunditas Induk Betina

1500
F= x 1180
1

=177.000

3.2.5 Menghitung Fertilisasi Rate

Kemudian dapat menyebarkannya di atas saringan. Akuarium


memiliki Baki serat,aerator dan serta filter untuk akuarium pertama.
Heather juga ditambahkan sebagai kejutan suhu pada pengambilan sampel
telur dan akuarium kedua. Juga, filter untuk telur akan ditambahkan.
Perawatan Seperti biasa, kami menyedot telur yang tidak dibuahi dan
memantau aerator agar tidak terlalu kencang. Telur yang telah dibuahi
dihitung keesokan harinya, telur yang menetas dihitung pada sore hari, dan
jika menyusui memungkinkan, mereka dikelola di laboratorium, dan
ketika kuning telur muncul, mereka diperiksa di bawah mikroskop dan
kemudian dirawat dengan larva. Ini termasuk penyedotan pertama dan
suplai ke penyedotan saat menyedot telur yang tidak dibuahi hampir setiap
hari, tetapi jelas bahwa penyedotan selesai dengan menguras 50% air.
Tambahkan 50% lagi jika telur tidak dibuahi. Meski sudah siap, lele
termasuk hewan nokturnal (nokturnal) oleh karena itu makan dua kali
sehari dari jam 8 pagi sampai jam 4 pagi.

Diketahui

Telur Terbuahi :1.193

Telur tidak terbuahi :177.000

Telur Terbuahi
Fr= x 100
Telur Tidak Terbuahi

1.193
Hasil: Fr= x 100 %
177.000

=0,6%
15

3.2.6 Menghitung Hatching Rate

Setelah Telur menetas barulah dapat dilakukan perhitungan


hatching rate dilakukan dengan penyiponan terlebih dahulu 50%
dari air sebelumnya untuk membuang sampah sampah dan kotoran
di akuarium setelah itu diambilsample dimasing masing wadah
untuk dibawa ke laboraturium untuk mengetahui kapan ikan bisa
dikasi pakan

Dik

Jumlah Telur Yang Menetas : 172

Jumlah Telur Yang Terbuahi : 1.193

Hasil

Jumlah Telur Yang Menetas


Hr= x 100 %
Jumlah Telur Yang Terbuahi
172
Hr= x 100 %
1.193

=14%

3.2.7 Menghitung Survival Rate

Setelah Menghitung Hatching Rate Selanjutnya Adalah Menghitung


Survival Rate dari total benih awal menetas dan sisa benih saat masa
pemeliharaan

Total Sisa Benih


Sr=
Total Awal Benih x 100 % ¿
¿
116
Sr= x 100 %
172

=67 %
16

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum penerapan teknik pembenihan ikan adalah


ternyata pemijahan buatan lebih banyak menghasil kan telur dari pada
pemijahan semi buatan.di semi buatan kami kurang
memperhatikan/merawat ikan setelah memijahkan.Untuk Pemijahan
buatan Untuk Yang Akuarium ada Heaters nya menetasnya sedikit
dikarenakan kami baru pertama kali melakukan praktikum pemijahan
secara induced breeding/pemijahan secara buatan.

4.2 Saran
Saran dari praktikum ini adalah harusnya jangan menyepelekan ikan
setelah dipijah karena ikan juga mahluk hidup. dan di pemijahan buatan
untuk bulu ayam nya terlalu lembek dan mengaduk nya terlalu lama
sampai 14menit,dan mengakibatkan telur kering.dan untuk akuarium
heater suhunya terlalu tinggi yang mengakibat kan telur nya matang

BAB DAFTAR PUSTAKA


Angin, Karyawan Perangin. 2013. Teknik Pembenihan Ikan 1. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Suyanto, R. 2007. Budidaya ikan lele. Jakarta: Penebar Swadaya

Republik Indonesia. 2014. Ikan lele dumbo (Clarias sp) Bagian 1 : induk. SNI
6484.1:2014. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Republik Indonesia. 2014. Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 4 : Produksi
Benih. SNI 6484.4:2014. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Desaloano. 2020. “Pentingnya Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya


Perikanan.” https://desaloano.com/pentingnya-pengelolaan-kualitas-air-
dalam-budidaya-perikanan/ (diakses tanggal 02 Febuari 2022)

Rika, Putri. 2018. “SELEKSI INDUK IKAN LELE SIAP PIJAH.”


https://kkp.go.id/brsdm/bp3tegal/artikel/4370-seleksi-induk-ikan-lele-siap-
pijah (diakses tanggal 02 Febuari 2022)
17

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai