BUDIDAYA IKAN
LELE
(clarias anguillaris)
DISUSUN OLEH
GADING AGUNG
FADLI HASAN
ZAHARA ATTHAHIRA
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga kami diberikan kesempatan dan kemudahan dalam menyelesaikan Laporan
Budidaya Ikan Lele.
Laporan yang berjudul “BUDIDAYA IKAN LELE”.ini dapat kami selesaikan tepat
waktu berkat bimbingan AHMADIN MARGOLANGUntuk itu, kami mengucapkan terima kasih
atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan..
Kami menyadari bahwasanya laporan yang telah kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
diperoleh, tingkat produksi ikan lele dibeberapa provinsi mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Provinsi Jawa Timur tahun 2007 produksi ikan lele mencapai
48.450 ton, dan pada tahun 2008 bertambah 58.150 ton, dan tahun 2009
meningkat menjadi 69.760 ton. Sedangkan di provinsi Jawa Barat pada tahun
2007 sebesar 17.300 ton, pada tahun 2008 naik menjadi 20.860 ton dan kenaikkan
tertinggi pada tahun 2009 yaitu 25.800 ton (Mahyuddin, 2008).
Budidaya ikan lele di Indonesia pernah mengalami penurunan pada tahun
2002, dikarenakan jenis ikan lele yang selama ini tersebar dikalangan masyarakat
umum dan menjadi komoditas utama perikanan nasional yaitu ikan lele dumbo
(Clarias gariepinus) sedang mengalami penurunan pada kualitas genetiknya
sehingga berdampak pada fekunditas telurnya (Mahyuddin, 2008). Salah satu
langkah untuk mengatasi persoalan nasional yang sedang dialami, maka upaya
pemuliaan atau peremajaan merupakan langkah yang tepat untuk mengatasi
persoalan penurunan produksi ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) tersebut,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kembali produksi ikan lele dumbo
terhadap permintaan konsumen yang tinggi. Salah satu langkah yang telah
dilakukan adalah menciptakan strain ikan lele yang lebih unggul dari sebelumnya
(BPPI, 2014).
Upaya pemuliaan ikan lele strain yang baru, telah dilakukan danterhadap permintaan
konsumen yang tinggi. Salah satu langkah yang telah
dilakukan adalah menciptakan strain ikan lele yang lebih unggul dari sebelumnya
(BPPI, 2014).
B. Judul laporan
"BUDIDAYA IKAN LELE"
C. Nama kegiatan
BUDIDAYA IKAN LELE
BAB II
PROSES PELAKSANAAN
Berikut ini adalah gambar kegiatan yang dilakukan saat melakukan seleksi induk Ikan
Lele
Pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan ikan yang akan dipijahkan.
Pakan yang diberikan pada induk ikan lele adalah Pelet.
Pada table dapat dilihat bahwa kisaran kualitas air pada kegiatan project di SMKN
Pertanian Terpadu Provinsi Riau sudah sesuai dengan kualitas air optimal.
Waktu yang tepat untuk memasukan indukan kedalam kolam pemijahan adalah
sore hari,kolam pemijahan disini menggunakan bak fiber. Biasanya ikan lele akan
memijah sekitar pukul 23.00 hingga pukul 05.00. Selama proses pemijahan ikan lele
kolam harus ditutup, untuk mencegah induk ikan loncat keluar kolam. Pada pagi
hari, biasanya proses pemijahan sudah selesai. Telur akan menempel pada kakaban.
Telur yang berhasil dibuahi berwarna transparan sedangkan yang gagal berwarna
putih susu.
Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat induk dari kolam pemijahan ikan
lele. Hal ini untuk menghindari telur disantap oleh induk ikan, karena setelah
memijah induk ikan betina akan merasa lapar. Selanjutnya telur yang telah dibuahi
ditetaskan. Penetasan bisa dilakukan di kolam pemijahan ataupun di tempat lain
seperti akuarium, fiberglass atau kolam terpal. Selama proses penetasan suplai
oksigen (aerasi) harus dipertahankan dan suhu distabilkan pada kisaran 26-30°C.
Telur yang telah dibuahi akan menetas dalam 24 jam menjadi larva. Setelah itu
segera sifon telur yang gagal atau larva yang mati untuk mencegah tumbuhnya
jamur. Larva yang menetas akan bertahan tanpa pemberian makanan tambahan
selama 3 hari.
- Pembesaran Larva:
Selama Pembesaran larva, bakfiber harus selalu disifon agar kolam terbebas dr bakteri yg
akan menyebabkan larva mati.Setelah 3 hari larva sudah bisa diberi pakan tambahan,disini
kami menggunakan tubivex(cacing sutra)sebagai pakan tambahannya.Pakan diberi setiap
hari pada pukul 07.00,11.00,14.00,18.00,22.00 dan lakukan pengecekan suhu dan pH
setiap hari dg suhu berkisar 28 - 30°C dan ph berkisar 6 - 8
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
- Teknik pemijahan alami merupakan teknik pemijahan yang sangat praktis digunakan dalam
pemijahan ikan lele .
- Tingkat keberhasilan penetasan telur relatif cukup tinggi
- Tingkat keberhasilan pemijahan lele secara alami ditentukan oleh tingkat kematangan
gonad (TKG) induknya, penyediaan media penetasan yang berkualitas baik, dan
kecermatan dalam penanganan.
2. Saran
Saat melakukan seleksi induk harus benar-benar induk yang sudah matang gonad,
karena apabila induk ikan belum benar-benar matang gonad kemungkinan ikan tidak mau
memijah dan akhirnya malah berkelahi dan salah satu ada yang terluka,bahkan bisa sampai
mati.Media yang digunakan untuk penetasan harus memiliki kualitas air yang baik, terutama
kandungan O2 , pH dan suhu harus sesuai dengan batasan parameter kualitas air untuk
pemeliharaan larva.