Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami , sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembudidayaan Ikan Nila”. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing matakuliah Ekonomi Pertanian.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing


matakuliah Ekonomi pertanian atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini.

kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua, dalam hal mengetahui bagaimana tehnik pembudidayaan ikan nila.
Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan
pembaca dapat memaklumi serta memberi kritik dan saran demi terwujudnya
makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.

Kuala Tungkal, 20 April 2015

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori............................................................................3
2.1.1 Klasifikasi Ikan Nila..........................................................3
2.1.2 Habitat Ikan Nila................................................................3
2.1.3 Jenis Ikan Nila....................................................................4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Tehnik Pembudidayaan Ikan Nila yang diterapkan oleh petani
ikan di Indonesia..........................................................................6

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................16
4.2 Saran............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Permintaan dan kebutuhan ikan dunia terus meningkat dari tahun ke tahun,
sebagai akibat pertambahan penduduk dan perubahan konsumsi masyarakat ke
arah protein hewani yang lebih sehat. Untuk mengatasi keadaan ini, maka
pengembangan budidaya perairan merupakan alternatif yang cukup memberikan
harapan. Hal ini didukung oleh potensi alam Indonesia.
Sumber daya alam di Indonesia cukup melimpah dan luas termasuk dalam
bidang kelautan dan perikanan, namun dalam pemanfaatan dan pengelolaan yang
kurang optimal mengakibatkan banyak penangkapan dan penjarahan secara liar.
Potensi perairan di Negara sangat luas sekali Menanggulangi hak tersebut,
sekarang pemanfaatan sumber daya perairan yang optimal sangat di perlukan
diantaranya adalah dengan cara membudidayakan ikan nila.
Ikan Nila merupakan jenis ikan yang sudah sangat terkenal di kalangan
masyarakat. Rasa daging ikan yang enak membuat banyak orang menyukainya.
Bagi para petani memelihara ikan nila banyak dipilih karena mudah dalam
membudidayakan , Ikan nila dapat dipelihara di kolam, waduk keramba jaring
apung, sawah, tambak, dan perairan lainnya. Selain itu minat pasar untuk ikan nila
masih sangat lebar, mulai dari nila yang ukuran bibit sampai ikan nila yang di
kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih mungkin
dimasuki. Karena termasuk ikan konsumsi, ikan nila memiliki harga yang cukup
terjangkau pasar. Ikan Nila dapat dipasarkan melalui pasar dalam negeri dan pasar
luar negeri.

Pada wilayah Kuala tungkal yang terletak di wilayah pesisir dengan kondisi
perairan payau melirik minat sebagian petani ikan untuk mengembangkan
budidaya ikan Nila karna ikan tersebut dapat beradaptasi dengan kondisi peraiaran
payau atau asin yang ada di wilayah kuala tungkal terutama jenis ikan nila Gift.

ii
Budidaya Ikan Nila sudah banyak dilakukan oleh para petani di negeri ini,
walaupun demikian peluang usaha Budidaya Ikan Nila masih terbuka lebar.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas didalam makalah ini akan dibahas
mengenai tehnik pembudidayaan ikan Nila yang telah diterapkan oleh para petani
ikan di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana tehnik pembudidayaan ikan nila yang telah diterapkan oleh


petani ikan di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menganalisis tehnik pembudidayaan ikan nila yang diterapkan oleh


petani ikan di Indonesia.

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan bagi para pembaca terutama bagi


mahasiswa agar mampu menerapkan pengetahuannya ke masyarakat dalam hal
membudidayakan ikan nila di Kuala Tungkal. Dan akhirnya kelompok kami
membuat makalah ini yang isinya Pembudidayaan Ikan Nila. Bagi masyarakat
silahkan membaca makalah kelompok kami ini semoga bermanfaat.

ii
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Klasifikasi Ikan Nila

Menurut klasifikasi yang terbaru ( 1982 ) nama ilmiah ikan nila ialah
oreochromis niloticus. Nama  oreochromis menurut klasifikasi yang berlaku
sebelumnya di sebut tilapia. Perubahan klasifikasi tersebut dipelopori oleh Dr,
Trewavas ( 1980 ) dengan membagi Genus Tilapia menjadi tiga genus
berdasarkan prilaku kepedulian induk terhadap telur dan anak–anaknya. Golongan
ikan ini memiliki sifat yang unit setelah memijah. Induk betina mengerami telur-
telur yang telah di buahi di dalam rongga mulutnya. Perilaku ini biasa di sebut
juga dengan istilah mouth breeder ( pengeraman telur dalam mulut ).

Klasifikasi dari ikan nila itu sendiri adalah sebagai berikut :


Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Sub kelas : Acanthopthrii
Ordo : Percomorphii
Sub ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Jenis : Oreochromis niloticus

2.1.2 Habitat ikan nila.

Ikan nila berasal dari benua Afrika, namun sekarang telah tersebar dan
berkembang secara alami di berbagai belahan dunia. Seperti ikan air tawar pada
umumnya, nila gift hidup di tempat–tempat yang airnya agak dangkal, ikan nila
termasuk ikan yang sangat tahan terhadap perubahan lingkungan hidup. Nila dapat

ii
hidup di air tawar, air payau dan di air sedikit asin. Ikan nila yang ukuran lebih
kecil lebih tahan terhadap perubahan suhu di bandingkan ikan yang ukuran besar.
Keadaan suhu optimal untuk nila gift 25–30o C, pH 7-8 , oksigen terlarut 3-5
ppm. oleh karena Oleh karna itu ikan nila lebih cocok di pelihara di dataran
rendah sampai ketinggian 500 m dari permukaan laut ( Suyanto 1994 ).

2.1.3 Jenis Ikan Nila

Ada beberapa jenis ikan Nila yang memliki pertumbuhan yang sangat cepat


antara lain Nila Jica dan Nila Gift.

1. Nila Jica (Japan for International Cooperation Agency).


Ikan Nila Jica merupakan hasil rekayasa genetik yang dilakukan sejak tahun
2002. Pengembangan Jenis ikan Nila ini dibantu oleh JICA (Japan for
International Cooperation Agency), yang merupakan lembaga donor
Pemerintah Jepang, kemudian jenis Ikan nila ini dinamakan nila jica. Jenis
nila ini didapat dari hasil pengembangan lembaga riset Kagoshima Fisheries
Research Station di Jepang. Kemudian, oleh BBAT Jambi, ikan ini
dikembangkan lagi, hingga akhirnya muncul varietas baru.
2. Nila Gift (Genetic improvement of farmed tilapias).
Jenis Ikan Nila lain yang memiliki pertumbuhan cepat adalah Nila
Gift (Genetic improvement of farmed tilapias), yang merupakan hasil
pengembangan International Center for Living Aquatic Resources
Management (ICLARM) Filipina. Ikan Nila Gift sangat digemari pasar
dunia, selain itupertumbuhan Ikan Nila Gift juga tergolong paling cepat,
bahkan tiga kali lebih cepat dibanding ikan mujair. Nila Gift bahkan
dinobatkan menjadi Ikan abad 21, pada Konferensi Perikanan Sedunia di
Bangkok (Thailand) tahun 1996. 
Ikan Nila GIFT dengan nama latin (Oreochromis niloticus bleeker)
merupakan jenis ikan air tawar favorit karena nilai jualnya yang tinggi
sekaligus pertumbuhannya yang pesat menyebabkan waktu panen yang
lebih pendek. Selain itu ikan nila juga mudah dikembangbiakan, dan

ii
dipelihara serta toleransinya yang tinggi terhadap perubahan lingkungan.
Rasanya cukup gurih sehingga digemari masvarakat Indonesia.Bentuk tubuh
ikan nila lebih besar dari pada ikan mujair serta memiliki garis-garis putih
vertical pada sirip ekor dan punggungnya. Ikan nila yang
merupakan ikan sungai atau danau sangat cocok dibudidaya pada perairan
yang tenang ataupun kolam. Toleransi ikan ini terhadap salinitas sangat
tinggi, sehingga selain pada perairan tawar, nila juga sering ditemukan
hidup dan berkembang pesat pada perairan payau, misalnya tambak.

BAB III

ii
PEMBAHASAN

Adapun hasil jawaban terhadap tujuan penulisan makalah ini adalah


sebagai berikut:

3.1 Tehnik Pembudidayaan Ikan Nila Yang Diterapkan Oleh Petani Ikan
Untuk mendapatkan ikan nila berkualitas baik, perlu di persiapkan kolam,
benih, pakan dan perawatan yang baik pula, sebab dengan kolam yang baik, Ikan
merasa sesuai  dengan kehidupannya, sehingga akan cepat pertumbuhannya.
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menciptakan kondisi tersebut adalah
dengan melakukan tehnik pembudidayaan sebagai berikut :
A. Persiapan Kolam

Jenis-jenis kolam yang akan digunakan sangat tergantung kepada sistem budidaya
yang akan diterapkan. Ada tiga system budidaya ikan air yang biasa dilakukan
yaitu :

 Tradisional/ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu


kolam yang keseluruhan bagian kolamnya terbuat dari tanah .
 Semi intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian kolamnya
(dinding pematang) terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya terbuat
dari tanah.
 Intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan bagian
kolam terdiri dari tembok.

Jenis-jenis kolam yang dibutuhkan untuk membudidayakan ikan


berdasarkan proses budidaya dan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kolam antara lain adalah kolam pemijahan, kolam penetasan, kolam
pemeliharaan/ pembesaran.

ii
Dalam mempersiapkan kolam pembesaran nila kita perlu melakukan sebagai
berikut :
1. Pengeringan Dasar kolam

Pengeringan dasar kolam di lakukan selama 3–7 hari sampai dasar kolam menjadi
retak retak.
Pengeringan ini bertujuan untuk :
- Menghilangkan senyawa beracun, dan membasmi hama penyakit
- Memperbaiki struktur tanah menjadi gembur sehingga dapat membuat
kolam tersebut menjadi subur.
2. Perbaikan Pematang dan pengelolahan tanah dasar kolam
Perbaikan pematang bertujuan untuk mencegah kebocoran kolam. Kebocoran
kolam dapat diakibatkan oleh binatang air seperti belut, kepiting dan hewan air
lainnya. Pematang bocor mengakibatkan air kolam tidak stabil dan benih ikan
banyak yang keluar kolam. Perbaikan pematang ini hanya dilakukan pada kolam
tanah.

Pengolahan dasar kolam dilakukan pada kolam tradisional dan kolam semi
intensif dimana dasar kolam berupa tanah. Pengolahan dasar kolam dilakukan
dengan mencangkul dasar kolam sedalam 10 – 20 cm. Tanah tersebut dibalik dan
dibiarkan kering sampai 3-5 hari.

Tujuan pengolahan dasar kolam adalah mempercepat berlangsungnya proses


dekomposisi (penguraian) senyawa-senyawa organik dalam tanah sehingga
senyawa senyawa yang beracun yang terdapat di dasar kolam akan menguap.
Tanah yang baru dicangkul diratakan. Setelah dasar kolam rata, lalu dibuat saluran
ditengah kolam. Saluran ini disebut kemalir. berfungsi untuk memudahkan
pemanenan dan sebagai tempat berlindung benih ikan pada siang hari. Saluran
pemasukan dan pengeluaran air dilengkapi dengan saringan. Tujuannya untuk
menjaga agar tidak ada hama yang masuk ke dalam kolam dan benih ikan
budidaya yang ditebarkan tidak kabur atau keluar kolam.

ii
3. Pengapuran.
Pengapuran dasar kolam sebaiknya dilakukan setelah pengolahan tanah. Pada
saat tanah dibalikkan dan sambil menunggu kering tanah dasar, penebaran kapur
dapat dilakukan. Pengapuran merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan
kestabilan keasaman (pH) tanah dan air, sekaligus memberantas hama penyakit.
Jenis kapur yang digunakan untuk pengapuran kolam ada beberapa macam
diantaranya adalah kapur pertanian, yaitu kapur carbonat : CaCO3 atau
[CaMg(CO3)]2, dan kapur tohor/kapur aktif (CaO).
Kapur pertanian yang biasa digunakan adalah kapur karbonat yaitu kapur
yang bahannya dari batuan kapur tanpa lewat proses pembakaran tapi langsung
digiling. Kapur pertanian ada dua yaitu Kalsit dan Dolomit. Kalsit bahan bakunya
lebih banyak mengandung karbonat, magnesiumnya sedikit (CaCO3), sedangkan
dolomit bahan bakunya banyak mengandung kalsium karbonat dan magnesium
karbonat [CaMg(CO3)] 2, Dolomit merupakan kapur karbonat yang dimanfaatkan
untuk mengapur lahan bertanah masam. Kapur tohor adalah kapur yang
pembuatannya lewat proses pembakaran. Kapur ini dikenal dengan nama kapur
sirih, bahannya adalah batuan tohor dari gunung dan kulit kerang.
      Dosis kapur yang akan ditebarkan harus tepat ukurannya karena jika
berlebihan kapur akan menyebabkan kolam tidak subur, sedangkan bila
kekurangan kapur dalam kolam akan menyebabkan tanah dasar kolam menjadi
masam. Sebagai acuan dalam memberikan kapur pada kolam budidaya ikan dapat
dilihat pada Tabel 2.5. Tetapi ada juga para petani menggunakan dosis kapur
berkisar antara 100- 200gram/m2 hal ini dilakukan bergantung kepada keasaman
tanah kolam.
4.  Pemupukan.
Pemupukan tanah dasar kolam bertujuan untuk meningkatkan kesuburan
kolam, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-
tanah yang porous serta menumbuhkan phytoplankton dan zooplankton yang
digunakan sebagai pakan alami benih ikan. Jenis pupuk yang biasa digunakan
adalah pupuk kandang dan pupuk buatan. Pupuk kandang adalah pupuk yang
berasal dari kotoran ternak besar (sapi, kerbau, kuda dan lain-lain) atau kotoran

ii
unggas (ayam, itik dan lain-lain) yang telah dikeringkan.Sedangkan pupuk buatan
berupa bahan-bahan kimia yang dibuat manusia dipabrik pupuk yang berguna
untuk menyuburkan tanah. Jenis pupuk buatan yang dapat digunakan antara lain
adalah pupuk nitrogen (urea, ZA), pupuk phosphor (TSP), pupuk kalium (KCl)
dan pupuk NPK yang merupakan gabungan dari ketiga hara tunggal.
Dosis pupuk kandang juga bergantung kepada kesuburan kolam ikan,
biasanya berkisar antara 100-150 gram/m2 sedangkan untuk kolam yang kurang
kesuburannya dapat ditebarkan kotoran ayam sebanyak 300 – 500 gr/m2 . Dosis
yang digunakan untuk pupuk buatan biasanya berkisar antara 200-300 gram/m2.
Kolam dapat juga dipupuk menggunakan, TSP dan Urea masing-masing sebanyak
10 gr/m2 dan kapur pertanian sebanyak 25 – 30 gr/ m2 atau disesuaikan dengan
tingkat kesuburan lahan.
Pemupukan dan pengapuran bertujuan untuk :

 Menyediakan unsur hara bagi plankton yang menjadi makanan bagi ikan.
 Menyediakan tempat tumbuhnya pakan alami
 Membunuh hama penyakit dan parasit ikan
 Menaikan pH tanah yang ada.
5. Pengairan Kolam

Kolam yang telah dikeringkan, dikapur dan di pupuk tersebut lalu diairi agar
pakan alami di kolam tersebut tumbuh dengan subur. Pengairan ini harus
dilakukan minimal 4 –7 hari sebelum larva/benih ikan di tebar ke dalam kolam
pemeliharaan agar pakan alami tumbuh dengansempurna. Ketinggian air di kolam
ikan ini bergantung pada jenis kolam, untuk kolam pemijahan ketinggian air 0,75-
1,00 m, kolam pemeliharaan 1-1,25 m.

B. Pembenihan Ikan Nila.


1. Pembenihan Ikan Nila di Kolam Terbuka.
Proses pemijahan massal ini disukai petani karena sederhana, murah dan
hanya membutuhkan keterampilan umum, benih langsung memanfaatkan pakan
alami yang berada di kolam.

ii
 Metode Pengumpulan Benih.
Metode ini menggunakan kolam luas sebagai tempat pemijahan sekaligus
pembesaran benih. Induk ditebar ke kolam, dibiarkan bertelur dan benih dibiarkan
tumbuh besar secara alami. Benih Nila dikumpulkan dengan pengeringan air atau
jebakan anco pada hari ke-30 s.d. hari ke 45 setelah penebaran induk. Berat induk
yang digunakan berkisar dari 50gram - 1.000gram. Perbandingan jantan/betina
yang digunakan 1:3 dengan padat tebar 100-200 kg / ha atau dengan perhitungan
1 ekor induk/m2.
 Metode Pengumpulan Burayak.
Metode ini menggunakan kolam dengan ukuran lebih kecil dan dangkal (200-
1200 m2, kedalaman air 40 cm - 60cm). Pengumpulan burayak dimulai pada hari
ke-10 hingga hari ke-21 setelah penebaran induk. Kemudian burayak dibesarkan
dalam kolam pemeliharaan benih sampai berumur 40 hari. Padat tebar induk 4
ekor/m2 dengan 50 gr-250gr.
2. Pembenihan Ikan Nila di Hapa.
Hapa dibuat dari kelambu bermata halus sekitar 1 mm. Hapa dibuat
berukuran 3m x 3m x 1,5. Padat tebar induk 4 ekor/m2 dengan perbandingan
jantan/betina 1:3, berat induk 50 gram-250 gram. Pakan harus diberikan cukup
pada metode ini karena kurangnya makanan alami dan keterbatasan ruang. Induk
Peternak diberi pakan dengan kadar protein minimal 25% sebanyak 3-5% dari
total berat badan per hari. Pengumpulan burayak dapat dilakukan 2 minggu
setelah penebaran induk.
3. Pembenihan Ikan Nila di Bak.
Ikan Nila juga dapat memijah di bak beton. Namun, harus dipertimbangkan
penggunaan aerator dan frekuensi penggantian air untuk mempertahankan kualitas
air. Pakan harus cukup diberikan seperti pada metode hapa. Padat tebar induk
sekitar 7 ekor/m2 dengan rasio jantan/betina 1:3, berat induk 50 gram hingga 1
kg. Kedalaman air bak berkisar 50-70 cm. Burayak mulai dikumpulkan pada hari
ke 10.

ii
C. Pemanenan telur dan larva ikan nila.
Pemanenan telur dan larva bertujuan untuk mendapatkan telur dan larva hasil
pemijahan induk nila. Pengambilan telur dan larva hasil pemijahan akan diperoleh
telur/larva sebanyak 1-12 butir telur/larva per gr induk. Proses panen telur/larva
yang masih dierami induk betina memerlukan peralatan seperti serok kasar (MS 1
inch), serok lembut (MS 1 mm) dan Waskom plastik. Air di bak pemijahan
diturunkan sampai kedalaman 10 cm. Induk betina pengeram memiliki ciri mulut
membesar dan tertutup. Induk betina yang mengerami telur atau larva diambil
dengan serok kasar pada lapisan pertama dan serok lembut pada lapisan kedua.
Telur/larva diambil dari mulut induk betina dengan mengocok mulut betina dalam
air di waskom. Telur/larva hasil pengocokan dihitung kemudian dibersihkan dari
kotoran, telur tak dibuahi dan larva mati/lemah. Hasil dicatat dalam catatan harian
fekunditas relatif dan daya tetas. Telur ditempatkan dalam corong penetasan
(conical incubator) dengan kepadatan 500 butir telur/L. Larva ditempatkan dalam
akuarium dengan kepadatan 100 ekor/L. Induk betina yang telah diambil
telur/larva tersebut diukur panjang beratnya lalu dipindahkan ke dalam wadah
pematangan induk.
D. Pemeliharaan larva ikan nila.
Pemeliharaan larva bertujuan untuk merawat larva sampai dengan ukuran
cukup besar untuk dibesarkan di kolam atau untuk tahap pendederan berikutnya.
Hasil akhir pemeliharaan larva yakni diperoleh benih nila berukuran panjang 3-5
cm, berat 1-2 gr dan kelulushidupan >95% dalam waktu 30 hari. Hasil
pembenihan nila diharapkan memenuhi ketentuan standar nasional Indonesia.
E. Penebaran benih.

Benih ikan nila di tebar setelah kondisi kolam benar-benar telah memenuhi
syarat. Penebaran ikan di lakukan pada pagi atau sore hari di waktu suhu rendah
sehingga ikan  tidak terjadi stres Benih ikan dapat di tebar di kolam jika komdisi
kolam telah memenuhi syarat sebagai berikut :kedalaman air dapat di pertahankan
60–75cm. Air sudah di tumbuhi plankton atau makan alami kualitas airnya baik
dengan kriteria kandungan oksigen terlarut minimal 4 ppm, pH air 6–8, suhu air
23–30cm. penebaran ikan di lakukan dengan cara Aklimatisasi  yaitu Penyesuaian

ii
suhu air pada wadah benih dengan suhu kolam. Aklimatisasi  dilakukan selama
15–30 menit sampai suhu air pada wadah benih sama dengan suhu di kolam.
Pelepasan benih di lakukan dengan cara memiringkan wadah benih hingga benih
keluar sendiri dari wadahnya.

F. Pemeliharaan.
1. Pemberian pakan.

Pada prinsipnya pemberian pakan memiliki dua tujuan yaitu sebagai makanan
tambahan dan sebagai makan utama,.Sebagai makanan tambahan, pakan atau
pellet hanya sebagai pelengkap dari makanan alami yang ada di kolam umumnya
cara ini dilaksanakan  pada budidaya ikan pada taraf semi intensif. Lain halnya
jika pakan betul–betul menjadi andalan utama yang berperan dalam menaikan
produksi, sehingga dosis, mutu, waktu dan cara pemberian pakan dikelola dengan
cermat dan teliti.

Jadwal penentuan pakan juga menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan.


Sebelum memberikan pakan kita harus melihat kebiasaan makan ikan itu sendiri.
Apabila ikan yang kita pelihara bersifat nocturnal, maka presentasi pakan pada
malam hari harus lebih besar dari siang hari. Frekuensi pemberian pakan pada
budidaya ini adalah 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan sore hari bobot pemberian
pakan 3–5% dari berat total biomassanya.

Syarat untuk terpenuhinya cara pemberian pakan yang baik ialah merata,
dalam arti diusahakan agar tiap individu memperoleh bagian yang sama karena
diasumsikan ukuran ikan yang dibudidaya sama/seragam, paling tidak pada saat
penebaran. Pemberian yang merata bisa menghindari terjadinya kompetisi dalam
mendapatkan makanan dan mengendalikan sifat kanibalisme. Metode yanag
digunakan pada pemberian pakan ialah dengan menebar secara merata pada
lapisan permukaan kolam.

2. Pemupukan susulan.

Pemupukan ulang dengan pupuk kandang dilakukan dua bulan sekali dengan
takaran 250g/m2, sedangkan pemupukan ulang urea dan TSP dilakukan setiap

ii
minggu dengan takaran masing-masing 2,5g/m2 dan 1,25g/m2 selama masa
pemeliharaan.

G. Pemanenan.

Hal–hal yang berkaitan dengan pemanenan yang perlu di perhatikan agar


tidak mengalami kegagalan  dapat di hindari seminim mungkin, maka harus di
perhatikan cara panen, waktu panen, dan metodenya harus tepat. Pemilihan
macam alat yang di gunakan harus di sesuaikan, karena menggunakan alat
tergantung dari ukuran ikan yang akan di panen, jumlah ikan yang di panen,
jumlah tenaga yang tersedia, metode yang digunakan harus efisien dan efektif.
Jenis alat yang di gunakan Dalam kegiatan pemanenan ikan adalah Hapa, seser,
dll.

Setelah masa pemeliharaan 4 - 6 bulan, Ikan Nila dapat dipanen. Pada saat
panen total ukuran ikan bervariasi diatas 50gram/ekor. Sistem pemanenan dapat
juga dilakukan secara bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar).
Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya
bertahap.

Teknik memanen yang paling mudah dan murah dengan cara mengeringkan
kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan, maka
kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus
maka hanya sebagian airyangdibuang. Selama panen air segar perlu dialirkan ke
dalam kolam untuk mencegah agar ikan tidak banyak yang mati. Ikan akan
berkumpul di bak-bak (kubangan) penangkapan atau dalamsaluran,kemudian
diserok/ditangkap. Setelah panen selesai, kolam pemeliharaan dikeringkan dan
dilakukan persiapan kembali untuk pemeliharaan berikutnya
H. Peluang Bisnis Budidaya Ikan Nila

Saat ini Budidaya Ikan Nila lebih disukai oleh masayarakat karena ikan nila
pertumbuhan paling cepat dibandingkan ikan lainnya. Ikan nila dapat tumbuh
sampai 1 kg per ekornya dengan rasa dagingnya yang luar biasa enak. Ikan nila
merupakan ikan favorit bagi para pembudidaya ikan karena nilai jualnya yang

ii
tinggi sekaligus pertumbuhannya yang pesat sehingga waktu panenpun menjadi
lebih pendek. 

Ada beberapa jenis ikan nila yang memliki pertumbuhan yang sangat cepat


antara lain Nila Jica dan Nila Gift. Ikan Nila Jica merupakan hasil rekayasa
genetik yang dilakukan sejak tahun 2002. Jenis Ikan Nila lain yang memiliki
pertumbuhan cepat adalah Nila Gift (Genetic improvement of farmed
tilapias). Peluang Usaha Budi Daya Ikan Nila dapat memungkinkan dalam
berbagai bentuk usaha, diantaranya: Kebutuhan benih seiring dengan kebutuhan
ikan nila konsumsi, semakin besar kebutuhan konsumsi maka kebutuhan akan
bibit nila semakin meningkat dengan demikian peluang usaha terbuka dalam hal
pembibitan ikan nila merah. 
Metode pembibitan ikan nila juga relatif lebih mudah, karena Ikan nila merah
dapat berkembang biak secara alami dengan sangat mudah. Ikan nila merah
memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan sekitarnya.
Minat pasar untuk ikan nila masih sangat lebar, mulai dari nila yang stadium bibit
sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut
masih sangat memungkinkan dimasuki. Karena termasuk ikan konsumsi dengan
harga yang cukup terjangkau pasar. 
Jenis ikan nila yang menjadi target pasar dalam negri adalah jenis ikan nila
lokal dimana anda bisa mensuply ikan anda ke berbai kolam pemancingan dan
juga aneka rumah makan, sementara untuk pangsa ekspor anda sebaiknya memilih
ikan nila merah dan ikan nila gift, yang tentu saja harganya pasti akan lebih mahal
dibandingkan ikan nila biasa.
Peluang pasar Ikan Nila cukup besar baik di pasar lokal maupun ekspor.
Kebutuhan pasar dalam negeri untuk ikan Nila umumnya berukuran dibawah
500gram per ekor, dengan harga berkisar antara Rp 11.000-15.000 per Kg untuk
wilayah Jawa dan Sumatera, sedangkan untuk wilayah timur Indonesia mencapai
Rp 20.000-30.000 per Kg.
kebutuhan pasar ekspor umumnya dalam bentuk fillet dengan harga berkisar Rp
30.000-40.000 per Kg dengan negara tujuan ekspor yaitu Amerika Serikat, Eropa,

ii
Timur Tengah, dan Hongkong. Untuk mendapatkan 1 Kg fillet Nila, dibutuhkan
tiga ekor ikan Nila segar.
Oleh karena itu upaya pengembangan usaha budidaya Nila masih terbuka
untuk dikembangkan dalam berbagai skala usaha. Terlebih setiap tahun
permintaan terhadap Nila terus naik, baik dari pembeli luar negeri maupun lokal.
Nila tidak hanya diminati penikmat kuliner lokal, tapi juga dari luar negeri,
terutama Amerika Serikat (AS). Tak heran, peluang pasar ikan ini masih terbuka
lebar. Apalagi sejauh ini pasokan ikan Nila masih belum mampu melayani
tingginya permintaan pasar. Satu contoh, untuk pangsa pasar Amerika Serikat,
membutuhkan fillet atau potongan daging tanpa tulang Nila sebanyak 90 juta ton
per tahun. Belum lagi permintaan dari sejumlah negara lainnya yang jumlahnya
juga terbilang besar.

ii
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas maka kami dapat menarik kesimpulan yaitu :

1. Untuk melakukan pembudidayaan terlebih dahulu memilih jenis ikan nila


yang mudah dikembangbiakan dan tahan terhadap kondisi lingkungan kita.
2. Dalam pembesaran ikan maka persiapan kolam harus diolah terlebih dahulu
sebelum melakukan penebaran benih ikan, Persiapan yang dapat dilakukan
antara lain adalah: (pengeringan dasar kolam, Perbaikan Pematang dan
pengelolahan tanah dasar kolam, pengapuran, pemupukan, dan Pengairan
Kolam.
3. Penebaran benih ikan, jika menebar benih ikan sebaiknya terlebih dahulu di
lakukun Aklimatisasi ( penyesuaian diri dengan kondisi iklim lingkungan ).
4. Jadwal penentuan pakan menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan.
Sebelum memberikan pakan kita harus melihat kebiasaan makan ikan itu
sendiri. Apabila ikan yang kita pelihara bersifat nocturnal (aktif dimalam
hari) , maka presentasi pakan pada malam hari harus lebih besar dari siang
hari. Frekuensi pemberian pakan pada budidaya ini adalah 3 kali sehari, yaitu
pagi, siang dan sore hari bobot pemberian pakan 3–5% dari berat total
biomassanya.
5. Pemberian yang merata bisa menghindari terjadinya kompetisi dalam
mendapatkan makanan dan mengendalikan sifat kanibalisme. Metode yanag
digunakan pada pemberian pakan ialah dengan menebar secara merata pada
lapisan permukaan kolam.
6. Potensi pengembangan usaha budidaya Nila masih terbuka untuk
dikembangkan dalam berbagai skala usaha. Terlebih setiap tahun permintaan
terhadap Nila terus naik, baik dari pembeli luar negeri maupun lokal. Nila
tidak hanya diminati penikmat kuliner lokal, tapi juga dari luar negeri.

ii
4.2 Saran

1. Dalam tahap awal untuk mencoba pembudidayaan nila Kita juga dapat
memilih alternative mudah untuk menebar benih ikan berupa anakan yang
sudah siap tebar, karna dalam proses pembenihan dibutuhkan keahlian khusus
yang harus dipelajari terlebih dahulu, benih jadi itu bisa kita dapatkan dari
balai benih ikan maupun pusat pengembangbiakan Nila.
2. Dalam melakukan pembesaran sebaiknya kualitas air harus setiap hari di
lakukan pengontrolan.
3. Jenis ikan yang di pelihara harus sesuai dengan lingkungan sekitar agar
berkembang dengan baik.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Sumber-sumber didapat melalui media internet :

http://kualatungkalberita.blogspot.com/2013/04/potensi-budi-daya-ikan-nila.html

http://abgmanajemenikan.blogspot.com/2013/12/makalah-geografi-tentang-
perikanan-ikan.html

http://artaquaculture.blogspot.com/2010/08/pembenihan-ikan-nila-dan-
adaptasinya-ke.html

http://permadi91.blogspot.com/2015/01/makalah-budidaya-ikan-konsumsi.html

http://berbuper.blogspot.com/2013/03/peluang-bisnis-budidaya-ikan-nila.html

http://www.neraca.co.id/article/16281/Memancing-Keuntungan-dari-Potensi-
Ikan-Nila

ii

Anda mungkin juga menyukai