Anda di halaman 1dari 17

PKWU

BUDI DAYA IKAN LELE

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

ANGGOTA :
1. GALANG RIZQULLAH
2. M. DZAKI DIANDRA PUTRA
3. IVANDER DEHAN SUJARYANTO
4. ATHALLARIK MAULANA
5. ALBERT HOTMAN SIMANGUNSONG
6. M. ALDY WICAKSANA

XI MIPA 1

SMA NEGERI 8 PEKANBARU


2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Pekanbaru, 25 oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1....................................................................................... Latar Belakang 1
1.2........................................................................................................ujuan 1
1.3.................................................................................................. Manfaat 1
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.............................................................................................. Dasar teori 2
2.2.................................................... Jenis-jenis Lele yang Dibudidayakan 2
BAB III ANALISIS DATA
3.1..................................... Lingkungan Hidup dan Masa Perkawinan Lele 3
3.2................................................................................. Perkembangbiakan 4
3.3.......................................................................Habitat dan Tingkah Laku 5
3.4....................................................................................Kebiasaan Makan 5
3.5...................................................................................... Persiapan Induk 5
3.6.............................................................................................Pemberokan 6
3.7............................................................Pembenihan dan Cara Pemijahan 6
3.8......................................................................Penebaran dan Pemanenan 9
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan.........................................................................................13
4.2. Saran...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan keanekaragaman hayati,
misalnya ikan lele (Clarias Batrachus). Budidaya ikan lele sudah banyak dilakukan oleh
masyarakat. Ikan lele sudah sejak lama menjadi salah satu komoditas perikanan yang sangat
populer di kalangan masyarakat.
Sebelum tahun 1990-an, menurut masyarakat, ikan lele merupakan binatang yang
mengelikan dengan bentuk seperti ular dan hidup di tempat yang kotor. Tetapi saat ini pamor
ikan lele menjadi naik. Kepopuleran ikan lele tidak hanya di dalam negeri saja. Menurut
warta Pasar Ikan (2006) bahwa di Melbourne, Australia masyarakat Indonesia mulai
memperkenalkan komoditar teresbut pada masyarakat tersebut.
Kebutuhan masyarakat pada ikan lele mengalami peningkatan. Seiring dengan hal
tersebut budidaya ikan lele mengalami peningkatan dan banyak diminati masyarakat. Karena
budidaya ikan lele yang mudah dan tidak membutuhkan perlakuan khusus seperti ikan lain.
Serta memiliki tata niaga yang mudah, pula memberikan keuntungan yang besar. Budidaya
ikan lele yang mudah dan memiliki keuntungan besar banyak diminati para pengusaha
agribisnis.

1.2     Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan penelitian ini adalah :
1)      Untuk mengetahui cara-cara yang baik untuk membudidayakan ikan lele.
2)      Untuk mengetahui cara memperoleh bibit unggul.
3)      Untuk mengetahui jenis-jenis ikan lele

1.3     Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan penelitian ini yaitu untuk menambah pengetahuan
kita tentang Budidaya Ikan Lele. Dan juga unutk memberikan informasi pada pembaca
tentang tata cara pembudidayaan ikan lele.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1     Dasar Teori
Lele merupakan salah satu komoditas unggulan. Pengembangan usahanya dapat
dilakukan mulai dari benih sampai ukuran konsumsi. Setiap segmen usaha ini sangat
menguntungkan. Selain untuk konsumsi lokal, pasar lele telah mulai di ekspor dan
permintaannya cukup besar.
Tingkat kenaikan produksi lele konsumsi secara Nasional kenaikannya sebesar 18,3
% per tahun. Pada tahun 1999 produksi lele sebesar 24.991 ton Pada tahun 2003 produksi lele
sebesar 57.740 ton. Revalitas lele sampai dengan akhir tahun 2009 diperkirakan mencapai
produksi 175.000 ton atau meningkat rata-rata 21,64 % pertahun. Tingkat kebutuhan benih
lele juga meningkat pesat. Pada tahun 1999 dibutuhkan 156 juta ekor, pada tahun 2003
dibutuhkan 360 juta ekor, sedangkan pada akhir tahun 2009 diperkirakan akan dibutuhkan 1,9
milyar ekor atau meningkat 46 % per tahun. 

2.2     Jenis-jenis Lele yang Dibudidayakan


Jenis lele yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan dijumpai di pasaran saat ini
adalah ikan lele dumbo (Clarias Gariepinus). Dalam kegiatan budidaya secara intensif, ikan
lele didorong untuk tumbuh secara maksimum hingga mencapai ukuran optimal. Lele dumbo
merupakan komoditas yang dapat dipelihara dengan padat tebar tinggi dalam lahan terbatas
(hemat lahan) di kawasan marginal dan hemat air. Untuk kolam ukuran 15 m 2 lele dumbo
dapat ditebar sebanyak 5.250 ekor benih. Selama 2, 5 bulan dapat diproduksi lele sebanyak
450 kg dengan nilai fcr (Fed Caonversion Ratio) satu.
Sementara itu, lele lokal (Clanius Batracus) sudah langka dan jarang ditemukan
karena pertumbuhannya sangat lambat dibandingkan lele dumbo. Secara umum, sosok lele
lokal mirip dengan lele dumbo, hanya ukuran tubuhnya tidak sebesar lele dumbo. Dalam
makalah ini akan banyak dibahas tentang lele dumbo, khususnya pula tahap pembenihan dan
pembesaran.

2
BAB III
ANALISIS DATA

3.1     Lingkungan Hidup dan Masa Perkawinan Lele


Walaupun kita sudah dapat mengetahui teknik pembudidayaan lele, akan tetapi itu
tidak optimal. Kesalahan dalam pengolahan dapat berakibat buruk dalam kelangsungan usaha
kita membudidayakan ikan lele.
a. Klasifikasi
Dalam klasifikasi, ikan lele termasuk famili Clariide, yaitu jenis ikan yang
mempunyai bentuk kepala gepeng dan mempunyai alat pernafasan tambahan. Adapun
sistematika dan klasifikasinya adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata (bangsa hewan bertulang belakang)
Kelas :  Pisces (bernafas dengan insang)
Sub Kelas :  Tekstol (ikan yang bertulan keras)
Ordo :  Ostariophysi (ikan yang rongka perus bagian atas memiliki tulang sebagai
alat perlengkapan keseimbangan yaitu disebut tulang weber).
Sub Ordo : Silurodea (ikan yang bentuk tubuhnya panjang tidak bersisik dan licin).
Genus :  Clarias
Spesies :  Clarias Sp
b. Penyebaran ikan lele
Ikan lele banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia Tenggara. Penyebutan nama
ikan lele di berbagai negara berbeda-beda yaitu :
 Di Malaysia disebut Keli
 Di Thailand disebut Plamond
 Di Jepang disebut Catre Tang
 Di Afrika disebut Mali
 Di Srilanka disebut Gura Magura
 Di Inggris disebut Ct Fish
c. Anatomi an Morfologi
Secara umum ikan lele memiliki tubuh licin berlendir, tidak bersisik, bersungut dan
berkumis.

3
3.2     Perkembangbiakan
Lele di alam memijah pada awal musim penghujan. Rangsangan memijahnya di
alam berhubungan erat dengan bertambahnya volume air yang biasanya terjadi saat musim
hujan, serta ketersediaan jasad renik (pakan alami), lele terangsang memijah setelah turun
hujan lebat dan munculnya bau tanah yang cukup menyengat (bau ampo) akibatnya tanah
kering terkena hujan juga. Karena terjadi peningkatan kedalaman air, lele suka mijah di
tempat teduh dan terlindungi. Lele berkembang biak secara ovipar (eksternal).
Pada pembenihan lele lokal di kolam dapat dengan dua cara yaitu secara
perpasangan dan secara masal, lele lokal biasanya akan setia pada pasangannya yaitu dengan
cara meletakkan satu lele jantan dan betina dalam satu kolam. Dengan lele jantan atau betina
yang siap memijah, lele akan bergantian untuk menjaga telurnya. Lele yang dibudidayakan
dapat dikawinkan sepanjang tahun asalkan dikelola dengan baik.
Rangsangan yang dilakukan tidak digunakan dengan menggunakan harman tapi
dengan menjernihkan kolam, menjemur dan mengisinya dan menimbulkan bau ampa. Bau
itulah yang merangsang induk ikan untuk memijah. Pemijahan bisa dilakukan sore atau
malam hari, setelah pada hari kakaban akan dipenuhi telur. Selanjutnya kakaban dipindahkan
ke wadah penetasan baru untuk ditetaskan sampai berukuran benih waktu yang diperlukan
untuk menetas sekitar 24 – 40 jam. Larva yang berumur 1 – 9 hari masih memperoleh pakan
dari kuning telur yang masih melekat di bagian perunya. Maka larva selanjutnya disebut
cacing sutra. Berikut adalan beberapa jenis lele unggul :
a) Lele Dumbo
Jenis lele yang banyak dibudidayakan dan dijumapi di pasaran saat ini. Sementara
lele lokal sudah jarang ditemukan karena pertumbuhannya lambat dibandingkan lele dumbo.
Perbedaan lele dumbo dan lokal ukuran lele Dumbo lebih besar dari lele lokal. Perbandingan
tingkat pertumbuhan lele dumbo dan lele lokal umur 2 hari. Lele dumbo 1,2 – 39, sedangkan
lele lokal 0,2 – 29. Umur seminggu lele Dumbo 10 – 159, sedangkan lele lokal 1 – 159.
b) Lele Sangkuriang
Salah satu varietas unggulan dumbo adalah lele sangkuriang. Lele sangkuriang
merupakan perkawinan antara lele dumbo betina F2 dengan lele dumbo jantan F6
menghasilkan lele dumbo jantan F2 – 6. Lalu dikawinkan kembali dengan lele dumbo betina
F2 sehingga menghasilkan lele sangkuriang. Hasil uji coba dan penelitian terbukti lele jenis
sangkuriang lebih unggul dari jenis lele dumbo. Namun lele sangkuriang masih langka
dipasaran.
c) Lele Pithon
Lele pithon merupakan hasil perkawinan antara induk betina lele eks Thailand
dengan lele dumbo jantan F6. Keunggulannya lele pihton lebih cepat pertumbuhannya,
tingkat kelulusan hidup tinggi dan relatif tahan terhadap serangan penyakit.

4
3.3     Habitat dan Tingkah Laku
Habitat atau lingkungan hidup lele banyak ditemukan pada perairan air tawar di
daerah dataran rendah yang sedikit payau seperti bekas tambak. Daerah ini banyak warga
pantura jawa, seperti Kendal Jawa Barat banyak digunakan untuk pembesaran ikan lele
Dumbo. Di alam ikan lele banyak tinggal di sungai-sungai yang alirannya mengalir secara
perlahan dan banyak juga hidup di daerah waduk, telaga, rawa, serta genangan air tawar
lainnya, seperti kolam dan lainnya. Karena ikan lele menyukai air yang tenang, seperti daerah
tepian yang dangkal dan terlindungi. Ikan lele memiliki kebiasaan membuat lubang di tepian
sungai atau kolam.
Lele jarang-jarang menampakkan aktivitasnya pada siang hari, lele lebih menyukai
tempat yang gelap dan teduh juga dalam. Karena lele hewan nakturnal yaitu mempunyai
kecenderungan beraktivitas dan mencari makan pada malam hari. Pada siang hari ikan lele
memilih bersembunyi di dalam tempat yang gelap. Ikan lele relatif dapat bertahan pada
lingkungan yang jelek dan kandungan oksigennya sangat sedikit. Namun, pertumbuhan ikan
lele bakal lebih cepa tdan sehat dipelihara dari sumber air yang cukup bersih, seperti sungai,
mata air, saluran irigasi, ataupun air sumur.

3.4     Kebiasaan Makan
Lele mempunyai kebiasaan makan di dasar perairan atau kolam. Lele adalah hewan
karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, lele makan cacing, siput air, belatung, laron,
jentik-jentik serangga, kutu air, dll. Pakan tambahan yang baik untuk lele adalah yang banyak
mengandung protein hewani,seperti jangkrik,cicak,daging yg dicincang,dan binatang kecil
lainnya. Jika pakan yang diberikan banyak mengandung protein nabati pertumbuhannya
lambat. Lele merupakan hewan yang suka memakan jenisnya sendiri (kanibalisme) jika lele
kekurangan makan. Oleh karena itu jangan sampai terlambat memberi makan sifat
kanibalisme juga timbula karena perbedaan ukuran.

3.5     Persiapan Induk
Induk betina harus dipelihara secara terpisah pada kolam tersendiri dengan induk
jantan. Kolam khusus ini bertujuan mempercepat proses kematangan Gonad. Penyimpangan
induk yang telah dikawinkan, serta mempermudah dalam pengelolaan, pengontrolan dan
menghindarkan terjadinya pemijahan diluar kehendak pemelihara. Ciri-ciri induk lele betina
dan jantan siap pijah.

5
Ciri-ciri induk jantan dan betina
Induk Betina Induk Jantan
1) Perut membesar / buncit dan terasa 1) Alat kelaminnya memerah.
lembek jika diraba. 2) Alat kelamin tampak jelas dan
2) Pergerakannya lambat dan jinak. meruncing.
3) Alat kelamin bulat, berwarna 3) Tubuh ramping dan gerakannya
kemerahan dan tampak bengkak. lincah.
4) Warna tubuh berubah menjadi 4) Ada perubahan warna kulit
coklat kemerahan. menjadi coklat kemerahan.
5) Jika perut diurut kadang-kadang
keluar cairan berwarna kuning tua.

3.6     Pemberokan
Pemberokan adalah tahapan dalam pemijahan yang dilakukan secara dipuaskan saat
induk ikan selesai diseleksi dan sebelum dipijahkan 1 – 2 hari. Pemberokan induk jantan dan
betina harus di wadah terpidah.
Fungsi pemberokan adalah menghilangkan stress pada saat ditangkap. Selain itu
mengurangi kandungan lemak dalam gonad dan meyakinkan hasil seleksi induk betina.
Setelah diberok kematangan induk lele betina diperiksa kembalik, apabila perut
induk betina menjadi kempes, berarti buncit karena adanya pakan bukan karena adanya telur.

3.7     Pembenihan dan Cara Pemijahan


Pembenihan adalah usaha untuk menghasilkan benih ikan (lele) pada ukuran
tertentu. Untuk menunjang proses pembenihan lele dibutuhkan kolam pemijahan, bak
penetasan dan kolam pendederan. Berikut ini beberapa macam alternatif wadah / kolam
pemijahan, penetasan telur, dan pendederan yang dapat digunakan oleh para pembudidaya.
a. Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan merupakan kolam khusus bagi induk yang akan memijah. Pemijahan
adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel
sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina
tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah
dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele
(Budi, 1993).

6
Adapun kolam yang digunakan untuk memijahkan ikan lele yaitu bak semen, bak terpal
plastik dan fiberglass.
 Bak Semen
Ukuran bak pemijahan untuk satu pasang induk lele yang akan dipijahkan yaitu 1 m x 2
m dengan tinggi bak 0,8 m. Sebelum digunakan, bak pemijahan harus dibersihkan dan
dikeringkan. Selanjutnya bak diisi dengan air yang jernih dan bersihg setinggi 40 – 50
cm.
 Bak Terpal Plastik
Pengadaan terpal lebihmudah dibandingkan dengan pembuatan bak semen. Cara
pembuatannya dengan menyusun sejumlah bata atau Batako disekeliling pinggiran
plastik. Ukuran bak terpal untuk pemijahan yaitu lebar 1 m, panjang 2 m, dan tinggi 0,8
m. Ukuran tersebut digunakan untuk satu pasang induk lele yang akan dipijahkan.
 Faberglass
Ukuran faberglass untuk pemijahan lele, yaitu 1 m x 2 m, dan tinggi 0,8 m. Ukuran bak
tersebut dapat digunakan untuk pemijahan satu pasang induk lele. Bak Fiberglass
tergolong praktis karena lokasinya bisa dipindah-pindahkan, tetapi harganya masih
terlalu mahal.
 Bak Penetasan
Wadah penetasan telur lele dapat berupa aquarium, bak semen, bak terpal plastik, dan
fiberglass yang dilengkapi dengan generator untuk menyuplai oksigen terlarut. Tetapi
pada obyek peternakan lele yang kami teliti menggunakan bak semen yang ukuran bak
penetasannya 1 m x 2 m dengan tinggi bak 0,8 m.
b. Pemindahan
Cara pemindahan :
 Kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
 Siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di
sarang.  Samakan suhu pada kedua kolam
 Pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
 Pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada
malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.

7
c. Pendederan Lele
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm
dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng
gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele
mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam
pendederan ini (Budi, 1993).
d. Manajemen Pakan Lele
Pakan anakan lele berupa :
 Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik)
dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.
 Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama
kadar proteinnya.
 Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan
POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk
meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur
mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.
e. Manajemen Air
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
 Air harus bersih
 Berwarna hijau cerah
 Kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia :
 Bebas senyawa beracun seperti amoniak
 Mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk
TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak,
protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami
yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan
menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh
lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu
pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON
adalah 25 g/100m2 (Komar, 1981).
8
f. Manajemen Kesehatan
            Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai
ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi
lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai
bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain.
Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan
adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal
itulah,peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur
terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai (Komar, 1981).
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat
diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan
obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.

3.8 Penebaran dan Pemanenan


a. Penebaran Benih
Benih lele sudah dapat didederkan di bak atau tempat terbuka setelah benih berumur
3 minggu. Saat penebaran benih ikan ketinggian air kolam sekitar 20 – 30 cm, karena benih
masih kecil. Cara penebaran benih lele adalah dengan cara aklimatisasi yaitu wada berisi
benih lele dan diletakkan pelan-pelan, setelah itu benih merasa beradaptasi, benih akan lepas
dengan sendirinya. Kepadatan benih berkisar 300 – 600 ekor / m2.
Setelah benih berada di dalam kolam, benih lele diberi pakan palet berbentuk tepung
dengan kandungan protein minimal 40 % (Charoen Pokphand Kode 581). Setelah benih agak
besar, pemberian pakan berupa palet berbentuk butiran kecil dengan kandungan protein 38 %
kode FF 999. Semakin besar ukuran tubuh dan bukaan mulut. Semakin besar ukuran pakan,
frekuensi pemberian pakan lele yang masih kecil yaitu 4 – 5 kali sehari, yaitu pagi, siang,
sore dan malam hari.
Untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk
jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek
yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele (Rahmat.
1991).

9
Terdapat 3 sistem pembenihan lele yang dikenal, yaitu :
 Sistem Massal.
Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam    dengan
perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari
pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung
pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
 Sistem Pasangan.
Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus.
Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara
kedua induk.
 Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).
Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan
suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar.
Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus
dari jenis lele.

b. Pemanenan Benih
Lama pendederan benih lele untuk menghasilkan benih lele siap terbar (ukurang 5 –
7 cm / ekor) sekitar 5 – 6 minggu. Pemanenan benih bisa dilakukan sore atau pagi hari
sewaktu suhunya tidak terlalu panas. Cara pemanenan dengan mengurangi air pelan-pelan
hingga air berada pada kemalir. Air pelan-pelan disurutkan hingga air akan mengumpul pada
kubangan dekat pintu pengeluaran. Pemanenan dilakukan dengan secara bertahap dengan
menggunakan seser halus. Usahakan benih lele tidak luka. Pada saat pemanenan benih
berukuran berkisar 5 – 7 cm / ekor.
c. Cara Panen Lele Hasil Pembesaran
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
a. Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktuwaktu   dapat
dipanen.
b. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu   kepanasan.

10
c. Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan  seser
halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
d. Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama 1-2 hari
tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.
e. Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.
Pembersihan :
 Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
 Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur sebanyak
20-200 gram/m 2 pada dinding kolam sampai rata.
 Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat
kalikus (PK) dengan cara yang sama.
 Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar
matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang ada di kolam.
Cara memanen lele ukuran konsumsi tergantung sistem kolam. Jika di kolam semen
umumnya menggunakan model pipa goyang atau sistem sipon. Mekanisme kerja seperti
sistem pipa U. sistem ini mempermudah penggantian air, pipa tersebut dari paralon dengan
diameter 3 – 4 inchi. Digunakan untuk mengatur ketinggian air saat pemeliharaan serta
sebagai saluran pembuangan air saat pemanenan.
Tahap-tahapnya :

1) Cabut pipa paralon yang menghubungkan saluran pembuangan mendatar untuk


pengurasan.
2) Pasang saringan atau kasa kawat pada ujung paralon bagian dalam saluran
pembuangan agar lele tidak ikut arus.
3) Hentikan pengurasan jika ketinggian air mencapai 20 – 30 cm.
4) Ambil lele dengan menggunakan jaring / seser.
5) Masukkan lele ke dalam ember krak (ember berlubang).
6) Angkat dan masukkan ke ember penampungan.
7) Sortir kembali lele berdasarkan ukuran yang diinginkan (8 – 12 ekor / kg), kemudian
timbang dan masukkan ke wadah pengangkutan.
8) Pelihara kembali lele yang berukurang kecil hingga mencapai ukuran pasar.
9) Jadikan lele berukurang besar sebagai indukan atau jual ke tempat pemancingan.
11
d. Kiat Agribisnis Lele
Pasar dan bisnis usaha lele memang luar biasa besar. Hal ini terlihat dengan
menjamurnya usaha warung pecel lele. Namun, keinginan yang demikian tinggi untuk
agrobisnis lele seringkali tidak dibarengi dengan suatu strategi yang tepat. Tidak jarang
modal yang telah ditanamkan habis dan bahkan menambahkan utang yang tidak sedikit.
Kesuksesan suatu usaha agrobisnis perikanan memerlukan pengetahuan yang mendalam dan
komprehensif antar segi teknis dan non teknis dalam budidaya lele.

12
BAB IV
PENUTUP

5.1     Kesimpulan
Setelah kita mengetahui teknologi pembudidayaan ikan lele, kini sampailah pada
bab terakhir tentang analisis budidaya ikan lele. Ikan lele sudah banyak dibudidayakan oleh
masyarakat Indonesia. Hal ini didorong oleh semakin banyaknya dibuka warung pecel lele.
Semakin hari peminat pecel lele semakin meningkat, hal ini mungkin disebabkan karena rasa
pecel lele yang sangat lezat. Padahal sebelum tahun 1990-an masyarakat menganggap bahwa
ikan lele sebagai binatang yang menggelikan. Tetapi pada saat ini keadaan itu berubah.
Pamor ikan lele menjadi meningkat, bahkan menurut Warta Pasar Ikan (2006) bahwa di
Melbourne Australia masyarakat Indonesia sudah mulai memperkenalkan komoditas tersebut
pada masyarakat tersebut.
Budidaya ikan lele, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai
prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan lele semakin
meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang
memuaskan dan diminati konsumen. Oleh karena itu Pembudidayaan ikan Lele sangat baik
untuk dilakukan mengingat output yang dihasilkan juga lumayan besar.

5.2     Saran
Kami sebagai penyusun sangat menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari
sempurna. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut
tentang Budidaya Ikan Lele. Kami sangat berharap agar budidaya ikan lele bisa terus
dilestarikan. Diharapkan dalam melakukan pembudidayaan ikan lele juga harus
memperhatikan faktor fisik kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan ikan lele pada kolam terkontrol agar menghasilkan produksi ikan lele yang
lebih baik lagi dan maksimal.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rukmana, Rahmat. 2013. Budidaya Ikan Lele, Untungnya Bagai Menabung Emas dalam Sinar Tani

Sumantadinata, Komar. 2015. Pengembangbiakan ikan-ikan peliharaan di Indonesia.

http://Teknis-Budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-lele.html
http://thinkwijaya.blogspot.com/2013/05/budidaya-ikan-lele.html

Anda mungkin juga menyukai