Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BUDIDAYA IKAN HIAS ZEBRA (Danio rerio)

Di susun Oleh:

FIRMANSYAH (G21010030)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS MADAKO
TOLITOLI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
yang diharapkan. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang “Budidaya
ikan hias Zebra”. Makalah ini disusun sebagai tambahan pengetahuan pada mata
kuliah Manajemen produksi akuakultur. Selain itu, makalah ini juga dapat
menambah wawasan kita.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu di
harapkan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu dan teman-
teman yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Aamiin.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2 Tujuan......................................................................................................................3
1.3 Manfaat....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
2.1 Klasifikasi Ikan Zebra (Danio rerio)........................................................................4
2.2 Habitat dan Siklus hidup..........................................................................................5
2.3 Teknik budidaya.......................................................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha budidaya ikan hias mampu memberikan keuntungan yang lebih

bagi pembudidaya yang membudidayakannya. Pemasaran ikan hias xsemakin

meningkat karena banyak yang mulai menggemari usaha memelihara ikan hias di

akuarium untuk menghiasi ruangan maupun pada kolam kolam kecil di taman

atau halaman rumah.

Budidaya ikan hias air tawar ternyata mampu memberikan pendapatan

bagi banyak orang yang menekuninya. Selain orang suka akan keindahanikan hias

banyak pula orang yang menggantungkan hidupnya dari membudidayakan dan

memasarkan ikan hias yang jenisnya bermacam-macam. Tidak jarang beberapa

pembudidaya yang semula menekuni budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele,

ikan nila dan lain-lain beralih menekuni budidaya ikan hias (Lesmana dan

Darmawan, 2001).

1.2 Tujuan

1. Untuk menambah ilmu baru bagi pembaca

2. Sebagai sarana untuk mempelajari budidaya ikan hias

1.3 Manfaat

1. Dapat mengetahui tata cara budidaya ikan Zebra

2. Dapat mengetahui ikan zebra itu bagaimana, klasifikasinya dan habitatnya

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Ikan Zebra (Danio rerio)

Ikan Zebra umumnya ditemukan tumbuh dan berkembang pada perairan

yang mengalir. Berikut klasifikasi ikan zebra menurut Mayer (1993) dalam

Cindelaras (2015) :

Filum : Chordata

Kelas : Actynopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Branchyndanio

Spesies : Branchyndanio rerio

Ikan zebra (Danio

rerio) merupakan

golongan ikan cyprinid yang

mempunyai ukuran tubuh kecil, yaitu antara 3-5 cm. Pada tubuh ikan zebra

ditutupi oleh garis-garis berwarna putih kekuningan dan hitam yang berawal dari

pangkal ekor sampai operculum. Garis horizontal ini memperlihatkan kesan

langsing pada ikan jantan. Warna pada ikan jantan terlihat lebih cerah dan

menarik dibandingkan dengan ikan betina. Bentuk tubuh ikan zebra pipih dengan

perut sedikit membundar. Pada betina yang sudah matang gonad, perut akan

4
tampak sangat membundar. Pakan yang dikonsumsi oleh ikan zebra jenisnya

beragam, Khususnya pakan hidup seperti artemia dan cacing sutera

2.2 Habitat dan Siklus hidup

Ikan zebra merupakan ikan hias yang dapat ditemukan di daerah Sungai

Gangga yang melintasi beberapa negara. Ikan ini banyak ditemukan di anak

Sungai Gangga, sepanjang daerah pesisir Coromandel, dari Calcutta sampai

Nepal, Pakistan dan Bangladesh. Ukuran tubuh ikan zebra dapat mencapai 5 cm.

Warna tubuhnya biru atau kuning dengan 4 garis perak sepanjang tubuhnya

hingga pangkal sirip ekor (Iwan, 2001).

Ikan zebra dapat ditemukan pada berbagai habitat, dari perairan yang

memiliki arus tenang sampai perairan yang tidak mengalir, terutama di sungai,

danau dan juga lahan persawahan yang biasanya memilki substrat berlumpur. Ikan

zebra tergolong ikan pemakan zooplankton hingga serangga kecil yang sesuai

dengan bukaan mulutnya. Ikan zebra memiliki system reproduksi yang dapat

berlangsung sepanjang tahun dan ikan zebra siap untuk bereproduksi ketika

berumur 4 – 6 bulan (Olmeda, 2011).

Siklus hidup ikan zebra dimulai dari tahap embrio, larva, ikan muda,

hingga ke tahap ikan dewasa. Tahap embrio berlangsung selama 0–3 hari

setelah pembuahan. Setelah tahap embrio selesai, ikan zebra berada di tahap larva.

Tahap larva terbagi dua, yaitu tahap larva muda dan tahap larva akhir yang

masing-masing berlangsung selama 3–13 hari dan 14–29 hari setelah pembuahan.

Larva akan berubah bentuk menjadi ikan muda pada usia satu bulan setelah

5
pembuahan. Tahap ikan muda berlangsung hingga tiga atau empat bulan. Tahap

dewasa pada ikan zebra ditandai dengan matangnya organ reproduksi  Department

of Research (2018).

2.3 Teknik budidaya

1. Persiapan wadah

Wadah untuk pemeliharaan ikan hias air tawar sangat beragam dan dapat

disesuaikan dengan lahan yang ada. Wadah tersebut dapat berupa kolam, bak

semen, akuarium, dan bak fiber glass. Bahkan ada juga para petani yang

memelihara dalam botol-botol bekas air mineral. Namun, apapun jenis wadahnya,

tentunya harus dapat menampung air dan bahannya tidak membahayakan atau

meracuni ikan.

- Kolam atau bak semen

Ukuran kolam atau bak semen sangat bervariasi, tidak ada ketentuan yang

mengatur ukuran maupun bentuknya. Pada umumnya kolam atau bak semen yang

digunakan dalam pemijahan dan pemeliharaan ikan hias yaitu berukuran 1 x 1 m

sampai 2 x 3 m. Kedalamannya pun sangan bervariasi dari 25 - 40 cm.

6
Kedalaman kolam yang relatif dangkal memiliki keuntungan, yaitu difusi oksigen

dan sinar matahari dapat masuk sampai kedasar kolam serta hemat air. Dan jika

panas terik ikan dalam kolam perlu diberi berupa atap dan tanaman air.

- Akuarium

Dibanding bak atau kolam, pemijahan dan pemeliharan ikan di akuarium

paling baik karena ikan dan kualitas airnya dapat dikontrol secara teliti. Hanya

saja daya tanpung akuarium tidak sebanyak kolam atau bak. Penggunaan

akuarium paling baik untuk pemijahan dan pemeliharan benih. Ini disebabkan

karena akuarium mudah dibersihkan tanpa takut ikan akan ikut terbuang atau

tergangu walaupun masih kecil.

Ukuran akuarium yang digunakan sangat bervariasi. Namun, ukuran yang

umumnya dipakai adalah 100 x 40 x 40 cm atau 90 x 40 x 35 cm. Ketebalan kaca

akuarium sekitar 5 mm. Untuk pemijahan dan penetasan telur ikan zebra, ukuran

akuariumnya cukup 20 x 20 x 20 cm atau 20 x 20 x 25 cm dengan ketebalan kaca

3 mm.

2. Perawatan dan pengelolaan induk

- Wadah pemijahan

Dalam perawatan dan pengelolaan induk, wadah yang digunakan sangat

tergantung pada jenis dan sifat ikan yang dipelihara yaitu jika pada ikan hias zebra

bisa menggunakan akuarium dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm. Dengan ketedalan 3

mm dan tinggi air 10 cm.

- Sarang

7
Persiapan sarang disesuaikan dengan jenis ikan dan sifat telurnya. Pada

kan hias zebra sifat telurnya yaitu berserakan didasar kolam oleh sebab itu

diperlukan sarang untuk melindungi tlur dasri induk gar tidak dimakan. Sarang

adalah merupakan tempat menempelnya telur ikan. Dalam pemijahan ikan hias

zebra sarang yang digunakan dapat berupa tanaman air, yaitu jenis tanaman air

dasar seperti ganggang ( hydrilla).

- Kualitas air

Induk dapat berpijah dengan baik jika kualitas air tetap prima dan bersih.

Air yang prima menyebabkan telur tidak terkontaminasi dengan kotoran yang

dapat nenghambat penetasannya. Agar kualitas air tetap prima, penggantian air

harus secara rutin dilakukan dengan hati-hati jangan sampai menganggu induk.

Kualitaas air yang dibutuhkan dalam pemijahan induk ikan hias zebra adalah :

Suhu 25 – 27 oC, Keasaman (pH) sedikit asam sampai netral 6,5 – 7,0 dan

kekerasan antara 6 – 8o dH.

- Kepadatan induk

Kepadatan induk dalam wadah pemeliharaan harus memadai agar ikan

hias terhindar dari stres. Stres padsa ikan dapat mengurangi produksi dan kualitas

induk. Menentukan perbandingan induk jantan dan betina pada saat ikan hias

tersebut akan memijah. Perbandingan ikan hias zebra jantan dasn betina yaitu 2 : 1

dan dapat dilakukan secara massal. Jumlah induk dalam setiap wadah berukuran 1

m2 dapat diisi sekitar 200 ekor.

- Pemeliharaan induk

8
Pemeliharaan induk jantan dan betina perlu diperhatikan, sebelum

dipijahkan induk jantan dasn betina seharusnya dipelihara terpisah. Nanti setelah

induk betina tampak bener-bener sudah penuh telur (gendut) barulah dicampurkan

dengan induk jantan.

- Pemberian pakan

Untuk menghasilkan benih-benih yang berkualitas baik maka pakan induk

harus diperhatikan sesuai dengan kebutuhannya, untuk pakan induk yang baik

adalah cacing sutra atau cacing darah (bloodworm) dengan rasio pemberian 3 kali

sehari pemberian sampai kenyang (etlibithum). Pakan larva pertama dapat berupa

artemia, rotifera atau infusoria. Sementara kutu air dapat diberikan sesudah larva

berumur 3 – 4 hari.

3. Seleksi induk

Sebelum memilih induk yang siap memijah, sebelumnya harus diketahui

dulu mana jantan dan betina. Perbedaan kalamin ini bisa dilihat dari ; induk jantan

memiliki bentuk badan lebih kuning, sementara betina biasanya berwarna kusam

dan badannya lebih besar dari pada jantan / tegap.

Umur induk yang siap dipijahkan kurang lebih berusia 7 bulan dengan

panjang 4 cm. Induk-induk ini sebelum memijah sebaiknya diberi makanan

bergizi yang kadar lemaknya sedikit, misalnya jentik nyamuk.

4. Pemijahan

5. Pemanenan telur

Telur yang sudah terbuahi harus segera diambil atau induknya segera

dipindahkan. Agar lebih mudah dipindahkan, dapat pula induknya diletakkan pada

9
jaring didalam kolam. Dengan cara ini telur akan jatuh kedasar kolam. Dengan

cara ini telur akan jatuh kedasar kolam. Bila sudah selesai memijah, jaring

bersama induknya diangkat.

6. Penetasan telur

Kolam dapat diberi arasi kecil dari pompa udara (blower). Telur yang

sudah terbuahi tersebut akan menetas setelah 24 jam dan larvanya akan mulai

berenang aktif setelah berumur 2 hari menetas.

7. Perawatan larva

Pergantian air pada pemeliharaan larva dapat dilakukan setelah larva

brenang atau setelah berumur sekitar 7 hari. Peergantian air ini harus dilkukan

secara hati-hati dengan jumlah seprohnya atau sepertigannya saja. Bila diganti

total akan cepat stres karna terjadi perubahan air secara tiba-tiba. Frekuensi

pergantian air setiap 3 hari sekali.

8. Pengendalian hama dan penyakit

Pada umunya penyakit yang sering menyerang pada ikan hias danio adalah

jenis (white spot) atau bitik putih, ciri-ciri ikan tersebut terserang yaitu

terdapatnya bintik-bintik putih yang menempel pada tubuh ikan tersebut. Penyakit

white spot atau bintik putih ini biasanya timbul karna kualitas air yang buruk.

Unuk pengobtnnya dilakukn dng n cara ikan yang sakit diendam dngan lrutan

formalin 0,025 ml per liter selama 12 – 24 jam. stelah direndam, ikan dimasukkan

kembli keair bersih sedangkan prendaman ikan dalam methilin blue (MB)

sebanyak 0,7 – 1 ,0 mg per liter selama 24 jam dapat membantu menghilangkan

10
parsit ini bila keadaannya belum parah. Dapat juga dilakukan dengan perendaman

dalam larutan garam dapur (NaCl) 4 gr per liter selama 5 – 10 menit.

3.9 Pemanenan

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ikan zebra merupakan ikan yang memiliki tubuh kecil yang berukuran
kisaran 3-5 mm yang dapat hidup di perairan yang berarus tenang. Ikan ini
merupakan ikan hias yang biasanya sering dibudidayakan karena cara
budidayanya yang tergolong mudah yang bisa dibudidayakan dirumah
menggunakan akuarium.

3.2 Saran

Adapun saran bagi penulis maupun pembaca kiranya dapat menambah


ilmu pengetahuan dari makalah ini serta dapat berguna untuk kehidupan sehari-
hari.

12
DAFTAR PUSTAKA

Lesmana DS, I Darmawan. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer.

Jakarta : Penebar Swadaya.. 160 hal

Sültmann, H., Mayer, W. E., Figueroa, F., O'hUigin, C., & Klein, J. (1993).

Zebrafish Mhc class II α chain-encoding genes: polymorphism,

expression, and function. Immunogenetics, 38, 408-420.

López-Olmeda, J. F., & Sánchez-Vázquez, F. J. (2011). Thermal biology of

zebrafish (Danio rerio). Journal of Thermal Biology, 36(2), 91-104.

 Department of Research (2018), hlm. 3."The zebrafish life cycle is defined as

follow: o Embryos : 0-72 hours post-fertilization o Early larvae: 72 hours

to 13 days post-fertilization o Mid larvae : 14 days to 29 days post-

fertilization o Juveniles : 30 days to 3 or 4 months o Adults : When

sexually mature

13

Anda mungkin juga menyukai