Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN LITERASI CERITA 4

Nama : Tiara Aulia Falah Rizka


Kelas : IX C
No Absen : 34

SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA


Jl. RW Monginsidi No.1 Yogyakarta
KONTRAK MEMBACA

Saya Tiara Aulia Falah Rizka setuju membaca buku yang berjudul Pedoman
Budidaya Beternak Ikan Nila, disusun oleh Tim Karya Tani Mandiri, tahun terbit
2009, diterbitkan oleh CV. Nuansa Aulia yang mulai dibaca pada hari Sabtu, 21
Maret 2020 dan selesai dilaporkan tanggal 23 Maret 2020.

Tanda Tangan Guru, Tanda Tangan Siswa,

Tanggal : 21 Maret 2020


DATA BUKU

o Judul : Pedoman Budidaya Beternak Ikan Nila


o Penyusun : Tim Karya Tani Mandiri
o Editor : Khairul Amri
o Desainer isi : J. Sugito
o Desainer sampul : J. Sugito
o Penerbit : CV. Nuansa Aulia
o ISBN : 978-979-071-063-4
o Tahun terbit : 2009
o Gambar sampul : J. Sugito
o Jumlah halaman isi : vi + 154 halaman
o Ukuran buku : 12,5 x 19,5 cm
A. Bab 1 : Pendahuluan

1) Usaha Budidaya
Pada umumnya usaha budidaya ikan nila di Indonesia masih dilakukan secara tradisional di
kolam-kolam meskipun budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) di waduk dan perairan umum
sudah dilakukan di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dalam usaha budidaya tradisional skala kecil,
pada umumnya produksi ditujukan untuk konsumsi keluarga, sedangkan pada skala usaha atau
bisnis masih menghadapi berbagai kendala.
Dalam usaha pembenihan, pengembangbiakan masih dilakukan secara bebas dan tidak
terkontrol oleh Unit Pembenihan Rakyat (UPR) tanpa mempedulikan penurunan kualitas benih
yang dihasilkan. Penurunan kualitas benih mengakibatkan penurunan produksi. Ikan mudah
terserang penyakit, ukuran dalam satu umur menjadi sangat beragam dan tingkat pertumbuhan
rendah. Budidaya ikan nila di dalam KJA belum berkembang di waduk dan danau-danau, kecuali
pada sebagian waduk di Jawa.
Ikan nila adalah ikan dengan pertumbuhan paling cepat dibandingkan ikan lain. Ikan nila
dapat tumbuh sampai 1 kg per ekornya dengan rasa dagingnya yang sangat enak. Ikan nila juga
merupakan ikan favorit bagi para peternak ikan karena nilai jualnya tiggi sekaligus
pertumbuhannya yang pesat menyebabkan waktu panennya lebih pendek.
2) Sejarah Perkembangan Ikan Nila
Ikan ini pertama kali dibawa dari Taiwan ke Bogor yakni di Balai Penelitian Perikanan
Air Tawar pada tahun 1969. Setelah diteliti, ikan nila disebarkan ke berbagai daerah perikanan
dan diberi nama sesuai dengan nama latinnya yakni Nilotica. Nama ini menunjukkan daerah asal
ikan ini yakni sungai Nil di Benua Afrika. Awalnya, ikan ini mendiami hulu sungai Nil di
Uganda. Selama bertahun-tahun, habitatnya semakin berkembang dan bermigrasi ke arah selatan
(ke hilir) sungai melewati danau Raft dan Tanganyika sampai ke Mesir.
a. Habitat Ikan Nila, ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya. Artinya, ikan ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan
hidupnya, sehingga bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran
yang tinggi dengan suhu yang rendah.
b. Perkembangbiakan, ikan nila dapat mencapai dewasa pada umur 4-5 bulan dan ia akan
mencapai pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5-2 tahun.
c. Kebiasaan Makan Ikan Nila, ikan nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau
omnivora. Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka makanan, baik hewani maupun
nabati. Ikan nila saat ia masih benih, pakannya adalah plankton dan lumut, sedangkan
jika sudah dewasa akan diberi makanan, seperti pelet dan daun talas.

3) Prospek Pasar
Ketertarikan untuk memelihara ikan nila sebagai spesies pilihan adalah suatu pilihan
yang tepat . Minat pasar untuk ikan nila masih sanagt lebar, mulai dari nila yang stadium bibit
sampai ikan nila yang dikategorikan sebagai ikan konsumsi. Semua pasar tersebut masih sangat
memungkinkan untuk membesarkan ikan nila karena termasuk ikan konsumsi dengan harga yang
cukup terjangkau oleh masyarakat.
4) Sebuah Ulasan Mengenai Potensi dan Tantangan Perikanan
Program-program perikanan dimaksudkan sebagai salah satu sumber pertumbuhan
ekonomi baru di bidang perikanan. Hal ini sangatlah wajar mengingat begitu besarnya potensi
dan lahan yang tersedia. Pada akhirnya, program-program perikanan tersebut diarahkan untuk
menciptakan iklim usaha perikanan dan meningkatkan partisipasi masyarakat demi
meningkatnya pendapatan dan tingkat ekonomi masyarakat pada umumnya.
Namun demikian, potensi dan besarnya lahan perikanan yang tersedia tidak akan berjalan
dengan baik jika arah kebijakan dan pola usaha yang diterapkan tidak sesuai. Jika melihat
potensi lahan perikanan di berbagai daerah, sebenarnya sudah cukup alasan untuk mengatakan
bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah sentra perikanan yang potensial.
5) Waduk sebagai Lokasi Budidaya Ikan
Mungkin bagi masyarakat luar kota Bandung akan terasa asing tatkala mendengar kalau
di Bandung ternyata ada waduk selain Waduk Cirata ataupun Waduk Jatiluhur yang memiliki
para budidaya ikan tawar, yaitu Waduk Saguling.
Waduk Saguling adalah salah satu waduk buatan yang terletak di daerah Bandung barat
643 meter diatas permukaan laut. Pada awalnya waduk ini dibangun dengan tujuan sebagai
pembangkit tenaga listrik saja. Namun, Proyek Induk Pembangkit Hidro (PIKITDRO) dari
Perusahaan Listrik Negara (PLN), Departemen Pertambangan dan Energi (sekarang menjadi
Departemen Energi dan Sumber daya Mineral Republik Indonesia) mengubah Waduk Saguling
menjadi waduk multiguna untuk kegunaan pengembangan ain, seperti perikanan, agri-
akuakultur, pariwisata, dan lain-lain.

B. Bab 2 : Mengenal Ikan Nila

1) Klasifikasi Ikan Nila


Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : O. niloticus
2) Kebiasaan dan Penyebaran
Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai
pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali
gulma air. Ikan ini sangat peridi dan mudha berbiak. Secara alami, ikan nila ditemukan mulai
dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia.
Selama ribuan tahun, ikan ini disukai oleh banyak orang sampai sekarang. Dahulu, ikan nila
hanya dimakan oleh orang-orang tertentu di dalam kerajaan karena rasanya dan dagingnya
berbeda dengan ikan air tawar lainnya. Manis dan gurih juga, dagingnya tidak bertulang. Ikan
nila kebanyakan hanya bisa hidup di daerah tropis seperti Indonesia. Namun, di negara empat
musim juga membudidaya ikan nila dengan cara modern. Sistem pengairannya menggunakan
heater pada musim dingin.
3) Nilai Gizi
Ikan nila dan ikan mujair merupakan sumber protein hewani murah bagi konsumsi manusia.
Karena budidayanya mudah, harga jualnya juga rendah. Budidaya dilakukan di kolam-kolam
atau tangki pembesaran. Pada budidaya intensif, nila dan mujair tidak dianjurkan dicampur
dengan ikan lain karena memiliki perilaku agresif.
Nilai kurang bagi ikan ini sebagai bahan konsumsi adalah kandungan asam lemak omega-6
yang tinggi sementara asam lemak omega-3 yang rendah. Komposisi ini kurang baik bagi
mereka yang memiliki penyakit yang berkait dengan peredaran darah.
4) Pengetahuan Dasar Budidaya Ikan Nila

a. Mengetahui Pola Hidup Ikan Nila


-Ikan nila betina bertelur antara 2.000-2.500 ekor tergantung besar kecil induk. Tingkat hidup
bergantung pada kualitas air dan pakan yang diberikan.
-Telur ikan nila yang akan menjadi larva disimpan dalam mulut induk nila. Telur ikan akan
menetas antara 5-7 hari.
-Perbandingan perkawinan nila jantan dan betina adalah 1 : 3.
-Temperatur budidaya ikan nila sebaiknya 25⁰C - 31⁰C untuk pemijahan.
-Temperatur di bawah 13⁰C ikan nila akan mati.
-Temperatur antara 21⁰C - 15⁰C ikan nila lambat membesar. Pada suhu 27⁰C - 31⁰C ikan
nila akan tumbuh dengan cepat.
-Produksi ikan nila per setengah hektar berkisar 2-3 ton.
-Pakan nila berupa pelet tenggelam dan pelet apung sebanyak 3,5 ton.
-Nila konsumsi beratnya, yaitu antara 200 gr sampai 800 gr.
-Makanan ikan nila mengandung protein 25-30 persen dan lemak 6-8 persen.
b. Mengetahui Dasar-Dasar Budidaya
Budidaya ikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting pada masa sekarang dan yang
akan datang. Hal ini dikarenakan ikan merupakan salah satu jenis pangan yang sangat
dibutuhkan oleh manusia yang mempunyai harga jual relatif murah dan mempunyai kandungan
gizi yang lengkap.
Dengan mengonsumsi ikan, kebutuhan gizi manusia akan terpenuhi. Oleh karena itu,
kemampuan sumber daya manusia untuk memproduksi ikan budidaya sangat dibutuhkan.
Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan keterbatasan lahan budidaya selanjutnya,
dibutuhkan suatu teknologi budidaya ikan pada lahan yang terbatas dan produktivitas tinggi
untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Pembesaran ikan merupakan salah satu proses dalam budidaya ikan yang bertujuan untuk
memperoleh ikan ukuran konsumsi. Pada usaha budidaya ikan, pembesaran merupakan segmen
usaha yang banyak dilakukan oleh para pembudidaya ikan. Dalam melakukan pembesaran, ikan
ini relatif tidak terlalu sulit karena keterampilan yang dibutuhkan tidak sesulit dalam melakukan
pembenihan ikan.
Pada kegiatan pembesaran ikan, hal yang perlu diperhatikan adalah wadah yang akan
digunakan dalam proses pembesaran, padat penebaran, pola pemberian pakan, pencegahan
terhadap hama dan penyakit ikan, pengontrolan pertumbuhan (sampling, grading, dan sortasi)
serta pengolahan kualitas air.

C. Bab 3 : Pembenihan Ikan Nila

1) Pembenihan
Lahan atau kolam untuk pembenihan nila dibagi dalam dua kelompok, yaitu kolam
pemijahan dan kolam pendederan. Kolam-kolam sebaiknya dibuat dengan pematang yang kuat,
tidak porous (rembes), ketinggian pematang aman (minimal 30 cm dari permukaan air, sumber
pemasokan air yang terjamin kelancarannya, dan luas kolam masing-masing 200 m. Di samping
itu, perlu diperhatikan juga keamanan dari hama pemangsa ikan seperti anjing air, burung hantu,
kucing, dan lain-lain, sehingga dianjurkan agar lingkungan perkolaman bebas dari pohon-pohon
yang tinggi dan rindang, sementara sinar matahari pun dapat masuk ke dalam kolam.
2) Tata Laksana Pembenihan

a. Pembuatan Kolam, terbagi menjadi dua, yaitu konstruksi kolam dan persiapan kolam.
Konstruksi kolam yang digunakan merupakan penyempurnaan dari konstruksi
sebelumnya yang menggunakan pintu monik sebagai outlet. Outlet kolam menggunakan
“standing pipe”. Di sisi lain, persiapan kolam untuk kegiatan pemijahan ikan nila adalah
penemplokan/perapihan pematang agar pematang tidak bocor, meratakan dasar kolam
dengan kemiringan mengarah ke kemalir, membersihkan bak kobakan, menutup pintu
pengeluaran dengan paralon, pemasangan saringan di pintu pemasukan, dan pengisian
kolam dengan air.
b. Pemilihan Induk (Bibit) dan Penyimpanan
c. Pematangan Gonad dan Telur Induk, pematangan gonad dan telur induk merupakan tahap
pertama dalam pemijahan benih. Dalam bak penyimpanan, aliran air paling sedikit 0,8 L/
menit.
d. Pemijahan dan Penetasan Telur
e. Pendederan dan Pembesaran

3) Pengelolaan Pakan dan Air


a. Pakan benih dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan
buatan yang terdiri atas emulsi, tepung dan remah, serta pelet.
b. Pengelolaan Air, debit dalam pendederan satu dan kedua tidak terlalu besar, yakni
sekadar mengganti air yang menguap dan rembes.

4) Panen Larva
Panen larva dilakukan setiap sepuluh hari sekali pada pagi hari. Tergantug luas kolam,
penyurutan kolam dapat mulai disurutkan sehari sebelumnya. Penyururtan air kolam dilakukan
pertama-tama sampai setengahnya. Sebelum surut total, bak tempat panen larva perlu
dibersihkan dari lumpur dengan cara membuka sumbat outlet kobakan.
Proses pengambilan larva ini dapat dilakukan oleh dua orang. Pemungutan larva dilakukan
secara total sampai bersih termasuk yang masih terdapat dalam sarang, dengan cara membongkar
sarang dan mengarahkan larva ke kobakan.
5) Penanganan Benih
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan benih adalah sebagai berikut.
a. Benih ikan harus dipilih yang sehat, yaitu bebas dari penyakit, parasit, dan tidak cacat.
Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau
keramba (sistem terbuka).
b. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta
bahan organik lainnya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi
semalam.
c. Sebelum diangkut, benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan
tempat pemberokan berupa bak berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik.

D. Bab 4 : Usaha Budidaya Ikan Nila


1) Sejarah Singkat
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan
pipih ke samping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungai Nil dan danau-danau
sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis
dan subtropis.. Adapun di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik. Ikan
nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap
merah.
2) Sentra Perikanan
Di Indonesia ikan nila telah dibudidayakan di seluruh provinsi. Pengembangan budidaya nila
di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1969. Namun demikian, budidaya secara intensif baru
mulai berkembang tahun 1990-an yang berkaitan dengan maraknya budidaya nila di keramba
jarring apung. Perkembangan budidaya intensif di Indonesia belum begitu menggembirakan
karena masih rendahnya efisiensi produksi, rendahnya harga pasar, dan rendahnya pengadaan
benih dan induk yang bermutu.
3) Jenis
Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut.
o Kelas : Osteichthyes
o Sub-kelas : Acanthoptherigii
o Ordo : Percomorphi
o Sub-ordo : Percoidea
o Famili : Cichlidae
o Genus : Oreochromis
o Spesies : Oreochromis niloticus
Terdapat 3 jenis nila yang dikenal dan biasa dibudidayakan, yaitu nila biasa (nila, gift, nila
hitam), nila merah (nirah), dan nila albino.
4) Manfaat
Sebagai salah satu jenis ikan air tawar, ikan nila telah lama dikembangkan sebagai komoditas
ekspor. Salah satu manfaat budidaya ikan ini adalah sumber penyediaan protein hewani.
5) Persyaratan Lokasi
 Tanah yang baik untuk kolam pemeliharan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak
berporos.
 Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
 Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).
 Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak limbah pabrik.
 Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha.
 Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5.
 Suhu air yang optimal berkisar antara 25-30⁰C.
 Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil.

6) Pedoman Teknis Budidaya


a. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan nila berupa kolam dengan jenis tanah liat atau
liat berpasir. Sebaiknya, kedalaman kolam yang akan dibuat berkisar antara 0,5-1 m.
Kedalaman kolam mempengaruhi tingkat kesuburan kolam , di mana kedalaman
berpengaruh terhadap banyaknya sinar matahari yang masuk yang berperan dalam proses
fotosintesis sehingga menyebabkan tersedianya makanan alami bagi ikan.
b. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila adalah jala, waring
(anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun
benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan
besar (kg), cangkul, arit, pisau, piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar
kekeruhan.
c. Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan media adalah melakukan penyiapan media untuk
pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan, dan lain sebagainya.

7) Persiapan Bibit Ikan


 Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah mampu memproduksi benih dalam jumlah
yang besar dengan kualitas yang tinggi, pertumbuhannya sangat cepat, sangat responsif
terhadap makanan buatan yang diberikan, resisten terhadap serangan hama, parasite, dan
penyakit, dan dapat hidup dan tumbuh baik di lingkungan perairan yang relatif buruk,
serta ukuran induk yang baik untuk dipijahkan adalah 120-180 gram lebih per ekor.
 Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah memelihara dan memijahkan
induk ikan untuk menghasilkan burayak (anak ikan) dan memelihara burayak (mendeder)
untuk menghasilkan benih ikan yang lebih besar.
 Ciri-ciri benih yang baik adalah berwarna cerah dan pergerakannya lincah. Penebarannya
berkisar sekitar 15-20 ekor/m tergantung dengan ukuran benih. Sebelum ditebar, benih
disucihamakan terlebih dahulu dengan direndam pada larutan Kalium Permanganat (PK)
atau garam dapur selama 1-2 hari.

8) Pemeliharaan Pembesaran
Dua minggu sebelum dipergunakan, kolam harus dipersiapkan. Dasar kolam dikeringkan,
dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan dicangkul sambil diratakan. Tanggul dan
pintu air diperbaiki jangan sampai terjadi kebocoran. Saluran air diperbaiki agar jalan air lancar.
Dipasang saringan pada pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Tanah dasar dikapur untuk
memperbaiki pH tanah dan memberantas hamanya. Untuk hal ini dipergunakan kapur tohor
sebanyak 100-300 kg/ha (bila dipakai kapur panas, CaO). Kalau memakai kapur pertanian,
dosisnya 500-1.000 kg/ha.

9) Pengendalian Hama dan Penyakit


a. Hama
 Bebeasan (Notonecta) : berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalinnya
dengan menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
 Ucrit (Larva cybister) : menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek.
Pengendaliannya dengan menghindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
 Kodok : makan telur-telur ikan. Pengendaliannya dengan cara menangkap dan
membuang hidup-hidup.
 Ular : menyerang benih dan ikan kecil. Pengendaliannya dengan cara melakukan
penangkapan dan pemagaran kolam.
 Lingsang : memakan ikan pada malam hari. Pengendaliannya dengan cara memasang
jebakan berumpun.
 Burung : memakan benih yang berwarna menyala seperti merah dan kuning.
Pengendaliannya dengan cara diberi penghalang bambu supaya sulit menerkam.

b. Penyakit
o Penyakit pada kulit memiliki gejala pada bagian tertentu berwarna merah, berubah warna
dan tubuh berlendir. Pengendaliannya dengan cara merendam dalam Negovon (kalium
permanganat) selama 3 menit dengan dosis 2-3,5%.
o Penyakit pada insang memiliki gejala pada tutup insang yang membengkak, lembar
insang pucat/keputihan. Pengendalian penyakit ini sama dengan pengendalian penyakit
pada kulit.
o Penyakit pada organ dalam memiliki gejala pada perut ikan yang membengkak, sisik
berdiri, ikan tidak gesit. Pengendaliannya dengan cara melakukan pengeringan dasar
kolam secara teratur setiap selesai panen.

10) Panen
Pemanenan dapat dilakukan dengan cara panen total dan panen sebagian. Yang dimaksud
panen total adalah panen yang dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian
air tinggal 10 cm. Sedangkan, panen sebagian atau panen selektif adalah panen yang dilakukan
tanpa pengeringan kolam. Ikan yang akan dipanen dipilih dengan ukuran tertentu.
11) Pascapanen
Penanganan pascapanen ikan nila dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup
maupun ikan segar.
 Penanganan Ikan Hidup
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar ikan sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar, dan
sehat adalah ketika diangkut, gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20⁰C, waktu
pengangkutan hendaknya pagi hari atau sore hari, dan jumlah kepadatan ikan dalam alat
pengangkutan tidak terlalu padat.

 Penanganan Ikan Segar


Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran ikan adalah penangkapan harus
dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka, ikan harus dicuci agar bersih dari lender sebelum
dikemas, dan wadah pengangkut harus bersih dan tertutup.

E. Bab 5 : Usaha Membuat Pakan Ikan Memanfaatkan Bahan Lokal


1) Membuat Pakan Ikan Sendiri
Pakan yang baik memenuhi nutrisi ikan. Mengenal kebutuhan nutrisi ikan merupakan
landasan dalam pembuatan pakan ikan sendiri, setiap ikan membutuhkan nilai gizi yang
berbeda, kebutuhan protein, lemak, dan serat ikan nila atau tilapia berbedadengan ikan lele.
Ikan lele memerlukan lebih sedikit nilai nutrisi dibandingkan dengan ikan nila.
Pakan yang memiliki keseimbangan protein, lemak, dan serat untuk kebutuhan ikan tentu
akan memacu pertumbuhan ikan yang cepat besar, akan tetapi bila nutrisi yang dibutuhkan
ikan kurang, pertumbuhan ikan akan lambat sehingga berakibat pada biaya dan waktu panen
yang cukup lama. Sering terjadi ikan dipanen pada umur 6 bulan menjadi 8 bulan untuk ikan
nila berukuran 500 gram karena nilai protein dan lemak serta serat yang kurang.
Setelah mengetahui kebutuhan ikan, kita perlu mempelajari bahan-bahan dan kandungan
gizi setiap bahan yang tersedia. Hampir semua bahan dasar yang dibutuhkan dalam
pembuatan pakan ikan sendiri tersedia di seluruh pelosok nusantara. Seperti, jagung, dedak
kuning, tepung ikan, ampas tahu, limbah udang, bungkil, dan lainnya. Bahan-bahan tersebut
memiliki nilai gizi yang cukup untuk kebutuhan ikan. Sebaiknya jangan membuat pakan
dengan campuran bahan pakan yang terus berubah-ubah menjaga agar ikan tidak stres.
Setelah ditentukan bahan yang akan digunakan, langkah selanjutnya adalah proses
pencampuran sebagai berikut.
a. Sediakan tempat yang bersih untuk mengaduk bahan pakan sebanyak 100 kg.
b. Campurkan setiap bahan yang sudah ditentukan dalam kilogram.
c. Aduk semua bahan yang sudah tercampur sampai merata.
d. Sediakan wadah untuk persiapan pencetakan bahan menjadi berbentuk pelet.

2) Pemanfaatan Limbah Sawit untuk Bahan Pakan


 Bahan Baku Limbah Sawit (BKS)
Limbah sawit yang dimaksud adalah Bungkil Kelapa Sawit (BKS) yang merupakan hasil
ikutan atau limbah dari pembuatan minyak kelapa sawit. Komposisi kimianya sangat
bergantung pada keadaan buah dan biji yang digunakan dalam proses pengolahan minyak
kelapa sawit. BKS ini merupakan salah satu hal yang biasa digunakan dalam ransum
untuk ternak, seperti sapi, kuda, dan babi.
 Teknik Pengolahan
Ada dua teknik pengolahan bahan pakan tersebut, yaitu fermentasi BKS oleh jamur dan
biokonversi BKS menjadi magot. Aktivitas dari jamur memungkinkan terjadinya
perombakan terhadap komponen bahan yang sulit dicerna, sehingga terjadi peningkatan
nilai manfaat dari zat-zat makanan produk pengolahan dibandingkan bahan asalnya.
Demikian pula halnya dengan biokonversi menjadi produk biologis, yang merupakan
sumber protein hewani.

 Manfaat Pengolahan Limbah Sawit


Dari hasil pengolahan pakan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
 Pakan dengan bahan baku limbah sawit dapat digunakan untuk pembesaran ikan nila,
walaupun dari segi efektivitasnya masih kalah dibandingkan dengan pakan yang
menggunakan basis bahan baku bungkil kedelai. Namun dari segi harga, pakan ini jauh
lebih murah sehingga dapat dijadikan sebagai pakan alternative.
 Proses fermentasi limbah bungkit saawit mampu meningkatkan kandungan protein kasar
dari 17,45% menjadi 22,76%.
 Pemberian kombinasi magot dan pelet masing-masing 50% memberikan pengaruh yang
terbaik pada pertumbuhan dan rasio konversi pakan pada pembesaran ikan.
 Perlu dilakukan perekayasaan untuk sempurnanya proses fermentasi limbah bungkil
sawit sehingga akan diperoleh kandungan protein yang maksimal dari bahan tersebut
dapat dicerna oleh ikan.

3) Pemanfaatan Ampas Tahu untuk Bahan Pakan


o Deskripsi Ampas Tahu
Ampas tahu merupakan limbah dari pembuatan tahu. Bahan utama pembuatan tahu adalah
kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan protein berkisar antara 33-42% dan kadar
lemak 18-22%. Proses pembuatan tahu meliputi tahap perendaman kedelai, penggilingan,
pendidihan bubur kedelai, penyaringan atau pemerasan, penggumpalan sari kedelai, dan pengem-
press-an.
o Proses Pembuatan Silase
Menurut Cullison dan Lowrey (1987), silase adalah pakan hasil pengawetan dari bahan yang
berkadar air tinggi, umumnya hijauan rumput, dan di bawah kondisi anaerob dalam tempat yang
disebut silo.
Proses pembuatan silase memerlukan waktu 2 sampai 3 minggu (Cullison dan Lowrey,
1987). Menurut Bath (1985), pembentukan asam asetat berlangsung selama 3-5 hari pertama dan
dilanjutkan dengan pembentukan asam laktat dan berhenti pada sekitar hari ke-20 dimana pH
mencapai sekitar 4,0. Secara garis besar proses pembuatan silase terdisi atas empat fase yaitu
fase aerob, fase fermentatif, fase stabil, dan fase pengeluaran silase.

F. Bab 6 : Mengenal Bahan Pewarna pada Pakan Ikan


1) Pengertian
Pewarnaan ikan dilakukan dengan memasukkan bahan pewarna ke dalam pakan ikan
budidaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas warna ikan yang bila tidak dilakukan
akan menjadikan warna pudar pada ikan budidaya.
Pewarna tersebut lebih mengarah kepada informasi bagi para produsen pakan ikan atau
para petani budidaya ikan agar mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang sumber-
sumber bahan pewarna baik pada ikan budidaya maupun pada ikan hias.
2) Jenis Bahan Pewarna
Bahan pewarna itu lebih dikenal dengan karoten. Ada beberapa jenis karoten di alam. Namun
jenis karoten paling efektif dan dominan untuk pewarna pada ikan ini adalah karoten dari jenis
astaxanthin.
Dibanding jenis karoten lain seperti beta-caroten atau cantaxanthin, astaxathin menunjukkan
pengaruh yang dominan dalam pewarnaan ikan budidaya . Berdasarkan sumbernya, astaxathin
dibagi atas dua bagian yakni astaxathin alami (natural astaxathin) dan astaxathin buatan
(synthetic astaxathin).
3) Bakteri Gen Termodifikasi
Perkembangan terbaru teknik mikrobiologi menggagas adanya usaha membuat bakteri yang
bisa menghasilkan pigmen pewarna yang murah dan dalam jumlah yang banyak. Usaha ini
berhasil diwujudkan dengan membuat bakteri gen termodifikasi (bacteria gene modification)
atau lebih dikenal sebagai bakteri astaxanthin.

G. Bab 7 : Teknik Menghasilkan Benih Jantan


1) Pemikiran
Pertumbuhan ikan nila jantan dan betina dalam satu populasi akan selalu jauh berbeda. Nila
jantan 10% lebih cepat daripada nila betina. Di samping itu, ikan nila yang betina apabila sudah
mencapai ukuran 200 g pertumbuhannya semakin lambat, sedangkan ikan nila yang jantan tetap
tumbuh dengan pesat. Hal ini akan menjadi kendala dalam memproyeksikan produksi.
2) Penggunaan Hormon Methyl Testoteron
Untuk menghasilkan benih ikan nila jantan saat ini sudah dilakukan proses jantanisasi atau
membuat populasi ikan menjadi jantan semua (sex-revesal), yaitu dengan cara pemberian
hormone 17 Alpa Methyl Testosteron selama perkembangan larva sampai berumur 17 hari.
3) YY Male Technology
YY male technology adalah sebuah teknologi rekayasa kromosom yang bertujuan untuk
menghasilkan individu jantan dengan kromosom YY.

ULASAN
 Sinopsis :

Anda mungkin juga menyukai