Anda di halaman 1dari 7

TEKNIK BUDIDAYA KERANG DARAH UNTUK PEMULA

Kerang darah merupakan salah satu jenis kerang yang populer di Asia Timur. Rasanya lezat, gizinya
pun amat tinggi. Cara budidaya kerang darah untuk pemula dapat Anda pelajari dengan mudah, bahkan
bila Anda seorang pemula sekalipun. Nah, ikuti tahap-tahapnya berikut ini.

Tentukan lokasi budidaya

Lokasi budidaya kerang darah baiknya ada di bagian pinggir tambak atau di dalamnya. Kerang darah
menyukai cekungan-cekungan dasar perairan di bawah pantai yang berlumpur. Pilih lokasi tambak
yang berada di wilayah pasang surut dan terpisah dari tempat pengumpulan benih. Lingkari area
budidaya Anda dengan pagar bambu.

Selama budidaya berlangsung, pastikan sirkulasi airnya lancar. Jaga pula kualitas air, caranya adalah
dengan mengganti air dalam tambak minimal 2 minggu sekali. Kuras dengan cara menyurutkan air
setengahnya, lalu tambahkan air baru. Hal tersebut bertujuan menjaga kualitas air tetap terjamin, dan
kerang darah di dalamnya pun hidup sehat.

2. Tahap penyeleksian benih

Benih-benih diseleksi atau dikelompokkan berdasar ukuran. Tujuannya adalah agar benih-benih
tersebut dapat tumbuh dengan ukuran yang sama. Selain itu, Anda bisa pula mengelompokkan
berdasarkan keunggulannya. Semisal ukuran gemuk, warnanya lebih cerah, dan tidak memiliki luka
pada tubuhnya.

3. Proses penebaran benih

Langkah selanjutnya adalah menebarkan benih kerang darah. Tebarkan dengan kepadatan 2.000 ekor
per m2. Saat ukuran kerang darah tersebut sudah lebih besar, kurangilah kepadatan tambah menjadi
200—300 per m2. Lakukan proses penebaran benih secara perlahan dan hati-hati agar kerang darah
tidak menumpuk atau melukai tubuh satu sama lain.

4. Proses pertumbuhan

Kerang darah mampu tumbuh dan mencapai peningkatan berat tubuh hingga 400 persen atau 500
persen dari berat semula. Proses pembesaran tersebut bisa berlangsung selama kurang lebih 4—5 bulan
jika proses perawatannya dilakukan dengan baik dan benar.
5. Pakan kerang darah

Bagian terbaik dari usaha budidaya kerang darah adalah kita tidak perlu menyediakan pakan untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya. Kerang darah mampu mencari pakan secara mandiri dengan
memakan plankton-plankton yang terseret arus air. Untuk bisa memaksimalkannya, pemilihan lokasi
yang tepat tentu menjadi pilihan yang wajib Anda pertimbangkan.

6. Pemberian insektisida

Larutkan sekitar 1 liter insektisida dengan bahan aktifendosulfan untuk diberikan pada 2 hektare
kolam. Tiga hari setelah pemberian, buanglah air tambak secara terus-menerus untuk menetralkannya.
Perlakuan tersebut dapat memberi dampak positif pada budidaya kerang darah Anda, karena mampu
mengundang hadirnya plankton sebagai makanan kerang.

7. Melindungi dari ancaman predator

Cara budidaya kerang darah yang benar harus diseratai antisipasi terhadap serangan predator yang
merugikan. Predator-predator tersebut biasanya memangsa kerang darah saat berbentuk benih. Hewan
yang diketahui sering memangsa kerang darah adalah siput. Awasi secara manual dan perhatikan
setiap barang atau hewan yang masuk ke area tambak.

8. Pengendalian hama/penyakit

Keberadaan hama/penyakit merupakan musuh utama pembudidaya. Kewaspadaan perlu ditingkatkan


saat musim hujan tiba. Ancaman banjir tidak hanya akan merusak ekosistem yang telah tercipta, tetapi
juga membawa bibit hama/penyakit.

Budidaya Kerang Mutiara

Indonesia memiliki potensi lahan budidaya laut yang sangat besar untuk dikembangkan. Dari total
potensi lahan perikanan budidaya, sekitar 17,91 juta ha atau 68 persen merupakan potensi lahan
budidaya laut. Namun, yang termanfaatkan baru sekitar 325 ribu hektar atau sekitar 2,7 persen.
Melihat potensi ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya (DJPB) terus mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam optimalisasi
pemanfaatan ruang laut untuk kegiatan berbudidaya ikan.

Komoditas ikan laut yang telah berhasil dibudidayakan, di antaranya adalah Kerapu, Bawal Bintang,
Kakap Putih, Cobia, Abalone, Kerang Mutiara, Kerang Mutiara, Rumput Laut, Teripang, dan berbagai
jenis ikan hias laut di Indonesia yang total mencapai 650 spesies seperti clown fish, blue devil, banggai
cardinal fish, kuda laut serta masih banyak lagi.

Salah satu komoditas yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan adalah kekerangan. Selain
usaha yang mudah dan murah, kegiatan budidaya kekerangan dapat memberikan keuntungan yang
besar, terutama Budidaya Kerang Mutiara. Saat ini wilayah penghasil kerang mutiara adalah Papua
Barat, Maluku, Bali dan NTB. Diharapkan budidaya mutiara dapat berkembang ke wilayah lainnya.

Ditjen Perikanan Budidaya KKP mendorong semua industri di kelautan dan perikanan, di antaranya
adalah industri mutiara. Beberapa hal yang dilakukan oleh KKP untuk menorong industri budidaya
kerang mutiara pertama, pemetaan zonasi, dimana kita akan memastikan untuk lokasi-lokasi yang
aman untuk budidaya. Kedua, KKP senantiasa meningkatkan kualitas mutiara melalui kegiatan
rekayasa genetik untuk menghasilkan benih serta induk yang bermutu yang dilakukan di Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya yang membidangi yaitu di Karangasem – Bali dan
Lombok. Ketiga, Pemberdayaan masyarakat, mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian alam,
melalui pola segmentasi usaha.
Sesuai arahan dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, DJPB mendorong kegiatan
budidaya kerang mutiara yang dilaksanakan harus secara berkelanjutan untuk mendukung kelestarian
sumber daya alam. Budidaya kerang mutiara harus terus digalakkan agar masyarakat tidak terus
menerus mengambil atau menangkap kerang mutiara dari alam.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan, keterlibatan masyarakat pesisir
sangat penting dalam kegiatan budidaya kerang mutiara. Selain untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat sekitar, juga untuk menjamin keberlanjutan usaha. Hal tersebut disampaikan saat
membuka pameran dan talkshow “Kilau Mutiara & Pesona Biota Laut Indonesia” di Grand Indonesia,
Jakarta, Rabu (15/3).

Keterlibatan masyarakat pesisir dalam kegiatan budidaya kerang mutiaraini dapat didorong dengan
pola segmentasi usaha. “Masyarakat dapat diberdayakan untuk membudidayakan benih sampai dengan
ukuran 7 -10 cm, selanjutnya hasil budidaya masyarakat dapat dijual kepada perusahaan pembesaran
kerang mutiara untuk menghasilkan mutiara berkualitas”, lanjut Slamet.

Menurut Slamet, segmentasi usaha dilakukan sebagai upaya untuk mengurai eksklusifitas perusahaan
budidaya mutiara, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir.

Slamet juga menekankan pentingnya sinergi pembudidaya dan stakeholders kerang mutiara. “Ketika
pembudidaya bersama-sama dengan stakeholder bidang kerang mutiara bersinergi diharapkan tidak
ada lagi ketergantungan dengan hasil dari alam, sehingga dapat terwujud perikanan budidaya yang
mandiri dan berkelanjutan” tambah dia.

Slamet juga menyampaikan, Menteri Susi sangat memperhatikan keberlanjutan kelestarian laut.
“Beliau selalu mengingatkan untuk tidak membuang sampah di laut, termasuk sampah plastik.
Kepedulian ini dimulai di lingkungan kantor KKP dengan memberlakukan denda bagi pegawai yang
masih menggunakan plastik kresek,” pungkas Slamet.

Pada kesempatan yang sama Ketua Yayasan Mutiara Laut Indonesia, Nunik Anurningsih,
menyampaikan pentingnya menghargai laut Indonesia dengan menjaga ekosistemnya. “Wanita
Indonesia dapat tampil anggun dengan mutiara laut sambil membela negeri dengan mencintai produk
negeri sendiri. Penambangan mutiara alam atau natural pearls harus dihentikan, karena sebagian besar
kerang yang diburu merupakan jenis kerang yang dilindungi”, ujar Nunik.

Hal senada juga disampaikan oleh Veda Santiadji, Deputy Director Coral Triangle Program World
Wildlife Fund (WWF). “Mutiara yang dihasilkan di Indonesia adalah mutiara yang terbaik di dunia
yang harus dijaga kelestarianny,” ungkap dia. (AFN/DS)

Indonesia memiliki potensi lahan budidaya laut yang sangat besar untuk dikembangkan. Dari total
potensi lahan perikanan budidaya, sekitar 17,91 juta ha atau 68 persen merupakan potensi lahan
budidaya laut. Namun, yang termanfaatkan baru sekitar 325 ribu hektar atau sekitar 2,7 persen.
Melihat potensi ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya (DJPB) terus mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam optimalisasi
pemanfaatan ruang laut untuk kegiatan berbudidaya ikan.

Komoditas ikan laut yang telah berhasil dibudidayakan, di antaranya adalah Kerapu, Bawal Bintang,
Kakap Putih, Cobia, Abalone, Kerang Mutiara, Kerang Mutiara, Rumput Laut, Teripang, dan berbagai
jenis ikan hias laut di Indonesia yang total mencapai 650 spesies seperti clown fish, blue devil, banggai
cardinal fish, kuda laut serta masih banyak lagi.

Salah satu komoditas yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan adalah kekerangan. Selain
usaha yang mudah dan murah, kegiatan budidaya kekerangan dapat memberikan keuntungan yang
besar, terutama Budidaya Kerang Mutiara. Saat ini wilayah penghasil kerang mutiara adalah Papua
Barat, Maluku, Bali dan NTB. Diharapkan budidaya mutiara dapat berkembang ke wilayah lainnya.

Ditjen Perikanan Budidaya KKP mendorong semua industri di kelautan dan perikanan, di antaranya
adalah industri mutiara. Beberapa hal yang dilakukan oleh KKP untuk menorong industri budidaya
kerang mutiara pertama, pemetaan zonasi, dimana kita akan memastikan untuk lokasi-lokasi yang
aman untuk budidaya. Kedua, KKP senantiasa meningkatkan kualitas mutiara melalui kegiatan
rekayasa genetik untuk menghasilkan benih serta induk yang bermutu yang dilakukan di Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya yang membidangi yaitu di Karangasem – Bali dan
Lombok. Ketiga, Pemberdayaan masyarakat, mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian alam,
melalui pola segmentasi usaha.

Sesuai arahan dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, DJPB mendorong kegiatan
budidaya kerang mutiara yang dilaksanakan harus secara berkelanjutan untuk mendukung kelestarian
sumber daya alam. Budidaya kerang mutiara harus terus digalakkan agar masyarakat tidak terus
menerus mengambil atau menangkap kerang mutiara dari alam.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan, keterlibatan masyarakat pesisir
sangat penting dalam kegiatan budidaya kerang mutiara. Selain untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat sekitar, juga untuk menjamin keberlanjutan usaha. Hal tersebut disampaikan saat
membuka pameran dan talkshow “Kilau Mutiara & Pesona Biota Laut Indonesia” di Grand Indonesia,
Jakarta, Rabu (15/3).

Keterlibatan masyarakat pesisir dalam kegiatan budidaya kerang mutiaraini dapat didorong dengan
pola segmentasi usaha. “Masyarakat dapat diberdayakan untuk membudidayakan benih sampai dengan
ukuran 7 -10 cm, selanjutnya hasil budidaya masyarakat dapat dijual kepada perusahaan pembesaran
kerang mutiara untuk menghasilkan mutiara berkualitas”, lanjut Slamet.

Menurut Slamet, segmentasi usaha dilakukan sebagai upaya untuk mengurai eksklusifitas perusahaan
budidaya mutiara, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir.

Slamet juga menekankan pentingnya sinergi pembudidaya dan stakeholders kerang mutiara. “Ketika
pembudidaya bersama-sama dengan stakeholder bidang kerang mutiara bersinergi diharapkan tidak
ada lagi ketergantungan dengan hasil dari alam, sehingga dapat terwujud perikanan budidaya yang
mandiri dan berkelanjutan” tambah dia.

Slamet juga menyampaikan, Menteri Susi sangat memperhatikan keberlanjutan kelestarian laut.
“Beliau selalu mengingatkan untuk tidak membuang sampah di laut, termasuk sampah plastik.
Kepedulian ini dimulai di lingkungan kantor KKP dengan memberlakukan denda bagi pegawai yang
masih menggunakan plastik kresek,” pungkas Slamet.

Pada kesempatan yang sama Ketua Yayasan Mutiara Laut Indonesia, Nunik Anurningsih,
menyampaikan pentingnya menghargai laut Indonesia dengan menjaga ekosistemnya. “Wanita
Indonesia dapat tampil anggun dengan mutiara laut sambil membela negeri dengan mencintai produk
negeri sendiri. Penambangan mutiara alam atau natural pearls harus dihentikan, karena sebagian besar
kerang yang diburu merupakan jenis kerang yang dilindungi”, ujar Nunik.

Hal senada juga disampaikan oleh Veda Santiadji, Deputy Director Coral Triangle Program World
Wildlife Fund (WWF). “Mutiara yang dihasilkan di Indonesia adalah mutiara yang terbaik di dunia
yang harus dijaga kelestarianny,” ungkap dia. (AFN/DS)
KERAMBA KERANG DARAH TERBUAT DARI PIBER DAN JARING

KERAMBA KERANG DARAH TERBUAT DARI BAMBU DAN JA


KERAMBA KERANG DARAH TERBUAT DARI KAYU DAN JARING

KERAMBA KERANG DARAH SECARA TRADISIONAL

Anda mungkin juga menyukai