Anda di halaman 1dari 4

Tema : Memanfaatkan potensi ekonomi yang di miliki Indonesia sebagai salah satu

strategi untuk pandemic recovery

Budidaya Udang Vaname, Strategi Dalam Menghadapi Pandemi

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Terbentang dari Sabang


hingga Merauke, Indonesia memiliki 17.499 pulau dengan luas total wilayah Indonesia
sekitar 7,81 juta km2. Dari total luas wilayah tersebut, 3,25 juta km2 adalah lautan dan
2,55 juta km2 adalah Zona Ekonomi Eksklusif. Hanya sekitar 2,01 juta km2 yang
berupa daratan. Dengan luasnya wilayah laut yang ada, Indonesia memiliki potensi
kelautan dan perikanan yang sangat besar. Perikanan adalah salah satu sektor yang
diandalkan untuk pembangunan nasional. Pada tahun 2019, nilai ekspor hasil perikanan
Indonesia mencapai Rp 73.681.883.000 dimana nilai tersebut naik 10.1% dari hasil
ekspor tahun 2018. Hasil laut seperti udang, tuna, cumi-cumi, gurita, rajungan serta
rumput laut merupakan komoditas yang dicari (KKP, 2020).
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu organisme
budidaya perikanan yang potensial secara ekonomi dalam perdagangan global
(Tassanakajon, 2013). Budidaya udang vaname menyumbang sebesar 90% dari total
produksi komoditas budidaya udang dunia dan menunjukkan tren meningkat setiap
tahunnya (Sathiyaraj et al., 2021). Budidaya udang vaname saat ini banyak diminati
oleh masyarakat karena budidaya udang vaname memiliki keunggulan daya tahan
hidup lebih tinggi dibandingkan udang windu dan memerlukan waktu pemeliharaan
yang relatif lebih pendek. Berdasarkan data BPS yang diolah Ditjen PDS-KKP,
produksi udang di Indonesia pada awal tahun 2019 menghasilkan USD 1462,09 juta
atau sekitar 46,87% dari total ekspor hasil perikanan Indonesia.
Budidaya udang merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat produktif
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pasalnya udang merupakan komoditas
yang memberikan share dominan terhadap devisa ekspor yakni sekitar 40% terhadap
nilai total ekspor produk perikanan nasional. “Meski pandemi Covid-19 masih
berlangsung, namun udang masih menjadi primadona dengan permintaan global yang
masih sangat tinggi hingga saat ini," jelas Direktur Jenderal Perikanan Budidaya,
Slamet Soebjakto.
Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong kemudahan
terhadap berbagai akses mulai dari informasi teknologi, input produksi yang efisien
seperti induk/calon induk, benih bermutu, pakan dan sarana produksi lainnya, serta
pasarnya. Terkait pembiayaan selain perbankan yang memegang dana Kredit Usaha
Rakyat (KUR), di KKP terdapat Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal
Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPUMKP) dengan bunga hanya sebesar 3 persen.
Udang vaname memiliki karakteristik spesifik, seperti mampu hidup pada kisaran
salinitas yang luas, mampu beradaptasi dengan lingkungan bersuhu rendah, memiliki
tingkat keberlangsungan hidup yang tinggi, dan memiliki ketahanan yang cukup baik
terhadap penyakit sehingga cocok untuk dibudidayakan di tambak. Udang vaname
selain bernilai ekonomi, juga termasuk salah satu makanan laut yang baik untuk
kesehatan. Di dalam daging udang terkandung kalsium, potassium dan fosfor yang
merupakan sumber vitamin A dan E. Sama halnya dengan ikan, udang pun merupakan
sumber makanan laut yang mengandung asam lemak omega 3 yang berfungsi
mengurangi peradangan dan risiko penyakit jantung. Budidaya udang vaname dapat
dilakukan pada berbagai media seperti: kolam tanah, kolam beton dan kolam terpal.
Salah satu yang murah dan dapat diterapkan oleh masyarakat adalah kolam terpal.
Ada beberapa langkah budidaya udang vaname di kolam terpal menurut DKPP
Kabupaten Buleleng (2018) yakni harus memperhatikan pembesaran udang secara benar
dan sesuai aturan supaya tidak terjadi hal-hal yang diinginkan.
Langkah-langkah strategis yang bisa diambil ialah sebagai berikut:
1. Persiapan Lokasi
Pemilihan lokasi budidaya udang yang sesuai dengan kebutuhan. Dapat menggunakan
lokasi di belakang rumah atau tanah kosong. Dapat juga menggunakan lokasi yang
terbaik untuk membuat pembesaran budidaya udang yang diinginkan.
2. Pengaturan Budidaya
Pemilihan budidaya vaname di dalam kolam terpal dengan baik. Budidaya ikan vaname
air tawar biasanya dilakukan untuk tambak. Pemeliharaan udang vaname yang biasa
dilakukan pembesarannya di air payau. Namun saat ini budidaya udang juga bisa
dilakukan di kolam terpal.
3. Pemberantasan Hama
Pemberantasan hama yang bisa memangsa udang vaname kapan saja. Hewan bisa
memangsa udang vaname yang kecil. Banyak kegagalan yang terjadi dalam melakukan
panen udang sehingga hal-hal yang semacam ini seharusnya juga menjadi pengertian
yang cukup. 
4. Pengisian Air Di Kolam
Memperhatikan bagaimana air bisa diisi ke dalam kolam dengan mengisi air masuk ke
kolam secara bertahap. Air dalam kolam dibiarkan selama 1 sampai 2 minggu. Air bisa
dibiarkan agar bau karet dari  terpal hilang. Setelah itu air dibuang dan diganti dengan
air tawar yang baru. Didiamkan beberapa hari.
5. Fermentasi Kolam Udang Vaname
Sebelum diberi bibit udang, terlebih dahulu kolam harus difermentasi dengan probiotik
dan ditambahkan garam agar air menjadi payau.
6. Pemilihan Bibit Unggul
Bibit unggul biasanya dapat dilihat dari segi ukurannya yang seragam. Pembibitan
udang bisa dilakukan dengan cara berenang melawan arus sehingga tidak terdapat cacat
atau luka di area fisiknya.
7. Penebaran Bibit Udang 
Benur ialah anak udang vaname yang bisa disebar kapan saja, harus memperhatikan
aklimitasasi suhu air dalam kolam. Caranya dengan mengapungkan kantong yang berisi
bibit udang. Kemudian, menyimpan kantung yang berisi kantung.
8. Perhatikan Waktu Penebaran Benur (Bibit Udang)
Sebaiknya diperhatikan waktu yang digunakan sebagai penebaran anak udang vaname
jangan dilakukan di siang hari. Sebaiknya, dapat melakukan penebaran bibit saat pagi
atau sore hari atau pada saat suhu dingin sehingga tidak membuat udang stres.
9. Perhatikan Proses Pemeliharaan Udang
Pemeliharaan udang vaname sampai waktunya tiba dapat dipanen. Pemantauan dan
pemeliharaan suhu, pH dan DO yang ada di perairan penting untuk dilakukan untuk
menjamin kenyamanan udang.
10. Perhatikan Waktu Pemberian Pakan Udang Vaname
Selama 7 hari, dapat melakukan penebaran udang dengan memperhatikan waktu makan,
agar pembesaran udang bisa berjalan lancar. Setelah memasuki usia 7 hari, maka
dilakukan pemberian protein tinggi yang banyaknya 30% dari takaran pakan yang ada.
Pemberian pakan udang sebanyak 3 sampai 4 kali sehari. 
11. Pengurasan Air Kolam
Pembesaran udang dengan ketahanan yang kuat dapat dilakukan dengan mengganti air
kolam secara baik. Sebaiknya dilakukan setelah kolam udang berusia 60 hari, dan isi
saja sebanyak 10% dari volume air kolam. Kemudian dilakukan peninggian volume air
menjadi 15 – 20 %.
12. Proses Panen
Dapat dilakukan panen udang vaname ketika sudah berusia 4 – 5 bulan. Kriteria dari
ukuran udang yang ideal sehingga kurang lebih mudah untuk dikuras dengan baik
proses panen bisa dilakukan untuk berbagai macam ketika musim panen. 
Dengan memenuhi berbagai langkah diatas maka masyarakat Indonesia akan
lebih mudah dalam budidaya udang vaname dan akan meningkatkan nilai
pendapatannya, sehingga pandemi recovery akan dapat tercapai.

Daftar Pustaka
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kab. Buleleng. 2018. Cara Sukses Budidaya
Udang Vaname Air Tawar di Kolam Terpal.
https://dkpp.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/cara-sukses-budidaya-
udang-vaname-air-tawar-di-kolam-terpal-86 diakses tanggal 30 Agustus 2021.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2020. Konservasi Perairan Sebagai Upaya
menjaga Potensi Kelautan dan Perikanan Indonesia.
https://kkp.go.id/djprl/artikel/21045-konservasi-perairan-sebagai-upaya-
menjaga-potensi-kelautan-dan-perikanan-indonesia diakses tanggal 30
Agustus 2021.
Sathiyaraj, G., B. Babu., A. Mandal., S. Kandan., N. Biju., S. Palanisamy., S. You., R.
G. Nisha., N. M. Prabhu. 2021. Surveillance of disease incidence in shrimp
farms located in the east coastal region of India and in vitro antibacterial
efficacy of probiotics against Vibrio parahaemolyticus. Journal of
Invertebrate Pathology, 31 (1) : 1-11.
Tassanakajon, A., Somboonwiwat, K., Supungul, P and Tang, S. 2013. Discovery of
immune molecules and their crucial functions in shrimp immunity. Fish and
Shell fish Immunology. 34:954-967.

Anda mungkin juga menyukai