Anda di halaman 1dari 4

PENULIS : MOCH SAAD (Dosen Fakultas Perikanan Universitas Islam Lamongan)

JUDUL : PEMBERDAYAAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE DENGAN


TEKNOLOGI FITOREMEDIASI MENGGUNAKAN Ipomoea
aquatica (KANGKUNG) DENGAN SISTEM CRS (Close
Resirculation System) DI DESA SAMBANGAN, KECAMATAN
BABAT, KABUPATEN LAMONGAN

Desa Sambangan, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan secara klimatologis


beriklim kering. Hal ini menimbulkan masalah bagi penyediaan dan pengelolaan air untuk
usaha budidaya lele. Secara umum kondisi usaha budidaya ikan lele di desa Sambangan
masih jauh dari layak. Usaha ini masih bersifat sambilan dan dikelola secara tradisional.
Banyak permasalahan yang ada diantaranya : minimnya kualitas SDM, kondisi kolam
budidaya yang mudah rusak dan belum layak standar, pemilihan bibit lele yang sering kali
jelek, kesehatan ikan lele yang sering terganggu seperti banyaknya ekto-endo parasit, bakteri
dan virus yang menyerang akibat buruknya pengelolaan kualitas air. Permasalahan tersebut
menjadikan pembudidaya ikan cenderung merugi karena nilai kelulushidupan (survival
rate) ikan yang rendah sehingga mengakibatkan nilai produksinya juga rendah. Melalui
program pengabdian masyarakat, penulis selaku Dosen Fakultas Perikanan Universitas Islam
Lamongan beserta teman-teman Dosen Fakultas Perikanan lainnya yang bekerja sama dengan
LLDIKTI memberdayakan masyarakat dan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Lestari
Makmur di Desa Sambangan, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Propinsi Jawa Timur
untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan pengolahan hasil buangan limbah, pemanfaatan
tumbuhan kangkung sebagai bahan fitoremesiasi dan pengelolaan budidaya lele dengan sistem
sirkulasi tertutup (Closed Resirculation System).
Gambar 1. Survey lokasi budidaya ikan Kelompok Pembudidaya Ikan bersama Ketua
Pokdakan Lestari Makmur, Desa Sambangan, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan.

Gambar 2. Penyuluhan dan diskusi bersama Pokdakan Lestari Makmur dan warga Desa
Sambangan bertempat di Balai Desa Sambangan, Kecamatan Babat, Kabupaten
Lamongan.
Gambar 3. Pelatihan pemanfaatan limbah air budidaya adalah menggunaan sistem
fitoremediasi dengan resirkulasi tertutup.

Hasil kegiatan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini adalah anggota
kelompok mitra yaitu kelompok pembudidaya (Pokdakan) Lestari Makmur mendapatkan
pengetahuan, keterampilan dan teknologi tepat guna tentang pengolahan hasil buangan
limbah budidaya ikan lele dengan memanfaatkan tumbuhan kangkung sebagai bahan
fitoremediasi dengan menggunakan sistem CRS (close resirculation system),
sebagaimana yang terlihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. Peran aktif anggota kelompok
mitra Lestari Makmur dan warga Desa Sambangan dapat terlihat dari banyaknya pertanyaan
dan penyampaian pengalaman mereka terutama kendala-kendala yang ditemui dalam
budidaya ikan lele, seperti terkait pengelolaan kualitas air budidaya dan penanganan penyakit
ikan (Gambar 2).
Materi pelatihan pada kelompok mitra PKM adalah Pengolahan Hasil Buangan Limbah,
Pemanfaatan Tumbuhan Kangkung sebagai Bahan Fitoremesiasi dan pengelolaan budidaya
lele dengan sistem sirkulasi tertutup (Closed Resirculation System). Saat diskusi juga
dipaparkan dan dibahas tentang frekuensi pakan yang baik, perhitungan kualitas air dan
penangan penyakit pada budidaya lele, seperti terlihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Bantuan peralatan budidaya ikan lele seperti kolam dan benih ikan lele strain Mutiara,
peralatan dan bahan fitoremediasi dengan menggunakan kangkung juga serta test kit
pengukur kualitas air budidaya diberikan kepada Kelompok Mitra PKM. Hal ini disambut
sangat baik dan antusias oleh kelompok mitra dikarenakan peralatan yang disumbangkan
memang benar-benar diharapkan dan butuhkan serta sangat bermanfaat bagi kelompok mitra
untuk mengembangkan budidaya ikan lele, sebagaimana yang terlihat pada Gambar 3.
Gambar 4. Kegiatan monitoring dan evaluasi.

Monitoring dan evaluasi kegiatan dilakukan sebagai upaya mengetahui hasil uji coba
metode atau teknologi yang telah disampaikan dan diaplikasikan oleh kelompok mitra PKM.
Monitoring dan evaluasi kegiatan juga dilaksanakan sebagai upaya kontrol terhadap
keberlanjutan pelaksanaan kegiatan PKM, sebagaimana terlihat pada Gambar 4.
Berdasarkan hasil uji coba teknologi fitoremediasi menggunakan kangkung dengan sistem
CRS (closed resirculation system) yang dibandingkan dengan tanpa menggunakan metode
tersebut yang dilaksanakan oleh kelompok mitra PKM, menunjukkan bahwa teknologi
fitoremediasi menggunakan kangkung dengan sistem CRS (closed resirculation system)
memberikan hasil yang positif dan lebih baik dalam meningkatkan kualitas budidaya ikan
lele.
Menurut pernyataan ketua Pokdakan Lestari Makmur “Suyoto”, Program Pengabdian
Kepada Masyarakat ini sangat bermanfaat bagi Pokdakan itu sendiri maupun bagi masyarakat
sekitar. Dimana sebelum adanya program PKM ini, budidaya lele masih belum optimal dan
mengalami banyak kendala. Namun, setelah adanya PKM ini budidaya lele yang sebelumnya
mengalami banyak kendala menjadi lebih baik dan bisa sekaligus memberikan penghasilan
tambahan dari hasil penjualan kangkung. Selain itu dengan adanya penyuluhan dan praktik
budidaya secara langsung dapat pula meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan Pokdakan
Lestari Makmur dan warga sekitar dalam menerapkan sistem budidaya yang baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai