ABSTRAK
Erupsi Gunung Merapi mengakibatkan rusaknya sarana dan prasarana budidaya perikanan
serta kuantitas dan kualitas air yang menurun di Kabupaten Magelang. Tujuan dari kegiatan
Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini adalah penerapan teknologi budidaya ikan lele dumbo
secara super intensif melalui aplikasi probiotik pada pakan dan penumbuhan bioflok pada
media pemeliharaan. Program di bidang Budidaya Perikanan ini perlu dilakukan melalui
kerjasama dengan dua mitra yaitu Kelompok Pembudidaya Ikan Mina Sentosa di Desa
Bojong dan Kelompok Pembudidaya Ikan Mitra Mina di Desa Ngrajek, Kecamatan
Mungkid, Kabupaten Magelang. Hasil yang telah dicapai dalam kegiatan IbM ini setelah
dilakukan perbaikan fisik dan non fisik adalah a) Peningkatan IPTEKS Kelompok
Pembudidaya Ikan (Pokdakan) pembesaran lele dari tingkat teknologi sederhana menjadi
teknologi intensif-super intensif dengan aplikasi probiotikdan biofok; b) Peningkatan
kelulushidupan (SR) menjadi 95% dan penurunan FCR dari 1,1 menjadi 0,8; 3; c)
Peningkatan produksi dan nilai produksi dari 10-15 kg/m3 menjadi 50-60 kg/m3 dan d)
Peningkatan keuntungan dan pendapatan sebesar 445%. Oleh karena itu perlu sosialisasi
penerapan teknologi ini ke pokdakan lain melalui program Minapolitan di Kabupaten
Magelang dan perlunya pendampingan dan pembinaan kerjasama antara pembenih,
pembesar, penanganan pasca panen dan pemasaran oleh dinas terkait.
ABSTRACT
nilai produksi didalam usaha budidaya maupun pakan alami seperti cacing
pembesaran lele yang dilakukan oleh sutera, rotifer, copepoda dan daphnia.
kedua mitra kerja. Kerja probiotik adalah meningkatkan
pertumbuhan kultivan lele dengan
Kegiatan yang dilakukan ini
peningkatan nilai nutrisi pakan melalui
akan menghasilkan produk non fisik
peningkatan enzim pencernaan di
berupa meningkatnya semangat dan
saluran pencernakan ikan lele.
pengetahuan manajemen usaha
Sedangkan bioflok merupakan
budidaya dan transfer IPTEKS
teknologi dengan cara mereduksi
budidaya pembesaran lele dumbo
bahan-bahan organik dan senyawa
super intensif dengan aplikasi
beracun yang terakumulasi dalam air
probiotik dan bioflok. Sedangkan
pemeliharaan ikan. Metode
produk fisik yang dihasilkan berupa
pendekatan pelaksanaan dilakukan
perbaikan kolam permanen dan
dengan melaksanakan penyuluhan dan
pembuatan konstruksi kolam
pelatihan yang meliputi pengenalan
plastik/terpal serta pembuatan instalasi
teknik-teknik dasar dalam budidaya
budidaya sistem probiotik dan bioflok
lele di kolam terpal dan kolam
(berupa bakteri probiotik, peralatan
permanen, manajemen pemberian
pakan berprobiotik, aerator dan
pakan, manajemen kualitas air dan
instalasi listrik).
kesehatan ikan serta analisis usahanya.
Solusi yang diterapkan adalah
METODE PEMECAHAN
melakukan program penyuluhan dan
MASALAH
pelatihan tentang penggunaan
Metode yang digunakan yaitu
probiotik dan bioflok pada budidaya
metode pendekatan teoritis dan
lele dumbo dengan teknologi budidaya
metode pendekatan pelaksanaan.
secara super intensif. Rincian
Pemberian bakteri probiotik didalam
kegiatan yang akan dilakukan antara
akuakultur dapat diberikan melalui
lain meliputi penyuluhan dan pelatihan
pakan buatan, media pemeliharaan
tentang pentingnya berusaha di bidang
Keterangan :
- Kolam tanah A dan B masing-masing diisi air 30 m3 dan 36 m3, dengan padat
tebar 150 ekor dan 153 ekor per m3 air pemeliharaan.
- Kolam tanah dilapisi terpal A dan B masing-masing diisi air 12 m3 dan 15 m3,
dengan padat tebar 125 ekor dan 100 ekor per m3 air pemeliharaan.
KOLAM
Jenis
No. Konstruksi Uraian Variabel Terpal Terpal Semen Semen
Kolam A B C D
Hasil data dari pengukuran variabel 47,0 kg dan 49,6 kg/m3 air
budidaya lele teknologi super intensif pemeliharaan. Apabila dibandingkan
dengan menggunakan probiotik dan dengan hasil produksi kolam sebelum
bioflok pada program IbM sebagai program IbM dilakukan, maka hasil
kolam percontohan/ujicoba telah budidaya lele super intensif dengan
digunakan 2 (dua) kolam yang terbuat menggunakan probiotik dan bioflok
dari terpal dan 2 (dua) kolam semen ini menjadi 4-5 kali lebih banyak dari
(Tabel 2). Kolam terpal dan semen budidaya dengan teknologi sederhana
masing-masing mempunyai luas (sebelum program IbM dilakukan).
kolam 6 m2 dan 8 m2, serta ketinggian Pada Tabel 2, ditunjukkan bahwa
air kolam masing-masing 1 m dan 0,6 terjadi nilai FCR yang cukup rendah
m, sehingga volume air kolam terpal berkisar 0,77-0,80 dengan nilai rata-
sebanyak 6 m3 dan kolam semen rata 0.79. Nilai rata-rata FCR kurang
3
sebanyak 4,8 m . Padat tebar benih dari 0,8 ini memberikan arti bahwa
lele berkisar 500–520 ekor/m3 air untuk memproduksi setiap daging ikan
kolam dengan ukuran bibit lele 5–7 lele sebanyak 1 kg dibutuhkan pakan
cm. Lama pemeliharaan di semua 0,79 kg (kurang dari 8 ons pakan).
kolam percontohan selama 85 hari, Dengan demikian biaya untuk pakan
dengan tingkat kelulushidupan dapat dilakukan penghemat sekitar
berkisar 93,6–98,8% (nilai rata-rata 25% dari kebutuhan total pakan.
95,8%). Nilai kelulushidupan yang Dengan kata lain bahwa kemampuan
rata-rata diatas 95% ini dilihat dari luasan kolam budidaya lele dapat
segi teknis budidaya termasuk dioptimalkan produksinya dan
kegiatan pembesaran lele yang baik ditingkatkan efisiensi pemanfaatan
dan berhasil. Hasil produksi sangat pakan atau mengurangi penggunaan
tinggi, dimana kolam terpal pakan apabila dilakukan penerapan
menghasilkan produksi lele 46,8 kg teknologi super intensif dengan
dan 47,3 kg/m3 air pemeliharaan, menggunakan probiotik dan bioflok.
sedangkan kolam semen menghasilkan