Anda di halaman 1dari 4

POLICY BRIEF

"INOVASI
TEKNOLOGI BUDIDAYA RAMAH LINGKUNGAN
PERIKANAN EFEKTIF DAN EFISIEN MENDUKUNG EKONOMI
BIRU"

EXECUTIVE SUMMARY
Peningkatan produksi perikanan dapat dicapai melalui inovasi teknologi yang efektif dan efisien, berdaya
saing tinggi serta berkelanjutan. Berbagai komponen dan paket teknologi perikanan air tawar telah banyak
dihasilkan oleh Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP).
Aplikasi teknologi yang lebih inovatif akan menjadikan sektor perikanan menjadi ladang usaha yang lebih
menarik bagi masyarakat untuk dijadikan sumber penghasilan yang menguntungkan. Dalam rangka
meningkatkan produksi perikanan tersebut, maka diperlukan inovasi teknologi yang efektif dan efisien,
berdaya saing tinggi serta berkelanjutan. Khusus untuk riset budidaya air tawar, fokus riset yang
mencakup Sustainable Aquaculture dan Inovasi teknologi adalah Teknologi budidaya ramah lingkungan,
termasuk di dalamnya Teknologi RAS (Recirculation Aquaculture System), Teknologi Akuaponik (Yumina
Bumina), dan teknologi IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture).

KESIAPAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN


Salah satu tantangan besar dalam menghadapi perkembangan Permasalah kualitas air merupakan faktor utama
jumlah penduduk yang semakin meningkat adalah mengantisipasi didalam budidaya ikan, sehingga perlu adanya upaya
kenaikan jumlah penduduk sebanyak 10 trilyun pada tahun 2050 akan untuk menjaga kualitas air dan hal yang mungkin
terpenuhi kebutuhan nutrisinya. Di sisi lain 66% populasi global menjadi produk tambahan yang bernilai ekonomi selain
akan menempati daerah perkotaan. Kenaikan tersebut harus dari hasil produksi ikan budidaya. Ekspansi budidaya di
diimbangi dengan kenaikan jumlah produksi pangan dunia sebanyak masa depan bergantung pada pembangunan dan
lebih dari 70% secara global sehingga dapat mengatasi masalah penerapan teknologi baru dalam budidaya ikan secara
kemiskinan dan kelaparan, dan juga tetap menjaga kelestarian intensif dengan memaksimalkan penggunaan air dan
lingkungan. Di sisi lain lahan untuk pertanian yang menghasilkan sumberdaya yang tersedia dan meminimalkan dampak
produksi pangan semakin terbatas dan sumber air semakin sulit
lingkungan yang ditimbulkan. Arah kebijakan KKP
didapat. Keberadaan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan
saat ini lebih mengarah pada manajemen sumberdaya
Penyuluhan Perikanan memiliki peran yang strategis dalam
budidaya berkelanjutan, salah satu strategi yang dapat
mendukung visi dan misi KKP dan BRSDM KP melalui kegiatan riset
dilakukan adalah implementasi teknologi ramah
perikanan budidaya air tawar, salah satunya yakni meningkatkan riset
lingkungan. Teknologi ramah lingkungan yang dapat
yang inovatif dan implementatif melalui riset di bidang teknologi
diterapkan dalam kondisi hemat lahan dan air, namun
budidaya perikanan air tawar.
menghasilkan produktivitas tinggi adalah teknologi RAS
(Recirculation Aquaculture System), akuaponik (Yumina
Kebutuhan protein hewani dari ikan budidaya terus meningkat
Bumina) dan IMTA (Integrated Multi Trophic
sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Solusi teknologi
budidaya dilakukan dengan jalan intensifikasi, yaitu dengan padat
Aquaculture).
tebar tinggi. Namun demikian, budidaya secara intensif
tersebut dijumpai adanya beberapa kendala yang dapat menimbulkan
terjadinya penurunan produksi ikan yang disebabkan telah terjadinya
penurunan kulaitas air akibat dari limbah aktivitas budidaya itu sendiri.
Salah satu faktor penyebab terjadinya penurunan produktivitas adalah
limbah dari aktivitas budidaya, seperti limbah N dan P yang berasal
dari sisa pakan, feses, dan urin. Di sisi lain, peningkatan jumlah
penduduk dan antropogenik (limbah domestik dan industri) juga telah
ikut berperan dalam menurunkan kualitas badan perairan seperti
sungai atau air irigasi yang merupakan sumber air utama untuk
kawasan budidaya ikan air tawar.
BALAI RISET PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DAN PENYULUHAN PERIKANAN

TEKNOLOGI RAS Teknologi akuaponik di BRPBATPP telah mengalami


beberapa perkembangan, diantaranya menggunakan sistem rakit
Teknologi RAS banyak digunakan karena dapat meningkatkan (Gambar 2), aliran atas (Gambar 3), aliran bawah (Gambar 4),
padat tebar, lebih intensif penggunaan air dan lahan, dan menghasilkan sistem pasang surut (Gambar 5), dan rasphonic (Gambar 6).
kualitas air yang lebih stabil. Keterbatasan air dan lahan saat ini Teknologi akuaponik merupakan salah satu solusi berkelanjutan
dan semakin ke depan menjadi salah satu hambatan dan kendala yang tidak hanya menghasilkan 2 produk pangan sekaligus yakni
dalam dunia perikanan. Usaha pendederan semakin tergeser dan protein hewani (ikan) dan nabati (sayur dan buah), juga dapat
terpinggirkan dengan perkembangan di wilayah perkotaan, antara lain diterapkan pada lahan sempit dan terbatas di daerah
dengan pembangunan infrastruktur dan juga perkembangan di lahan perkotaan. Selain itu teknologi akuaponik juga
perkotaan untuk pemukiman. Pendederan intensif dengan mempertimbangkan aspek lingkungan karena nutrien yang
menggunakan sistem RAS dapat membuat kualitas air menjadi lebih terbuang dari pendederan ikan semakin sedikit karena
stabil, karena limbah yang dihasilkan direduksi di dalam filter fisik dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman. Akuaponik juga
maupun filter biologis, air yang diputar kembali ke dalam wadah ikan merupakan solusi di lahan marjinal pada daerah perkotaan,
menjadi lebih bersih dan layak untuk pendederan ikan. Teknologi RAS sehingga produksi pangan konsumsi lebih dekat ke pasar.
telah diujikan pada pendederan ikan sidat stadia elver yang Teknologi akuaponik yang dirancang dengan baik mampu
dikombinasikan dengan implementasi probiotik RIFA di media air meningkatkan efisiensi penyisihan limbah, mengurangi
budidaya di Kebumen Tahun 2020 (Gambar 1). Hasil penggunaan air dan pembuangan limbah ke lingkungan, serta
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi RAS dan meningkatkan keuntungan dengan produksi ikan dan sayuran
probiotik RIFA mampu memberikan nilai kelangsungan hidup elver sekaligus. Dalam sistem akuaponik yang terintegrasi, sangat
mencapai 80,71%. Saat ini di BRPBATPP masih dilakukan kegiatan penting menemukan keseimbangan antara laju penyerapan
implementasi RAS pada stadia glass eel. Prinsip sistem resirkulasi tanaman dan jumlah pakan yang diberikan. Hal ini berkaitan
merupakan kombinasi peningkatan produktivitas dengan pengurangan dengan limbah yang dihasilkan, kebanyakan ikan mengekskresikan
penggunaan air dan pembuangan limbah. 1. sekitar 50%-70% dari nitrogen input dalam pakan, dan
konsentrasinya bergantung pada jenis ikan, stadia pemeliharaan,
dan kualitas pakan.

Gambar 2. Teknologi akuaponik Gambar 3. Teknologi akuaponik


sistem rakit sistem aliran atas

Gambar 1. Disain filter pada teknologi RAS

TEKNOLOGI AKUAPONIK

(YUMINA BUMINA)
Gambar 4. Teknologi akuaponik Gambar 5. Teknologi akuaponik
sistem aliran bawah sistem pasang surut
Teknologi akuaponik merupakan teknologi pengelolaan limbah
akuakultur ramah lingkungan, gabungan antara sistem akuakultur
dan tanaman hidroponik yang menghasilkan ikan dan sayuran dalam
satu sistem produksi. Keberhasilan penerapan teknologi akuaponik
bergantung dari disain konstruksi, rasio antara ikan dan tanaman,
jenis ikan, dan jenis tanaman. Riset dengan menggunakan
teknologi akuaponik telah dirintis dan dilakukan sejak tahun 2005.
Teknologi akuaponik Yumina Bumina pertama kali diperkenalkan
pada Hari Pangan Sedunia di Padang tahun 2012 oleh Bapak Dr.
Achmad Poernomo selaku Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan
Kelautan dan Perikanan, dan diakui dalam forum diskusi FAO di Roma BALAI RISET PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DAN PENYULUHAN
pada tahun 2014. Pada tahun 2015 teknologi Yumina Bumina telah PERIKANAN
diterapkan sebagai teknologi adaptif lokasi di 11 Propinsi di Indonesia
dan diakui di dunia dengan BRPBATPP menjadi tuan rumah bersama
FAO dari 15 negara di dunia untuk “Technical Workshop Advancing
Aquaponic: an Efficient use of Limited Resources”. Pada tahun 2019
BRPBATPP bersama FAO pun kembali menjadi tuan rumah teknologi
yumina bumina dengan adanya training “Technical training on
Aquaponics: Blue Growth for Inland Blue Economies” dengan Negara
Kenya dan Uganda.
Berbagai jenis tanaman dapat diterapkan dalam teknologi
akuaponik, diantaranya tanaman sayur (kangkung, selada, kailan,
pakcoy, caisim, dan sebagainya) serta tanaman buah (tomat, terong,
cabe, strawberry, dan sebagainya).
Gambar 6. Teknologi akuaponik rasphonic
Hasil penelitian membuktikan bahwa akuaponik mampu menuru
nkan konsentrasi limbah N terlarut berkisar antara 60-99% dan P terlarut
sebesar 50-90%.Tanaman hias air juga memiliki kemampuan yang sama
dalam menurunkan konsentrasi N dan P masing-masing berkisar antara
60–99%. Keberadaan tanaman dalam teknologi akuaponik merupakan
bagian yang sangat penting karena selain dimanfaatkan dalam
mereduksi limbah, juga menghasilkan produk samping berupa protein
nabati yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Tanaman di dalam
teknologi akuaponik menyerap nutrien dari limbah pendederan ikan
untuk pertumbuhannya. Teknologi akuaponik saat ini lebih banyak
berkembang karena dapat mendukung kondisi rill saat ini yakni
keterbatasan air dan lahan, dapat memenuhi kebutuhan protein hewani
dan nabati sekaligus, serta menghasilkan nilai tambah berupa produk
samping yakni tanaman sayur yang bernilai ekonomis.
Thank you for using www.freepdfconvert.com service!

Only two pages are converted. Please Sign Up to convert all pages.

https://www.freepdfconvert.com/membership

Anda mungkin juga menyukai