"INOVASI
TEKNOLOGI BUDIDAYA RAMAH LINGKUNGAN
PERIKANAN EFEKTIF DAN EFISIEN MENDUKUNG EKONOMI
BIRU"
EXECUTIVE SUMMARY
Peningkatan produksi perikanan dapat dicapai melalui inovasi teknologi yang efektif dan efisien, berdaya
saing tinggi serta berkelanjutan. Berbagai komponen dan paket teknologi perikanan air tawar telah banyak
dihasilkan oleh Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP).
Aplikasi teknologi yang lebih inovatif akan menjadikan sektor perikanan menjadi ladang usaha yang lebih
menarik bagi masyarakat untuk dijadikan sumber penghasilan yang menguntungkan. Dalam rangka
meningkatkan produksi perikanan tersebut, maka diperlukan inovasi teknologi yang efektif dan efisien,
berdaya saing tinggi serta berkelanjutan. Khusus untuk riset budidaya air tawar, fokus riset yang
mencakup Sustainable Aquaculture dan Inovasi teknologi adalah Teknologi budidaya ramah lingkungan,
termasuk di dalamnya Teknologi RAS (Recirculation Aquaculture System), Teknologi Akuaponik (Yumina
Bumina), dan teknologi IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture).
TEKNOLOGI AKUAPONIK
(YUMINA BUMINA)
Gambar 4. Teknologi akuaponik Gambar 5. Teknologi akuaponik
sistem aliran bawah sistem pasang surut
Teknologi akuaponik merupakan teknologi pengelolaan limbah
akuakultur ramah lingkungan, gabungan antara sistem akuakultur
dan tanaman hidroponik yang menghasilkan ikan dan sayuran dalam
satu sistem produksi. Keberhasilan penerapan teknologi akuaponik
bergantung dari disain konstruksi, rasio antara ikan dan tanaman,
jenis ikan, dan jenis tanaman. Riset dengan menggunakan
teknologi akuaponik telah dirintis dan dilakukan sejak tahun 2005.
Teknologi akuaponik Yumina Bumina pertama kali diperkenalkan
pada Hari Pangan Sedunia di Padang tahun 2012 oleh Bapak Dr.
Achmad Poernomo selaku Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan
Kelautan dan Perikanan, dan diakui dalam forum diskusi FAO di Roma BALAI RISET PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR DAN PENYULUHAN
pada tahun 2014. Pada tahun 2015 teknologi Yumina Bumina telah PERIKANAN
diterapkan sebagai teknologi adaptif lokasi di 11 Propinsi di Indonesia
dan diakui di dunia dengan BRPBATPP menjadi tuan rumah bersama
FAO dari 15 negara di dunia untuk “Technical Workshop Advancing
Aquaponic: an Efficient use of Limited Resources”. Pada tahun 2019
BRPBATPP bersama FAO pun kembali menjadi tuan rumah teknologi
yumina bumina dengan adanya training “Technical training on
Aquaponics: Blue Growth for Inland Blue Economies” dengan Negara
Kenya dan Uganda.
Berbagai jenis tanaman dapat diterapkan dalam teknologi
akuaponik, diantaranya tanaman sayur (kangkung, selada, kailan,
pakcoy, caisim, dan sebagainya) serta tanaman buah (tomat, terong,
cabe, strawberry, dan sebagainya).
Gambar 6. Teknologi akuaponik rasphonic
Hasil penelitian membuktikan bahwa akuaponik mampu menuru
nkan konsentrasi limbah N terlarut berkisar antara 60-99% dan P terlarut
sebesar 50-90%.Tanaman hias air juga memiliki kemampuan yang sama
dalam menurunkan konsentrasi N dan P masing-masing berkisar antara
60–99%. Keberadaan tanaman dalam teknologi akuaponik merupakan
bagian yang sangat penting karena selain dimanfaatkan dalam
mereduksi limbah, juga menghasilkan produk samping berupa protein
nabati yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Tanaman di dalam
teknologi akuaponik menyerap nutrien dari limbah pendederan ikan
untuk pertumbuhannya. Teknologi akuaponik saat ini lebih banyak
berkembang karena dapat mendukung kondisi rill saat ini yakni
keterbatasan air dan lahan, dapat memenuhi kebutuhan protein hewani
dan nabati sekaligus, serta menghasilkan nilai tambah berupa produk
samping yakni tanaman sayur yang bernilai ekonomis.
Thank you for using www.freepdfconvert.com service!
Only two pages are converted. Please Sign Up to convert all pages.
https://www.freepdfconvert.com/membership