Pengembangan teknologi RAS juga dipengaruhi dari pola budidaya aquaponik maupun
budidaya polibudidaya yang telah menyebar di wilayah Cina selatan sampai Asia Tenggara.
Aquaponics adalah istilah yang telah 'diciptakan' pada tahun 1970-an, tetapi dalam
praktiknya memiliki akar kuno tentang kejadian pertama dimana pulau-pulau pertanian Aztec
yang membudidayakan tanaman dikenal sebagai chinampas (pada awal tahun 1150 1350 M),
dalam suatu sistem yang oleh beberapa orang dianggap sebagai bentuk pertama aquaponik
untuk penggunaan pertanian. Dalam sistem aquaponik itu, tanaman dibesarkan di daratan
pulau yang stabil, dan kadang-kadang tanaman yang mengambang ditempatkan di danau
dangkal. Lumpur yang mengendap dan kaya nutrisi, dikeruk dari kanal chinampa dan
ditempatkan di pulau-pulau untuk mendukung pertumbuhan tanaman (Crossley 2004 dalam
Goddek, S et al. 2019).
Teknologi RAS pada prinsipnya adalah proses nitrifikasi yang tujuannya untuk mengonversi
toksik yaitu amonia dan nitrit, menjadi nitrat yang baik bagi ikan budidaya. Teknologi ini
bila dilihat dari sudut pandang lingkungan, sangat ramah lingkungan dan menjadi solusi
budidaya perikanan berkelanjutan karena jumlah air yang terbatas yang digunakan dalam
resirkulasi tentu saja penting. Dengan terbatasnya penggunaan air membuatnya lebih mudah
dan lebih murah untuk menghilangkan nutrisi yang dikeluarkan dari feses ikan maupun sisa
pakan ikan yang tidak termakan berupa Amonium (NH4) menjadi nitrit (NO 2) dan kemudian
dirubah menjadi nitrat (NO 3 ) oleh proses nitritasi dan nitratasi bakteri. Proses ini berlangsung
di lingkungan aerob.
Sistem resirkulasi sebenarnya adalah teknologi budidaya yang dikembangkan dari sistem
akuabudidaya tertutup dan sebagian resirkulasi semi tertutup dengan mendaur ulang dan
mengolah air buangan (limbah) budidaya perikanan. termasuk sistem perkolaman dalam
pemeliharaan hewan budidaya, sistem penyaringan atau filterisasi untuk menghilangkan
partikel larut dalam air serta sistem manajemen kualitas air agar air kolam budidaya lebih
terjaga dan stabil dalam kondisi prima sesuai kebutuhan hewan yang dibudidayakan.
Keberhasilan pengelolaan kualitas air yang terintegrasi menyebabkan Recirculation
Aquaculture System (RAS)/ menjadi teknik budidaya perikanan yang cukup unik, karena
Saat ini hampir semua budidaya ikan resirkulasi menyaring air keluar dari bak dalam
mikroskopi yang disebut dilengkapi dengan kain saring biasanya 40 hingga 100 mikron.
Saringan yang sederhana dapat terdiri dari bahan spon atau Dacron namun pada industri
perikanan modern penggunaan filter mekanik banyak menggunakan Drumfilter yakni
jenis microscreen yang paling umum digunakan, dan desainnya memastikan penghapusan
partikel dengan lembut. Fungsi drumfilter:
1) Air yang akan disaring memasuki drum.
2) Air disaring melalui elemen filter drum. Perbedaan ketinggian air di dalam / di luar
drum adalah kekuatan pendorong untuk penyaringan.
3) Padatan terjebak pada elemen filter dan diangkat ke area backwash oleh rotasi drum.
4) Air dari bilas nozel disemprotkan dari luar elemen filter. Bahan organik yang ditolak
dicuci dari elemen filter ke dalam baki lumpur.
5) Lumpur mengalir bersama-sama dengan air secara gravitasi keluar dari saringan
keluar dari budidaya ikan untuk pengolahan air limbah eksternal
Biofiltration
Setelah dilakukan penyaringan terhadap bahan-bahan pencemar padat yang masih terlihat
tersebut, pada step ini dilakukan treatment untuk menghilangkan bahan pencemar yang
tidak terlihat seperti amonia. Amonia merupakan gas pencemar di dalam perairan yang
berbahaya bagi ikan. Salah satu cara untuk menghilangkan amonia adalah dengan
menggunakan filter biologi salah satunya adalah melepaskan bakteri yang mampu
merubah amonia menjadi nitrogen sehingga aman dilepaskan ke lingkungan.
Kontrol dan pengaturan kadar oksigen dalam bak melingkar atau sejenisnya relatif mudah
karena kolom air terus-menerus bercampur membuat kandungan oksigen hampir sama di
mana saja di dalam bak. Ini berarti cukup mudah untuk menjaga kadar oksigen yang