Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Airaha, Vol.11, No.

02 (Dec 2022):410 – 417, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Performa Budidaya Ikan Nila (Oreochromis sp.) pada Sistem Kombinasi Bioflok dan
Resirkulasi
Performance of Nile Tilapia (Oreochromis sp.) Culture in a Biofloc Combined with a
Recirculation System

Zaenal Abidin1*), Bagus Dwi Hari Setyono1), Muhammad Brotowijoyo Santanumurti2,3)


1)
Universitas Mataram Mataram,Indonesia
2)
Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
3)
King Abdulaziz University, Jeddah, Kingdom of Saudi Arabi
*Korespondensi : zaenalabidin@unram.ac.id

Teregistrasi: 27 Oktober 2022; Diterima setelah perbaikan: 15 November 2022;


Disetujui terbit: 01 Desember 2022

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui performa teknologi budidaya sistem resirkulasi yang
dikombinasikan dengan sistem bioflok pada ikan nila (Oreochromis sp.). Performa yang
dimaksud meliputi pertumbuhan, kelangsungan hidup, konversi pakan, dan kualitas air yang
diperoleh selama pemeliharaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode uji
coba secara langsung yang disertai dengan pengamatan terhadap teknologi yang diterapkan.
Penelitian ini diawali dengan penentuan tingkat kemiringan dasar kolam dan jumlah bak
pengendapan yang dapat memberikan nilai padatan terendah. Desain kolam yang terbaik akan
digunakan untuk pemeliharaan ikan nila selama 45 hari dengan berat awal 50 g dengan
kepadatan 400 ekor. Selama pemeliharaan dilakukan pengukuran kualitas air, pengukuran
berat, pergantian air, dan pemberian pakan. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiringan dasar bak 20 dengan 2 bak pengendapan
menghasilkan tingkat padatan yang lebih rendah pada media pemeliharaan yaitu 20 sampai 30
ml/l. Pemeliharaan ikan menghasilkan ikan dengan total berat 37,1 kg. Nilai konversi pakan
yang diperoleh adalah 1,6 dengan tingkat kelangsungan hidup 92%. Kondisi kualitas air sangat
berfluktuasi khususnya untuk nilai TDS kekeruhan, dan DO yaitu masing-masing dengan
kisaran 382 – 538 ppm, 8 – 20 NTU, dan, 1,5 - 4,5 ppm. Meskipun telah menerapkan sistem
bioflok untuk menjaga kualitas air namun pergantian air tetap harus dilakukan sebanyak 30
sampai 40 % setiap lima hari pada dua minggu pertama pemeliharaan dan selanjutnya
dilakukan setiap 3 sampai 4 hari hingga panen.
Kata kunci: bak pengendapan; bioflok; ikan nila; kualitas air; resirkulasi.

ABSTRACT
The study aimed to know the performance of the recirculation system, which was combined with
the biofloc system in tilapia (Oreochromis sp.) culture. The measured performances were fish
growth, survival rate, feed conversion, and water quality. The study was conducted by applying
the technology directly and observing all necessary points during the experiment. The
experiment began with determining the tank's design related to the bottom slope and the number
of sedimentation tanks which can result in low solid concentration. The best design was chosen
to rear 400 tilapia fish with an initial weight of 50 g for 45 days. Water quality and weight gain
measurements were held during the rearing period. Water replacement and feeding were held
regularly. Collected data were analyzed using descriptive methods. The result showed that the
fish tank bottom slope of 20o with 2 sedimentation tanks had low solid concentration, around
20 to 30 ml/l. The total weight of fish that could be harvested from the tank was 37,1 kg. The
feed conversion rate was 1,6, and the survival rate was 92%. Water quality fluctuated,
especially for TDS, turbidity, and DO, respectively, of 382 – 538 ppm, 8 – 20 NTU, and 1,5 -

410
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):410 – 417, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

4,5 ppm. However, the system had applied biofloc; water replacement still was needed to
maintain the water quality. Water replacement was held every 5 days, as much as 30 to 40 %
during the first two weeks, and continued every 3 to 4 days until harvesting.
Keywords : biofloc; nile tilapia; recirculation; sedimentation tank; water quality.

PENDAHULUAN Sistem budidaya bioflok adalah sistem


budidaya yang dikembangkan agar padatan
Teknologi budidaya sistem resirkulasi
atau limbah dalam air dapat berasosiasi
adalah teknologi yang memungkinkan
dengan mikroba yang selanjutnya membentuk
penggunaan kembali air yang telah terpakai
flok yang hidup dan aktif untuk menjaga
setelah melalui proses pengolahan sehingga
kualitas air dan juga sebagai makanan untuk
kualitasnya tetap baik dan dapat mendukung
ikan. Pada sistem bioflok, tingkat kekeruhan
keberlangsungan hidup dan pertumbuhan ikan
air sangat tinggi dibandingkan dengan sistem
yang dipelihara. Sistem resirkulasi dilakukan
budidaya tanpa biofloc (Luis-Villaseñor, et
untuk menghemat penggunaan air dan untuk
al., 2015), sedang disisi lain menurut
mendapatkan kestabilan kualitas air. Secara
Ardjosoediro & Ramnarine (2002)
umum rangkaian sistem resirkulasi
pertumbuhan ikan nila akan menurun dan nilai
konvesional terdiri dari dua bagian yaitu bak
FCR akan meningkat dengan meningkatkan
pemeliharaan dan sistem pengelolaan air.
tingkat kekeruhan. Oleh karena itu
Pengelolaan air berfungsi untuk
keberadaan padatan penyebab kekeruhan
menghilangkan material yang tidak
dalam sistem sistem bioflok dapat
dikehendaki seperti : amoniak, residu organik,
berpengaruh buruk terhadap performa ikan.
padatan, dan bahan kimia lainnya. Sistem
pengeloaan air yang baik dapat mengurangi Budidaya ikan nila menggunakan sitem
tingkat pergantian air selama pemeliharaan. resirkulasi dan bioflok diharapkan dapat
mengoptimalkan kualitas air selama
Cripps & Bergheim (2000)
pemeliharaan. Shnel, et al. (2002)
menyebutkan bahwa limbah budidaya ikan
menyebutkan bahwa pada sistem resirkulasi
kebanyakan terdiri dari padatan yang
tanpa pergantian air sama sekali, produktifitas
tersuspensi yaitu berkisar 5 - 50 mg per liter
ikan nila mencapai 81 kg per m3. Lebih lanjut
yang mengandung 7 sampai 32% Nitrogen
dikatakan bahwa untuk setiap satu kg ikan
dan 30 sampai 84 % phosphor. Sumber dari
yang dihasilkan membutuhkan air 250 sampai
limbah tersebut umumnya berasal dari pakan.
1000 liter air. Sistem bioflok terbukti dapat
Pakan yang tidak termakan akan mengalami
mengurangi total ammonia, nitirit, nitrat
leaching sehingga melepaskan unsur hara ke
(Rajkumar, et al., 2016; Widanarni, et al.,
air, sedangkan pakan yang termakan namun
2012), serta membantu pengendapan padatan
tidak tercerna akan menjadi feses. Pakan yang
yang terakumulasi dalam biofloc (Hargreaves,
tercerna akan tetap mengeluarkan amoniak
2013). Beberapa penelitian menunjukkan
sebagai proses metabolisme dalam tubuh ikan.
bahwa dengan sistem bioflok, tingkat
Limbah padatan dan amoniak dapat
pergantian air dapat dikurangi atau bahkan
menganggu pertumbuhan dan kesehatan ikan
tidak dilakukan sama sekali. Dengan
sehingga harus diminimalisir keberadaannya.
kombinasi sistem resirkulasi dan bioflok
Dalam sistem resirkulasi diperlukan fasilitas
maka diharapkan dapat diterapkan budidaya
tambahan seperti bak pengendapan, bak filter
ikan nila sistem resirkulasi yang lebih
fisik dan filter biologi. Penggunaan fasilitas
sederhana yaitu tanpa menggunakan sistem
tambahan tersebut tidak mudah untuk
penyaringan air yang kompleks dengan
diaplikasikan oleh petani yang memiliki
tingkat penggantian air yang rendah namun
sumber daya yang terbatas, oleh karena itu
diperlukan teknologi yang lebih sederhana tetap efektif untuk mendukung pertumbuhan
ikan yang dipelihara. Hal ini dapat dicapai
dan aplikatif untuk ditetapkan oleh petani.
dengan mendesain kemiringan dasar kolam

411
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):410 – 417, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

ikan sehingga padatan dapat dengan mudah Penentuan desain wadah budidaya
untuk dikumpulkan. Wadah dibuat berbentuk bundar dengan
Pada sistem yang akan diuji ini, diameter 1,2 m dan tinggi 1 m. Wadah dibuat
diharapkan bakteri yang hidup secara dari terpal sehingga mudah dimodifikasi jika
berkoloni akan menangkap padatan yang akan dilakukan perubahan desain khususnya
tersuspensi sehingga massa padatan menjadi pada tingkat kemiringan dasar.
semakin besar dan mudah untuk mengendap Bak pemeliharaan ikan dilengkapi
serta terkumpul di bak pengendapan. Padatan dengan bak pengendapan yang berbentuk
yang berlebihan dan tidak sempat termakan tabung dengan diameter 20 cm dan tinggi 1 m.
oleh ikan akan mengendap di dasar dan Jumlah bak pengendapan yang digunakan
selanjutnya dapat dengan mudah untuk adalah sebanyak 3 buah. Layout wadah dapat
dibuang. Bakteri yang hidup pada padatan dilihat pada Gambar 1. Air disirkulasikan
tersuspensi seharusnya juga berperan sebagai melalui ketiga bak pengendapan dengan
biofilter yang dapat mengurangi kandungan menggunakan pompa yang berkekuatan 1300
amoniak dalam air (Hargreaves, 2013). liter per jam. Volume air dalam bak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pemeliharaan ikan adalan 900 liter, sedangkan
performa teknologi budidaya sistem pada setiap bak pengendapan bervolume 25
resirkulasi yang dikombinasikan dengan liter.
sistem bioflok pada ikan nila (Oreochromis
sp.). Performa yang dimaksud meliputi
pertumbuhan, kelangsungan hidup, konversi
pakan, dan kualitas air yang diperoleh selama
pemeliharaan.

METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode uji coba secara
langsung yang disertai dengan pengamatan
terhadap teknologi yang diterapkan. Gambar 1. Desain wadah budidaya
Penelitian di lakukan di Laboratorium
Perikanan Program Studi Budidaya Perairan Pemeliharaan ikan dilakukan selama 5
Universitas Mataram. Penelitian ini terdiri hari untuk setiap kombinasi kemiringan (10
dari dua tahapan. Tahap pertama adalah dan 20) dan jumlah bak pengendapan (1, 2,
penentuan kemiringan dasar kolam tempat dan 3 unit). Ikan sebanyak 400 ekor diberi
ikan dan jumlah bak pengendapan. pakan sampai kenyang setiap pagi dan sore
Kemiringan yang dicobakan yaitu 10 dan 20 hari. Tingkat padatan pada hari pertama diatur
yang dikombinasikan dengan penggunaan bak sebanyak 10 ml per liter. Nilai padatan diukur
pengendapan sebanyak 1, 2, dan 3 unit bak setiap hari selama 5 hari menggunakan corong
pengendapan. Penentuan kemiringan dasar imhoff. Kisaran nilai padatan tertinggi dicatat
kolam terbaik dan jumlah bak pengendapan untuk selanjutnya digunakan untuk
ditentukan berdasarkan jumlah padatan pada menentukan tingkat kemiringan dan jumlah
air pemeliharaan kolam. bak pengendapan yang paling efisien.

Tahap kedua adalah melakukan Pemeliharaan ikan


pemeliharaan ikan menggunakan bak yang Berdasarkan hasil yang diperoleh pada
didesain sesuai dengan hasil penelitian tahap tahap pertama, maka pemeliharaan ikan
pertama. Pemeliharaan dilakukan untuk dilakukan dengan menggunakan kemiringan
melihat jumlah ikan yang bisa dihasilkan dan dasar kolam 20 dengan 2 bak pengendapan.
berbagai perubahan parameter kualitas air. Ikan nila Oreochromis sp. diperoleh dari

412
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):410 – 417, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Balai Benih Ikan Batu Kumbung, Lombok Tabel 1. Kisaran Padatan Tertinggi
Barat. Berat awal ikan yang ditebar adalah Kemiringan dasar () Kisaran nilai
berkisar 40 sampai 70 g per ekor atau dengan / jumlah bak tertinggi jumlah
berat rata rata 50+10 g per ekor sebanyak 400 pengendapan padatan ml/l
ekor. Ikan diberi makan sampai kenyang o
10 /1 30-40
sebanyak 3 kali sehari yaitu pada jam 08.30, o
10 /2 25-35
13.00, dan 16.30. Pembuangan padatan yang 10o/3 20-30
mengendap di bak pengendapan dilakukan o
20 /1 30-40
setiap hari sebelum pemberian pakan pada 20o/2 20-30
pagi hari dan setelah pemberian pakan pada o
20 /3 20-30
sore hari. Probiotik sebagai sumber bakteri
adalah Lactobacillus case dan Saccharomyces Berdasarkan nilai yang diperoleh pada
cerevisiae dan gula pasir sebagai sumber Tabel 1, kisaran padatan tertinggi pada
karbon diberikan setiap 4 hari dengan dosis kemiringan dasar kolam pemeliharaan ikan
masing masing 20 mg per liter dan 6 mg per 10 dan 20 tidak terlalu jauh berbeda.
liter. Pergantian air dilakukan tergantung Menurut Lee, et al. (2013), kemiringan dasar
pada kondisi kualitas air. bak yang baik dan memungkinkan terjadinya
self-cleaning adalah 20. Dalam penelitian ini,
Kualitas air yang diukur meliputi, suhu kemiringan dasar tampaknya tidak banyak
(termometer), amoniak (amoniak kit), pH (pH mempengaruhi tingkat pengurangan bahan
meter), TDS (TDS meter), dan kekeruhan padatan. Hal ini diduga disebabkan karena
(turbidimeter). Kandungan kandungan ikan akan selalu bergerak di dasar dan
oksigen diukur diukur dengan DO meter di mengaduk kotoran yang akan mengendap dan
hari ke 1, 5, 6, 10, 18, 19, 25, 30, 31, dan 44. keluar menuju kolam penampungan. Menurut
Pengukuran dilakukan sebelum pemberian Schumann (2021) bahwa pergerakan ikan
pakan, pada menit ke 5 sampai 10, dan setelah dapat menyebabkan turbulensi air yang
menit ke 15 saat pemberian pakan, dan satu menyebabkan padatan menjadi berukuran
jam setelah pemberian pakan selesai lebih kecil, dan padatan yang lebih kecil lebih
dilakukan. susah mengendap. Selain itu adanya
Analisa data pengaerasian yang kuat juga menyebabkan
gangguan terhadap proses pengendapan.
Data pertumbuhan dihitung dengan
menggunakan rumus berikut (Abidin, et al., Jumlah bak pengendapan memberikan
2022) : pengaruh terhadap pengurangan jumlah
padatan. Penggunaan dua atau tiga unit bak
pengendapan masih lebih baik dibandingkan
dengan hanya menggunakan satu unit bak
pengendapan. Penggunaan satu unit bak
pengendapan menyebabkan jumlah padatan
yang terkumpul di dasar bak pengendapan
sangat banyak. Gerakan air yang masuk ke
dalam bak menyebabkan terjadinya turbulensi
pada kolom air yang dapat mencapai
permukaan endapan. Endapan tersebut
Data yang diperoleh ditabulasi dan selanjutnya akan bergerak kembali ke kolom
dianalisa secara deskriptif. air dan kembali ke dalam bak pemeliharaan
ikan. Pada penggunaan 2 dan 3 unit bak
HASIL DAN PEMBAHASAN pengendapan, padatan yang teraduk di bak
Hasil ujicoba desain wadah terhadap pertama mempunyai kesempatan untuk
konsentrasi padatan di kolam pemeliharaan mengendap di bak ke dua. Pada bak
ditampilkan pada Tabel 1. pengendapan kedua, kotoran yang menumpuk

413
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):410 – 417, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

tidak sebanyak pada bak pertama. Frekuensi stress yang sangat tinggi akibat perbedaan
pembuangan kotoran dua kali sehari pada pagi kondisi lingkungan yang ekstrem antara
dan sore hari memungkinkan untuk sumber benih yaitu dari kolam tanah dan
menghilangkan seluruh endapan pada bak tempat penebaran yaitu di kolam terpal. Selain
kedua sebelum endapan tersebut dapat itu, tingginya tingkat kekeruhan air, tingkat
teraduk oleh turbulensi akibat gerakan air. kepadatan yang tinggi serta ruang yang sempit
kemungkinan berkontribusi terhadap tingkat
Hasil uji coba pemeliharaan ikan nila
stress yang menyebabkan kematian ikan.
dapat dilihat pada Tabel 2. Kepadatan tebar
yang diterapkan adalah 400 ekor atau setara Pertumbuhan rata-rata ikan yang
dengan 444 ekor per m3 atau setara dengan diperoleh adalah 51 g selama 45 hari atau
354 ekor per m2 atau setara dengan 22,2 kg per sebesar 1,1 g per hari. Penelitian yang
m3. Kepadatan tersebut tergolong dalam dilakukan oleh Widanarni et al. (2012)
kepadatan intensive. Pada pemeliharaan ikan menunjukkan bahwa ikan nila dengan ukuran

Tabel 2. Performasi Ikan nila selama 45 hari pemeliharaan


No. Parameter Hasil
1. Kepadatan tebar (volume kolam 900 liter) 400 ekor
2. Total berat awal 20 kg
3. Berat awal rata-rata per ekor 50 +10 g
4. Berat akhir rata-rata per ekor 101+26g
5. Total berat akhir 37,1 kg
6. Total pertambahan berat 17,1kg
7. Pertumbuhan relative 1,1 g per hari
8. Kelangsungan hidup 92%
9. Total konsumsi pakan 27,4 kg
10. Konversi pakan 1,6

Tabel 3. Kualitas Air


Parameter kualitas air Nilai Referensi
Suhu 26 – 29(oC) 25 – 32a
pH 7 – 8,1 6,5 – 8,5a
TDS 382 – 538 ppm < 500 mg/lb
Kekeruhan 8 - 20 NTU 20-50 ml per Lc
Amonia < 0,5 ppm < 0,91d
DO 1,5 – 4,5 > 3a
aSNI 7550:20009; bHaredi, et al. (2020);cEmerenciano, et al. (2017); dHargreaves, Kucuk (2001).

nila sistem resirkulasi yang hampir tertutup awal sekitar 78 g dapat tumbuh 1,3 g per hari
dapat mencapai 35,6 kg per m3 sampai 46,4 kg dengan masa pemeliharaan 14 minggu, selain
per m3 (Gullian & Arámburu, 2013; Mota, et itu penelitian tersebut menunjukkan bahwa
al., 2015) tingkat pertumbuhan pada sistem bioflok
lebih rendah dari pada sistem non bioflok.
Kelangsungan hidup selama 45 hari
Pada penelitian yang sama diperoleh bahwa
adalah 92%. Penelitian sebelumnya
semakin tinggi kepadatan maka total
menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan
pertambahan berat juga akan semakin rendah.
hidup ikan nila pada sistem bioflok mencapai
Produksi ikan yang dihasilkan dalam
90 sampai 98% dan lebih tinggi dari sistem
penelitian ini adalah setara dengan 41,2 kg per
tanpa bioflok (Ekasari, et al., 2015; Widanarni
ton air.
et al., 2012). Kematian tertinggi terjadi pada
awal pemeliharaan. Diduga ikan mengalami
414
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):410 – 417, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Nilai konversi pakan yang diperoleh Kekeruhan yang tinggi berhubungan


adalah 1,6. Tingginya nilai konversi pakan erat dengan tingkat padatan yang terlarut
disebabkan karena tingkat pertumbuhan yang dalam air. Pembentukan bioflok sangat
rendah. Nilai konversi pakan pellet pada ikan berkontribusi terhadap tingginya nilai
nila dapat berkisar antara 1,5 sampai 2,5 kekeruhan yang diperoleh (Romano, et al.,
(Sayed, 2013). 2020).
Hasil penelitian Widanarni et al., (2012) Kisaran kandungan oksigen yang sangat
menyebutkan bahwa nilai efisensi pakan pada besar disebabkan karena terjadinya penurunan
sistem bioflok cenderung lebih tinggi kandungan oksigen pada saat pemberian
dibandingkan dengan sisten non bioflok. pakan (Tabel 4). Penurunan kandungan
Dalam penelitian ini bioflok sebagai sumber oksigen terjadi sesaat setelah pemberian
makanan tidak dimanfaatkan dengan baik pakan dilakukan, dan kemudian akan semakin
oleh ikan untuk menurunkan tingkat menurun hingga mencapai 1,4 ppm. Pada saat
penggunaan pakan pelet. Padahal menurut makan, laju konsumsi oksigen pada ikan akan
Emerenciano et al. (2017) bioflok merupakan meningkat, sedangkan disisi lain difusi
sumber protein alami yang tersedia secara in oksigen ke dalam air sangat lambat yang
situ 24 jam setiap hari. Penelitian lainnya disebabkan oleh tingginya nilai TDS dan
menunjukkan bahwa konversi pakan kekeruhan air. Nilai konsentrasi padatan yang
Oreochromis niloticus pada sistem bioflok tinggi (bioflok) akan mempengaruhi
adalah 1,0 (Day, et al., 2016) sedangkan pada konsumsi oksigen oleh bakteri heterotropic
sistem resirkulasi mencapai 1,3 (Hisano, et sehingga menyebabkan penurunan oksigen.
al., 2021). Penelitian Tawaha, et al. (2021) Nilai DO yang rendah dapat menyebabkan
menunjukkan bahwa pada kepadatan yang menurunya tingkat konsumsi pakan
tinggi konversi yang diperoleh akan lebih (Subramanian, 2013)
tinggi dibandingkan dengan kepadatan yang Tabel 4. Kandungan oksigen pada berbagai
rendah. kondisi
Hasil pengukuran kualitas air dapat No. Oksigen
Kondisi ikan/ Fish
dilihat pada Tabel 3. Suhu terendah terjadi terlarut
circumstance
pada pagi sekitar pukul 03.00 WITA hingga (ppm)
06.00 WITA. Fluktuasi suhu masih berada 1. Sebelum pemberian 3,4 - 3,8
dalam kisaran yang optimal yaitu 25 sampai pakan (kondisi normal)
30oC (Sayed, 2019). Kisaran pH selama 2. Lima sampai sepuluh 2,8
pemeliharaan masih ideal untuk sistem menit saat pemberian
bioflok yaitu 6,8 sampai 8,0 (Emerenciano et pakan
al., 2017). 3. Lima belas menit 1,4 – 1,6
pemberian pakan
Nilai TDS yang dihasilkan adalah 382 4. Satu jam setelah 1,6 – 2,0
sampai 538 ppm. Nilai TDS terendah pemberian pakan selesai
diperoleh pada saat setelah pergantian air
dilakukan dengan volume lebih dari 30 % dan Kandungan oksigen akan semakin
selanjutnya akan meningkat dan cenderung menurun seiring dengan semakin tingginya
berada pada kisaran yang tinggi yaitu 450 kekeruhan air. Penambahan aerasi sebanyak 4
sampai 538 ppm. Amoniak yang diperoleh titik menjadi 8 titik aerasi tidak mampu untuk
lebih kecil dari 0,5 ppm. Konsentrasi amoniak mempertahankan kandungan oksigen agar
yang optimal untuk sistem bioflok adalah 1 tetap optimal di dalam air, khususnya pada
ppm (Emerenciano et al., 2017) dan untuk saat dilakukan pemberian pakan. Menurut
ikan nila, amoniak dengan konsentrasi 0,91 Subramanian (2013) bahwa konsumsi oksigen
ppm dalam waktu tertentu tidak berpengaruh akan meningkat saat ikan mengkonsumsi
negatif terhadap ikan (Hargreaves & Kucuk, makanan, namun disisi lain difusi oksigen dari
2001). udara terhambat karena tingginya tingkat

415
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):410 – 417, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

kekeruhan air. Oleh karena itu agar kondisi air Jamaica red tilapia strain.
tetap optimal maka dilakukan pergantian air Aquaculture. 212, 159-165.
sebanyak 30 sampai 40 % setiap 5 hari pada Cripps, S.J., Bergheim, A., 2000. Solids
saat 2 minggu pertama pemeliharaan dan management and removal for
selanjutnya setiap 3 sampai 4 hari hingga intensive land-based aquaculture
panen. production systems. Aquacultural
Engineering. 22, 33-56.
SIMPULAN
Day, S.B., Salie, K., Stander, H.B., 2016. A
Sistem resirkulasi yang dikombinasikan
growth comparison among three
dengan sistem bioflok dapat diterapkan untuk
commercial tilapia species in a biofloc
memproduksi ikan nila. Kemiringan dasar
system. Aquaculture International. 24,
kolam tidak mempengaruhi penghilangan
1309-1322.
padatan namun efisiensi jumlah unit bak
pengendapan tetap harus dipertimbangkan Ekasari, J., Rivandi, D.R., Firdausi, A.P.,
karena penambahan jumlah bak tidak selalu Surawidjaja, E.H., Zairin, M., Bossier,
sebanding dengan tingkat penghilangan P., De Schryver, P., 2015. Biofloc
padatan. technology positively affects Nile
tilapia (Oreochromis niloticus) larvae
Tingginya tingkat kekeruhan dalam
performance. Aquaculture. 441, 72-
teknologi ini dapat menjadi faktor yang
77.
berpengaruh negatif terhadap performa sistem
budidaya resirkulasi yang dikombinasikan El-Sayed, A.-F.M., 2013. On-farm feed
dengan bioflok. Oleh karena itu pergantian air management practices for Nile tilapia
secara teratur harus dilakukan yaitu rata-rata (Oreochromis niloticus) in Egypt.
30 sampai 40 % setiap 3 sampai 5 hari. FAO Fisheries and Aquaculture
Technical Paper. 583, 101-129.
DAFTAR PUSTAKA El-Sayed, A.-F.M., 2019. Tilapia culture.
Abidin, Z., Huang, H.-T., Hu, Y.-F., Chang, J.- Academic Press, Alexandria, Egypt.
J., Huang, C.-Y., Wu, Y.-S., Nan, F.- Emerenciano, M.G.C., Luis Rafael Martínez,
H., 2022. Effect of dietary C., Marcel, M.-P., Anselmo, M.-B.,
supplementation with Moringa 2017. Biofloc Technology (BFT): A
oleifera leaf extract and Lactobacillus Tool for Water Quality Management in
acidophilus on growth performance, Aquaculture. in: Hlanganani, T. (Ed.),
intestinal microbiota, immune Water Quality. IntechOpen, Rijeka,
response, and disease resistance in pp. Ch. 5.
whiteleg shrimp (Penaeus vannamei).
Gullian, K.M., Arámburu, A.C., 2013.
Fish & Shellfish Immunology. 127,
Performance of Nile tilapia
876-890.
Oreochromis niloticus fingerlings in a
Al Tawaha, A.R., Wahab, P.E.M., Jaafar, H.B., hyper-intensive recirculating
Zuan, A.T.K., Hassan, M.Z., 2021. aquaculture system with low water
Effects of fish stocking density on exchange. Latin American journal of
water quality, growth performance of Aquatic research. 41, 150-162.
tilapia and yield of butterhead Lettuce
Haredi, A.M.M., Mourad, M., Tanekhy, M.,
grown in decoupled recirculation
Wassif, E., Abdel-Tawab, H.S., 2020.
aquaponic systems. Journal of
Lake Edku pollutants induced
Ecological Engineering. 22.
biochemical and histopathological
Ardjosoediro, I., Ramnarine, I.W., 2002. The alterations in muscle tissues of Nile
influence of turbidity on growth, feed Tilapia (Oreochromis niloticus).
conversion and survivorship of the

416
Jurnal Airaha, Vol.11, No.02 (Dec 2022):410 – 417, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Toxicology and Environmental Health quality, biofloc composition and


Sciences. 12, 247-255. growth performance in Litopenaeus
vannamei (Boone, 1931). Aquaculture
Hargreaves, J.A., 2013. Biofloc production
Research. 47, 3432-3444.
systems for aquaculture. Southern
Regional Aquaculture Center Romano, N., Surratt, A., Renukdas, N.,
Stoneville, MS, Israel. Monico, J., Egnew, N., Sinha, A.K.,
2020. Assessing the feasibility of
Hargreaves, J.A., Kucuk, S., 2001. Effects of
biofloc technology to largemouth bass
diel un-ionized ammonia fluctuation
Micropterus salmoides juveniles:
on juvenile hybrid striped bass,
Insights into their welfare and
channel catfish, and blue tilapia.
physiology. Aquaculture. 520,
Aquaculture. 195, 163-181.
735008.
Hisano, H., Barbosa, P.T.L., de Arruda Hayd,
Schumann, M.F., 2021. Suspended Solids in
L., Mattioli, C.C., 2021. Comparative
Salmonid Aquaculture: Extended
study of growth, feed efficiency, and
Insights and New Approaches for
hematological profile of Nile tilapia
Control, Mathematisch-
fingerlings in biofloc technology and
Natuwissenchaftliche Sektion
recirculating aquaculture system.
Tropical Animal Health and Fachereich Biologie. Universitat
Konstanz, Germany, pp. 50.
Production. 53, 60.
Shnel, N., Barak, Y., Ezer, T., Dafni, Z., van
Lee, J.-V., Loo, L., Chuah, Y., Tang, P., Yong,
Rijn, J., 2002. Design and
C., Chen, H., 2013. The design of a
performance of a zero-discharge
culture tank in an automated
tilapia recirculating system.
recirculating aquaculture system.
Aquacultural Engineering. 26, 191-
International Journal of Engineering
203.
Applied Sciences. 2, 67-77.
Subramanian, S., 2013. Feed intake and
Luis-Villaseñor, I.E., Voltolina, D., Audelo- oxygen consumption in fish, Animal
Naranjo, J.M., Pacheco-Marges, M.R., Science. Wageningen University,
Herrera-Espericueta, V.E., Romero- Netherland, Wageningen.
Beltrán, E., 2015. Effects of Biofloc
Widanarni, Ekasari, J., Maryam, S., 2012.
Promotion on Water Quality, Growth,
Evaluation of Biofloc Technology
Biomass Yield and Heterotrophic
Application on Water Quality and
Community in Litopenaeus Vannamei
Production Performance of Red
(Boone, 1931) Experimental Intensive
Tilapia Oreochromis sp. Cultured at
Culture. Italian Journal of Animal
Different Stocking Densities. Hayati
Science. 14, 3726.
Journal of Biosciences. 19, 73-80.
Mota, V.C., Limbu, P., Martins, C.I.M., Eding,
E.H., Verreth, J.A.J., 2015. The effect
of nearly closed RAS on the feed
intake and growth of Nile tilapia
(Oreochromis niloticus), African
catfish (Clarias gariepinus) and
European eel (Anguilla anguilla).
Aquacultural Engineering. 68, 1-5.
Rajkumar, M., Pandey, P.K., Aravind, R.,
Vennila, A., Bharti, V.,
Purushothaman, C.S., 2016. Effect of
different biofloc system on water

417

Anda mungkin juga menyukai