ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zona Potensial battom Gill Net Millenium yang
tersebar di perairan kepulauan Sangkarrang. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-
September 2019 di perairan Kecamatan Kepulauan Sangkarrang dengan lokasi fishing base
5°6’13.2664“LS dan 119°25’59.2453“BT. Data dikumpulkan dengan mengikuti kegiatan
penangkapan ikan, observasi dan wawancara dengan responden nelayan. Data koordinat
penangkapan dan hasil tangkapan, selain itu, data juga diperoleh dengan mengunduh pada
ocean color berupa data suhu permukaan laut dan klorofil-a yang diolah dengan
menggunakan software ArcGis pembuat peta. Adapun hasil penelitian didapatkan empat titik
Pertama 5o2’15”-5o2’55”LS dan 119o24’30”-119o25’0”BT, Kedua 5o2’55”-5o3’40”LS dan
119o24’59”-119o25’10”BT Ketiga 5o5’7”-5o5’52”LS dan 119o23’35”-119o24’0” BT dan Ke
empat 5o5’7”-5o5’52”LS dan 119o23’35”-119o24’0” BT . Untuk zona potensial penangkapan
ikan I dan II di dominasi oleh kapal motor tempel <1 gt sedangkan pada zona potensial III
dan IV Kapal motor 3 gt menggunakan Jaring Insang dasar.
Kata Kunci: Zona Potensial, Ikan Demersal; Jaring Insang Dasar, Kapal Motor.
ABSTRACT
This study aims to determine the potential zone of Millenium bottom Gill Net which is
scattered in the waters of the Sangkarrang Islands. The research was conducted in April-
September 2019 in the waters of the Sangkarrang Islands District with a fishing base location
of 5 ° 6'13.2664 "LS and 119 ° 25'59.2453" East Longitude. Data were collected by
participating in fishing activities, observation and interviews with fishermen respondents. The
catch coordinate data and the catch, besides that, the data is also obtained by downloading
the ocean color in the form of sea surface temperature data and chlorophyll-a which is
processed using the ArcGis map maker software. The research results obtained four points.
First 5o2'15 "-5o2'55" LS and 119o24'30 "-119o25'0" East Longitude, Second 5o2'55 "-
5o3'40" LS and 119o24'59 "-119o25'10" BT Third 5o5'7 "-5o5'52" LS and 119o23'35 "-
119o24'0" East Longitude and the fourth 5o5'7 "-5o5'52" LS and 119o23'35 "-119o24'0" BT.
For potential fishing zones I and II are dominated by outboard motor boats <1 gt while in
potential zones III and IV 3 gt motor boats use basic gill nets.
Keywords: Potential Zone, Demersal Fish; Bottom Gill Net, Motor Boat.
209
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 209 – 216, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
alat ini di sesuaikan dengan jenis ikan yang 11.861,5 ton dan Rp.162.318.870.000.
akan di tangkap. (Kawarnidi, Labaro, & Sumberdaya beragam mulai dari
Silloy, 2018) sumberdaya pelagis, demersal dan ikan
Bottom Gill Net Millenium memiliki Karang
jaring menyerupai empat persegi panjang. Penginderaan jarak jauh digunakan
Setiap mata jaring ukuran yang sama, untuk pemantauan sumberdaya wilayah
panjang jaring lebih besar di bandingkan pesisir dan laut yang dapat di monitor dengan
dengan ukuran lebar nya, Jumlah mesh size jarak jangkauan yang cukup luas (Nurdin, et
pada arah panjang jaring memiliki ukuran al, 2017). Pada Hasil penelitian ini
yang besar di bandingkan ukuran mesh diharapkan dapat memberikan informasi
depth. (Burdam, Sompie, & Manoppo, 2014) baik kepada nelayan tradisional dan
lembaran jaring, pemberat pada bagian masyarakat, mengenai zona potensial
bawah sementara pelampung berada di panangkapan ikan demersal yang potensial
bagian atas. Dorongan yang berlawanan dengan menggunakan alat tangkap jarring
arah, dengan pelampung yang bergerak naik insang dasar di perairan kepulauan
dan pemberat menuju kebawah dengan berat sangkarrang Kota Makassar
jaring di dalam air sehingga jaring mulai
terbentang (Syofyan, Syaifuddin, & METODE PENELITIAN:
Cendana, 2010) Metode Penelitian yang di gunakan
Wilayah Kota Makassar tersebar di 15 adalah Kuantitatif deskriptif dengan
wilayah kecamatan dan 143 wilayah mengukur tingkat variabel pada populasi atau
kelurahan dan memiliki jumlah penduduk sampel yang di jadikan objek penelitian.
sebanyak 1.223.540 jiwa. Masyarakat yang Paraemeter yang akan di amati yaitu faktor
bertamatapencaharian nelayan yang terdapat oceanografi dan Jalur penangkapan Ikan.
di Kota Makassar tahun 2017 sebanyak Waktu dan Lokasi
17.225 jiwa. Jumlah Rumah Tangga Penelitian telah dilaksanakan pada
Produksi (RTP) 3.092 RTP. Sedangkan Bulan Juni - September 2019. Pada perairan
jumlah armada penangkapan ikan yang kepulauan sangkarrang dengan fishing base
terdapat di Kota Makassar. (Koddeng, 2011) 5°6’13.2664“LS, dan 119°25’59.2453“BT
sebanyak 3.245 unit dan jumlah alat tangkap Titik lokasi di ambil dengan menggunakan
yang dioperasikan 5.383 unit. Jumlah GPS Echosounder Garmin 585 untuk
produksi perikanan laut dan nilai produksi menetukan Lokasi Fishing Base dan Fishing
perikanan laut Kota Makassar sebesar Ground.
210
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 209 – 216, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
211
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 209 – 216, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
212
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 209 – 216, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
Gambar 4. Peta Daerah Penangkapan Ikan Bottom Gill Net pada Bulan April, Mei, Juni
dan Juli 2019
sendiri melalui proses fotosintesis. tangkap, sehingga banyak sumberdaya ikan
Fitoplanktond dimakan oleh zooplankton. kecil belum layak tertangkap. melakukan
Selanjutnya zooplankton dimakan oleh ikan operasi penangkapan ikan yang efektif dan
cucut, dan ikan terbang. Pemangsaan terus selektif sesuai dengan prinsip kelestarian
meningkat ke tingkat trofik yang lebih tinggi sumberdaya ikan. Tantangan nelayan yaitu
yaitu predator dan predator puncak. Keterbatasan sumberdaya ikan dan
(Radiarta, 2014) meningkatnya biaya operasi penangkapan
Berdasarkan Gambar 4 Dapat dilihat ikan (Jamal, 2015)
bahwa ada 4 daerah yang merupakan zona Menekan biaya operasi penangkapan
potensial penangkapan ikan dengan alat ikan terutama pada pengoperasian alat
tangkap Gill Net, dimana pada zona pertama tangkap gill net yang pengoperasian nya
berada pada 119o24’30”-119o25’0” dan sederhana dan selektif. Alat tangkap ini
5o2’15”-5o2’55”, zona potensial yang kedua merupakan lembaran jaring berbentuk empat
berada pada 119o24’59”-119o25’10” dan persegi panjang. (Khikmawati,
5o2’55”-5o3’40”, zona potensial ketiga Martasuganda, & Sondita, 2018) Ukuran
berada pada selang koordinat 119o23’35”- mata jaring disesuaikan dengan ikan target
119o24’0” dan 5o5’7”-5o5’52” dan zona dapat menangkap ikan dengan layak tangkap
potensial keempat berada pada 119o22’45”- untuk menjaga kelestarian ekosistem.
119o23’25” dan 5o8’5”-5o8’35”. Dalam Hal Jalur Penangkapan Ikan dan
mendukung Pengoperaian alat tangkap untuk Penempatan Alat Penangkapan Ikan
meningkatkan hasil tangkapan maka di berdasarkan Permen - KP No. 71 tahun 2016
lakukan pembagian jalur-jalur penangkapan yang diatur meliputi ukuran kapal penangkap
menurut SK. Menteri No. 607/1976 adalah ikan yang dapat beroperasi di wilayah
jalur penangkapan ikan I sepanjang 3 mil dari perairan termasuk kapal motor di bawah
pantai, jalur penangkapan ikan II yaitu 4 mil ukuran 5 GT hingga kapal motor berukuran
dari jalur I, jalur penangkapan ikan III sejauh diatas 30 GT. Jumlah zona potensial
5 mil dari jalur II, jalur penangkapan ikan IV penangkapan ikan di peroleh dari responden
berada diluar jalur III, dan jalur khusus bagi dan jenis kapal yang melakukan operasi
nelayan tradisional. (Harahap & Yanuarsyah, penangkapan ikan pada daerah tersebut.
2012). Permasalahan utama dalam menjaga Pada Gambar 5 zona potensial
kelestarian sumberdaya ikan yaitu selektifitas penangkapan 1 ikan di dominasi oleh kapal
dalam memlih ukuran mata jaring alat motor tempel dengan mengoperasikan alat
213
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 209 – 216, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
tangkap jaring insang dasar dengan koordinat nelayan yang menggunakan kapal motor 3-5
119o24’30”-119o25’0” dan 5o2’15”-5o2’55” gt dengan alat tangkap jaring insang dasar
menangkap ikan pada sekitar area karang. dengan presentase 45 persen.
Kapal Motor Kapal Motor
3% Tempel 1 GT 2% 15% Tempel 1 GT
215
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 209 – 216, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
Indonesia. Fisheries Research. Susilo, E., Islamy, F., Saputra, A. J., Hidayat,
https://doi.org/10.1016/j.fishres.2017.07 J. J., Zaky, A., & Suniada, K. I. (2015).
.029 Pengaruh Dinamika Oseanografi
Purnama, N. R., Simbolon, D., & Terhadap Hasil Tangkapan Ikan
Mustaruddin, M. (2016). Pola Pelagis PPN Kejawanan dari Data
Pemanfaatan Daerah Penangkapan Satelit Oseanografi. Seminar Nasional
Ikan Untuk Mereduksi Konflik Perikanan Dan Kelautan V.
Perikanan Tangkap di Perairan Utara Syofyan, I., Syaifuddin, & Cendana. (2010).
Aceh. Jurnal Teknologi Perikanan Dan Studi Komperatif Alat Tangkap Jaring
Kelautan. Insang Hanyut (drift Gill Net) Bawal
https://doi.org/10.24319/jtpk.6.149-158 Tahun 1999 dengan Tahun 2007 di
Radiarta, I. (2014). Hubungan Antara Desa Meskom Kecamatan Bengkalis
Distribusi Fitoplankton Dengan Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau.
Kualitas Perairan Di Selat Alas, Perikanan dan Kelautan 15,1.
Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Zainuddin, M., Farhum, S. a, Nelwan, a,
Barat. Bumi Lestari. Selamat, M. B., Hidayat, S., &
Rashidy, E. A., Litaay, M., Salam, M. A., & Sudirman. (2015). Karakteristik Daerah
Ruslan Umar, M. (2013). Komposisi Potensial Penangkapan Ikan Cakalang
Dan Kelimpahan Fitoplankton di di Teluk Bone-Laut Flores Berdasarkan
Perairan Pantai Kelurahan Tekolabbua, Data Satelit Suhu Permukaan Laut Dan
Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Klorofil-A Pada Periode Januari-Juni
Pangkep,Provinsi Sulawesi Selatan. 2014. Jurnal IPTEKS PSP.
Jurnal Alam Dan Lingkungan Agustus.
216