Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PENDAHULUAN PENGINDRAAN JAUH PERIKANAN TANGKAP

REVIEW JURNAL

Judul SEBARAN SPL KAITANNYA DENGAN HASIL


TANGKAPAN IKAN CAKALANG (KATSUWONUS
PELAMIS) DI PERAIRAN ACEH
Vol dan Vol. 10 dan Hal: 11-22
Halaman
ISSN P-ISSN 2087-4235
Tahun Terbit 2019
Penulis M. Habib EY, Nofrizal, dan Mubarak
Reviewer Andi Aisyah Pala Margunani L051171519
Tanggal 29 Oktober 2019

Penginderaan Jauh (remote sensing) adalah ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi tentang suatu objek daerah, atau fenomena melalui analisis data yang
diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau 
fenomena yang  dikaji.  (Lillesand dan Kiefer, 2004). Data citra satelit penginderaan
jauh banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan penelitian dan aplikasi di
berbagai sektor. Dalam konteks pengelolaan perikanan dengan pendekatan berbasis
ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries Management/EAFM) secara global,
harian dan sistematis, citra resolusi temporal tinggi yang diperoleh dari satelit
penginderaan jauh mampu menyediakan sumber data yang baik sebagai masukan
dalam mempertimbangkan habitat maupun dinamika populasi ikan laut.
Penginderaan Jauh sangatlah bermanfaat untuk perikanan tangkap, salah satu
citra satelit yang digunakan yaitu Aqua/Terra dengan sensor Moderate Resolution
Imaging Spectroradiometer (MODIS). Citra Aqua/Terra MODIS memiliki kelebihan
resolusi temporal yang tinggi, sehingga sering digunakan untuk keperluan pemantauan
skala harian. Selain Aqua/Terra MODIS yang memiliki resolusi temporal harian, saat ini
terdapat satelit penginderaan jauh Suomi NPP dengan sensor Visible/Infrared Imager
and Radiometer Suite (VIIRS) yang memiliki resolusi spasial lebih tinggi (750 meter)
dan cakupan liputan yanglebih luas (± 3040 km) dari Aqua/Terra MODIS. Suomi NPP
VIIRS merupakan satelit generasi penerus dari satelit National Oceanic and
Atmospheric Administration (NOAA) yang telah beroperasi sejak 2012. Citra satelit
MODIS Aqua/Terra digunakan karena memiliki 36 kanal dengan berbagai fungsi yang
menjadi ciri khasnya, dan satelit ini juga memiliki jangkauan yang berbeda – beda,
yaitu 250m, 500m, dan 1km. Parameter oseanografi yang didapatkan dari data citra
satelit MODIS Aqua/Terra yaitu ,suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a
diperairan. Data tersebut sangat berguna untuk memetakan zona potensi
penangkapan ikan disuatu perairan, mengingat sifat dari sumberdaya perikanan yang
dinamis dan bergantung dengan kondisi lingkungannya. Penentuan lokasi daerah
potensi penangkapan ikan sangat bermanfaat bagi nelayan. Data dari MODIS
Aqua/Teraa dapat diunduh melalui website ocean data view NASA, setelah itu diolah
melalui software SeaDAS dan untuk membuat peta menggunakan ArcGIS.
Dalam naskah jurnal tersebut membahas sebaran SPL kaitannya dengan hasil
tangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Aceh. Tujuan dari
penelitian tersebut untuk membandingkan SPL dari citra dan pengukuran langsung,
menghitung hasil tangkapan ikan cakalang di lokasi penelitian, kemudian
menghubungkan SPL dan hasil tangkapan serta untuk mengetahui pengaruh SPL
terhadap hasil tangkapan ikan cakalang di Perairan Aceh, dengan menggunakan data
hasil tangkapan ikan cakalang, SPL citra dan SPL lapangan. Metode penelitian yang
dilaksanakan ialah metode survey denga mengikuti 32 titik stasiun lokasi untuk
mengetahui pengaruh SPL terhadap hasil tangkapan ikan cakalang di Perairan Aceh,
dengan menggunakan data hasil tangkapan ikan cakalang, SPL citra dan SPL
lapangan. Data harian citra MODIS Aqua/Terra level 3 bulan September 2017 dengan
resolusi 4 km x 4 km. Data dari citra MODIS Aqua/Terra berupa suhu permukaan laut
yang dikaitkan dengan hasil tangkapan yang diperoleh. Penelitian tersebut
dilaksanakan September 2017 di Perairan Aceh dengan koordinat 04°07'00" -
06°03'00" LU dan 94°03'28" - 96°02'13" BT, Kota Banda Aceh ) di
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo yang terletak di Muara Krueng Aceh
dalam Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh. Hasil penelitian tersebut menjelaskan
bahwa SPL di Perairan Aceh tidak terjadi fluktuasi yang terlalu jauh berbeda. Data SPL
citra menunjukkan lebih tinggi dari pada SPL lapangan, disebabkan luasan sapuan
sensor MODIS yang besar mengakibatkan kisaran SPL yang didapat masih dalam
daerah yang luas (resolusi rendah). Namun perbedaannya tidak terlalu signifikan
dengan SPL lapangan. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa SPL sangat
berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan, dilihat dari banyak tertangkapnya ikan
cakalang pada semua trip yang mendekati suhu optimumnya, trip pertama SPL 26,4 0C
sebanyak 5.780 kg, sedangkan pada trip ketiga paling banyak tertangkap pada suhu
27,4 0C sebanyak 13.280 kg, dengan total hasil tangkapan selama penelitian sebanyak
51.409 kg dengan rata-rata CPUE 1.658 kg/setting.

Anda mungkin juga menyukai