PENDAHULUAN
hal ini
kondisi lingkungan,
yang secara alamiah ikan akan memilih habitat yang lebih sesuai.
habitat tersebut
Sedangkan
Dengan
oleh data tersebut yang mencakup kanal dari satelit NOAA, SeaWifs, Landsat dan
sebagainya, maka dapat digunakan untuk menentukan/mengukur parameter dari
permukaan laut hingga ke atmosphere seperti mengukur suhu permukaan laut (Sea
Surface Temperature), dan konsentrasi klorofil. Dengan menggabungkan dua
informasi (temperatur permukaan laut dan konsentrasi klorofil) diharapkan zona
potensi ikan (fishing ground) dapat ditentukan dengan akurasi yang lebih besar
dari pada menggunakan sensor MODIS.
Tingkat produktivitas primer yang tinggi di perairan disebabkan oleh
beberapa hal, salah satunya karena adanya pengkayaan yang disebabkan oleh proses
upwelling. Upwelling sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk peristiwa
pengangkatan massa air dari lapisan bawah ke lapisan atas bahkan ada yang sampai
ke lapisan permukaan.
Upwelling akan
permukaan laut rendah, densitas tinggi, oksigen relatif tinggi dan fosfat tinggi,
naiknya air dari dasar laut ke permukaan sebagai perbedaan gradien suhu. Daerah
upwelling merupakan wilayah dengan kesuburan perairan tinggi karena
mengandung unsur hara tinggi (fosfat, nitrat dan sulfat) serta gas terlarut yang
tinggi ( oksigen dan karbondioksida). Setelah beberapa minggu wilayah ini akan
berkembang menjadi daerah yang kaya akan klorofil sebagai produsen utama
energi dalam rantai makanan di laut. Fenomena upwelling ini sangat menarik
untuk dikaji karena walaupun area terjadinya upwelling ini hanya sekitar 1% dari
luas permukaan laut, namun mensupport 50% lebih produktifitas perikanan dunia.
Wilayah perairan Indonesia yang sangat luas menjadi alasan pentingnya
pendeteksian area upwelling ini, sehingga mampu meningkatkan efektifitas dan
efisiensi hasil perikanan laut.
Saat ini peta daerah potensi tangkapan ikan di Indonesia disediakan oleh
Balai Riset dan Observasi Kelautan ( BROK ) Perancak Bali yang secara online
dapat diunduh di website www.brok.dkp.go.id berupa peta PPDI ( Prakiraan
Daerah Penangkapan Ikan ). Secara nasional peta PPDI terbagi atas 5 wilayah
regional yaitu : wilayah Jawa-Bali-Nusatenggara, Kalimantan, Sulawesi, MalukuPapua dan Sumatera. Gambar 1 berikut menyajikan salah satu contoh peta PPDI
tanggal 05 - 07 April 2010 untuk wilayah Maluku-Papua. Namun data yang
disajikan masih dalam skala nasional dan regional luas sehingga perlu dilakukan
penelitian untuk mendapatkan peta potensi tangkapan ikan dengan lingkup lebih
kecil sehingga daerah estimasi yang disajikan menjadi lebih detail dan akurat.
Peta potensi tangkapan ikan ini akan jauh lebih baik jika dilengkapi dengan data
daerah terdeteksi upwelling sehingga kegiatan tangkap perikanan laut akan
diharapkan lebih efektif dan efisien, serta mendapat hasil tangkap lebih banyak.
parameter yang
peningkatan produktivitas primer dan akan berlangsung sekitar satu bulan setelah
upwelling ke melimpahnya fitoplankton. [1] Penelitian mengenai algoritma
otomatis untuk identifikasi fitur dari citra SPL dan
digunakan dalam model numeris kelautan