Anda di halaman 1dari 6

Nama: Eycel Regita Papayosya

NIM: 15/377544/GE/07985

BROK adalah Balai Riset dan Observasi Kelautan atau dikenal juga dengan Balai
Penelitian dan Observasi Laut, yang berlokasi di Perancak, Jembrana, Bali. .Lokasi ini dipilih
sebagai center of excellent kelautan Idonesia karena letak geografis yang berada di tengah
Indonesia dan memiliki lahan yang luas sehingga memungkinkan ketersediaan lahan apabila
pembangunan fisik terus berlanjut. Kondisi alam juga yang masih terjaga dan berdekatan dengan
muara dan laut (Samudera Hindia) menjadikan lokasi ini cocok sebagai marine station atau
marine research institute.
Balai Penelitian dan Observasi Laut ini memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:
Tugas

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 34/MEN/2011 Tentang


Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Observasi Laut, BPOL mempunyai tugas
melaksanakan penelitian dan observasi sumber daya laut
Fungsi :
a.

Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta laporan

b.

Pelaksanaan penelitian dan observasi sumber daya laut di bidang fisika dan kimia
kelautan, daerah potensial penangkapan ikan, dan perubahan iklim, serta pengkajian
teknologi kelautan

c.

Pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, dan kerja sama penelitian dan observasi

d.

Pengelolaan prasarana dan sarana penelitian dan observasi dan

Serta ditunjang oleh pelaksanaan visi dan misi sebagai berikut:


Visi

Menjadi pusat unggulan dalam kegiatan penelitian dan observasi sumber daya laut.
Misi
a. menciptakan sumberdaya penelitian dan observasi laut yang handal dan mandiri;
b. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi observasi laut yang didukung
oleh sistem data dan informasi yang handal;
c. meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian dan observasi laut untuk mendukung misi KKP
dalam mensejahterakan masyarakat kelautan dan
perikanan.
Balai ini adalah salah satu wadah pelaksanaan kegiatan kegiatan the Southeast Asia
Center for Ocean Research and Monitoring (SEACORM). Perjalanan historis lahan Perancak jika
disimak secara menyeluruh menggambarkan keunikan tersendiri. Salah satunya adalah
bagaimana upaya upaya yang dilakukan untuk merubah (convert) tata guna lahan yang
awalnya merupakan lahan budidaya tambak, menjadi suatu kawasan riset terapan dan observasi
kelautan yang handal berskala global.
Balai ini memiliki tiga tim riset dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta
mewujudkan visi dan misinya, yakni Ocean Remote Sensing, Climate Change, dan Ocean
Modelling. Masing-masing tim riset memiliki tenaga yang berkompeten dalam bidangnya
masing-masing, yakni dalam bidang penginderaan jauh untuk kelautan, perubahan iklim, dan
pemodelan kelautan.
Tim peneliti penginderaan jauh kelautan merupakan tim yang sudah ada sejak BPOL masih
berstatus Stasiun Bumi (November 2002). Tugas dan produk awal pada saat itu adalah
pengolahan data satelit NOAA untuk mendukung pembuatan PPDPI. Sesuai dengan science plan
yang telah disusun hingga tahun 2010, tim peneliti ini mempunyai beberapa sasaran :
1.

Sistem informasi data satelit oseanografi terpadu yang mendukung operational


Oceanography

2.

Dikuasainya teknologi pengembangan algoritma untuk wilayah perairan Indonesia

3.

Meningkatnya validitas dan akurasi PPDPI

4.

Tersusunnya PPDPI untuk ikan pelagis tertentu

Data Yang Tersedia :


1.

Suhu Permukaan Laut

2.

Konsentrasi Klorofila Permukaan Laut

3.

Anomali Tinggi Muka Laut

Produk
Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI)
Disusun berdasarkan data :
1.

Suhu permukaan laut merupakan parameter fisik yang digunakan sebagai pemantau
terjadinya front dan upwelling dengan ditandai perbedaan suhu yang ekstrim pada tempat
tempat tertentu.

2.

Konsentasi klorofila permukaan laut merupakan parameter yang sangat penting untuk
keberadan ikan sesuai dengan teori rantai makanan, dimana fitoplankton dimakan oleh
zooplankton kemudian zooplankton akan dimakan ikan kecil, dan ikan kecil akan dimakan
ikan yang lebih besar.

3.

Anomali tinggi muka laut (altimetry data) digunakan untuk mencari daerah front, yang
ditandai dengan pertemuan dua massa air yang memiliki pebedaan anomali, dan daerah
upwelling dengan anomali massa air yang lebih tinggi dari sekitarnya

4.

Data Pendukung

a.

Angin dan Gelombang merupakan informasi yang diberikan kepada para nelayan
dengan tujuan untuk memberikan peringatan akan bahaya di wilayah perairan jika
gelombang tinggi dan angin bertiup kencang

b.

Arus digunakan untuk melhat pergerakan massa air yang membawa kandungan
klorofil, sehingga bisa menentukan pergerakan ikan

Wilayah Produksi Peta


1.

Perairan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara

2.

Perairan Sumatera

3.

Perairan Sulawesi

4.

Perairan Kalimantan

5.

Perairan Maluku dan Papua

6.

Perairan PPN Kendar

7.

Perairan PPN Ternate

8.

Perairan PPN Prigi

9.

Perairan Selat Bali

Pemantauan Bencana Laut


Pemantauan badai siklon tropis secara visual dengan citra Satelit NOAA AVHRR yang
diperoleh

dari

Ground

Receiving

Station

secara

real

time

Dari hasil pemantauan pergerakan awan dapat diprediksi arah dan proses terbentuknya badai
sampai menghilang, sehingga dapat dijadikan sebagai informasi peringatan dini bagi nelayan
akan bahaya di laut yang disebabkan oleh badai siklon tropis

Sejak tahun 2007 telah dilakukan pengambangan yaitu program downscaling data
satelit oseanografi. Dengan program ini dapat dibuat data distribusi suhu dan klorifila
permukaan laut di wilayah pesisir. Sebagai wilayah uji coba adalah perairan sekitar Selat Bali.
Dengan adanya program pengembangan ini diharapkan implementasi PPDPI untuk wilayah
pesisir dapat dicapai
Keahlian Tim

Pembuatan peta distribusi suhu permukaan laut dari data satelit NOAAAVHRR

Pembuatan peta distribusi konsentrasi klorofila dari data Satelit MODIS Aqua

Melakukan pengolahan dan analisis data satelit oseanografi

Pembuatan peta daerah penangkapan ikan pelagis dari data satelit oseanografi

Pembuatan peta potensi wilayah pesisir dengan teknologi penginderaa jauh dan Sistem
Informasi Geografis (SIG)
Ide yang dapat saya berikan mengenai proyek yang dijalankan oleh Balai Riset dan

Observasi Kelautan adalah mengenai pencegahan bencana-bencana laut yang dapat terjadi di
wilayah pesisir dengan perluasan budidaya mangrove dan terumbu karang. Bencana kelautan
yang dapat terjadi di daerah pesisir dapat berupa abrasi dan erosi pantai yang disebabkan oleh
gaya hidrodinamika gelombang maupun menurunnya permukaan air tanah. Ekosistem terumbu
karang, padang lamun, mangrove dan vegetasi pantai lainnya merupakan pertahanan alami yang
efektif mereduksi kecepatan dan energi gelombang laut sehingga dapat mencegah terjadinya
abrasi pantai. Hal ini disebabkan oleh perakaran tanaman ini yang kuat dan dapat meredam
gelombang-gelombang yang dapat menyebabkan bencana kelautan ini. Data yang dibutuhkan
dalam membuat pemetaan ini adalah data tentang arus, gelombang, dan pasang surut merupakan
parameter penting dinamika perairan yang memberikan pengaruh terhadap perubahan wilayah
pesisir dan laut. Dengan data yang telah dikumpulkan, dapat diketahui daerah mana saja di
sekitar pesisir yang memiliki potensi abrasi karena disebabkan hidrodinamika gelombang yang
tinggi. Di daerah-daerah tersebut itulah nantinya akan dibuat petanya dimana di daerah tersebut

harus dilakukan penanaman mangrove dan budidaya terumbu karang serta organisme pantai
lainnya untuk meredam gelombang dan mencegah terjadinya bencana-bencana kelautan.

Sumber:
Balai Penelitian dan Observasi Laut. http://www.bpol.litbang.kkp.go.id/index-pus.php?
me=pb.
RENCANA STRATEGIS BROK 2010 2014
Kajian Kondisi Hidrodinamika Di Perairan Grati Pasuruan,Jawa Timur ( Denny Nugroho
Sugianto ). ILMU KELAUTAN. Juni 2009. vol. 14 (2) : 66-75
Portal Penyedia Informasi Layanan Publik. http://www.pubinfo.id/informasi-3470-researtchteam--bpol-%C2%BB-ocean-remote-sensing.html

Anda mungkin juga menyukai