ABSTRAK
Konstruksi set net yang diadopsi terdiri atas unit kerangka yang diperkokoh tali, pelampung dan
jangkar, dan unit jaring yang dipasang menetap dalam air. Unit jaring terdiri atas bagian badan dan
penaju. Badan jaring terdiri atas bagian kantong, corong, dan serambi (ruang main). Ikan tujuan
penangkapan adalah ikan peruaya aktif yang gerakan ruayanya terhalang dan diarahkan oleh penaju
masuk ke dalam badan set net. Terdapat tiga tipe unggulan yaitu set net Rayong, Raja Ampat, dan
Bone. Tipe set net Bone menjadi pilihan untuk diterapkan dengan memodifikasi dimensi sesuai
dengan kedalaman perairan tempat pemasangan di perairan Teluk Malasoro, Kabupaten Jeneponto.
Modifikasi untuk penyesuaian kedalaman 15 m dengan faktor skala 1,154 dari desain Bone dengan
perpanjangan penaju menjadi 500 m serta penambahan kantong dan beban kantong berisi pasir
menjadi kurang lebih 125 ton.
ABSTRACT: Adoption and application of set net technology in Indonesia through pilot
proyek for set net development in South Sulawesi. By: Zarochman, Ibnu
Hajar, and Suparman Sasmita
Adopted technology of set net fishing gear is mainly constructed from frame of rope attached by
floats and strengthened by anchors or sandbags stucked on sea bed. On this frame the nets of body
part and leader net is hung. Body net consisting of chamber net, slander net, and play ground. The
targetted fish is active migratory fish, so their swimming route blocked and led into within body of set
net. Among the main primary type of set net consisting of Rayong type, Raja Ampat type, and Bone
type. It has been confirmed that the set net of Bone type was selected design to be apllied at Malasoro
Bay of Jeneponto. The modification suppose to match with the 15 m waters depth so the frame size
become bigger by scalling factor of about 1,154 times of Bone set net dimension. The leader net
should be prolonged to 500 m length and supported with second chamber installed at the opposite to
the first chamber of the body of set net. The total weight of sand bags for the frame could be
approximately to 125 tons.
125
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.16 No. 2 Juni 2010: 125-134
Teknologi set net yang diadopsi memerlukan Lokasi pemasangan set net untuk siap
kesiapan dukungan keterampilan teknis dan dioperasikan ditentukan di daerah dan tempat
manajemen oleh kelompok nelayan setempat melalui pemasangan yang ditetapkan. Membuat rancangan
pemberdayaan kelompok dengan penanganan secara kerangka dan bahan konstruksi teknis set net dibuat
terorganisir dan dapat dipercaya. Dengan demikian untuk dipasang pada posisi perairan yang telah
diharapkan kegiatan perikanan set net di lokasi sekitar disurvei, yaitu pada perairan Teluk Malasoro.
pemasangan dapat berkelanjutan. Dalam hal ini
pendayagunaan hasil tangkap dapat mendukung nilai BAHAN DAN METODE
ekonomi produk. Kondisi pasar atau penampung hasil
tangkapan ikan siap menyerap produk dengan Lokasi dan Waktu Penelitian
elastisitas yang normal sehingga selalu siap dan
berkemampuan menyerap produk yang dihasilkan. Survei pemilihan lokasi terlebih dulu dilakukan
Tahapan kegiatan meliputi 1) penetapan pilihan lokasi untuk penetapan lokasi yang dipertimbangkan di
yang layak secara ekologis, teknis, sosial, politis, perairan yang bersangkutan lebih layak untuk daerah
dan ekonom is, 2) pendekatan awal yang pengoperasian set net. Berdasarkan atas
menghasilkan komitmen kesiapan dukungan kerja pertimbangan teknis, biologi, lingkungan,
sama sinergis dengan pihak setempat yang telah aksesibilitas, prasarana, ekonomi, sosial, dan
dijadikan pilihan lokasi pemasangan set net, baik dari kesiapan masyarakat telah ditetapkan perairan dekat
pem erintah daerah, k elompok nelayan dan Pulau Libukang sebagai lokasi pemasangan set net.
stakeholders setempat, 3) penetapan posisi dan Pulau Libukang berada di wilayah Kabupaten
kedalaman tempat pemasangan sebagai alur ikan Jeneponto yang berada di dalam Teluk Malasoro yang
peruaya aktif yang produktif dan efektif sebagai tempat berhadapan langsung dengan perairan Laut Flores
operasi, 4) perancangan dimensi dan penyiapan (Gambar 1). Survei dan penetapan kontruksi set net
desain dan spesifikasi teknis, 5) pemberdayaan dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2009.
kelompok nelayan yang menjadikannya siap dan
trampil mengelola perikanan set net, 6) pembuatan,
pemasangan dan manajemen pengoperasian, dan 7)
prototype, model, dan manajemen perikanan set net.
Gambar 1. Lokasi survei untuk pemilihan lokasi set net di Pulau Libukang, Jeneponto.
Figure 1. The Location of survey for site selection of set net at Libukang Island, Jeneponto.
Sumber/Source: Bakosurtanal (1992)
126
Adopsi dan Penerapan Teknologi ..... Set Net di Sulawesi Selatan (Zarochman, et al.)
1. Echo sounder digunakan mengukur kedalaman Analisis data dilakukan dengan menggunakan
untuk menentukan isodepth serta kontur dasar program soft ware GIS surfer 8 guna mempetakan
perairan pada setiap lokasi survei. topografi serta kontur dasar perairan yang disurvei,
2. Fish finder furuno GP 7.000 dan raymarine untuk berdasarkan atas akuisisi data posisi lintang sebagai
mengamati gerombolan dan pergerakan ikan sumbu X, posisi bujur sebagai sumbu Y, dan
selama survei berlangsung sebagai data primer 1. kedalaman perairan sebagai sumbu Z.
dan dilengkapi informasi perolehan hasil
penangkapan ikan oleh nelayan untuk bahan HASIL DAN BAHASAN
prediksi pola gerakan ikan dan perolehan hasil
tangkap di sekitar pemasangan set net. Kondisi Perairan Pulau Libukang
3. Current meter dipergunakan untuk mengamati
kecepatan arus dan arah arus yang terjadi selama Lokasi survei adalah perairan di sekitar Pulau
survei berlangsung. Data hasil pengamatan Libukang (Gambar 2). Berdasarkan atas pengamatan
digunakan untuk memprediksi kecepatan Wyrtki (1961) diketahui bahwa arah arus di daerah ini
maksimal dan perubahan arah arus yang mungkin ke arah barat dan timur tergantung musim. Pada
terjadi pada setiap lokasi survei. musim timur, arus bergerak ke barat dan pada musim
4. Global positioning system digunakan untuk barat arus bergerak ke timur.
menentukan posisi pengamatan dan data
penandaan. Data tersebut sebagai data Wilayah yang diamati adalah di sekitar Pulau
pendukung untuk pengolahan data pada penentuan Libukang, atau terletak di teluk kedua dari arah barat.
dan pembuatan isodepht pada setiap lokasi survei. W ilayah ini diyakini akan lebih terlindung dari
5. Seichi disk digunakan untuk mengamati tingkat derasnya massa air Selat Makassar yang mengarah
kecerahan perairan selama kegiatan berlangsung ke selatan. Percampuran massa air Selat Makassar
di setiap lokasi survei. dengan massa air dari Laut Banda menyebabkan
6. Laptop digunakan untuk melakukan pengolahan peningkatan produktivitas primer di perairan sekitar
data hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan, Sulawesi Selatan dan Pulau Selayar pada waktu-
terutama pengolahan data bathymetri dalam waktu tertentu. Pemanfaatan kesuburan perairan
menggambarkan isodepht setiap lokasi survei. terbukti dengan berkembang pesatnya usaha rumput
7. Peralatan selam digunakan untuk melakukan laut di pesisir perairan Jeneponto. Perairan ini menjadi
pengamatan dasar perairan, biota, dan pusat pemijahan 13 spesies ikan terbang.
pengambilan contoh dasar perairan.
8. Kamera foto bawah air termasuk casing kamera Pengamatan wilayah perairan Pulau Libukang
digunakan untuk mendokumentasikan kondisi memperlihatkan bahwa pulau tersebut merupakan
dasar perairan dan biota yang ada di sekitar lokasi perpanjangan atau tanjung dari daratan Sulawesi.
pengamatan. Palung terletak di sebelah timur Pulau Libukang.
Kedalaman rata-rata perairan sekitar Pulau Libukang
Pengumpulan Data antara 10-12 m, dengan sedikit daerah berkedalaman
15-20 m.
Pengumpulan data dilakukan melalui pengambilan
data primer meliputi hasil pengamatan kondisi perairan Dari kontur dasar perairan dan bentuk teluk, serta
dan wawancara nelayan. Data sekunder untuk arus dominan berasal dari barat (bulan Oktober sampai
mendukung data-data hasil pengamatan lapangan April atau Mei) diperkirakan arus permukaan akan
antara lain data statistik perikanan yang diperoleh dari menyusur pesisir Jeneponto tidak pernah masuk ke
dinas perikanan, laporan hasil penelitian, dan selat pendek antara daratan Sulawesi dan Pulau
informasi lainnya. Libukang, melainkan menyusur sisi selatan Pulau
Libukang (Gambar 2).
Pengumpulan data kondisi perairan meliputi
pengamatan ikan hasil tangkapan nelayan lokal, Berdasarkan atas hasil pengukuran arus di depan
komunitas ekosistem pantai, gerakan ikan pada perairan Teluk Malasoro telah terdeteksi arah arus
posisi tertentu yang dilewati, kondisi oseanografi dominan yaitu arah arus menuju timur laut memasuki
(kecepatan dan arah arus, gerakan pasut harian) dan teluk dan arus barat daya keluar teluk. Adapun
bathymetri lokasi survei, serta pengambilan data kecepatan arus telah terukur pada rentang kecepatan
wawancara melalui pengisian kuesioner. 0,1-0,4 knot. Dengan demikian maka secara nyata
adanya pola arus yang secara tetap mempengaruhi
127
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.16 No. 2 Juni 2010: 125-134
pergerakan massa air secara horisontal sehingga hal relatif antara arah leader net terhadap arah arus
ini mempermudah penetapan posisi set net yang (Gambar 3).
Penetapan Prioritas Pilihan Lokasi 3 Tekstur dasar lumpur berpasir dan bebas dari dasar
berbatu.
Tempat pengoperasian set net di Pulau Libukang 4. Kedalaman perairan pada posisi yang ideal untuk
Teluk Malasoro, Jeneponto berdasarkan atas pemasangan sesuai dimensi set net pada
beberapa indikator sebagai berikut: kedalaman yang diinginkan berkisar 13-18 m.
1. Kondisi kontur dasar: isodepth menyempit, 5. Kecepatan arus berkisar atau <2 knot. Ekstrim
kemiringan <25º. kecepatan arus maksimum <3 knot.
2. Postur dasar merata, tidak bergunung, meluas, 6. Tinggi gelombang tidak mencapai ekstrim
dan jauh dari kecuraman. maksimum >5 m.
128
Adopsi dan Penerapan Teknologi ..... Set Net di Sulawesi Selatan (Zarochman, et al.)
7. Amplitudo pasang surut 2-3 m. Ekstrim pasang sama, Indonesia pada tahun 2006 membuat set net
maksimum <4 m. di perairan Sorong. Set net di Rayong Thailand telah
8. Eksistensi sumber daya ikan: kelimpahan dan cukup berhasil dengan mencapai produktivitas hasil
potensi ikan migrasi. tangkap rata-rata per trip 288 kg pada tahun 2008,
9. Sarana dan fasilitas pendukung selama kontruksi dengan kenaikan pendapatan rata-rata per trip dari
dan pemasangan. 5.000 baht tahun 2004 menjadi 7.800 baht tahun 2008.
10.Dukungan pemberdayaan kelompok dan kesiapan Sedangkan set net di Sorong tidak ada laporannya.
tenaga trampil. Pada tahun 2007, di Bone melalui proyek transfer
11.Ketersediaan pengelolaan berlanjut. teknologi set net oleh JICA diperkenalkan otoshi-ami
tipe Himi, Jepang (teichi-ami). Hasil tangkap
Berdasarkan atas kriteria tersebut di atas faktor maksimum konstruksi satu kantong mencapai 425
biofisik terutama faktor nomor 1-8 merupakan kriteria kg. Setelah diubah menjadi dua kantong pertengahan
limit atau pembatas sehubungan penempatan set net tahun 2009 hasil tangkapan mendekati 500 kg
di lokasi yang bersangkutan. Dari segi anggaran tidak dengan ikan kuwe (trevally) ukuran 7 kg/ekor dan
terjangkau bila kedalaman tempat pemasangan set sekali masuk ikan jenis serupa tuna berukuran 6-7
net melebihi dari yang ditetapkan karena dimensi set kg/ekor. Baik di Rayong maupun di Bone belum
net akan lebih besar. Di perairan Teluk Malasoro, dianggap optimal, sedangkan kinerja set net di Bone
secara teknis, sosial, dan ekonomi dipandang cukup sampai sekarang dalam upaya modifikasi kontruksi
memenuhi semua kriteria tersebut. dan tipe teichi-ami tipe Bone ini merupakan tipe yang
lebih fleksibel untuk dilakukan perbaikan dalam rangka
Penetapan Pilihan Tipe Set Net peningkatan efisiensi penangkapan ikan dengan set
net yang bersangkutan. Oleh karena itu, desain teichi-
Penerapan tipe set net di kawasan Asia mulai ami tipe Bone tampilan terakhir dipilih dan dimodifikasi
Taiwan, Filipina, Thailand, dan Indonesia cenderung sesuai dengan kedalaman perairan tem pat
tipe otoshi-ami. Thailand pada tahun 2006 pemasangan di perairan Jeneponto pada kisaran 15-
menerapkan tipe otoshi-ami berukuran kecil di 20 m.
perairan Rayong. Demikian juga dengan tipe yang
129
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.16 No. 2 Juni 2010: 125-134
Set net/teichi-ami tipe Bone adalah hasil modifikasi sehubungan gerakan arus masuk menuju Teluk
terkini set net dari lokasi asalnya di Kota Himi-City Malasoro beberapa stok dominan ikan pelagis kecil
Jepang yang diperkenalkan oleh dua tokoh nelayan peruaya aktif seperti ikan kembung (Rastrelliger
Himi (Hamano-San dan Hamaya-San). Sampai brachysoma), layang (Decapterus sp.), selar (Carana
sekarang kontruksinya sedang dalam perbaikan. spp.), tembang (Sardinella fimbriata), cumi-cumi
Kelebihan otoshi-ami tipe Himi dibanding otoshi-ami (Loligo sp.), dan tenggiri (Scomberomerous sp.)
sebelumnya adalah bahwa bangunan play ground bergerak bergerombol menuju perairan Teluk Malasoro
dimaksimalkan untuk menggiring ikan langsung ke yang distimulasi adanya tujuan mencari makan,
bagian kantong dengan mempersempit ruang gerak bertelur, dan tempat asuhan di perairan teluk yang
di play ground tersebut. Bagian ramp net atau slender subur dengan mengandung kelimpahan nutrien
net yang berfungsi mengarahkan dan mempercepat sehingga terindikasi adanya gerakan ruaya ikan yang
ikan masuk ke bagian kantong (chamber net) sangat melewati pintu teluk menuju ke dalam dan ke luar
penting sehingga bagian ini selalu dikontrol atau teluk. Berbagai jenis ikan dasar seperti ikan bawal
ditinjau efektivitasnya sebagai percepatan leader net (Cyprinus carpio), kakap (Lates calcalifer), baronang
agar ikan masuk ke dalam kantong. Posisi keadaan (Siganus sp.), katamba (Lethtrinus lencam),
pembukaan pintu masuk ke dalam kantong bambangan (Lutjanus spp.), ikan merah (Priacanthus
dipertahankan stabil atau dalam keadaan membuka tayenus), dan kerapu (Epinephelus sp.) yang
maksimal dan tidak bergerak seakan menolak ikan bermigrasi lokal memperkaya kelimpahan ikan di
yang akan masuk ke dalam kantong. perairan teluk. Dengan demikian dapat ditentukan
posisi tempat pemasangan set net yang berada di
Penetapan Pilihan Dimensi Set Net sekitar pintu teluk.
Kunci utama dalam penetapan pilihan dimensi set Langkah berikutnya adalah mengklarifikasi posisi
net adalah terlebih dulu telah ditetapkan posisi tempat tempat set net berdasarkan atas faktor-faktor biofisik
pemasangan set net berdasarkan atas hasil analisis yang memenuhi kriteria persyaratan kelayakan secara
tempat pemasangan set net. Dalam hasil studi teknis sebagai tempat pemasangan set net.
kelayakan pemilihan lokasi di perairan Teluk Malasoro, Pengukuran dan pengamatan biofisik perairan
Kabupaten Jeneponto telah berhasil diketahui pola dilakukan secara rinci guna mendapatkan posisi dan
arus resultantif timur laut memasuki perairan Teluk kedalaman yang tepat untuk pemasangan set net.
Malasoro akibat pertemuan Laut Flores menuju arah Kriteria kontur, tekstur, postur kemiringan, dan
timur dan arus menyusur pantai dari pengaruh arus topografi permukaan dasar tempat pemasangan
selat, sebaliknya terjadi arus barat daya yang keluar benar-benar teridentifikasi secara tepat sesuai dengan
dari teluk akibat pengaruh arus Laut Flores menuju posisi kedalaman yang layak.
barat bertemu dengan arus menyusur pantai
dari pengaruh arus selat. Pergerakan massa air
130
Adopsi dan Penerapan Teknologi ..... Set Net di Sulawesi Selatan (Zarochman, et al.)
Berdasarkan atas posisi kedalaman yang telah dimensi berdasarkan atas desain teichi-ami Bone
ditetapkan dan luas permukaan dasar di sekitarnya dengan pendekatan faktor skala tersebut. Atas dasar
yang telah memenuhi kriteria tempat pemasangan set kondisi konfigurasi, topografi, oseanografi, dan
net langkah berikutnya adalah menetapkan dimensi kelimpahan schooling ikan akan dimodifikasi
set net. Dimensi set net adalah ukuran badan set net berdasarkan atas pengamatan selama keberlanjutan
dan panjang leader net sesuai kedalaman. Dari hasil operasi set net. Perpanjangan penaju (leader net)
analisis telah dipertimbangkan bahwa pada kedalaman selain terkait dengan kontur isobath juga kondisi
15-20 m merupakan pilihan yang memenuhi kriteria schooling ikan. Kontur isobath yang lebih menyebar
tempat pengoperasian set net setempat. dengan sudut kemiringan dasar perairan yang landai
pada kedalaman 13-20 m dan keberagaman schooling
Sesuai tipe yang ditetapkan yaitu teichi-ami tipe ikan dengan leader fish lebih dari satu maka
Bone yang dipasang pada perairan berkedalaman 13 cenderung menggunakan penaju yang panjang. Oleh
m. Pendekatan yang dilaksanakan dalam perhitungan karena itu desain dan konstruksi kerangka set net di
dimensi adalah faktor skala dengan nilai ratio Jeneponto dipersiapkan untuk dua kantong dengan
perbandingan kedalaman yang dipilih (=20 m) panjang leader net 500 m. Sesuai kondisi yang ada
terhadap kedalaman tempat pemasangan prototipe badan kantong berukuran 150x27 m. Bila memenuhi
(=13 m) sehingga diperoleh nilai fak tor persyaratan fishing ground dengan kandungan ikan
skala = 15:13 =1,154. Dimensi kerangka set net yang melimpah maka dimensi badan kantong dapat
untuk perairan Libukang (Gambar 5), Kabupaten dimaksimumkan sampai 250X50 m.
Jeneponto berkedalaman 15 m menyesuaikan
Kantong 2 Kantong 1
Penaju
131
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.16 No. 2 Juni 2010: 125-134
dapat mencapai 100 ton. Peran pelampung utama pemasangan tali pendukung relatip dapat dikurangi.
sangat penting untuk mengencangkan kerangka
badan set net secara memanjang, dan perentangan Pemilihan bahan kontruksi kerangka setelah
jaring secara vertikal, demikian juga untuk dilakukan penyesuaian keberadaan domestik fabrikan
pengkencangan leader net. Beban tali pendukung seperti tersebut dalam Tabel 1 meliputi:
pada setiap bagian diperkuat dengan beban yang lebih
sehingga jumlah
Tabel 1. Peruntukan bahan bangunan set net di Jeneponto dan perimbangan daya apung dan daya
tenggelam
Table 1. The material construction according to its function for frame of set net with the balancing
between buoyancy and singking force
132
Adopsi dan Penerapan Teknologi ..... Set Net di Sulawesi Selatan (Zarochman, et al.)
Berdasarkan atas hasil perhitungan dalam Tabel 2. Tipe set net yang dipilih mengadopsi tipe teichi-
1 perbandingan total daya apung dan daya tenggelam ami Bone dengan modifikasi sesuai kedalaman
set net = 17.727,377:66.766,46~1:4. Kekokohan 15 m, dengan faktor skala dimensi 1,154 dari
kerangka diperlihatk an berdasarkan atas ukuran tipe teichi-ami Bone, penggunaan material
perbandingan daya tenggelam dan daya apung sesuai pabrikan domestik, memperpanjang penaju
kerangka yaitu 66.250,00 kgf:17435,81~3,8:1. menjadi 500 mdan penyiapan desain dan kontruksi
Bentang-rentang vertikal kerangka diangkat oleh daya kerangaka dua kantong.
apung 17,44 ton daya, sementara kemampuan
menahan hampir empat kali lipat daya apung tersebut 3. Perbandingan total daya apung dan daya
terhadap daya beban 66,25 ton daya. Jaring kantong tenggelam set net adalah 1:4 dengan bentang-
utama (Ia) terbuat dari tetoron rajutan Raschel yang rentang vertikal kerangka diangkat oleh daya
bersifat tenggelam dengan daya tenggelam senilai apung 17,44 ton daya, dan dengan kemampuan
112,95 kg daya beban. Bagian ini diharapkan stabil menahan hampir empat kali lipat daya apung
dalam air untuk ruang gerak ikan yang tertangkap kerangka terhadap daya beban 66,25 ton daya.
agar tetap hidup dan bermain di dalam ruang kantong
tersebut. Bagian jaring lainnya adalah berdaya apung 4. Jaring kantong utama terbuat dari tetoron rajutan
yang nilainya 291,57 kg daya apung dimaksudkan Raschel berdaya tenggelam 112,95 kg,
agar perilaku jaring lebih fleksibel. Meskipun demikian dipertimbangkan stabil dalam air untuk ruang gerak
fleksibilitas gerakan jaring ditahan oleh kerangka yang ikan yang tertangkap dalam keadaan hidup dan
berdaya apung 17,44 ton daya atau 60 kali lipat daya bermain di dalam ruang kantong tersebut.
apung unit jaring set net.
5. Bagian jaring selain kantong utama yang pertama
Peran penaju yang dipersiapkan sepanjang 500 terbuat dari bahan yang berdaya apung, senilai
m diduga efektif untuk mengarahkan gerakan 291,57 kg daya apung dimaksudkan agar perilaku
schooling ikan bersama arus menyusur pantai yang jaring lebih fleksibel dan fleksibilitas gerakan jaring
akan lewat dan memasuki Teluk Malasoro (Gambar ditahan oleh kerangka yang berdaya apung 17,44
4). Penaju cukup panjang karena untuk ton daya atau 60 kali lipat daya apung unit jaring
mengantisipasi gerakan schooling ikan multi spesies set net.
yang diduga mengandung beberapa ikan pengarah
(leader fish). Di samping itu, keberadaan kontur dasar PERSANTUNAN
berkemiringan landai atau garis isobath yang melebar
memungkinkan keberadaan schooling ikan yang Tulisan ini merupakan kontribusi dari kegiatan
bermigrasi kurang terkonsentrasi dalam satu padatan. hasil riset uji-coba set net di Jeneponto, T. A. 2009,
di Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan,
Dalam operasional set net yang akan datang selalu Semarang-Jawa Tengah. Pada kesempatan ini penulis
dipantau hasil tangkapan sesuai padatan schooling menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kerja
pada musim -musim sepanjang tahun. Bila sama selama penulis melakukan pengamatan survei,
memungkinkan hasil tangkapan yang cenderung kepada:
mempunyai variasi perilaku gerakan baik saat masuk 1. Prof. Arimoto Takafumi Ph.D., dari Tokyo University
teluk maupun keluar teluk membuat schooling yang of Marine Science and Technology, dari Tokyo,
beragam arah maka kantong dua akan dipasang. Jepang atas arahan serta peran aktif selama survei
di lapangan dengan kepedulian yang tulus untuk
KESIMPULAN pengembangan set net di tanah air.
2. Prof. Mulyono S. Baskoro dan Dr. Totok Hestrianto
1. Lokasi untuk pemasangan set net di Teluk Malasoro dari Institut Pertanian Bogor dan Prof. Sudirman
didasarkan atas kriteria sebagai berikut 1) dari Universitas Hasanudin, Makassar atas
kecepatan dan arah arus, 2) penyempitan jarak partisipasi aktif bersama penulis selama survei
antar garis kontur dengan kemiringan dasar <25°, serta nasehat dan sumbang pikir ilmiah yang
3) tekstur dasar lumpur berpasir, 4) ukuran set bermanfaat.
net pada kedalaman kurang lebih 15 m, 5) 3. Drs. H. Rajamilo, Bupati Jeneponto, dan Kepala
eksistensi sumber daya ikan (prediksi kelimpahan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
dan eksistensi gerakan ruaya schooling ikan), 6) Jeneponto beserta staf yang mendukung secara
aksesibilitas sarana dan prasarana, 7) sosial dan penuh untuk kelancaran survei di lapangan.
ekonomi, dan 8) dukungan Pemerintah Daerah.
133
J. Lit. Perikan. Ind. Vol.16 No. 2 Juni 2010: 125-134
134