Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT USAHA WISATA

TERUMBU KARANG TAMAN PENDIDIKAN LAUT


BINTANG SAMUDERA
Analysis of Costs and Benefits of Coral Reef Tourism Business
Marine Education Park of Bintang Samudera
Aldiansyah Hari Friatno*, Baru Sadarun** dan Nurdiana A**
*Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo
**Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan dalam
pengelolaan wisata terumbu karang di Taman Pendidikan Laut Bintang Samudra (TPL BS),
mengetahui besarnya manfaat yang diperoleh dari usaha wisata terumbu karang dan tingkat
kelayakan dari usaha wisata terumbu karang di TPL BS Kabuapten Konawe Provinsi Sulawesi
Tenggara sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi yang berkesinambungan. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Oktober 2013. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi langsung dan wawancara secara mendalam (depth interview)
kepada wisatawan dan pengelola TPL BS terkait aktivitas ekonomi dalam kegiatan wisata
terumbu karang. Hasil penelitian diperoleh bahwa total biaya (total cost) yang dikeluarkan
dalam pengelolaan wisata terumbu karang di TPL BS sebesar Rp191.566.665,- Sedangkan
keuntungan yang diperoleh dari usaha wisata terumbu karang tersebut sebesar Rp313.433.335,-
yang diperoleh dari hasil pengurangan total biaya dan total manfaat yang diperoleh dari usaha
tersebut.

KATA KUNCI : Analisis biaya, terumbu karang, usaha wisata, dan wawancara.
ABSTRACT

The purpose of this study were to analysic the costs incued in the management of coral reefs in
the Garden tour Education of Ocean Bintang Samudra, to know the benefits derived from coral
reef business tourism and the feasibility of reef tourism business in TPL BS Konawe Southeast
Sulawesi in order to provide sustainable economic benefits. This research was carried out in
September to October 2013. Data was collected through direct observation and depth interviews
to tourists and management of TPL BS related economic activity in reef tourism
activities. Research results obtained that the total cost incurred in the management of coral
reefs tourism in the TPL BS Rp191.566.665. Gains from reef tourism business is
Rp313.433.335, obtained from the reduction of total cost and total benefit derived from such
business.

KEYWORDS : Cost analysis, coral reef, interview, tourism business

PENDAHULUAN terumbu karang yang saat ini sedang


A. Latar Belakang berkembang. Kelimpahan dan keanekara-
Sumber daya terumbu karang juga gaman dari ikan-ikan karang menjadi daya
dapat dijadikan sebagai objek wisata tarik dan memberi nilai tersendiri bagi

Jurnal Bisnis Perikanan ISSN : 2355-6617, 1(1) : 51 – 62 51


Aldiansyah, Biaya manfaat wisata terumbu karang

para wisatawan khususnya para penye- ataupun snorkling, karena di TPL BS


lam. Manfaat langsung usaha wisata sudah disiapkan alat-alat diving dan
terumbu karang adalah objek wisata snorkling. Selain menikmati keindahan
terumbu karang yang berperan dalam bawah laut wisatawan juga dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi bersenang-senang dan menikmati
penduduk sekitar, melalui keikutsertaan fasilitas yang telah disiapkan oleh
dalam kegiatan wisata bahari, seperti pengelola TPL BS seperti banana boat,
sebagai penyedia jasa transportasi, gazebo, speed boat, peralatan snorkeling,
pemandu wisata, kuliner dan souvenir. peralatan diving, kamera dan video
Sumber daya terumbu karang bawah air, dengan harga yang
merupakan salah satu sumberdaya terjangkau. Beberapa fasilitas utama
penyumbang devisa negara terutama disiapkan secara gratis seperti dermaga,
melalui sektor pariwisata yang secara kereta apung, tempat parkir kendaraan,
nyata mendatangkan keuntungan pelampung, musollah, full music dan lain-
ekonomi bagi masyarakat sekitar seperti lainnya. Wisata TPL BS melarang
halnya yang terjadi di Kabupaten Konawe pengunjung wisata untuk tidak membawa
yang khususnya terletak di Taman minuman beralkohol, karena menjaga
Pendidikan Laut Bintang Samudra keamanan dari para wisatawan lainnya.
(Sadarun, 2006). Kurangnya informasi mengenai
Taman Pendidikan Laut Bintang manfaat wisata terumbu karang,
Samudra (TPL BS) adalah salah satu menyebabkan rendahnya penilaian
wisata terumbu karang yang berada di sebagian besar masyarakat maupun
Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe pemerintah terhadap sumber daya
yang memiliki daya tarik bagi para terumbu karang, sehingga pemanfaatan
wisatawan untuk berkunjung ke tempat secara langsung maupun tidak langsung
tersebut karena memiliki keanekaragaman terhadap sumber daya terumbu karang
jenis karang yang ditransplantasi di tidak dianggap sebagai suatu kerugian.
dasar perairan TPL BS. Pengunjung Berdasarkan latar belakang
wisata dapat menikmati atau melihat tersebut, perlu dilakukan analisis biaya
keindahan hasil-hasil transplantasi karang dan manfaat wisata terumbu karang di
yang tersedia dalam beragam bentuk, jenis Taman Pendidikan Laut Bintang
dan ukuran dengan melakukan diving Samudra. Informasi nilai tersebut dapat

52 Jurnal Bisnis Perikanan, 1(1) : April 2014


Aldiansyah, Biaya manfaat wisata terumbu karang

dijadikan pertimbangan oleh pemerintah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang
dalam pengambilan keputusan, agar sedang berlangsung saat ini, serta
pembangunan ekonomi berkelanjutan interaksi lingkungan unit sosial tertentu
dapat berjalan dengan baik. yang bersifat apa adanya (given). Subjek
B. Tujuan penelitian dapat berupa individu,
Tujuan dari penelitian ini adalah : kelompok, institusi atau masyarakat.
1. Mengetahui besarnya biaya yang Metode studi kasus merupakan studi
dikeluarkan dalam pengelolaan wisata mendalam mengenai unit sosial tertentu
terumbu karang di Taman Pendidikan dan hasil penelitian tersebut memberikan
Laut Bintang Samudra. gambaran luas serta mendalam mengenai
2. Mengetahui besarnya manfaat yang unit sosial tertentu. Subjek yang diteliti
diperoleh melalui upaya wisata relatif terbatas, namun variabel-variabel
terumbu karang di Taman Pendidikan dan fokus yang diteliti sangat luas
Laut Bintang Samudra. dimensinya (Danim, 2002).
3. Mengetahui tingkat kelayakan dari C. Teknik Pengumpulan Data
usaha wisata terumbu karang ehingga Secara umum teknik pengumpulan
dapat memberikan manfaat ekonomi data dilakukan dengan cara observasi
yang berkesinambungan. langsung dan wawancara kepada
METODE wisatawan dan pengelola TPL BS secara
mendalam (depth interview) terkait
A. Waktu dan Tempat
aktivitas ekonomi mereka khususnya
Penelitian ini dilaksanakan pada
aktivitas dalam kegiatan wisata. Teknik
bulan September sampai dengan bulan
wawancara dilakukan dengan menggu-
Oktober 2013. Lokasi penelitian
nakan kuisioner sebagai instrumen yang
bertempat di Taman Pendidikan Laut
terdiri dari beberapa daftar pertanyaan
Bintang Samudra (TPL BS) Kabupaten
yang relevan dengan tujuan penelitian.
Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.
Untuk penilaian manfaat wisata
B. Metode Penelitian
terumbu karang di TPL BS Kabupaten
Metode dasar yang digunakan dalam
Konawe dilakukan dengan mengumpul-
penelitian ini adalah metode studi kasus
kan data mengenai biaya yang
atau penelitian lapangan (field study)
dikeluarkan untuk pengelolaan tempat
dimaksudkan untuk mempelajari secara
wisata tersebut dan berapa besar keun-
intensif tentang latar belakang masalah,

Jurnal Bisnis Perikanan, 1(1) : April 2014 53


Aldiansyah, Biaya manfaat wisata terumbu karang

tungan yang didapatkan dari wisata 1. Analisis Biaya


tersebut. Sementara untuk manfaat Analisis biaya terdiri dari 3 bagian yaitu
langsung dari segi wisata terumbu karang, biaya tetap (fixed cost), biaya tidak tetap
penilaiannya dilakukan dengan meng-- (variable cost) dan biaya total (total cost).
gunakan metode biaya pengelolaan (CBA) a. Biaya tetap berupa; penyusutan dari
dimana jumlah seluruh biaya dan waktu investasi/barang modal (gazebo, villa,
yang dikorbankan untuk dapat menikmati banana boat, speed boat, alat-alat
keindahan terumbu karang disubstitusikan selam), bunga pinjaman, pajak, dsb.
dalam bentuk uang (rupiah). b. Biaya tidak tetap berupa ; gaji karya-
D. Jenis dan Sumber Data wan, biaya konsumsi, pembuatan tiket,
Jenis dan sumber data yang diguna- listrik, BBM.
kan dalam penelitian berupa data primer c. Biaya total TC = TFC + TVC
yaitu data yang diperoleh dari observasi (Rahardja, 2008).
langsung di lapangan dan wawancara 2. Analisis Manfaat Ekonomi
Ekosistem Terumbu Karang
secara mendalam (depth interview)
dengan wisatawan yang menjadi sampel a. Analisis penerimaan (TR)
mengenai kegiatan pengamatan terumbu Melihat berapa besar
karang di TPL BS dan pengunjung yang p e n d a p a t a n k o t o r / penerimaan
datang menikmati keindahan dan (revenue) dari pengunjung wisata
keanekaragaman terumbu karang di TPL terumbu karang.
BS. Data primer yang diambil seperti TR = PQ (Rahardja, 2008)
biaya-biaya yang dikeluarkan para Dimana :
P = Harga (P) = harga tiket
wisatawan untuk dapat menikmati
Q = Kuantitas = Jumlah pengunjung
keindahan terumbu karang dan fasilitas
b. Analisis keuntungan
yang ada di tempat wisata tersebut.
π = TR – TC (Rahardja, 2008)
E. Analisis Data
c. Cost Benefit Analisis (CBA), Analisis
Manfaat ekonomi sumber daya
Biaya Manfaat, Rahardja, (2008)
terumbu karang diperoleh dari
𝑛 (𝐵𝑡 − 𝐶𝑡)
penjumlahan biaya dan manfaat wisata 𝐶𝐵𝐴 = 𝑡
𝑡=1 (1 + 𝑟)
terumbu karang kemudian dianalisis Dimana :
secara deskriptif. Ct = Cost pada waktu ,
Bt = Benefit pada waktu ,
t = Waktu,
r = Suku bunga bank (i)

54 Jurnal Bisnis Perikanan, 1(1) : April 2014


Aldiansyah, Biaya manfaat wisata terumbu karang

HASIL Biaya tetap terdiri dari penyusutan


1. Biaya barang modal (alat – alat selam,
Pengeluaran keseluruhan atau kompresor, banana boat, speed bood,
total cost merupakan hasil penjumlahan gazebo) dan pajak. Seperti yang terlihat
antara keseluruhan biaya tetap/total fixed pada tabel 1. Total biaya tidak tetap dari
cost (TFC) dengan biaya tidak tetap/total usaha wisata terumbu karang TPL BS
variabel cost (TVC). Total pengeluaran terlihat pada Tabel 2.
ini sering juga disebut total biaya Tabel 1 Biaya tetap usaha wisata
produksi. Dari hasil analisis dapat terumbu karang TPL BS
No Uraian Harga (Rp)
diketahui total biaya yang dikeluarkan
1 Penyusutan Alat Rp1.166.665
dalam pengelolaan wisata terumbu 2 Pajak Rp2.000.000
karang TPL BS sebesar Rp191.566.665 Total (TFC) Rp3.166.665
per tahun (tabel 3). Sumber : Data primer diolah, 2013

Tabel 2 Biaya tidak tetap wisata terumbu karang TPL BS


Nama biaya Harga per Nilai per Siklus Total per
No Unit Satuan
variabel Satuan (Rp) periode (Rp) per thn Tahun (Rp)
1 Biaya Konsumsi 15 Orang 200,000 3,000,000 1 36,000,000

2 Pembuatan Tiket 1000 Lembar 10,000 10,000,000 1 1,200,000

3 Listrik 1 Paket 400,000 400,000 1 4,800,000


4 BBM 1 Paket 200,000 200,000 1 2,400,000

5 Gaji Karyawan 15 Orang 800,000 12,000,000 1 144,000,000


Jumlah Biaya 188,400,000
Sumber : Data primer diolah, 2013

2. Manfaat Usaha Wisata Terumbu Karang TPL BS


Tabel 3 Analisis manfaat dari penjualan tiket masuk wisata
Jumlah Hari Harga
No Uraian Volume Total
wisata satuan
1 Penjualan
Tiket
- Per minggu 2 100 10000 2,000,000
- Per bulan 8 100 10000 8,000,000
- Per tahun 96 100 10000 96,000,000
Sumber : Data primer diolah, 2013

Jurnal Bisnis Perikanan, 1(1) : April 2014 55


Aldiansyah, Biaya manfaat wisata terumbu karang

Tabel 4 Analisis manfaat dari penyewaan alat-alat selam


Jumlah Hari Harga
No. Uraian Volume Total (Rp)
Wisata Satuan (Rp)
1 Penyewaan Alat-alat selam
- Per minggu 2 50 25,000 2,500,000
- Per bulan 8 50 25,000 10,000,000
- Per tahun 96 50 25,000 20,000,000
Sumber : Data primer diolah, 2013
Tabel 5 Analisis manfaat dari penyewaan gazebo
Jumlah Hari Harga Satuan
No. Uraian Volume Total (Rp)
Wisata (Rp)
1 Penyewaan Gazebo
- Per minggu 2 10 50,000 1,000,000
- Per bulan 8 10 50,000 4,000,000
- Per tahun 96 10 50,000
Sumber : Data primer diolah, 2013 48,000,000

5. Total Manfaat Wisata Terumbu Karang TPL BS


Tabel 6 Total manfaat yang diperoleh dari wisata terumbu karang TPL BS
Manfaat yang diperoleh Usaha
No. Uraian
Minggu Bulan Tahun
1 Manfaat Tiket Wisata 2,000,000 8,000,000 96,000,000
2 Manfaat Alat-alat selam 2,500,000 10,000,000 120,000,000
3 Manfaat Gazebo 1,000,000 4,000,000 48,000,000
4 Manfaat banana boot 5,000,000 20,000,000 240,000,000
5 Manfaat Villa 1,000,000 1,000,000 1,000,000
JUMLAH 11,500,000 43,000,000 505,000,000
TOTAL Rp505.000.000
Sumber : Data primer diolah, 2013
Keuntungan yang diperoleh usaha wisata terumbu karang TPL BS yaitu sebesar
Rp313.433.335 per tahun.
3. Ratio Manfaat dan Biaya
Total biaya yang dikelurkan sebesar Rp191.566.665 sedangkan untuk total penerimaan
yang diperoleh yaitu sebesar Rp505.000.000. Sedangkan rationya yaitu sebesar
Rp313.433.335 per tahun.

56 Jurnal Bisnis Perikanan, 1(1) : April 2014


Aldiansyah, Biaya manfaat wisata terumbu karang

Tabel 7 Cost benefit analisis (CBA)


Tahun (benefit) (Cost) Tingkat suku
Nilai CBA
(n) tahun Ke- n Tahun ke-n bunga(1+r)ᵗⁿ
0 505,000,000 191,566,665 (1 + 0,12)⁰ 313,433,335
1 505,000,000 191,566,665 (1 + 0,12)¹ 351,045,355
2 505,000,000 191,566,665 (1 + 0,12)² 393,170,775
3 505,000,000 191,566,665 (1 + 0,12)³ 440,351,268
4 505,000,000 191,566,665 (1 + 0,12)⁴ 493,193,420
5 505,000,000 191,566,665 (1 + 0,12)⁵ 552,376,631
TOTAL 2,543,570,764
Sumber : Data primer diolah, 2013

PEMBAHASAN Tabel 2 untuk harga awal dari alat-alat


1. Biaya selam sebesar Rp18.000.000 sebanyak 6
Komponen barang modal ter- unit untuk peralatan penyelaman dengan
diri dari alat-alat selam, kompressor, umur ekonomisnya selama 5 tahun
banana boot, speed boot, gasebo, dan dengan biaya penyusutannya sebesar
villa. dari komponen biaya tetap usaha Rp300.000 per lima tahunnya.
wisata terumbu karang tersebut dapat Kompressor memiliki harga awal sebesar
berkembang dengan dilengkapi Rp8.000.000 dengan biaya penyusatan
bangunan-bangunan atau tempat yang sebesar Rp66.666 per 10 tahun. Untuk
bisa dinikmati oleh pengunjung wisata banana boat harga awalnya sebesar
terumbu karang agar wisatawan tidak Rp5.000.000 dengan harga penyusutan-
merasa bosan dan tidak merasa rugi nya sebesar Rp208.333 per tahun.
ketika mengunjungi tempat wisata Sedangkan untuk harga awal speed boot
terumbu karang TPL BS sebesar Rp15.000.000 dalam jangka
Berdasarkan umur ekonomi usaha waktu 10 tahun dengan nilai
wisata terumbu karang TPL BS dan penyusutannya sebesar Rp125.000
peralatan penunjang wisata maka pertahunnya. Untuk harga awal gazebo
diperoleh nilai penyusutan barang sebesar Rp400.000/unit, dari 10 unit
modal/investasi yang sekaligus gazebo yang ada jadi totalnya sebesar
merupakan biaya tetap dari usaha wisata Rp4.000.000 dengan jangka waktu 5
terumbu karang TPL BS. tahun dan harga penyusutannya sebesar
Data biaya tetap berupa penyu- Rp66.666 per 5 tahun. Untuk harga
sutan untuk usaha wisata terumbu karang awal dari villa yaitu sebesar
TPL BS seperti yang dijelaskan pada Rp24.000.000 dari 8 unit dengan umur

Jurnal Bisnis Perikanan, 1(1) : April 2014 57


Aldiansyah, Biaya manfaat wisata terumbu karang

ekonomisnya selama 5 tahun dan biaya karyawan dalam pertahun biaya yang
penyusutan pertahunnya Rp400.000 dari harus dikeluarkan untuk gaji karyawan
8 unit villa yang ada. Untuk pembayaran yaitu sebesar Rp144.000.00 pertahun.
pajak pada usaha wisata TPL BS sebesar Dari 15 karyawan tersebut memiliki
Rp2.000.000 dari 2 unit pajak yang bidang atau keahlian masing-masing, ada
dibayar dalam 1 tahun. Pembayaran yang di bidang jasa parkir, ahli dapur,
perizinan sebesar Rp2.000.000 dari 2 bidang penyewaan alat-alat selam, dan
unit perizinan yang akan dibayar, juga ada yang dan lain-lainnya.
pembayaran perizinan tidak termasuk Sedangkan untuk biaya operasional yang
dalam biaya tetap karena pembayaran terendah yaitu pembuatan tiket masuk
perizinan tersebut hanya sekali wisata sebesar Rp100.000 perbulannya
dilakukan pembayaran selama usaha sehingga dalam hitungan pertahunnya
tersebut dijalankan dan tidak memiliki biaya yang dikeluarkan sebesar
nilai penyusutan. Besaran biaya tetap Rp1.200.000. Untuk biaya tidak tetap
berupa penyusutan yang dikeluarkan lainnya termaksud biaya yang cukup
sebesar Rp3.166.665. Biaya penyusutan tinggi seperti biaya konsumsi karyawan
tersebut adalah hasil perhitungan dari atau tenaga kerjanya sebesar
total biaya penyusutan semua barang Rp36.000.000 per tahun, dan biaya
investasi. listrik sebesar Rp400.000 perbulannya
Biaya tidak tetap atau juga disebut dan dalam 1 tahun biaya untuk
variabel cost adalah biaya yang umum- pembayaran listrik sebesar Rp4.800.000,
nya berubah-ubah sesuai dengan volume dan pembelian bahan bakar minyak
produksi. Makin besar volume produksi dalam pertahunnya sebesar
makin besar pula biaya yang harus Rp2.400.000. Jadi total biaya tidak tetap
dikeluarkan, seperti biaya bahan baku, yang dikeluarkan usaha wisata terumbu
biaya tenaga kerja serta biaya operasional karang TPL BS adalah sebesar
lainnya. Rp188.4000.000 pertahun.
Pada Tabel 3 dapat dijelaskan Total biaya adalah hasil penjum-
bahwa biaya operasional tertinggi pada lahan dari biaya tetap dan biaya
usaha wisata terumbu karang tersebut variabel sehingga dapat diketahui
adalah dari gaji karyawan yaitu sebesar besaran pengeluaran dalam pengelolan
Rp12.000.000 per periode dari 15 usaha wisata terumbu karang tesebut.

58 Jurnal Bisnis Perikanan, 1(1) : April 2014


Aldiansyah, Biaya manfaat wisata terumbu karang

Total biaya yang dikeluarkan oleh penghasilan sebesar Rp10.000.000


pengelola wisata terumbu karang yaitu dihitung dalam satu tahunnya mencapai
sebesar Rp191.566.665 per tahun, hal Rp120.000.000. Untuk penghasilan dari
tersebut dikarenakan harga suatu barang penyewaan gazebo sebesar Rp1.000.000
sangat tinggi dan juga biaya perminggu sehingga dihitung per bulan
operasional dalam pengelolaan usaha sebesar Rp4.000.000 dan dalam per tahun
tersebut memerlukan biaya yang besar penyewaan gazebo dapat mencapai
sehingga apa yang diharapkan dalam penghasilan sebesar Rp48.000.0000.
usaha tersebut dapat terlaksana waluapun Sedangkan penyewaan banana boot
biaya yang di keluarkan sangat besar. dalam jangka satu minggu sebesar
2. Manfaat Usaha Wisata Terumbu Rp5.000.000 dan dihitung dalam
Karang TPL BS
perbulannya sebesar Rp240.000.000
Manfaat yang diperoleh dari usaha pertahunnya. Sedangkan untuk penyewa-
wisata terumbu karang tersebut meliputi an villa yaitu sebesar Rp1.000.000
dari pendapatan penjualan tiket masuk, perminggunya, karena para pengunjung
penyewaan alat-alat selam dan wisata tidak pernah menginap apabila di
penyewaan gazebo, penyewaan banana hari biasa, terkecuali di hari-hari besar
boot dan penyewaan villa, dari seperti menjelang tahun baru. Sehingga
pendapatan inilah usaha wisata tersebut pendapatan yang diperoleh dari
mendapatkan keuntungan atau sebagai penyewaan villa sebesar Rp1.000.000
pengembalian modal dari biaya tetap pertahunnya. Jadi penghasilan dari kelima
dan biaya tidak tetap. Dapat diketahui pendapatan usaha tersebut dijumlahkan
bahwa pendapatan dari hasil penjualan dalam per tahun usaha wisata terumbu
tiket dalam 1 minggu sebesar karang tersebut mendapatkan penghasilan
Rp2.000.000, perbulannya mencapai sebesar Rp505.000.000 per tahun.
penghasilan sebesar Rp8.000.000 Tujuan suatu usaha adalah mencari
sehingga dalam setahun dapat diketahui laba (profit). Secara teoritis laba adalah
besaran penghasilannya yaitu sebesar kompensasi atas resiko yang ditanggung
Rp96.000.000. Sedangkan hasil atau oleh perusahaan. Makin besar resiko, laba
pendapatan dari penyewaan alat-alat yang diperoleh harus semakin besar. Laba
selam sebesar Rp2.500.000 dalam 1 atau keuntungan adalah nilai penerimaan
minggu, sehingga perbulannya mencapai total dikurangi biaya total yang

Jurnal Bisnis Perikanan, 1(1) : April 2014 59


Aldiansyah, Biaya manfaat wisata terumbu karang

dikeluarkan. Bila laba disimbolkan π, 3. Ratio Manfaat dan Biaya


penerimaan total sebagai TR, dan biaya Untuk mengetahui tingkat
total adalah TC. (Onu, 2011) kelayakan suatu usaha dapat dlihat dari
Keuntungan adalah nilai dari hasil pendapatan atau keuntungan suatu
penerimaan total suatu usaha di kurangi perusahaan tersebut, apabila penerimaan
dengan biaya total yang di keluarkan, π = yang diperoleh lebih besar dari biaya
TR – TC. Mengacu pada hasil analisis yang dikeluarkan untuk operasional
aliran pengeluaran pada Tabel 1 dan 2, usaha wisata terumbu karang tesebut
sedangkan hasil penerimaan terdapat maka dapat dikatakan usaha wisata
pada Tabel 3, 4, 5 dan 6 sehingga terumbu karang TPL BS layak untuk
dianalisis besaran keuntungan dikembangkan. Ratio manfaat dan biaya
pengusaha wisata terumbu karang TPL sebesar Rp313.433.335.
BS sebesar Rp313.433.335 per tahun. Pengertian efisiensi dalam produksi
Keuntungan yang didapatkan oleh merupakan perbandingan antara output
usaha wisata terumbu karang TPL BS dan input, berkaitan dengan tercapainya
tersebut adalah keuntungan yang sangat output maksimum dengan sejumlah input.
tinggi, hal tersebut dapat kita ketahui Jika rasio output besar maka efisiensi
bahwa pengunjung wisata tersebut dikatakan semakin tinggi. Dapat
adalah sumber keuntungan bagi usaha dikatakan bahwa efisiensi adalah
wisata tersebut dan pengunjung wisata penggunaan input terbaik dalam
tersebut adalah merupakan dari memproduksi output (Lindawaty, 2009 ).
masyarakat lokal Sulawesi Tenggara. Pada hasil analisis nilai CBA
Berarti masyarakat Sulawesi Tenggara ditentukan dari besaran penerimaan yang
tersebut sudah sangat membutuhkan didapatkan oleh manfaat wisata terumbu
suatu tempat wisata atau tempat dimana karang TPL BS dan besaran biaya yang
bisa menenangkan diri dan bersenang- dikeluarkan dalam pengelolaan wisata
senang menikmati keindahan alam. terumbu karang tersebut dan nilai suku
Apabila masyarakat lokal tidak bunga bank. Untuk mendapatkan hasil
memanfaatkan fasilitas yang telah CBA yaitu dari jumlah manfaat dikurang
disiapkan pada wisata terumbu karang jumlah biaya kemudian dibagi dengan
tersebut otomatis keuntungan yang suku bunga bank sehingga dapat
diperoleh akan sangat rendah. diketahui nilai yang didapatkan oleh

60 Jurnal Bisnis Perikanan, 1(1) : April 2014


Aldiansyah, Biaya manfaat wisata terumbu karang

wisata terumbu karang dari tahun 0 sebesar Rp313.433.335, dari nilai


sampai dengan tahun ke 5, ini adalah tersebut menunjukkan bahwa usaha
salah satu perhitungan untuk melihat wisata TPL BS sangat layak.
kelayakan yang akan diterima oleh wisata
DAFTAR PUSTAKA
terumbu karang TPL BS dalam 5 tahun
ke depannya. Total nilai CBA dari tahun Adrianto, L. 2010. Pengenalan
0 sampai dengan tahun ke 5 yaitu Konsep dan Metodologi Valuasi
Ekonomi Sumber Daya Pesisir dan
sebesar Rp2.543.570.764. Untuk Laut. PKSPL-IPB. Bogor. 45 hal.
mengetahui jumlah nilai rata-ratanya
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman
dalam 5 tahun ke depan yaitu Hayati Laut. PT. Gramedia Pustaka
sebesar Rp42.392.865. Utama. Jakarta.

SIMPULAN Danim. 2002. Metodologi Penelitian


Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V
1. Biaya yang dikeluarkan dari penge- Andi Offset.
lolaan wisata terumbu karang di TPL
Dewi, E.S. 2006. Analisis Ekonomi
BS diketahui dari biaya tetap sebesar Manfaat Ekosistem Terumbu Karang
Rp3.566.665 dan biaya tidak tetap di Pulau Ternate Provinsi Maluku
Utara. Tesis. Sekolah Pasca-
sebesar Rp188.400.000. Jadi total sarjana. Institut Pertanian Bogor.
biaya yang dikeluarkan oleh Bogor. 70 hal.

pengelolaan usaha wisata terumbu DKP RI. 2005. Valuasi Ekonomi


Kawasan Konservasi Laut. Proyek
karang sebesar Rp191.566.665 per
Pengembangan Pengelolaan Kawa-
tahun. san Konservasi Laut.
2. Manfaat usaha wisata terumbu karang Fauzi, A. 2010. Ekonomi Sumber
TPL BS dapat diketahui dari hasil Daya Alam dan Lingkungan. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
penjualan tiket, penyewaan alat-alat 259 hal.
selam dan penyewaan gazebo, Keputusan Menteri Kelautan dan
penyewaan banana boat dan Perikanan Nomor : KEP.38/MEN/
2004 Tentang Pedoman Umum
penyewaan villa. Jadi total manfaat Pengelolaan Terumbu Ka Diakses
yang diperoleh dari wisata sebesar tanggal 25 Februari 2012
Rp505.000.000 per tahun. Lindawaty P. Tajerin. 2009. The
3. Perbandingan antara manfaat Economic Efficiency of Cypri rang.
http://poltekipb.
(benefit) dengan biaya (cost) yang files.wordpress.com.nus Carpio
memperoleh penghasilan per tahun Growout Cultured in Running Water
Pond. Journal Economic of

Jurnal Bisnis Perikanan, 1(1) : April 2014 61


Aldiansyah, Biaya manfaat wisata terumbu karang

Emerging Markets 1:103-111. Sadarun, dkk. 2007. Pengenalan Jenis-


jenis Karang di Kawasan Konservasi
Murdiyanto, B. 2004. Pengelolaan Laut Departemen Kelautan dan
Sumber Daya Perikanan Pantai. Perikanan RI.
Dirjen Perikanan Tangkap. COFISH
Project. Jakarta. 200 hal. Sadarun. 2006. Pedoman Pengelolaan
Terumbu Karang dan Transplantasi
Onu, L.O. 2012. Strategi Pengelolaan Karang. Departemen Kelautan dan
Sumber Daya Alam. M a k a l a h Perikanan RI.
Seminar Pembangunan Kabupaten
Buton. 5 hal. Sadarun. 2011. Pengelolaan Sumber
Daya Terumbu Karang. Direk-
Rahardja, P. 2008. Pengantar Ilmu torat Jendral Kelautan Pesisir dan
Ekonomi. Fakultas Ekonomi Pulau-Pulau Kecil.
Universitas Indonesia. Jakarta 189
hal.

62 Jurnal Bisnis Perikanan, 1(1) : April 2014

Anda mungkin juga menyukai