php/geo
e-ISSN: 2549–7057 | p-ISSN: 2085–8167
Abstrak
Ekosistem pesisir memiliki potensi yang besar dan dapat dikelola untuk kepentingan
kegiatan pariwisata yang dapat dterapkan dengan konsep ekoswisata. Dalam konsep
ekowisata, wisata yang dilakukan memiliki bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya-
upaya konservasi, pemberdayaan ekonomi lokal dan saling menghargai perbedaan kultur
atau budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi ekowisata bahari di
pulau-pulau kecil yang terdapat di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan dan mengetahui
aspek yang menjadi kekuatan untuk nantinya dapat dikembangkan sebagai kawasan
ekowisata bahari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan
penentuan titik stasiun secara purposive sampling. Hasil penelitian diperoleh nilai Indeks
Kesesuaian Wisata pada stasiun I dan II masing-masing 87,14% dan 88,57%. Penilaian
mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, pengembangan potensi pantai
dinilai dari hasil pengamatan di lokasi penelitian, wawancara dan kuesioner. Pantai Pulau
Sali dan Daga Besar di gugusan kepulauan Widi memiliki potensi sebagai kawasan
ekowisata bahari seperti keindahan alam yang masih asli, alami dan begitu eksotis, biota
laut dan terumbu karang yang beranekeragam. Aspek kekuatan yaitu pemberdayaan
masyarakat lokal, peningkatan fasilitas dan prasana pendukung lain.
Abstract
Coastal ecosystems have great potential and can be utilized for the benefit of tourism
activities that can be managed with the concept of ecotourism. In the concept of ecotourism,
tourism conducted in this context has an integral part with the efforts of conservation, local
economic empowerment and mutual respect for cultural differences or culture. The purpose
of this study is to determine the potential of marine ecotourism on small islands contained
in South Halmahera and know the aspects that become the strength to later be developed as
a marine ecotourism area. The method used in this research is survey method and station
point determination by purposive sampling. The result of the research shows that the Value
of Travel Assessment Index at station I and II are 87.14% and 88.57%, respectively.
Assessment of strengths, weaknesses, opportunities, and threats, the development of coastal
potential is assessed from observations at study sites, interviews and questionnaires. Sali
Island Beach and Daga Besar Island Beach in the Widi archipelago have the potential as a
marine ecotourism area such as natural beauty that is still original, natural and so exotic,
marine biota and diverse reefs. Aspects of strength that is the empowerment of local
communities, improvement of facilities and other supporting infrastructure.
PENDAHULUAN
Ekosistem pesisir memiliki potensi berinteraksi dengan wisatawan agar tercapai
yang besar dan dapat dikelola dan kesetaraan (Baiquni, 2010).
dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata. Kabupaten Halmahera Selatan
Salah satu jenis wisata pesisir di Indoensia merupakan daerah yang terletak di selatan
adalah wisata pantai. Wisata pantai wilayah Provinsi Maluku Utara. Secara
merupakan suatu bentuk wisata yang geografis, sebagian besar wilayah kabupaten
dilakukan di daerah pantai yang umumnya Halmahera Selatan adalah daerah kepulauan
memanfaatkan sumberdaya pantai (Putera et dan sekitar 80% wilayahnya adalah lautan
al., 2013). dengan berbagai keanakeragaman hayati di
Menurut Nurisyah (1998) dalam dalamnya. Jumlah pulau di Kabupaten
Rif’an (2018) wisata bahari merupakan jenis Halmahera Selatan kurang lebih 269 pulau
wisata minat khusus yaitu dengan baik yang berpenghuni maupun tidak
mengelola dan menfaatkan bentang alam berpenghuni. Keberadaan pulau-pulau,
laut dan pesisir baik yang dikelola secara luasnya pesisir dan lautan disertai
langsung seperti berenang, berperahu, keragaman biodiversitasnya dapat
snorkeling, diving, maupun tidak langsung dimanfaatkan untuk kesejahteraan
seperti piknik, dan olah raga pantai. masyarakat.
Konsep pengelolaan wisata dalam Oleh karena itu, kajian tentang
penerapannya harus memenuhi tiga unsur potensi ekowisata sangat dibutuhkan untuk
keberlanjutan dalam, yaitu: (1) aspek dijadikan sebagai salah satu solusi dan
ekologi, (2) aspek sosial, dan (3) aspek model pengelolaan pariwisata yang
ekonomi. Dimana aspek ekologi adalah berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk
sumberdaya yang akan dikelola oleh mengetahui potensi ekowisata bahari pada
pengembang wisata. Aspek sosial pulau-pulau kecil yang terdapat di
merupakan para pelaku wisata yaitu, Kabupaten Halmahera Selatan dan
pengelola, yang terlibat dan penikmat jasa mengetahui aspek yang menjadi kekuatan
yang memastikan wisata akan berjalan untuk nantinya dapat dikembangkan
sesuai tujuan. Agar berjalan baik, wisata sebagai kawasan ekowisata bahari.
harus beriringan dengan aspek ekonomi
melalui pendekatan industri. Salah satu METODE PENELITIAN
bentuk produk wisata sebagai bagian dari Penelitian ini menggunakan metode
konsep pariwisata berkelanjutan adalah survei dengan pemilihan lokasi sampling
konsep pengembangan ekowisata (Yulianda pada 2 titik yang dilakukan secara purpossive
et al., 2010). sampling. Lokasi penelitian tepatnya di Pulau
World Tourism Organization (2007) Sali (stasiun I) dan Pulau Daga Besar (stasiun
dalam Suma (2018) membagi destinasi II) yang berada di gugusan Kepulauan Widi.
pariwisata dalam enam elemen : (1) atraksi Kedua lokasi ini dianggap mewakili
wisata (Atraction), (2) layanan dan fasilitas karakteristik pulau-pulau kecil yang tesebar
yang mendukung (Public and Private di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan.
Amenities), (3) aksebilitas (Accesibilities), (4) Paramater kualitas lingkungan
Sumberdaya manusia (Human Resources), (5) perairan yang diukur adalah suhu, pH dan
keunikan dan cirri khas (Image and Character) Salinitas menggunakan alat ukur kualitas air
dan (6) harga (price). portable AMT03, untuk kadar oksigen terlarut
Pariwisata sebagai sub sektor menggunakan BOD dan DO meter HI98193.
ekonomi, merupakan industri terbesar dan Sedangkan untuk pengukuran parameter
tercepat perkembangannya di dunia. kecerahan menggunakan keping secchi dan
Prioritas pariwisata yang utama dan pertama parameter sampah dilakukan dengan
adalah membangun manusianya, terutama pengamatan secara visual di lapangan. Data
masyakarat lokal dan yang langsung hasil pengukuran parameter kualiatas
lingkungan yang sudah diperoleh kemudian
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Kepulauan Widi Kec. Gane Timur Selatan
Kualitas Perairan
Kualitas lingkungan khususnya pada Lingkungan Hidup No 51 Tahun 2004
air laut yang diukur yaitu suhu, salinitas, tentang baku mutu air laut untuk wisata
kecerahan, pH, oksigen terlarut dan bahari. Selain itu, penggunaan literatur lain
keberadaan sampah. Data hasil pengukuran juga dilakukan untuk mendukung dalam
setiap parameter kemudian dibandingkan menganalisa data yang diperoleh.
dengan Keputusan Menteri Negara
sampai 8,5. Dengan demikian maka nilai pH sehingga perairan kedua lokasi ini sesuai
air laut pada Pulau Sali dan kepulauan Widi untuk kegiatan wisata bahari.
layak untuk kegiatan wisata bahari.
f. Sampah
e. Oksigen terlarut Pengamatan sampah dilakukan
Kadar oksigen yang terlarut di secara visual dengan melakukan
perairan alami bervariasi, bergantung pada pengamatan langsung di lapangan. Dari
suhu, salinitas, turbelensi air, dan tekanan hasil pengamatan di pantai maupun
atmosfer. Di perairan tawar, kadar oksigen perairan Pulau Sali tidak ditemukan adanya
terlarut berkisar antara 15 mg/liter pada sampah yang dibuang secara sembarangan.
suhu 0° C dan 8 mg/liter pada suhu 25 ° C, Hal ini karena di pulau Sali sendiri hanya
sedangkan di perairan laut berkisar antara terdapat satu desa (Desa Sali Kecil) yang
11 mg/liter pada suhu 0° C dan 7 mg/liter masyarakatnya masih sangat peduli
pada suhu 25 ° C (Effendi, 2003). Menurut terhadap lingkungan sekitar.
Rochiyatun (2000) faktor yang Kondisi yang sama juga ditemukan
mempengaruhi rendahnya kandungan daerah pesisir dan perairan kepulauan Widi
oksigen terlarut di laut antara lain karena yag merupakan gugusan pulau kecil yang
adanya lapisan minyak di permukaan air tidak berpenghuni sehingga kedua lokasi
laut, naiknya suhu air laut, zat padat ini sangat sesuai untuk kegiatan wisata
tersuspensi atau proses respirasi plankton bahari dengan mengacu pada Keputusan
pada malam hari. Menteri Negera Lingkungan Hidup Nomor
Hasil pengukuran kadar oksigen 51 tahun 2004 menentukan bahwa kawasan
terlarut pada perairan di Pulau Sali berada yang baik untuk kegiatan wisata bahari
pada kisaran 6,8 mg/liter sedangkan di adalah kawasan yang tidak ada sampahnya.
perairan kepulauan Widi berada pada
kisaran 7,2 mg/liter dan sudah sesuai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW)
untuk kegiatan wisata bahari. Hal ini Analisis indeks kesesuaian
didasarkan pada Keputusan Menteri diperlukan untuk menentukan apakah
Negera Lingkungan Hidup Nomor 51 tahun kawasan di pantai pulau Sali dan pulau
2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk kecil lain di gugusan Kepulauan Widi
kegiatan wisata bahari adalah >5 mg/liter memenuhi ketentuan untuk wisata pantai.
Gambar 3. pantai pulau Sali (a) pantai pulau Daga Besar (b)
tempat persinggahan nelayan di kepulauan Widi (c)
salah satu laguna di gugusan kepulauan Widi (d)
Potensi Ekowisata Bahari Pulau Sali dan makam keramat yang dapat dikembangkan
Gugusan Kepualauan Widi sebagai obyek wisata religius.
Pulau Sali memiliki keanekaragaman Pulau-pulau kecil di gugusan
hayati yang tinggi baik di daerah teristerial kepulauan Widi juga mememiliki pontensi
maupun akuatik. Ekosistem hutan yang dan keunikan tersendiri dari ratusan pulau
masih terjaga menjadikan pulau ini memiliki kecil yang ada di Kabupaten Halmahera
daya pikat tersendiri. Hasil oebservasi di Selatan. Dari hasil penelitian lapangan
lapangan ditemukan jenis spesies burung ditemukan beberapa pulau dengan
yang endemik seperti jenis burung Nuri karakteristik tersendiri. Pulau Dodawe Gane
Merah (Lorius garrulous) terdapat di pulau memiliki keunikan karena terdapat laguna di
ini. Eksositem pesisir pantai dan laut di bagian tengahnya. Pulau Lolanga Kecil dan
Pulau Sali meliputi terumbu karang, ikan Pulau Tofuwidi terbentuk dari atol yang
dan megabenthos yang melimpah. keberadaannya sangat dipengaruhi oleh
Keberadaan ekosistem dengan pasang surut air laut.
keanekaragaman hayati yang terdapat di Keanekaragaman hayati di gugusan
dalamnya baik itu pada eksoistem darat kepulauan Widi juga sangat unik dan dapat
maupun laut menjadikan Pulau Sali sangat dikembangakan sebagai kawasan ekowisata.
tepat untuk dikembangkan menjadi Jenis burung seperti Nuri Bayan (Electus
destinasi wisata dengan konsep ekowisata. roratus), Elang laut perut putih (Haliaeetus
Kegiatan wisata berkonsep ekowisata seperti leucogaster), Maleo (Macrochepalon maleo)
diving, snorkeling dan wisata ilmiah untuk ditemukan di pulau-pulau Daga Besar dan
kegiatan penelitian dan konservasi sangat pulau-pulau lainnya. Selain itu jenis
berpotensi untuk dikembangkan di pulau mamalia laut seperti Lumba-lumba hidung
ini. botol (Stenella longirostis) juga ditemukan di
Selain itu, di Pulau Sali terdapat perairan gugusan kepulauan Widi sehingga
makam yang memiliki nilai historis tinggi menjadikan lokasi ini sangat berpotensi
dan dipercaya oleh warga lokal sebagai dikembangkan untuk kegiatan ekowisata
bahari.
Potensi Ekowisata Bahari Pulau Sali dan Kabupaten Halmahera Selatan sebagai
Gugusan Kepualauan Widi Berdasarkan kawasan ekowisata bahari dapat dilakukan
Analisis SWOT dengan strategi SWOT sebagaimana
Strategi pengembangan ekowisata terdapat pada Tabel 3.
bahari daerah kepualauan yang terdapat di