al)
ABSTRAK
Kawasan perairan Labuan Cermin adalah salah satu tujuan wisata unik di Kabupaten Berau,
Kalimantan Timur, yang terletak di daerah pesisir dan memiliki pemandangan yang indah. Penelitian ini
bertujuan untuk : 1) mengidentifikasi kesesuaian lahan dan menentukan daya dukung kawasan Labuan
Cermin untuk mengembangkan model ekowisata berkelanjutan; 2) menganalisis nilai manfaat ekonomi
dari kegiatan ekowisata dan 3) menetapkan prioritas strategi dalam mengelola ekowisata berkelanjutan.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei, 2015. Pengumpulan data menggunakan metode
survei dan 60 wisatawan diwawancarai dengan menggunakan metode accidental sampling. Metode
analisis data terdiri dari matriks kesesuaian lahan, analisis daya dukung, analisis nilai ekonomi pariwisata
dengan menggunakan metode biaya perjalanan dan penetapan prioritas strategi pengelolaan ekowisata
berkelanjutan menggunakan SWOT dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Labuan Cermin
sesuai/cocok untuk kegiatan ekowisata di mana indeks kesesuaiannya adalah 78%. Penelitian ini juga
menemukan bahwa jumlah ideal turis yang diperbolehkan beraktivitas sebanyak 46 orang/hari. Rata-
rata jumlah wisatawan yang berkunjung adalah sebanyak 12.000 orang turis/tahun, jumlah ini tidak
melebihi dari daya dukung diizinkan yaitu sebanyak 16.576.000 orang turis/tahun. Selanjutnya, nilai
manfaat ekonomi ekowisata dari kawasan Labuan Cermin berdasarkan metode biaya perjalanan adalah
sebesar Rp 1.656.780.274,11/tahun. Prioritas strategi pertama dalam mengembangkan ekowisata
berkelanjutan di perairan Labuan Cermin adalah merevitalisasi peran lembaga lokal (Lekmalamin)
dengan meningkatkan kapasitas teknis, manajerial dan sosial ekonominya.
Kata Kunci: manfaat ekonomi, analisis kebijakan, ekowisata berkelanjutan, Labuan Cermin
ABSTRACT
Labuan Cermin waters is one of unique tourist destinations in Berau, East Kalimantan, that is
located in coastal area and has a beautiful landscape. The research objectives were: 1) identifying
the land suitability and determining the carrying capacity of Labuan Cermin for sustainable ecotourism
modeling; 2) analyzing the ecotourism value and 3) establishing priority strategies for managing
sustainable ecotourism. This research was conducted from January to May – 2015. Data collection
applied survey method and 60 tourists were interviewed using accidental sampling method. Data
analysis methods consisted of land suitability matrix, carrying capacity analysis, tourism economic value
analysis using travel cost method and priority strategies of sustainable ecotourism management using
SWOT and QSPM methods. The results showed that Labuan Cermin was suitable for ecotourism in
which the index of suitability was 78%. This study also determined the number of allowed tourist were
46/day. The average number of tourists were 12.000 tourists/ year, while not exceeding from allowed
carrying capacity were 16.576.000 tourists/year. Furthermore, the ecotourism economic benefit value of
Labuan Cermin based on travel cost method were IDR 1.656.780.274,11/year. The first priority strategy in
developing sustainable ecotourism in Labuan Cermin waters was to revitalize the role of local institution
(Lekmalamin) by improving its technical and socio-economic capacity.
Korespodensi Penulis:
*
48
Kebijakan Nilai Manfaat Ekonomi dan Pengelolaan Ekowisata Berkelanjutan di Labuan Cermin .................(Erwiantono, et. al)
Metode Pengambilan Sampel kedalaman hingga 15 meter, pada bagian ini pula
dapat terdapat kumpulan (schooling) ikan dengan
Penentuan sampel untuk responden kepadatan > 30 individu per meter kubik air. Pada
data sosial ekonomi sebagai dalam penelitian agian tengah, kedalaman laguna berkisar antara
ini menggunakan metode accidental sampling 4-7 meter. Labuan Cermin dapat dikategorikan
(Sugiarto et al., 2001) yaitu metode pengambilan sebagai sebuah laguna/ cekungan air alami
sampel dengan memilih siapa yang dijumpai di yang mengandung air asin dan tawar yang tidak
lokasi penelitian yang hendak berekreasi dan terhubung langsung dengan lautan. Aliran air
menikmati pemandangan di Kawasan Wisata tawar dengan debit konstan keluar sebagai mata
Labuan Cermin. Jumlah responden pada penelitian air melalui celah-celah batuan kapur di sekeliling
ini adalah 60 orang. Pengumpulan data dilakukan laguna. Keberadaan massa air yang memiliki
dengan cara wawancara berbasis kuesioner, densitas yang berbeda ini menciptakan 2 lapisan
observasi serta wawancara mendalam sebagai air yaitu air tawar pada lapisan permukaan (pada
instrumen pengumpulan data pokok. kedalaman 0 – 4 meter saat surut) dan air asin
(pada kedalaman > 4 meter saat surut) sehingga
HASIL DAN PEMBAHASAN masyarakat mengenalnya sebagai danau dua rasa.
Gambaran Umum Kawasan Labuan Cermin Aliran air tawar dari batuan kapur
menghasilkan perairan yang mengandung kalsium
Kawasan Labuan Cermin merupakan laguna karbonat dengan tingkat kebasaan tinggi yang
yang berada pada kawasan konservasi daerah berkisar 8 – 9 (skala pH 1 – 12). Umumnya
seluas 20.000 Ha dengan luas perairan ± 7.674 m2 perairan seperti ini akan berwarna hijau muda
atau 0,77 Ha. Kawasan ini dikelilingi oleh perbukitan dengan kecerahan hingga 100% sebagaimana
hutan kapur (Karst) yang menciptakan bendungan yang dapat dilihat pada Labuan Cermin. Labuan
alami. Hal ini ditandai dengan kontur kedalaman Cermin juga merupakan habitat bagi berbagai jenis
yang cukup curam berkisar antara 1–15 meter yang ikan diantaranya dari bulan-bulan (Albula Sp.),
terbentuk dari batuan karang dan pasir halus dan kakap (Lutjanus Sp.) dan kerapu (Epinephelus
perairan dangkal pada muara yang menyempit Sp.) baik dalam ukuran dewasa maupun juvenil.
(lebar ± 20 meter dengan kedalaman 1 – 2 meter Dugaan awal dari hasil pengamatan, kawasan
sepanjang ± 15 meter dari pangkal muara). laguna Labuan Cermin merupakan wilayah
pemijahan untuk organisme yang memiliki sifat
Pada peta kontur tampak bahwa sisi selatan
migrasi Katadromus (melawan arus sungai).
laguna ini terdapat ceruk yang curam dan memiliki
50
Kebijakan Nilai Manfaat Ekonomi dan Pengelolaan Ekowisata Berkelanjutan di Labuan Cermin .................(Erwiantono, et. al)
Aspek Keamanan Wisata (Safety Aspect) adalah kelompok kerja yang dibentuk secara
kolektif oleh masyarakat bersama pemerintah
Kawasan Labuan Cermin merupakan perairan
desa yang mendapat mandat untuk mengelola
yang terbentuk dari cekungan dengan kontur yang
kegiatan ekowisata sekaligus menjaga kelestarian
cukup terjal. Dikelilingi perbukitan kapur yang asri
lingkungan di kawasan Labuan Cermin sejak tahun
menciptakan perairan jernih dan suhu yang dingin,
2011. Lekmalamin dikukuhkan sebagai pengelola
jernihnya perairan ini dapat menimbulkan ilusi optik
kawasan wisata alam Labuan Cermin melalui SK
sehingga seolah-olah perairan terlihat dangkal.
Kepala Kampung Biduk-biduk Nomor 2 Tahun 2011.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah suhu
perairan yang cukup dingin dan dapat membuat Prosedur standar keamanan (safety) dan
tubuh lebih cepat mengalami kelelahan sehingga layanan pendukung kegiatan wisata yang perlu
mudah mengalami gangguan kram. Suhu perairan diperhatikan dalam penyelenggaraam wisata di
yang rendah < 25 oC pada siang hari dapat dengan kawasan Labuan Cermin di antaranya adalah :
cepat menurunkan suhu tubuh, yang pada tahap
selanjutnya dapat menurunkan kemampuan 1. Pengelola belum memberlakukan sistem
cardiorespiratory sehingga menyebabkan penempatan dan pengamanan kendaraan
penurunan kemampuan renang (Tipton M, et al. pada area parkir yang disediakan dan
1999). Selain itu karakteristik muara Labuan Cermin menugaskan petugas parkir resmi yang
yang menyerupai leher botol membuatnya memiliki ditunjuk pengelola
arus yang cukup cepat karena bentuk muara yang 2. Pengelola belum memastikan setiap
menyempit dan dangkal. pengunjung memiliki tiket dan asuransi yang
terdaftar sebelum diberangkatkan. Prosedur
Sebagai acuan untuk mengelola aspek
ini dimaksudkan sebagai pendataan
keamanan dalam kegiatan ekowisata di kawasan
pengunjung sehingga bila terjadi kecelakaan
Labuan Cermin, WHO (2006) mendefinisikan
atau hilang (missing) dapat segera
beberapa risiko yang dapat terjadi pada wahana
diidentifikasi dan memudahkan proses klaim
wisata air khususnya yang diperuntukkan bagi
asuransi.
kegiatan renang :
3. Pengelola belum melakukan penjelasan
1. Bahaya fisik (sebagai contoh, tenggalam, singkat tentang pengenalan rambu-rambu
hampir tenggelam atau cidera lainnya) peringatan dan titik-titik berkumpul (master
2. Sengatan panas, suhu dingin, dan cahaya point) untuk memudahkan proses evakuasi
matahari (kaitannya dengan sinar UV) serta belum melakukan pengecekan ulang
3. Kualitas perairan penggunaan perlengkapan keselamatan
4. Kualitas udara terutama di perairan
51
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 6 No. 1 Juni 2016: 49-65
Daya dukung ekowisata kawasan Labuan Nilai Manfaat Ekonomi Kawasan Labuan Cermin
Cermin yang dihitung berdasarkan kategori dari Kegiatan Ekowisata
kegiatan wisata yang sering dilakukan wisatawan di
kawasan tersebut, meliputi aktivitas rekreasi yaitu Kawasan perairan Labuan Cermin terletak di
snorkeling/berenang, berperahu dan bersantai Kecamatan Biduk – Biduk Kabupaten Berau dengan
menikmati pemandangan. Kawasan Labuan memiliki luas kawasan sebesar 0,77 hektar. Jumlah
Cermin memiliki luas area sebesar 7.674 m2 yang wisata yang mengunjungi kawasan Labuan Cermin
dapat dimanfaatkan untuk aktivitas wisata tersebut. mulai tahun 2013 diestimasi sebanyak 12.000
Jumlah wisatawan diperkirakan berdasarkan jumlah wisatawan. Rata – rata wisatawan yang berkunjung
pengunjung rata-rata dalam tiga tahun terakhir yaitu ke kawasan Labuan Cermin sebanyak 3 kali dalam
sebanyak 12.000 wisatawan / tahun. Daya dukung setahun dengan rata-rata biaya perjalanan sebesar
kawasan Labuan Cermin untuk kegiatan rekreasi Rp. 961.166,67 per satu kali kunjungan yang
dapat dilihat pada Tabel 2. meliputi biaya transportasi, konsumsi dan lain –
lain. Dari hasil analisis regresi fungsi permintaan
Daya dukung ekowisata kawasan Labuan terhadap variabel jumlah kunjungan (Q) dan biaya
Cermin untuk kegiatan rekreasi adalah sebanyak perjalanan (P) diperoleh persamaan sebagai
46 orang per hari atau 16.578 orang per tahun. berikut :
Jika dibandingkan dengan jumlah estimasi
Q = 3,3702 – 0,000000091P
kunjungan wisatawan selama tiga tahun terakhir
yaitu sebanyak 12.000 orang wisatawan per Berdasarkan analisis regresi diperoleh nilai
tahun, maka jumlah wisatawan yang berkunjung ke Fhitung sebesar 6,2022 dengan nilai signifikansi
Labuan Cermin selama satu tahun tidak melebihi sebesar 0,0109 (<0,05). Dengan demikian,
daya dukung kawasan. Namun yang perlu dicermati menerima H1 dan menolak H0 yang memberikan
adalah lonjakan jumlah pengunjung yang jauh di interpretasi bahwa biaya kunjungan berpengaruh
atas jumlah kunjungan ideal dalam satu hari pada nyata terhadap jumlah kunjungan. Hasil analisis uji
periode – periode khusus. Pada periode libur normal F dapat dilihat pada Tabel 3.
akhir pekan, jumlah wisatawan yang berkunjung
Pada Gambar 1 kurva permintaan terlihat
ke Labuan Cermin tidak jauh melebihi dari daya
peningkatan biaya perjalanan akan berdampak
tamping ideal yaitu sebanyak 46 orang per hari.
terhadap jumlah kunjungan ke kawasan Labuan
Tetapi pada periode tertentu yang biasanya terkait
Cermin. Dengan persamaan fungsi permintaan:
periode libur perayaan keagamaan (lebaran) dan
Q = 3,3702 – 0,000000091P, maka setiap
perayaan nasional serta periode libur akademik
penambahan biaya kunjungan sebesar satu rupiah
pelajar/mahasiswa, maka pada periode tersebut
akan berdampak pada penurunan jumlah kunjungan
jumlah wisatawan akan melonjak sangat tinggi/bisa
sebesar 0,000000091, atau setiap penambahan
lebih dari 1000 wisatawan per hari atau melebihi
biaya kunjungan sebesar Rp. 14.285.714 akan
daya dukung kawasan untuk semua kategori
menurunkan jumlah kunjungan sebesar 1 kali,
wisata. Ini harus menjadi perhatian pengelola untuk
dengan asumsi faktor lain dianggap tetap (ceteris
memberlakukan regulasi pembatasan wisatawan
paribus). Kurva permintaan terhadap kegiatan
jika ingin keberlanjutan sumberdaya alam Labuan
ekowisata di Kawasan Labuan Cermin.
Cermin tetap terjaga.
52
Kebijakan Nilai Manfaat Ekonomi dan Pengelolaan Ekowisata Berkelanjutan di Labuan Cermin .................(Erwiantono, et. al)
4500000
4000000
Biaya Perjalanan (Rp)
3500000
3000000
2500000
2000000
1500000
1000000 y = 3.37020.00000091X1
500000
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah Kunjungan (kali)
Persamaan
Persamaan permintaan
permintaan kegiatan
kegiatan ekowisataekowisata di surplus
rata-rata Kawasan Labuan
konsumen Cerminsebesar
per individu yang
diperoleh
di Kawasansebelumnya
Labuan Cermin digunakan
yang untuk menghitung
diperoleh nilai ekonomi
Rp. 5.798.730,96 dan(economic value)
nilai rata-rata dari
surplus
sebelumnya digunakan untuk menghitung nilai konsumen per individu
keberadaan objek wisata. Nilai ekonomi dari keberadaan kegiatan ekowisata Labuan per kunjungan sebesar
ekonomi (economic value) dari keberadaan objek Rp. 1.380.650,23. Jumlah kunjungan wisatawan
Cermin diestimasi dengan menggunakan nilai surplus konsumen. Hasil estimasi
wisata. Nilai ekonomi dari keberadaan kegiatan per tahun diestimasi sebanyak 12.000 wisatawan.
parameter surplus konsumen dapat dilihat pada Tabel 4. sebagai berikut :
ekowisata Labuan Cermin diestimasi dengan Dengan mengkalikan nilai rata-rata surplus
menggunakan
Tabel 4. Nilai Estimasi Surplus Konsumen dankonsumen
nilai surplus konsumen. Hasil per Ekonomi
Nilai Manfaat individu per kunjungan
Kegiatan dengan
Ekowisata
estimasi parameter surplusLabuan
di Kawasan konsumen dapat dilihat
Cermin jumlah kunjungan wisatawan diperoleh nilai
pada
Table Tabel
4. 4.Estimated Value of Consumer Surplus manfaat ekonomi kegiatan
and Economic Benefitsekowisata
Value ofdi Labuan
kawasan
Cermin Waters Labuan Cermin sebesar Rp. 1.656.780.274,11 per
Pada Tabel 4 terlihat hasil estimasi tahun. Nilai Estimasi/
Indikator / Indicators
surplus konsumen yang menunjukkan nilai Estimated Value
Jumlah kunjungan (orang/tahun)/ Tourists Visitation
Tabel 12,000
4. Nilai Estimasi Surplus Konsumen dan Nilai Manfaat Ekonomi Kegiatan Ekowisata di
(persons/year)
Kawasan Labuan Cermin.
Luas Labuan Cermin (ha)/ Wide area of Labuan Cermin (ha) 0.77
Table 4. Estimated Value of Consumer Surplus and Economic Benefits Value of Labuan Cermin
surplus konsumen/ individu/ Average of Consumers
Rata-rata Waters.
5798730.96
Surplus/persons
Indikator / Indicators Nilai Estimasi/Estimated Value
Rata-rata surplus Konsumen/Individu/Kunjungan/ Average of
Jumlah kunjungan (orang/tahun)/ 12,0001380650.23
Consumers Surplus/ Persons/Tourists Visitation (persons/year)
Visitation
Luas Labuan Cermin (ha)/ Wide area of Labuan Cermin (ha) 0.77
Nilai Manfaat Ekonomi/tahun (Rp)/ Economic Benefits Value
Rata-rata surplus konsumen/ individu/ 1656780274.11
(Rp) 5798730.96
Average of Consumers Surplus/persons
Rata-rata: surplus
Sumber Konsumen/Individu/Kunjungan/
Data Primer, Diolah, 2016
1380650.23
Average of Consumers Surplus/
Source : Primary Data, Processed,Persons/2016
Visitation
Nilai Manfaat Ekonomi/tahun (Rp)/ Economic Benefits Value (Rp) 1656780274.11
Pada Tabel 4 terlihat hasil estimasi surplus konsumen yang menunjukkan nilai rata-
Sumber : Data Primer, Diolah, 2016/Source : Primary data, processed, 2016
rata surplus konsumen per individu sebesar Rp. 5.798.730,96 dan nilai rata-rata surplus
konsumen per individu per kunjungan sebesar Rp. 1.380.650,23 . Jumlah kunjungan
53
11
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 6 No. 1 Juni 2016: 49-65
Persepsi Wisatawan Terhadap Kegiatan yang dimilikinya dan belum dapat mengatasi
Ekowisata kelemahan yang ada.
Salah satu langkah awal yang perlu dilakukan External Factor Analysis Summary (EFAS)
dalam rangka melakukan upaya pelestarian ekologi
lingkungan di kawasan Labuan Cermin adalah External factor analysis summary (EFAS)
persepsi wisatawan terhadap kegiatan ekowisata merupakan hasil dari identifikasi faktor-faktor
Labuan Cermin itu sendiri. Persepsi wisatawan strategis eksternal berupa peluang dan ancaman
yang diwakilkan dari 60 wisatawan sebagai yang berpengaruh terhadap pengelolaan
responden terhadap kegiatan ekowisata di Labuan sumberdaya di kawasan Labuan Cermin, seperti
Cermin dapat dijelaskan berdasarkan kriteria tersaji pada Tabel 7.
atribut kegiatan wisata seperti yang disajikan pada Hasil external factor analysis summary
Tabel 5. (EFAS) pada Tabel 7 memberikan nilai skor total
Strategi Pengelolaan Sumberdaya Di Kawasan sebesar 2,4250 terdiri dari nilai peluang sebesar
Labuan Cermin Untuk Kegiatan Ekowisata 1,8000 dan nilai ancaman sebesar 0,6250. Nilai ini
di bawah nilai rata-rata 2,5000, hal ini menunjukkan
Internal Factor Analysis Summary (IFAS) bahwa pemerintah daerah dalam melakukan
pengelolaan sumberdaya kawasan Labuan
Internal factor analysis summary (IFAS) Cermin belum mampu memanfaatkan peluang
merupakan hasil dari identifikasi faktor-faktor yang ada dan belum dapat mengatasi ancaman
strategis internal berupa kekuatan dan kelemahan yang muncul.
yang berpengaruh terhadap pengelolaan
sumberdaya ekowisata di kawasan Labuan Cermin. Strategi Pengelolaan Sumberdaya Kawasan
Hasil evaluasi faktor internal diperoleh skor dari untuk Ekowisata
perkalian bobot dan rating pada masing-masing
Profil strategi strategi dalam pengelolaan
faktor kekuatan dan kelemahan, selengkapnya
sumberdaya untuk kegiatan ekowisata di kawasan
dapat dilihat pada Tabel 6.
Labuan Cermin didapat dari nilai evaluasi faktor
Total nilai yang diperoleh pada faktor internal internal dan eksternal. Nilai pada sumbu X (faktor
sebesar 2,4750 yang terdiri dari nilai kekuatan internal) didapat dari selisih antara nilai kekuatan
sebesar 1,8500 dan nilai kelemahan sebesar 0,6250 dan kelemahan dalam matriks internal factor
menunjukkan nilai di bawah nilai rata-rata yaitu analysis summary (IFAS), sedangkan nilai sumbu
sebesar 2,5000. Nilai ini memberikan pengertian Y (faktor eksternal) merupakan selisih dari nilai
bahwa pengelola sumberdaya di kawasan Labuan nilai peluang dan ancaman pada Matriks Evaluasi
Cermin belum dapat mengoptimalkan kekuatan external factor analysis summary (EFAS).
54
Kebijakan Nilai Manfaat Ekonomi dan Pengelolaan Ekowisata Berkelanjutan di Labuan Cermin .................(Erwiantono, et. al)
55
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 6 No. 1 Juni 2016: 49-65
56
Kebijakan Nilai Manfaat Ekonomi dan Pengelolaan Ekowisata Berkelanjutan di Labuan Cermin .................(Erwiantono, et. al)
Hasil analisis
yang menunjukkan
muncul. pengelola dalam Matriks SWOT (Strength, Weakness,
melakukan pengelolaan sumberdaya
Strategi Pengelolaan untuk kegiatan
Sumberdaya Kawasan untuk Opportunity,
Ekowisata Threatment)
ekowisata di kawasan ProfilLabuan Cermin
strategi strategi berada sumberdaya untuk kegiatan ekowisata di
dalam pengelolaan
kawasan Labuan Cermin didapat dari nilai evaluasi faktorMatriks internal SWOT digunakan
dan eksternal. Nilai dalam menentukan
di kuadran agresif. Itu berarti bahwa pengelola
pada sumbu X (faktor internal) didapat dari selisih antara nilai kekuatan dan kelemahan
berada dalam posisi beberapa alternatif strategi dalam pengelolaan
dalamyang baik
matriks untuk
internal menggunakan
factor analysis summary (IFAS), sedangkan nilai sumbu Y (faktor
kekuatan internalnya dalam
eksternal) rangka
merupakan memanfaatkan
selisih sumberdaya di Kawasan
dari nilai nilai peluang dan ancaman pada Matriks Evaluasi Labuan Cermin.
peluang-peluangexternal
yang factor
ada, analysis
mengatasi kelemahan-
summary (EFAS) Deskripsi strategi diperoleh berdasarkan kondisi
kelemahan internal
Hasil analisis menunjukkan pengelola dalam
dan untuk mengatasi berbagai internal
melakukandan eksternal
pengelolaan yang berpengaruh terhadap
sumberdaya
untuk kegiatan ekowisata di kawasan Labuan Cermin berada di kuadran agresif. Itu
ancaman eksternal.
berarti Lebih jelasnyaberada
bahwa pengelola dapat dalamdilihat pengembangan dan pengelolaan sumberdaya
posisi yang baik untuk menggunakan kekuatan
pada Gambar 3.internalnya dalam rangka memanfaatkan peluang-peluang yang ada, mengatasi dapat dilihat pada
di Kawasan Labuan Cermin,
kelemahan-kelemahan internal dan untuk mengatasi Tabel 8. ancaman eksternal. Lebih
berbagai
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.
Peluang
1,8000
Konservatif Agresif
1,0333
Kelemah Kekuat
0,6250 1,0548 1,8500
0,6250
Defensif Diversifikasi
Tantanga
18
57
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 6 No. 1 Juni 2016: 49-65
58
Kebijakan Nilai Manfaat Ekonomi dan Pengelolaan Ekowisata Berkelanjutan di Labuan Cermin .................(Erwiantono, et. al)
59
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 6 No. 1 Juni 2016: 49-65
60
Kebijakan Nilai Manfaat Ekonomi dan Pengelolaan Ekowisata Berkelanjutan di Labuan Cermin .................(Erwiantono, et. al)
a.
Pengembangan paket wisata secara Penentuan Prioritas Strategi
integratif dengan memanfaatkan
Penentuan strategi prioritas merupakan
potensi–potensi atraksi dan jalur wisata
tahap pengambilan keputusan dalam perencanaan
lainnya yang ada di sekitar Kawasan
strategis. Metode yang digunakan adalah quantitave
Labuan Cermin dan selama ini
strategic planning matrix (QSPM). Analisis
belum dioptimalkan pemanfaatannya
QSPM dilakukan dengan cara memberikan nilai
(hiking track, wisata budaya, wisata kuliner
kemenarikan relatif (attractive score – AS) pada
dll)
masing-masing faktor internal maupun eksternal.
b. Penguatan payung hukum di tingkat Strategi yang mempunyai total nilai kemenarikan
peraturan daerah (Perda) dan komunitas relatif (total attractive score - TAS) yang tertinggi
(Perkam) terkait aspek penataan ruang merupakan strategi prioritas. Berdasarkan hasil dari
di Kawasan Labuan Cermin dan wilayah penentuan prioritas strategi dengan menggunakan
sekitarnya secara integratif untuk menjaga quantitave strategic planning matrix (QSPM),
fungsi ekologis dan sosial ekonomi yang maka diperoleh prioritas alternatif strategi dalam
menyertainya. pengelolaan sumberdaya kawasan Labuan Cermin
yang disajikan pada Tabel 9.
61
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 6 No. 1 Juni 2016: 49-65
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN ekonomi kreatif; dan g) Peningkatan akses sumber
pembiayaan usaha yang mempertimbangkan
Kesimpulan kebutuhan dan preferensi masyarakat (customerized
credit/financial system).
Indeks kesesuaian wisata (IKW)
menunjukkan Kawasan Labuan Cermin tergolong Implikasi Kebijakan
pada kategori “Sesuai” sebagai tempat aktivitas
ekowisata dengan beberapa pertimbangan dan Pengembangan kegiatan usaha ekowisata
perbaikan pengelolaan. Daya dukung ekowisata di Kawasan Labuan Cermin memerlukan dukungan
Kawasan Labuan Cermin untuk kegiatan perbaikan sarana prasarana transportasi dan
rekreasi adalah sebanyak 46 orang perhari atau akomodasi secara integratif sehingga akan
16.578 orang per tahun, sementara jumlah riil meningkatkan aksesibilitas Kawasan Labuan Cermin
rata – rata kunjungan wisatawan adalah 12.000 sebagai destinasi wisata unggulan. Perbaikan
orang per tahun. Kondisi khusus yang perlu dicermati aksesibilitas ini juga diharapkan menjadi pemicu
adalah lonjakan jumlah pengunjung yang jauh di untuk pengembangan potensi wisata dan ekonomi
atas jumlah kunjungan ideal per hari pada periode kreatif pada wilayah sekitarnya. Berdasarkan hasil
khusus. Pola kunjungan ini memerlukan perlakuan kajian strategi pengelolaan sumberdaya Kawasan
khusus dari pengelola untuk menjaga keberlanjutan Labuan Cermin untuk pengelolaan usaha ekowisata
sumberdaya alam ekowisata di Labuan Cermin. dan ekonomi kreatif maka upaya pengembangan
Nilai manfaat ekonomi ekowisata labuan cermin kapasitas kelembagaan “Lekmalamin” sebagai
adalah sebesar Rp.1.656.780.274,11 per tahun pemegang mandat masyarakat dalam pengelolaan
yang menunjukkan bahwa kawasan Labuan Cermin sumberdaya adalah prioritas utama untuk
memiliki manfaat intangible sebagai penghasil jasa ditindaklanjuti. Kapasitas yang perlu ditingkatkan
ekowisata. pada organisasi masyarakat dalam mengelola
sumberdaya meliputi kapasitas teknis, manajerial
Prioritas strategi pengelolaan sumberdaya dan sosial. Peningkatan kapasitas kelembagaan
di Kawasan Labuan Cermin secara berturut–turut ini pada tahap selanjutnya akan memberikan
adalah : a) revitalisasi peran lembaga masyarakat dukungan pada pengembangan partisipasi
“Lekmalamin” dalam mengelola kegiatan wisata; masyarakat dalam mengelola sumberdaya dalam
b) penyediaan ruang publik yang dialogis dan ruang lingkup yang lebih luas. Oleh karena
peningkatan intensitas diseminasi informasi yang kapasitas kelembagaan masyarakat pengelola
sesuai dengan preferensi masyarakat; c) proses Kawasan Labuan Cermin saat ini masih sangat
edukasi untuk masyarakat dan wisatawan untuk terbatas, maka kapasitas tersebut perlu dibenahi
pemahaman dan sikap yang selaras dengan dan ditingkatkan kualitasnya dengan melibatkan
tujuan pengelolaan sumberdaya secara lestari peran semua pemangku kepentingan.
dan berkeadilan; d) pengembangan rencana
integratif pengelolaan kawasan Labuan Cermin UCAPAN TERIMA KASIH
secara ekologis dan legal; e) penguatan jejaring
kerja sama riset untuk pengembangan model Penelitian ini terselenggara atas dukungan
pengelolaan Kawasan Labuan Cermin yang optimal; dan kerjasama dengan The Nature Conservancy –
f) peningkatan akses belajar penguasaan teknologi Indonesia Marine Program, Lembaga Kesejahteraan
terapan dan ketrampilan usaha masyarakat untuk Masyarakat Labuan Cermin (Lekmalamin) dan
meraih nilai tambah pada usaha ekowisata dan Dinas Kelautan – Perikanan Kabupaten Berau.
62
Kebijakan Nilai Manfaat Ekonomi dan Pengelolaan Ekowisata Berkelanjutan di Labuan Cermin .................(Erwiantono, et. al)
63