Anda di halaman 1dari 35

DRAFT PROPOSAL PENELITIAN

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU

Judul :Karakteristik Pengunjung dan Analisis Finansial


Pengembangan Objek Wisata Alam Pulau Kumayan
Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.
Nama : Thomson Widodo Siringoringo
NPM : E1B017037
Pembimbing Utama : Siswahyono S.Hut, MP
Pembimbing Pendamping : Dr. Ir. Hery Suhartoyo M.Sc

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lan berisi sumber daya alam
hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU RI No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan).
Hutan memberikan beragam manfaat bagi kehidupan manusia, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Manfaat hutan secara langsung, hutan dapat menghasilkan kayu
industri, kayu bakar, dan hasil hutan non kayu, menyediakan lahan untuk pemukiman,
pertanian dan lain-lain, sedangkan manfaat secara tidak langsung, hutan dapat mengatur
tata air di alam (hidrologi), menyimpan karbon, melestarikan keanekaragaman hayati dan
habitat, pasokan oksigen dan sebagai objek wisata alam.
Objek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta mempunyai daya
tarik baik dalam keadaan alami maupun setelah ada budidaya. Sumber daya hutan
mempunyai kedudukan serta peran yang penting bagi kehidupan manusia sehingga perlu
dikelola dan dimanfaatkan secara seimbang, selaras dan serasi untuk kesejahteraan
masyarakat. Adanya daya tarik telah menjadikan sumber daya hutan dapat dimanfaatkan
menjadi daerah tujuan wisata, baik di dalam kawasan hutan itu sendiri maupun di luar
sekitar hutan.
Provinsi Bengkulu memiliki banyak objek wisata alam yang menjadi daya tarik sendiri
bagi wisatawan untuk datang ke objek-objek wisata yang tersebar diantara 9 kabupaten 1
kota. Objek wisata pulau kumayan yang berada disekitar kawasan hutan merupakan salah
satu daerah tujuan wisata yang memanfaatkan keberadaan Cagar Alam Danau Dendam Tak

1
Sudah.
Objek wisata alam ini diberi nama Pulau Kumayan dikarenakan asal usul daerah ini
awalnya merupakan bukit yang dikelilingi banyak bambu dengan luas lahan lebih
kurang 15 Hektar. Letak lahan Pulau Kumayan yang berada diluar kawasan hutan
sehingga penguasaannya menjadi berstatus sebagai tanah milik pribadi bapak
Hermansayah yang sekaligus menjadi pengelola objek wisata ini. Letak Pulau yang
berdekatan dengan kawasan Cagar Alam Danau Dendam Tak Sudah dan dikelilingi oleh
air menjadikan Pulau Kumayan memiliki daya tarik bagi orang yang mengunjunginya.
Kondisi tersebut telah menjadi dikembangkan oleh pemiliknya menjadi daerah tujuan
wisata sejak tahun 2020.
Dengan jarak yang relatif dekat dengan pusat Kota Bengkulu yaitu hanya menempuh
waktu 20-30 menit, objek wisata Pulau Kumayan sudah bisa dinikmati dengan harga tiket
yang terjangkau yaitu Rp 5 ribu sampai Rp15 ribu saja, pengunjung sudah bisa
menikmati seluruh spot-spot wisata, seperti, flyingfox, permadani terbang, sepeda terbang,
permainan air, rumah adat, rumah pohon dan hutan pulai rawa.
Tegakan pulai rawa yang dikelola dengan pengaturan ruang menjadi daya tarik pada
objek wisata ini dikarenakan hanya pada objek wisata tersebut wisatawan dapat melihat
tegakan pulai rawa. Dengan begitu objek wisata Pulau Kumayan memiliki potensi wisata
yang dapat menjadi inventasi jangka panjang dengan pengelolaan yang berkelanjutan.
Untuk mengembangkan objek wisata alam Pulau Kumayan ini pengelolahannya harus
memahami karakteristik pengunjung seperti umur, pendidikan, asal daerah, pendapatan dan
minat wisatawan terhadap daerah objek wisata tersebut. Data karakteristik pengunjung
dapat dijadikan oleh pengelola untuk menyusun rencana pengembangan baik fasilitas
maupun atraksi wisata, agar jumlah wisatawan yang berkunjung semakin meningkat.
Arahan pengunjung merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencapai kepuasan dan
daya tarik objek wisata alam Pulau Kumayan. Kemudian karakter pengunjung untuk
mengetahui tipe yang dominan guna menarik minat pengunjung dan untuk pengembangan
objek wisata salah satunya penyesuaian fasilitas dengan pengunjung yang dominan supaya
meningkatkan jumlah wisatawan.
Pengembangan objek wisata alam Pulau Kumayan perlu diadakan suatu kajian untuk
mengetahui nilai kelayakan finansial objek wisata. Penelitian ini sangat penting bagi
pengelola Pulau Kumayan untuk mengetahui investasi yang dilakukan terhadap pengeloaan
Pulau Kumayan menguntungkan atau tidak, dan menjadi acuan untuk perencanaan dan
pengembangan yang lebih baik kedepannya.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaiamana karakteristik pengunjung pengembangan Objek Wisata Alam Pulau
Kumayan Kota Bengkulu?
2. Apakah pengembangan Objek Wisata Alam Pulau Kumayan Kota Bengkulu layak
secara finasial?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui karakteristik pengunjung Objek Wisata Alam Pulau Kumayan
Kota Bengkulu.
2. Untuk mengetahui kelayakan finansial pengembangan Objek Wisata Alam Pulau
Kumayan Kota Bengkulu.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dengan diketahuinya karakteristik pengunjung, pengelola Pulau Kumayan dapat
menetukan skala prioritas pengelolaan yang lebih baik dan dapat memenuhi
kepuasan pengunjung.
2. Dengan diketahuinya tingkat kelayakan secara finansial, pengelola dapat
melakukan efisiensi dan efektibilitas penggunaan sumber daya modal agar dapat
lebih menguntungkan.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata
2.1.1 Pengertiaan pariwisata
Kata “pariwisata” untuk pertama kali diusulkan oleh bapak Prof. Priyono, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan di zaman Presiden Soekarno. Pada Munas Tourisme II di
Tretes, Jawa Timur pada tanggal 12 - 14 juni 1958. Sebelumnya untuk menyatakan
pariwisata digunakan kata “Tourisme”, sementara secara etimologi kata “pariwisata”
berasal dari kata sansekerta yaitu kata pari dan wisata, masing-masing mempunyai arti
(Pitana dan Diarta, 2009): Pari berarti banyak, berkali, berputar-putar dan Wisata berarti
perjalanan, berpergian. Menurut pendapat dari Spillane (1987: 25) mengemukakan bahwa
pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan,
mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau
istirahat, menunaikan tugas.
Adapun dasar untuk memahami berbagai istilah kepariwisataan, dengan adanya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Bab I pasal 1 tentang
kepariwisataan yaitu:
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh sebagian atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
diri.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
pemerintah daerah.
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan
bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan
setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat,
sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha.
5. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan
nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam suatu atau lebih wilayah administratif yang
di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata,

4
aksesibilitas serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan.
7. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa pemenuhan
kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
8. Pengusaha pariwisata adalah orang-orang atau sekelompok orang yang melakukan
kegiatan usaha pariwisata.
9. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan
penyelenggaraan pariwisata.
10. Kawasan strategi pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata
atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh
dalam suatu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya,
pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan
dan keamanan.
Konsep pariwisata mempunyai makna berpergian (tour) yang dilakukan seorang
yang malancong demi kesenangan, bukan buat menetap atau bekerja. apabila dalam
awalnya aktivitas berwisata merupakan buat kesenangan belaka, maka waktu ini aktivitas
tadi sebagai sesuatu yg wajib direncanakan, dilaksanakan dan dinikmati secara serius.
Dengan demikian pariwisata bisa diartikan menjadi suatu bepergian yg dilakukan seorang
atau lebih menggunakan tujuan menerima kenikmatan dan memenuhi harapan ingin
mengetahui sesuatu (Pitana dan Diarta, 2009).
Beberapa pendapat mengenai tujuan perjalanan wisata yang dilakukan oleh
individu atau kelompok seperti pendapat dari H.A Maslow dalam bukunya yang berjudul
Motivation dan Personality, berpendapat bahwa orang melakukan perjalanan karena alasan
kebutuhan atau need, terbagi atas dari beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
1. Physiological needs atau kebutuhan akan makan, air dan udara.
2. The needs for security and safety atau kebutuhan keamanan dan keselamatan.
3. The survival needs atau kebutuhan akan keberadaannya, dicintai dan mencintai.
4. The self actualization atau realization needs atau kebutuhan pengakuan diri.
5. Potential atau kebutuhan pengembangan potensi diri.
6. Kebutuhan akan menciptakan, membangun kepribadian dan karakternya.
7. The needs for change, divertissement, new scenery and experience atau kebutuhan
akan perubahan, pelepasan, suasana dan pengalaman baru.

5
2.1.2 Jenis pariwisata
Ada berbagai macam perjalanan pariwisata bila ditinjau dari berbagai macam segi,
yaitu sebagai berikut (Muljadi, 2009) :
1. Dari segi jumlahnya, wisata dibedakan atas :
a. Individual Tour (Wisata Perorangan), yaitu suatu bentuk perjalanan wisata yang
dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami-istri.
b. Family Group Tour (Wisata Keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata yang
dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan
kekerabatan satu sama lain.
c. Group Tour (Wisata Rombongan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan
bersama-sama dengan pemimpin seseorang yang bertanggung jawab atas
keselamatan dan keutuhan anggotanya.
2. Dari segi kepengaturannya, wisata dibedakan atas:
a. Wisata Berencana, yaitu suatu perjalanan wisata yang jauh hari sebelumnya telah
diatur segala sesuatunya, baik transportasi, akomodasi maupun objek objek yang
akan dikunjungi.
b. Wisata Khusus, yaitu suatu perjalanan wisata yang disusun secara khusus guna
memenuhi permintaan seseorang langganan atau lebih sesuai dengan
kepentingannya.
c. Wisata Tambahan, yaitu suatu perjalanan wisata tambahan diluar pengaturan yang
telah disusun dan dijanjikan pelaksanaannya, yang dilakukan atas permintaan
pelanggan.
3. Dari segi maksud dan tujuannya, wisata dibedakan atas :
a. Wisata liburan, yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan dan diikuti oleh
anggotanya guna berlibur, bersenang-senang dan menghibur diri.
b. Wisata pendidikan, yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk
memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan mengenai bidang
kerja yang dikunjunginya.
c. Wisata keagamaan, yaitu perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakukan
ibadah keagamaan, misalnya perjalanan umroh.
4. Dari segi penyelenggaraannya, wisata dibedakan atas:
a. Safari tour, yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara khusus
dengan perlengkapan maupun peralatan khusus pula yang tujuan maupun objeknya
bukan merupakan objek kunjungan wisata pada umumnya.

6
b. Wisata remaja, yaitu kunjungan wisata yang penyelenggaraannya khusus
diperuntukkan bagi para remaja menurut golongan umur yang ditetapkan oleh
hokum negara masing-masing.
c. Wisata bahari, yaitu suatu kunjungan ke objek wisata, khususnya untuk
menyaksikan keindahan lautan dengan menyelam.
Beberapa jenis pariwisata berdasarkan kategorinya :
1. Pleasure tourism, yaitu pariwisata untuk menikmati perjalanan. Jenis pariwisata ini
dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari
udara segar, mengendorkan ketegangan syarafnya, menikmati keindahan alam,
menikmati cerita rakyat suatu daerah, serta menikmati hiburan dan sebagainya.
2. Recreation tourism, yaitu pariwisata untuk tujuan rekreasi. Jenis pariwisata ini
dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari–hari libur untuk istirahat,
untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani yang akan menyegarkan
keletihan dan kelelahannya.
3. Cultural tourism, yaitu pariwisata untuk kebudayaan. Jenis pariwisata ini ditandai
dengan adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat–pusat
pengajaran dan riset, mempelajari adat–istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan
sebagainya.
4. Sports tourism, yaitu pariwisata untuk tujuan olahraga. Jenis pariwisata ini bertujuan
untuk olahraga, baik hanya untuk menarik penonton olahraga dan olahragawannya
sendiri serta ditunjukkan bagi mereka yang ingin mempraktekkannya sendiri.
5. Business tourism, yaitu pariwisata untuk urusan dagang besar. Dalam pariwisata jenis
ini, unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang digunakan oleh pelaku perjalanan
dalam menggunakan waktu–waktu bebasnya untuk memanjakan dirinya sebagai
wisatawan yang mengunjungi berbagai objek wisata dan jenis pariwisata yang lain.
6. Convention tourism, yaitu pariwisata untuk konvensi. Banyak negara tertarik untuk
menggarap jenis pariwisata ini dengan banyaknya hotel atau bangunan bangunan
yang khusus dilengkapi untuk menunjang pariwisata jenis ini.
Jenis-jenis pariwisata terbagi menjadi 14, yaitu (Pendit, 2002) :
1. Wisata budaya, ini dimaksudkan dengan perjalanan yang dilakukan atas dasar
keinginan unutk memperluas pandangan hidup seseorang ,mempelajari
keadaan rakyat, kebiasaan, dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka
budaya, dan seni mereka (seni tari, drama, musik, dan seni suara);

7
2. Wisata kesehatan, perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk
meninggalkan keadaan lingkungan untuk mengunjungi tempat peristirahatan
seperti mata air panas yang mengandung mineral yang dapat menyembuhkan;
3. Wisata olahraga, wisatwan–wisatwan yang melakukan perjalanan dengan
tujuan berolah raga atau menghadiri pesta olahraga di suatu tempat;
4. Wisata komersial, mengunjungi pameran – pameran dan pekan raya yang
bersifat komersial seperti pameran industri, pameran dagang, dan sebagainya.
Wisata industri ini erat hubungannya dengan perjalanan yang dilakukan oleh
rombongan pelajar atau mahasiwa, atau orang – orang awam ke suatu
kompleks atau daerh perindustrian dimana terdapat pabrik – pabrik atau
bengkel – bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan
penelitian atau peninjauan. Jenis kegiatan ini banyak dilakukan di negara –
negara maju dimana masyarakat memiliki kesempatan untuk mengadakan
keunjungan ke daerah-daerah atau kompleks pabrik industri;
5. Wisata politik, jenis wisata ini meliputi perjalanan yang dilakukan untuk
mengunjungi atau mengambil bagian dalam peristiwa kegiatan politik misalnya
perayaan 17 agustus di jakarta;
6. Wisata konvensi, berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi
dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan – ruangan tempat
bersidang bagi para peserta suatu konfrensi,. Misalnya indonesia memiliki
balai sidang senayan di jakarta untuk penyelenggaraan sidang – sidang
pertemuan yang besar dengan perlengkapan yang modern;
7. Wisata sosial adalah pengorganisasian suatu perjalanan yang murah dan mudah
untuk memberi kesempatan kepada masyarakat ekonomi lemah untuk
mengadakan perjalanan, seperti misalnya kamum buruh;
8. Wisata pertanian adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke
proyek– proyek pertanian, perkebunann, ladang pembibitan, dan sebagainya.
9. Wisata maritim (bahari), jenis wisata ini biasanya dikaitkan dengan kegiatan
oleh raga di air, danau, pantai, teluk, dan laut;
10. Wisata cagar alam, wisata diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang
mengkhusukan usaha– usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau
daerh cagar alam, taman lindung dan sebagainya yang kelestariannya
dilindungi oleh undang– undang;
11. Wisata buru, jenis wisata ini banyak dilakukan di negeri – negeri yang banyak
memiliki daerah atau hutan berburu yang diperbolehkan oleh pemerintah dan
8
digalakkan oleh berbagai agen ataubiro perjalanan. Di indonesia pemerintah
membuka wisata buru untuk daerah baluran di jawa timur dimana wiatwan
boleh menembak banteng dan babi hutan;
12. Wisata pilgrim, jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama,
sejarah, adat istiiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat;
13. Wisata bulan madu adalah suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan
pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas– fasilitas khusus
seperti misalnya kamar pengantin di hotel
2.1.3 Permintaan Pariwisata
Permintaan wisata dapat digambarkan sebagai kelompok heterogen orang orang
yang sedang berusaha bepergian setelah terdorong motivasi oleh motivasi tertentu. Ada
setumpuk keinginan, kebutuhan, cita rasa, kesukaan yang sedang berbaur dalam diri
seseorang. Atau juga dikatakan sebagai motivasi dari wisatawan untuk melakukan
perjalanan tempat tujuan (Wahab, 1996:143). Permintaan wisata ditandai dengan ciri - ciri
khas tertentu diantaranya adalah :
1. Kekenyalan (Elasticity)
2. Kepekaan (Sensitivity)
3. Perluasan (Expansion)
4. Musim (Seasonality)
Unsur-unsur yang terpenting dalam dalam permintaan pariwisata adalah wisatawan
dan penduduk lokal yang menggunakan sumberdaya (produk dan jasa) wisata, dan yang
menjadi basis utamanya adalah ketersediaan waktu dan uang pada kelompok atau
seseorang tersebut yang ingin berwisata. Faktor lain yang berperan dalam pemicu
perjalanan wisata adalah aksesibilitas yang semakin mudah dalam mencapai objek wisata
dalam hal ini berupa infrasturktur transportasi (Damanik dan Weber, 2006). Lieber (1983)
dalam Susilowati (2009) juga menyatakan bahwa terdapat lima unsur permintaan terhadap
rekreasi alam terbuka, yaitu :
1. Mudah dimanfaatkan (dirasakan manfaatnya).
2. Kegiatan yang ada sesuai dengan gambaran yang diinginkan oleh pemakai.
3. Keadaan harus memungkinkan pengidentifikasian gambaran tersebut.
4. Terdapat kesempatan untuk mendemonstrasikan.
5. Memungkinkan suatu penggunaan yang menyenangkan dan efisien

9
Menurut Mill dan Morisson (1985). Ada bebrapa variabel sosioekonomi yang
mempengaruhi permintaan pariwisata, yaitu :
1. Umur Hubungan antara pariwisata dan juga umur mempunyai dua komponen yaitu
: besarnya waktu luang dan aktifitas yang berhubungan dengan tingkatan umur
tersebut. Terdapat juga beberapa perbedaan pola konsumsi antara kelompok yang
lebih tua dengan kelompok yang lebih muda.
2. Pendapatan Pendapatan merupakan faktor terpenting dalam membentuk permintaan
untuk mengadakan sebuah perjalanan wisata. Bukan hanya perjalanan itu sendir
yang memakan biaya wistawan juga harus mengeluarkan uang untuk jasa yang
terdpat pada tujuan wisata dan juga di semua aktifitas selama mengadakan
perjalanan.
3. Jenis Kelamin Banyak persamaan dibandingkan dengan perbedaan penyediaan
waktu luang, baik laki-laki atau perempuan. Adapun kecenderungan perempuan
lebih suka melakukan kegiatan budaya (cultural activities), sedangkan laki-laki
lebih menyukai rekreasi di tempat terbuka (outdoor recreation) atau olahraga
4. Pendidikan Tingkat pendidikan mempengaruhi tipe dari waktu yang luang untuk
digunakan dalam perjalanan yang dipilih. Selain itu juga pendidikan merupakan
suatu motivasi untuk melakuakan perjalanan wisata. dapat juga dismpulkan bahwa
tingkat pendidikan mempengaruhi pandangan seseorang dan memberikan lebih
banyak pilihan yang bisa diambil oleh seseorang
2.2 Karakteristik Wisatawan
Berdasarkan Undang–Undang No. 9 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
pengertian wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata, sedangkan pengertian
wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam.
Karakteristik wisatawan, menurut Seaton dan Bennet (1996) terbagi atas 2
karateristik umum, yaitu berdasarkan karakteristik perjalanannya (trip descriptor) dan
karakteristik wisatawannya (tourist descriptor). Pada karakteristik trip descriptor,
wisatawan akan dibagi berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukananya sementara tourist
descriptor akan memfokuskan karakteristiknya langsung kepada wisatawannya, terkait
siapa, apa yang diinginkan , kenapa, kapan, dan dimana. Sedangkan Menurut Smith (1995)
terdapat 2 jenis karakteristik wisatawan yaitu
1. Karakteristik Sosio-Demografis yang merupakan pembagian karakteristik paling
sering dipaki untuk kepentingan analisis pariwisata, perencanaan dan pemasaran.
10
2. Karakteristik psikografis, mengklasifikasikan wisatawan ke dalam kelompok-
kelompok yang berhubungan dengan kelas sosial, life-style dan karakteristik
personal. Karakteristik wisatawan berdasarkan psikografi lebih menekankan pada
motivasi yang melatarbelakangi perjalanan, yang didalamnya terdapat beberapa
indikator antara lain: Keinginan berinteraksi dengan masyarakat, keinginan tujuan
melakukan perjalanan untuk bersenangsenang, objek wisata yang dikunjungi sudah
dikenal dikalangan masyarakat, berwisata dengan sedikit orang, melakukan banyak
kegiatan wisata, menginginkan fasilitas wisata yang lengkap, sikap dan aksi baik di
tempat wisata, memiliki pengetahuan tentang objek dikunjungi, menyesuaikan gaya
hidup dengan tempat wisata serta keamanan dan kenyaman dalam memilih tempat
wisata.
2.3 Objek dan Daya Tarik Wisata
Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) merupakan potensi ODTWA yang
berbasis pengembangan pariwisata alam yang bertumpu pada potensi utama sumber daya
alam (natural and cultural based tourism) (Syahadat, 2010). Sedangkan Menurut Fandeli
(2002) objek dan daya tarik wisata (ODTW) atau atraksi wisata adalah suatu perwujudan
dari ciptaan manusia, tata hidup seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan
alam ciptaan Tuhan yang mempunyai daya tarik yang dikunjungi wisatawan. Menurut
Mappi (2001, dalam Dewi, 2010) obyek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam 3
jenis, yaitu: Obyek wisata alam, Obyek wisata budaya, dan Obyek wisata buatan.
Kualitas objek wisata tidak hanya dapat dinilai dari kondisi objek wisata itu sendiri,
namun dilihat juga dari fasilitas, pelayanan, jasa, pemasaran, dan aksesibilitas yang
mendukung objek wisata tersebut. Penilaian pengunjung terhadap objek wisata yang ada
dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan objek wisata dimasa yang akan
datang. Wisatawan ingin mendapatkan suatu pengalaman tertentu dari kunjungannya ke
suatu objek wisata. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 10 tahun 2009
daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
Dalam Undang-Undang No 10 tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan yang
termasuk obyek dan daya tarik wisata diantaranya adalah :
1. Objek daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan
alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan
rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta binatang-binatang langka.

11
2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peningglan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian (wisata agro),
wisata tirta (air), wisata petualngan, taman rekreasi, dan tempat hiburan lainnya.
Objek dan daya tarik wisata menurut Direktoral Jenderal Pemerintah dibagi
menjadi 3 macam, yaitu:
1. Objek Wisata Alam Objek wisata alam adalah sumberdaya alam yang berpotensi
memiliki daya tarik bagi wisatawan atau pengunjung dalam keadaan alami maupun
setelah adanya usaha budidaya. Potensi objek wisata alam dibagi menjadi 4
kawasan, yaitu:
a. Flora dan fauna
b. Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem pantai dan
ekosistem hutan bakau.
c. Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau.
d. Budidaya sumberdaya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, dan
usaha perikanan.
2. Objek Wisata Sosial Budaya Objek wisata sosial budaya yang dapat dimanfaatkan
dan dikembangkan dari objek dan daya tarik wisata seperti museum, peninggalan
sejarah, upacara adat, seni pertunjukkan dan kerajinan.
3. Objek Wisata Minat Khusus Objek wisata minat khusus merupakan jenis wisata
yang baru dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan
yang mempunyai motivasi khusus, biasanya para wisatawan harus memiliki
keahlian. Misalnya berburu, mendaki gunung, tujuan pengobatan, arung jeram dan
lain-lain.
Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasarkan pada:
1. Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan
bersih.
2. Adanya aksebilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
3. Adanya ciri khusus/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang
hadir.
4. Adanya sarana dan prasarana untuk para wisatawan yang hadir.
5. Punya daya tarik wisata tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi
kesenian, keindahan alam, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam
suatu objek buah karya manusia pada masa lampau (Suwena dan Widyatmaja,
2017).

12
2.4 Pengelolahan Taman Wisata Alam
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2011 Taman Wisata Alam adalah
kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.
Kegiatan pariwisata di taman wisata alam dilakukan tanpa mengurangi fungsi pokok dari
kawasan, kegiatan tersebut dapat dilakukan dalam zona pemanfaatan taman wisata alam
yang dapat dibangun sarana pariwisata berdasarkan rencana pengelolaan. Taman wisata
alam dapat dimanfaatkan untuk kegiatan:
1. Penyimpanan atau penyerapan karbon, pemanfaatan air serta energi air, panas, dan
angin serta wisata alam.
2. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam.
4. Pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya.
5. Pembinaan populasi dalam rangka penetasan telur dan/atau pembesaran anakan
yang diambil dari alam.
6. Pemanfaatan tradisional oleh masyarakat setempat.
Berdasarkan Undang-Undang No 5 tahun 1990 bahwa penetapan prioritas pemanfaatan
kawasan taman wisata alam untuk ekowisata disesuaikan dengan potensi dan kesiapan
sumber-sumber serta optimasi peran dalam menggerakkan perumbuhan dan pengembangan
ekonomi wilayah. Pengembangan wisata di taman wisata alam harus mencakup konservasi,
edukasi, partisipasi masyarakat, ekonomi dan rekreasi. Pengembangan wisata harus
memenuhi kaidah konservasi dan menciptakan manfaat untuk konservasi seperti
mendukung upaya pengawetan jenis tumbuhan dan satwa terutama yang langka seperti
melakukan perlindungan terhadap populasi, jenis, habitat, keunikan, dan kekhasan
ekosistem yang ada. Pengembangan harus mampu menyajikan pelayanan berkualitas
kepada pengunjung dalam melakukan rekreasi agar pengembangan wisata di taman wisata
alam sejalan dengan konsep pemanfaatan secara lestari (Wahyuningsih, 2001).
Menurut keputusan Menteri Kehutanan No 167 Tahun 1994 tentang Sarana dan
Prasarana Pengusahaan dan Pariwisata Alam di Kawasan Pelestarian Alam, rencana
pengelolaan kawasan pelestarian alam adalah upaya terpadu dalam penataan,
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan pengembangan dan perlindungan,
serta pemanfaatan. Pengelola perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang berkelanjutan.
Rencana pengelolaan taman wisata alam sekurng-kurangnya memuat tujuan pengelolaan,
dan garis besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan, pengawetan dan
pemanfaatan kawasan.

13
Pengelolaan dan pelestarian hutan secara berkelanjutan juga harus memperhatikan
kesejahteraan masyarakat yang ada disekitar, selain memperhatikan sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya. Aspek sosial, masyarakat hidup dengan rukun dan toleransi
sesamanya dan ramah dengan pengunjung yang datang berwisata. Aspek ekonomi,
pengunjung yang datang merupakan pasar bagi masyarakat sekitar. Aspek ekologi,
keanekaragaman flora dan fauna memiliki keindahan bentang alam panoramanya (La’bi,
2014).
2.5 Analisis Finansial
Analisis finansial merupakan analisis manfaat biaya yang berpusat pada hasil modal
yang ditanamkan pada proyek dan merupakan penerimaan langsung bagi pihakpihak yang
terlibat langsung dalam mengsukseskan proyek tersebut (Kadariah et al., 1978). Analisis
ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat suatu hasil kegiatan investasi, sehingga perlu
diperhatikan hasil dari modal yang tertanam dalam proyek (Matondang, 2017).
Menurut Fitriani (2010) pembangunan suatu proyek diperlukan analisis untuk
mengetahui kelayakan (feasibility) proyek tersebut. Studi kelayakan suatu proyek
diperlukan untuk meninjau apakah proyek tersebut layak dalam beberapa aspek, misalnya
aspek teknis, aspek managerial dan administratif, aspek organisasi, aspek komersial, aspek
ekonomi dan aspek finansial. Tidak semua proyek mencakup pertimbangan ke-lima aspek
tersebut. Pengambilan suatu keputusan investasi diperlukan pertimbangan terhadap aspek
finansial. Dari sisi investor, investasi akan menarik apabila menguntungkan. Hal ini dapat
dilihat dari berapa besarnya keuntungan yang akan didapat.
Dalam aspek finansial menurut Adler (2008) tujuan dari analisis finansial adalah
apakah suatu proyek secara finansial mampu untuk hidup, apakah mampu untuk memenuhi
kewajiban kewajiban finansialnya dan bisa menghasilkan imbalan yang layak atau modal
yang diinvestasikan dapat kembali. Didalam analisis finansial selalu digunakan harga pasar
untuk mencari nilai sebenarnya dari barang dan jasa dimana dalam analisis ditekankan
adalah Privat and Return dari beberapa komponen seperti biaya, pendapatan dan tingkat
suku bunga.
Didalam analisis finansial selalu digunakan harga pasar untuk mencari nilai
sebenarnya dari barang dan jasa dimana dalam analisis ditekankan adalah Privat and
Return dari beberapa komponen seperti biaya, pendapatan dan tingkat suku bunga.
Komponen pertama yaitu biaya. Menurut Kodoatie , biaya dikelompokkan menjadi biaya
modal (capital cost) yaitu jumlah semua pengeluaran yang dibutuhkan mulai dari dari
prastudi sampai proyek selesai dibangun dan biaya tahunan yaitu biaya yang masih
diperlukan sepanjang umur proyek. Kedua adalah depresiasi atau amortiasi, depresiasi
14
adalah turunya atau penyusutan suatu harga atau nilai dari sebuah benda karena pemakaian
sedangkan amortiasi adalah pembayaran dalam suatu periode tertentu (tahunan) sehingga
hutang yang ada akan terbayar lunas. Dan yang ketiga yaitu biaya operasi dan
pemeliharaan, agar umur proyek dapat dipenuhi sesuai dengan yang direncanakan, maka
diperlukan biaya operasi dan pemeliharaan.
Djamin Z (1984) menyatakan bahwa untuk membuat analisis finansial diperlukan
data-data yaitu:
1. Arus penerimaan (inflow) yang terdiri atas produksi total, penerimaan pinjaman,
bantuan (grant), nilai sewa, dan nilai sisa (salvage value).
2. Arus pengeluaran (outflow) terdiri atas biya investasi, biaya produksi,
pengembalian pinjaman bunga, pemeliharaan dan perbaikan alat-alat, dan bangunan
serta biaya lain seperti pajak, retribusi, kontribusi dan biaya pemasaran.
Menurut Husnan dan Suwarno (2000) analisis finansial merupakan suatu analisis yang
membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu bisnis akan
menguntungkan selama umur bisnis. Analisis finansial mengkaji beberapa analisis
kelayakan finansial yang digunakan yaitu:
1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih (manfaat
neto tambahan) yang akan diperoleh pada masa mendatang, merupakan selisih antara nilai
sekarang arus manfaat dikurangi dengan nilai sekarang arus biaya (Gittinger, 1986).
Kriteria penilaian untuk Net Present Value (NPV) adalah sebagai berikut:
a. Jika NPV > 0, maka usaha yang dijalankan layak untuk dilaksanakan.
b. Jika NPV < 0, maka usaha yang dijalankan tidak layak untukdilaksanakan.
c. Jika NPV = 0, maka usaha yang dijalankan tidak rugi dan tidak untung.
2. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga maksimum yang dapat
dibayar oleh bisnis untuk sumberdaya yang digunakan karena bisnis membutuhkan dana
lagi untuk biaya-biaya operasi dan investasi dan bisnis baru sampai pada tingkat pulang
modal (Gittinger, 1986). Sedangkan menurut Husein (2005) Internal Rate of Return (IRR)
digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas
yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi
awal. Apabila IRR sama dengan tingkat discount maka usaha tidak dapat mendapatkan
untung atau rugi, tetapi jika IRR < tingkat discount rate maka usaha tersebut tidak layak
diusahakan, sedangkan apabila IRR > tingkat discount rate maka usaha tersebut layak
untuk diusahakan.
15
3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Net benefit cost ratio (Net B/C Ratio) adalah perbandingan antara present value
yang dari net benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif
(Kadariah et al., 1978). Jika Net B/C ratio > 1, maka proyek tersebut layak untuk
diusahakan karena setiap pengeluaran sebanyak Rp 1 maka akan menghasilkan manfaat
sebanyak Rp 1. Jika Net B/C < 1 maka proyek tersebut tidak layak maka proyek tersebut
tidak layak untuk diusahakan karena setiap pengeluaran akan menghasilkan penerimaan
yang lebih kecil dari pengeluaran.

16
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni -Juli 2023. Lokasi penelitian
adalah objek wisata alam Pulau Kumayan Kota Bengkulu. Peta lokasi penelitian
dapat dilihat pada Gambar 1.

17
Gambar 1. Peta lokasi penelitian

18
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan
Nama Alat Kegunaan/ Fungsi
GPS Pemantau lokasi penelitian
ATK Pencatat data
Kamera Dokumentasi
Laptop Pengelola data
Kuesioner Tabel responden wawancara
Responden Sumber informasi
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung
menggunakan kuesioner kepada pengunjung dan pengelola objek wisata Pulau Kumayan.
Data sekunder diperoleh dari instansi terkait dan studi literatur pendukung serta hasil
penelitian terdahulu.
Tabel 1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
Tujuan Penelitian Jenis Data Sumber Data
Karakteristik Pengunjung Data Primer Kuesioner pengunjung
objek wisata Pulau Wawancara pengunjung
Kumayan Kota Bengkulu
Menganalisis secara Data Primer dan Data Wawancara langsung
finansial pengembangan sekunder dengan pengelola
objek wisata Pulau
Kumayan Kota Bengkulu
3.4 Metode Pengambilan Sampel
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, yaitu
metode pengumpulan data primer dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada
responden dari peneliti. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara dengan tiba-tiba,
berdasarkan siapa saja yang ditemui peneliti (responden merupakan seorang yang
kebetulan dijumpai atau ditemui saat itu), melalui wawancara dengan bantuan kuisioner.
Penentuan jumlah responden menggunakan rumus (Riduwan,2010) :

n = (0.25) ( )
19
Dimana :
n : jumlah responden
Zα/2 : nilai yang didapat dari Tabel normal atas tingkat keyakinan
Ε : kesalahan penarikan/ margin of error
Taraf kepercayaan ditentukan sebesar 95% dengan nilai Zα/2 adalah 1,96.
Tingkat kesalahan penarikan sampel responden ditentukan sebesar 10%. Pada penelitian
ini Peneliti mengambil sampel responden sebanyak 100 responden berdasarkan rumus
tersebut jumlah responden minimal sejumlah :
n = (0,25)

= 96,04
Berdasarkan hal ini, sampel responden diambil sebanyak 100 responden dengan
acuan rumus yang ada.
Adapun kriteria responden yang akan dijadikan sampel yaitu :
1. Sehat jasmani dan rohani.
2. Remaja - Dewasa
3. Pengambilan sampel atau pemberian kuesioner diberikan saat responden sudah di
titik objek wisata alam Pulau Kumayan.
Estimasi jumlah pengunjung objek wisata alam Pulau Kumayan dilakukan
dengan cara pengumpulan informasi berupa observasi dan monitoring lapangan secara
langsung dengan bantuan buku tamu pengunjung. Pengadaan buku tamu pengunjung
bertujuan untuk memonitoring jumlah pengunjung selama pengumpulan informasi.
Pengumpulan informasi ini berlangsung selama satu bulan (Juni – Juli 2023). Hasil
rekapitulasi pada buku tamu pengunjung digunakan sebagai dasar acuan untuk
melakukan sebuah analisis finansial.
3.5 Variabel dan Parameter Penelitian
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan dibedakan menjadi dua, yaitu data
tentang potensi fisik objek wisata alam Pulau Kumayan, data tentang sosial dan
ketertarikan pengunjung terhadap objek wisata alam Pulau Kumayan. Data potensi fisik
objek wisata alam Pulau Kumayan merupakan gambaran kondisi fisik alami atau buatan
yang menjadi faktor pendukung terlaksananya kegiatan ekowisata di objek wisata alam
Pulau Kumayan. Data tentang pengunjung merupakan data tentang sosial ekonomi
pengunjung dan ketertarikan pengunjung terhadap objek wisataalam Pulau Kumayan

20
Tabel 2. Variabel dan Parameter Penelitian Objek Wisata Alam Pulau Kumayan
No. Variabel Parameter Teknik Pengambilan Data
1 Pengunjung - Asal pengunjung Pengumpulan dan
pengambilan data dilakukan
- Umur pengunjung
dengan teknik pengamatan
- Pekerjaan pengunjung
langsung di lapangan dan
- Pendapatan pengunjung wawancara langsung
terhadap pengunjung objek
- Pendidikan pengunjung
wisata yang menjadi
- Motivasi Kunjungan
responden
- Jumlah Kunjungan Penelitian

- Transportasi

- Jarak rumah

- Informasi objek wisata

2 Pengelola - Biaya investasi: Pengumpulan data dilakukan


biaya penyediaan dengan teknik wawancara
lahan, biaya sarana terhadap pengelola objek
prasarana, dan wisata Pulau Kumayan Kota
biaya perizinan Bengkulu dan dengan
- Biaya operasional menggunakan literatur-
- Pendapatan: literatur yang ada.
tiket masuk, tiket
khusus
- Rencana
pengembangan
objek wisata

21
3.6 Analisis Data
Data dan informasi yang dikumpulkan dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Data yang dianalisis secara deskriptif kualitatif meliputi kondisi wilayah, letak, luas,
kondisi sosial ekonomi pengunjung, persepsi pengunjung mengenai objek wisata, dan
sebagainya. Data tersebut disajikan dalam bentuk Tabel, uraian, dan atau grafik, serta dianalisis
secara deskriptif. Data yang dianalisis secara deskriptif kuantitatif adalah trend pengunjung dan
finansial objek wisata. Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk
melihat fenomena pengunjung (individu) untuk memberikan kesimpulan umum dari hasil
penelitian berdasarkan satu sampel. Karateristik-karateristik sosial ekonomi dimasukan ke dalam
hasil survei karena hal tersebut akan membantu untuk menerjemahkan respon terhadap
pertanyaan valuasi utama (Muharram, 2010).
3.6.1 Pendugaan Pengunjung
Dalam penentuan pendugaan jumlah pengunjung dalam satu tahun diperoleh dari data
pembukuan buku tamu selama tiga bulan dan akan dibandingkan dengan kondisi pengembalian
data langsung dari lapangan selama satu bulan penelitian.
3.6.2 Analisis Finansial

Analisis data dilakukan secara kuantitatif untuk mengetahui investasi yang dilakukan
pihak pengelola objek wisata selama 3 tahun memberikan keuntungan secara finansial atau
tidak. Kriteria yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net
B/C) dan Internal Rate of Return (IRR).

1. Net Present Value (NPV)


NPV adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih yang akan diperoleh dimasa yang akan
datang, merupakan selisih nilai sekarang dari benefit dengan nilai sekarang dari biaya (Kadariah
et al., 1999). NPV mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan. Suatu proyek
dikatakan layak jika NPV > 0 yang berarti proyek tersebut memberi pengembalian yang
diisyaratkan bernilai positif. Jika NPV < 0 proyek tersebut tidak layak diusahakan. Dan jika NPV
= 0 maka usaha tersebut mengembalikan sama besarnya dengan nilai uang yang ditanamkan.
Perhitungan NPV menggunakan rumus sebagai berikut:

22
Keterangan :
Bt : Manfaat biaya pada tahun ke t
Ct : Biaya pada tahun ke t
1/(1+i)t : Discounting factor (DF)
T : Waktu
I : Tingkat diskonto 9,75%
2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C merupakan perbandingan yang pembilangnya terdiri dari Present Value (PV)
total dari benefit bersih dalam tahun dimana benefit besih tersebut bersifat positif. Sedangkan
penyebutnya terdiri dari Present Value (PV) total dari biaya bersih dalam tahun-tahun dimana
benefit bersih bersifat negatif. Adapun kriterianya jika nilai Net B/C > 1 maka usaha layak untuk
dilakukan dan jika nilai Net B/C < 1 maka usaha tidak layak untuk dilakukan. Menghitung Net
B/C dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Net B/C : Rasio manfaat biaya

Bt : Benefit langsung atau tidak langsung pada tahun t (Rp)

Ct : Biaya langsung dan tidak langsung pada tahun t (Rp)


t : Waktu (Gray et al., 2007).

3. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah nilai discount rate (i) yang membuat NPV dari suatu proyek sama dengan nol.
IRR juga dapat digunakan untuk mendiskonto yang menyebabkan jumlah diskonto pendapatan
sama dengan hasil diskonto biaya (Kadariah et al., 1999). Suatu proyek mampu mengembalikan
investasi yang telahditanamkan seluruh umur proyek. Suatu proyek layak dilaksanakan jika IRR
≥ suku bunga bank yang berlaku untuk proyek tersebut (Gray et al., 1997). Adapun rumus IRR
sebagai berikut:

Keterangan :

23
IRR = Tingkat pengembalian Internal
NPV1 = NPV positif mendekati 0
NPV2 = NPV negative mendekati 0
= Tingkat suku bunga yang nilai NPV positif mendekati nol
= Tingkat suku bunga yang nilai NPV negatif mendekati nol

24
DAFTAR PUSTAKA
Adler, H. M. 2008. Modal Untuk Bisnis UKM. Kompas. Jakarta
Damanik, J. dan H.F.Weber.2006. Perencanaan Ekowisata: Dari Teori Ke Aplikasi Pusat Studi
Pariwisata Universitas Gadjah Mada. Penerbit Andi .Yogyakarta.
Dewi, D. T. dan G. E. Y.Agung. 2010. Analisis Kunjungan Obyek Wisata Water Blaster Kota
Semarang (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS DIPONEGORO).
Djamin Z. 1984. Perencanaan dan Analisa Proyek. LPFE UI. Jakarta
Fitriani, H. 2010. Analisa Kelayakan Finansial Pasar Tradisional Modren Plaju Palembang
Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Sumatra Selatan.
Gittinger J P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Universitas Indonesia Press.
Jakarta.
Gray ,C. P., L. K. Simanjuntak., P.F.L. Sabur., Maspaitella. Dan R.C.G. Varley. 1997. Pengantar
Evaluasi Proyek. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Hasibuan, R.K., A. Susatya and G. Senoaji .2019. Valuasi Ekonomi Berdasarkan Travel Cost
Objek Wisata Palak Siring Kemumu Kabupaten Bengkulu Utara. Undergraduated thesis,
Universitas Bengkulu.
Husein, U. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Kadariah.1999. Evaluasi Proyek. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Keputusan Menteri Kehutanan No 167 Tahun 1994 tentang Sarana dan Prasarana Pengusahaan
dan Pariwisataa Alam di Kawasan Pelestarian Alam, rencana pengelolaan kawasan
pelestarian alam
La’bi, S. T. 2014. Kajian Pengelolaan Taman Wisata Alam Wera di Kabupaten Sigi Provinsi
Sulawesi Tengah. Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako. 3(1): 23-33.
Lieber, S. 1983. Recreation Planning and Management. E and F N Soon Ltd. London
Matondang, M.A. 2017. Manfaat Finansial dan Ekonomi Investasi Ekowisata Di Plengkung
Taman Nasional Alas Purwo. Tesis Sekolah Pasca Sarjana Program Studi
ManajemenEkowisata dan Jasa Lingkungan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mill, R. dan Morrison. 1985. The Tourism System. Prentice Hall International. New
JarsleyPrentice
Muharram, R. 2010. Willingness to Pay Pengguna Angkutan Umum untuk Pelayanan Bus Rapid
Transit (BRT) Koridor I di Kota Surakarta: Aplikasi Metode Contingent Valuation.
Skripsi Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Tidak dipublikasikan.
Muljadi, A.J. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Penerbit: PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

25
Pendit, N.S. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Pradya Paramita. Jakarta.
Peraturan Pemerintah (PP) No. 28 Tahun 2011 Pengelolaan Kawasan Suaka Alam Dan Kawasan
\\Pelestarian Alam
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam.
Pitana, I.G. dan I.K.S. Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Seaton, A. V. dan Bennett, M. M. 1996. The marketing of tourism products: concepts, issues and
cases. International Thomson Business Press.
Smith, S. L. 2014. Tourism analysis: A handbook. Routledge.
Somadi. 2012. Analisis Nilai Ekonomi Objek wisata Air Terjun Telun Berasap Oleh Wisatawan:
Pendekatan Individual Travel Cost. Skripsi Program Study EkonomiPembangun Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.
Spillane, J.J. 1993. Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya. Daresan.Yogyakarta
Susilowati, M.I. 2009. Valuasi Ekonomi Manfaat Rekreasi Tanaman Hutan Ir. H. Djuanda
Dengan Menggunakan Pendekaan Travel Cost Method. Skripsi Departemen Ekonomi
Sumberdaya Dan Lingkungan Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor. Bogor
Susilowati, M.I. 2009. Valuasi Ekonomi Manfaat Rekreasi Tanaman Hutan Ir. H. Djuanda
Dengan Menggunakan Pendekaan Travel Cost Method. Skripsi Departemen Ekonomi
Sumberdaya Dan Lingkungan Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Susparinda,A. 2019. Analisis Finansial Pemanfaatan Objek Wisata Alam Palak Siring Kemumu
Bengkulu. Jurusan Kehutanan Universitas Bengkulu
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
Undang –Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.
Wahab, Salah 1996 Manjemen Kepariwisataan, PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Wahyuningsih. 2001. Kumpulan Pedoman Pengembangan Pariwisata Alam di Kawasan Hutan.
Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan. Dirjen Perlindungan Hutan
dan Konservasi alam. Departemen Kehutanan.
Widyaningrum, A. 2010. Analisis Persepsi dan Segmentasi Pengunjung terhadap Kawasan
Wisata Alam di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Tesis Program Studi

26
Manajemen Bisnis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

27
Kuesioner Responden
Karakteristik Pengunjung dan Analisis Finansial Pengembangan Objek
Wisata Alam Pulau Kumayan Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu

Assalamu’alaikum wr.wb

Selamat Pagi/Siang/Sore, Bapak/Ibu/Saudara/i, saya Thomson Widodo Siringoringo


NPM (E1B017037) merupakan mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu dan di bawah bimbingan dosen pembimbing utama Siswahyono S.Hut, MP dan
dosen pembimbing pendamping Dr. Ir. Hery Suhartoyo M.Sc. Saat ini saya sedang melakukan
penelitian yang berjudul Karakteristik Pengunjung dan Analisis Finansial Pengembangan
Objek Wisata Alam Pulau Kumayan Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu. Oleh karena itu saya
berharap Bapak/Ibu/Saudara/i, berkenan untuk meluangkan waktu sejenak untuk menjawab
beberapa pertanyaan yang akan saya ajukan. Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan,
nantinya akan menjadi data yang sangat berharga bagi saya untuk menyelesaikan tugas akhir
saya sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan. Atas kerjasama
yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan, saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk umum bagi responden
Responden diharapkan memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang dianggap sesuai
sebagai jawaban dengan kondisi responden.
Tanggal : ..............................................................
Nama Responden : ...............................................
A. Karakteristik Pengunjung
Karakteristik Umum
1. Umur: __________________Tahun.
2. Jenis Kelamin: Laki-laki/Perempuan.
3. Asal Daerah: 1.Kota Bengkulu 2.Luar Kota Bengkulu, sebutkan...
4. Dari siapa anda mengetahui tempat ini:
A. Brosur B. Teman/Saudara C. Tv D. Surat Kabar
E. Radio F. Lainnya, sebutkan
5. Apa motivasi anda berkunjung ketempat ini?
A. Wisata keluarga B. Rekreasi
C. Pendidikan dan Penelitian D. Lainnya, sebutkan

28
6. Sudah berapa kali anda mengunjungi tempat ini?
A. 1 Kali B. 2 Kali
C. 3 Kali D. >3 Kali
7. Apakah anda datang sendiri atau kelompok ?
A. Sendiri B. Keluarga
C. Pasangan D. Rombongan >2 orang
8. Jenis Kendaraan yang anda gunakan ketempat ini?
A. Pribadi B. Kendaraan umum
C. Sewa D. Lainnya, sebutkan
9. Pada tahun ini berapa kali anda berkunjung ke objek wisata ini?
A. 1 Kali B. 2 Kali
C. 3 Kali D. Lebih dari 4 Kali
10. Berapa total pendapatan rata-rata perbulan ?
A. <Rp.750.000 B. Rp.750.000 – Rp. 1.500.000
C. Rp.1.500.000 – Rp.2.250.000 D. <Rp.2.250.000 – 5.000.000
E. >5.000.000
11. Pekerjaan anda saat ini?
A. Pelajar/Mahasiswa B. PNS
C. Petani D. Pegawai Swasta
E. Pedagang/Pengusaha/Wirausaha
12. Pendidikan terakhir anda?
A. SD B. SMP
C. SMA D. Perguruan Tinggi
13. Berapa waktu yang anda butuhkan dari tempat tinggal ke objek wisata ini?
A. <1 jam B. 1-3 jam
C. > 3 jam D. Lainnya
13. Apa yang menarik dari objek wisata ini?
A. Wahana Air B. Flying Fox
C. Tegakan Pulai Rawa D. Sepeda Terbang
E. Lainnya, sebutkan
15. Kegiatan apa yang ingin anda lakukan di objek wisata ini?
A. Jalan kaki di bawah tegakan pulai rawa
B. Bermain wahana flyingfox
C. Bermain wahana perahu bebek

29
D. Memancing dan membakar ikan
E. Berfoto di spot foto

30
Kuesioner Pengelola
Karakteristik Pengunjung dan Analisis Finansial Pengembangan
Objek Wisata Alam Pulau Kumayan Kota Bengkulu, Provinsi
Bengkulu

Assalamualaikum.
Selamat pagi/siang/sore, saya Thomson Widodo Siringoringo NPM (E1B017037)
adalah mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Saat ini,
saya sedang melakukan penelitian yang berjudul Karakteristik Pengunjung dan Analisis
Finansial Pengembangan Objek Wisata Alam Pulau Kumayan Kota Bengkulu, Provinsi
Bengkulu. Dapatkah Bapak/Ibu/Saudara/i, meluangkan waktu untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan saya. Jawaban-jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan,
nantinya akan menjadi data yang sangat berharga bagi saya untuk menyelesaikan tugas
akhir saya sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan.
Di bawah bimbingan :
Pembimbing Utama : Siswahyono S.Hut, MP.
Pembimbing Pendamping : Dr. Ir. Hery Suhartoyo M.Sc.
Petunjuk Umum Bagi Pengelola
Responden diharapkan memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang sesuai ataumengisi
jawaban sesuai dengan kondisi responden.
Tanggal : ………………………..
A. Karakteristik Responden
1. Nama: ………………………..
2. Alamat: ………………………..
3. Umur: ………………………..
4. Jenis kelamin:
a. Pria
b. Wanita

5. Jabatan di tempat tinggal atau di Objek Wisata Pulau Kumayan Kota Bengkulu:

Jawab :

6. Pada tahun berapakah obyek wisata ini di bangun?


Jawab :

31
7. Status kepemilikan lahan?
Jawab :
8. Berapa ukuran luas lahan di obyek wisata ini?
Jawab :
9. Jenis rekreasi apa yang sudah dikembangkan?

Jawab :

10. Berapa rata-rata jumlah pengunjung perbulan?


a. <50 orang
b. 50-150 orang
c. >150 orang
d. Lainnya (............................................)
11. Pada saat kapan jumlah pengunjung mengalami kenaikan?
a. Setiap hari
b. Sabtu/minggu
c. Hari raya/besar
d. Lainnya (..............................................................)
12. Pengunjung yang sering datang adalah...
a. Wisatawan domestik (dalam negeri)
b. Wisatawan mancanegara
c. Peserta sekitar anak-anak hingga remaja
d. Penduduk dari segala umur
13. Berapa besar pendapatan obyek wisata ini perbulannya?
a. < Rp 1.000.000
b. > Rp 3.000.000
c. Rp 1.000.000 s/d Rp 3.000.000
d. Lainnya (...........................................................)
14. Adakah ancaman atau kesulitan yang pernah dihadapi obyek wisata ini?
a. Persaingan antar jenis usaha yang sama
b. Tingkat keamanan lingkungan yang rendah
c. Terjadinya bencana alam
d. Lainnya (.......................................................)

32
B. Sumber Pendapatan
Besar Rp
No Sumber Pendapatan
2020 2021 2022 2023
1. Tiket masuk
pengunjung
2. Parkir motor
3. Parkir mobil
4. MCK
5. Tiket wahana khusus
 Wahana zip
bike
 Wahana perahu
bebek
 Wahana
flyingfox
 Memancing
C. Biaya Pembangunan Tempat Wisata
1. Investasi
Tahun Pembangunan
No Fasilitas Biaya
2020 2021 2022 2023

1. Lahan

2. Loket wisata

3. Gazebo

4. MCK

5. Wahana Zip Bike

6. Wahana Perahu Bebek

7. Wahana Spot Foto

33
8. Wahana Flyingfox

9. Tracking

10. Rumah Pohon

11. Camping Ground

2. Biaya Operasional Wisata


Biaya
No Operasional
2020 2021 2022 2023
1. Beban gaji karyawan

2. Biaya Rehabilitasi

3. Biaya Promosi

4. Biaya Listrik

5. Biaya Pembuatan Jalan

6.

7.

8.

9.

10.

34

Anda mungkin juga menyukai