NIM : 3181122014
September/2021
Table of Contents
BAB I............................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................2
A. Latar Belakang.................................................................................................................................2
Rumusan Masalah...................................................................................................................................6
Tujuan Penelitian.....................................................................................................................................6
Manfaat Penelitian..................................................................................................................................6
Kajian Relevan.........................................................................................................................................7
Landasan Teoretis....................................................................................................................................8
Kerangka Konseptual...............................................................................................................................9
Kerangka Berfikir...................................................................................................................................10
Jenis Penelitian......................................................................................................................................11
Lokasi Penelitian....................................................................................................................................11
Informan Penelitian...............................................................................................................................12
Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................................................12
Teknik Analisis Data...............................................................................................................................13
BAB II.........................................................................................................................................................14
DATA YANG DI PEROLEH............................................................................................................................14
BAB III........................................................................................................................................................15
KENDALA YANG DI HADAPI........................................................................................................................15
BAB IV........................................................................................................................................................16
RENCANA SELANJUTNYA...........................................................................................................................16
BAB V.........................................................................................................................................................17
PENUTUP DANA REKOMENDASI................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak sumber daya alam di berbagai daerahnya yang belum
dikembangkan secara maksimal, termasuk di dalamnya sektor pariwisata. Pariwisata berkaitan
erat dengan pengembangan budaya maupun pelestarian nilainilai serta memanfaatkan potensi
keindahan dan kekayaan alam Indonesia, sehingga banyak wisatawan lokal maupun asing yang
datang dan tertarik pada keindahan dan kelestariannya, dengan banyaknya wisatawan tersebut
dapat menghasilan keuntungan bagi negara maupun rakyat. Pariwisata adalah salah satu faktor
penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia karena pariwisata merupakan tumupuan
dari kemajuan perekonomian suatu negara. Suksesnya sebuah pengembangan wisata pada
dasarnya ditentukan oleh bagaimana karakteristik, makna dan keunikan pada sebuah kawasan
wisata tersebut, sehingga membuat masyarakat mempunyai keterikatan dengan tempat tersebut
(Mas Muhammad Hizbullah Sesunan, 2014).
Potensi sumber daya di Indonesia dibagi menjadi 2 yaitu pariwisata alam dan buatan.
Pariwisata alam merupakan tempat wisata alam yang murni dari alam tanpa campur tangan
manusia, manusia hanya berkontribusi membantu untuk menjaga dan merawat agar
kelestariannya tetap terjaga. Pariwisata alam mempunyai 2 macam, yaitu alam dan flora fauna.
Contoh pariwisata alam yaitu laut, pantai, pegunungan, dsb. Sedangkan contoh flora fauna yaitu
taman nasional, suaka alam, dsb. Pariwisata buatan adalah tempat wisata alam di Indonesia yang
diawali oleh manusia dan dikelola oleh manusia dengan tujuan membudidayakan suatu potensi
alam sehingga mendatangkan keuntungan dengan menarik minat para wisatawan asing ataupun
lokal. Pariwisata buatan memiliki 2 macam yaitu peninggalan bersejarah dan budidaya, candi
merupakan contoh dari peninggalan bersejarah, sedangkan contoh dari peninggalan budidaya
seperti hutan wisata, perkebunan, dan juga dapat berupa taman yang dikelola oleh masyarakat itu
sendiri yang tidak dicampur tangani oleh pemerintah.
Pariwisata merupakan sektor yang ikut berperan penting dalam usaha peningkatan
pendapatan. Indonesia merupakan negara yang memiliki keindahan alam dan keanekaragaman
budaya, sehingga perlu adanya peningkatan sektor pariwisata. Hal ini dikarenakan pariwisata
merupakan sektor yang dianggap menguntungkan dan sangat berpotensi untuk dikembangkan
sebagai salah satu aset yang di gunakan sebagai sumber yang menghasilkan bagi Bangsa dan
Negara.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pariwisata merupakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi, pelancong, turisme (Departemen Pendidikan
Nasional, 2005:830). Menurut Murphy (1985) pariwisata adalah keseluruhan elemen-elemen
terkait, seperti wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri dan lain sebagainya.
Pengembangan Suatu tempat yang dijadikan daerah pariwisata diharapkan menjadi sumber dan
potensi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi,
termasuk kegiatan sektor lain sehingga lapangan pekerjaan, pendapatan masyarakat, pendapatan
daerah dan pendapatan negara, serta penerimaan devisa meningkat melalui upaya pengembangan
dan pembangunan berbagai potensi kepariwisataan nasional, dengan tetap memelihara
kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi serta mutu lingkungan hidup.
Pariwisata merupakan salah satu pemanfaatan sumber daya alam yang dapat bernilai
ekonomi tinggi bagi suatu daerah yang dapat mengelola sumber daya alam menjadi tempat
wisata yang dapat menarik perhatian pengunjung baik domestik maupun mancanegara. Industri
pariwisata adalah suatu susunan organisasi baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam
pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan dari
wisatawan yang sedang berkunjung. Adapun yang termasuk dalam industi pariwisata adalah
hubungan penyelenggaraan kegiatan wisata untuk melayani wisatawan dari tempat asal hingga
tiba ketujuan seperti: transportasi, guide, toko cinderamata, hotel dan lain-lain (Marpaung,
2002:31). Pariwisata terus berkembang seiring dengan meningkatnya kualitas hidup dan
pendapatan yang tinggi, dimana perjalanan adalah sebuah kebutuhan dasar manusia (Ginting
dkk,2016).
Keberhasilan dalam sektor pariwisata dihubungkan dengan potensi kawasan wisata itu
sendiri, dimana pariwisata mampu mendorong masyarakat lebih aktif terlibat dalam rangka
mencapai tujuan yang diinginkan, seperti penghasil utama devisa di daerah masing-masing
(Murti Nugroho dan Agung, 2004). Untuk lebih memantapkan pertumbuhan sektor pariwisata
dalam rangka mendukung pencapaian pembangunan, diperlukan adanya upaya pengembangan
produk-produk yang memiliki hubungan dibidang pariwisata. Salah satunya adalah
pengembangan fasilitas wisata. Fasilitas wisata merupakan pelayanan pendukung yang dapat
dimanfaatkan wisatawan dengan menawarkan mutu dan harga yang sesuai dengan kebutuhan
wisatawan (Mill, 2000).
Peluang untuk mengembangkan sektor pariwisata tersebut didukung oleh beberapa fakta,
antara lain gaya hidup masyarakat khususnya masyarakat Indonesia yang sekarang lebih
menyukai berwisata. Untuk wisatawan mancanegara, Indonesia merupakan destinasi wisata yang
selalu menarik untuk dikunjungi karena kekhasan alamnya yanag indah, keramahtamahan
penduduknya terhadap tamu yang datang, serta kekhasan budaya lokalnya. Sektor pariwisata
diandalkan sebagai sektor alternatif untuk mendorong perekonomian Indonesia dalam berbagai
perannya. Berbagai peran pariwisata itu antara lain dalam bentuk sumbangannya terhadap:
Produk Domestik Bruto (PDB), penerimaan devisa, dan penyerapan tenaga kerja. Namun dalam
upaya pengembangan pariwisata di Indonesia tersebut, ada beberapa masalah yang perlu
diselesaikan sehingga sektor pariwisata bisa menjadi sektor unggulan yang tangguh.
Pengembangan kepariwisataan tidak akan terlepas dari unsur fisik dan non-fisik. Unsur-unsur
fisik dan non-fisik tersebut akan menjadi pertimbangan dalam hal yang berkaitan dengan daya
dukung obyek dan pertimbangan dampakdampak yang ditimbulkan dari pengembangan
pariwisata. Pengembangan pariwisata di suatu daerah tujuan wisata harus didasarkan pada
perencanaan, pengembangan, dan arah pengelolaan. Pengembangan pariwisata secara sistematis
dan arah pengelolaan itu sendiri sangat membutuhkan perhatian pemerintah, sebagaimana
tercermin dalam pembentukan atau pengakuan terhadap Organisasi Pariwisata Nasional.
Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam pengembangan pariwisata, diantaranya
merumuskan kebijakan dalam pengembangan pariwisata dan berperan sebagai alat pengawasan
kegiatan pariwisata sehingga diharapkan dapat memaksimalkan potensi daerah tujuan wisata.
Saat ini tempat wisata Rajasyah sudah tidak lagi dikunjungi oleh para wisatawan, hal yang
menjadi penyebab tempat wisata ini tidak lagi dikunjungi karena, fasilitas yang disediakan tidak
dapat memenuhi kepuasan hati para pengunjung. Tidak hanya itu, berdasarkan letak dari
dibangunnya tempat wisata ini tergolong tidak strategis karna jauh dari jalan raya yang membuat
pengunjung harus pergi dengan mobil ataupun kereta, sebab tidak ada angkutan umum apabila
ingin pergi kesana.
Tidak hanya itu, dalam memanfaatkan ataupun mengelola tempat wisata ini pemilik tidak
memanfaatkan warga sekitar dalam pembangunannya, pemilik hanya membangun tempat yang
sama dengan tempat yang lain seperti taman The Lehu Garden dengan maksud hati tempat
wisata ini bisa ramai dikunjungi, namun bagaimana bisa menarik perhatian orang luar kalau
warga sekitar saja tidak tertarik untuk mengunjungi tempat ini. Untuk itu pentingnya keterlibatan
masyarakat atau komunitas juga ditempatkan menjadi fokus manajemen pengembangan
pariwisata. Tujuannya diantaranya adalah untuk mengatasi dinamika gejolak permasalahan yang
biasanya terjadi di tingkat lokal., sebab masyarakat sekitar yan bisa menjadi solusi dari
permasalahan yang terjadi.
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis sumbangan sektor pariwisata trhadap perekonomian
Indonesia, masalah-masalah yang timbul di dalam pengembangan sektor pariwisata di Indonesia
dan bagaimana kebijakan untuk mengatasinya. Dalam hal ini pariwisata mengalami kurangnya
minat pengunjung akibat tidak adanya fasilitas yang baik dan juga tidak memadai sehingga tidak
adanya kenyamanan yang didapat dari para pengunjung dan juga pengunjung tidak tau harus
melakukan kegiatan apa lagi karna tidak adanya fasilitas yang menunjang kegiatan dalam
berpariwisata. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip dari wisata yang berguna sebagai bentuk
pengekspresian diri dengan caranya sendiri, cara setiap individu berbeda dalam hal
pengekspresian diri akibat dari stress yang melanda individu, jadi tentunya dengan melihat
keindahan alam atau hijau nya pepohonan membuat seseorang tenang dengan melihat alam
sekitar, dan juga dapat merasakan angin yang sejuk dari taman-taman yang telah dikunjungi.
Kawasan taman adalah salah satu objek wisata yang memiliki kekhasan tersendiri dan
merupakan salah satu taman yang masih ada di daerah , walaupun sebelumnya tidak terlepas dari
proses pemugaran. dibangun untuk mewujudkan imajinasi masyarakat setempat mengenai betapa
pentingnya sebuah refleksi yang di butuhkan setiap orangnya di taman juga memiliki bebrapa
permainan yang menantang seperti flaing foks dan masih ada beberaapa lainnya yang bisa
menguji andrenalin.
Penelitian yang akan saya lakukan sangat lah penting, penelitian ini sangat apenting di
lakukan di karenakan tempat wisata yang hamper tutup dikarenakan asumsi masyarakatnya yang
sudah bosan dengan tempat wisata tersebut dan juga di duku ng dengan wilayah taman yang
terlalu susah untuk di jangkau yang jauh dari aperkotaan juga maka dari itu saya melakukan
penelitian agar sedikit membantu apa saja masalah yang harus di perbaiki agar tempat wisaata ini
terus berjalan semestinya.
Ada beberapa masyaraakat yang sudah peneliti temui untuk mendapatkan informasi yang
akurat mengapa tempat wisata yang ada sudah tidak berfungsi dengan baik dan hampr tutup,
pendapat dari salah satu informan saya yaitu karna fasilaitas yang di sediakan kurang berkesan
dan lengkap , dan juga maslah yang ada di awisata tersebut ialah tempat wilayah yang kurang
strategis dan juga susah untuk adi jangkaau oleh wisatawan dari luar akaren temoat yang terlalu
dalam daria perkotaan. Dan juga darai asegi perawatannya kurang masih banyak awahana yang
sudah bahya uantuk di gunkan karena sudah nlapuk dan sebagainya.
Asumsi yang sudah saya dapat dari masyarakat sekitar tempat wisata, saya mengambil
kesimpulan bahwasanya wisata taman ini tidak terawat dengan baik dan karena juga tempat
wisata ini berdiri sangatlah tidak strategis pegunjung yang hadir hanyalah orang orang yang
poenasaran saja namun setelah mengunjunginya ada rasa penyesalan yang di dapat. Dan
pendapat saya wisata ini seharusnya di rawat adengn baik dan di renovasi agar menarik
pengunjung untuk mengunjungi taman tersebut, sebab taman ini memiliki udara yang sangat
sejuk, serta untuk dapat mengunjungi taman ini tidak perlu harus macet-macet, karena memang
terletak didaerah yang tingkat kemacetannya tidak begitu parah, hanya saja tidak ada angkutan
umum untuk sampai ke taman Rajasyah ini. Untuk itu peneliti ingin melihat lebih lanjut lagi apa
yang menyebabkan taman Rajasyah ini tidak dikunjungi lagi oleh para pengunjung bahkan saat
ini sudah mau ditutup dan dijadikan pesantren.
Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dibatasi, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apa yang menyebabkan tempat wisata Rajasyah sudah jarang dikunjungi?
2. Bagaimana asumsi masyarakat terhadap tempat wisata taman Rajasyah?
3. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk merevitalisasi kawasan wisata
Rajasyah Outbond & Edu Center?
Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi faktor penyebab turunnya pengunjung di lokasi wisata Rajasyah
Outbond & Edu Center
2. Mengkaji asumsi masyarakat terhadap tempat wisata taman Rajasyah Outbond & Edu
Center
3. Memberikan rekomendasi model revitalisasi kawasan wisata Rajasyah Outbond &
Edu Center dengan teori yang digunakan
Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara Teoritis:
1. Diharapkan melalui penelitian ini dapat menambah wawasan dan ruang lingkup studi
kasus sosiologi.
2. Diharapkan melalui penelitian ini dapat sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.
3. Dapat memperkaya khasanah dalam melakukan telaah akademik terhadap bidang
kajian yang serupa.
4. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu sosial, terutama
dalam bidang Ilmu Antropologi
2. Manfaat secara Praktis:
1. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan makin bertambahnya wawasan sosial
terhadap gejala maupun fenomena-fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat.
2. Agar tumbuh kesadaran dalam diri peneliti sendiri maupun masyarakat luas bahwa
manusia mempunyai hati yang sama di dalam kehidupan masyarakat.
3. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan untuk menambah wawasan dalam
membuka tempat wisata dengan mendengarkan asumsi masyarakat yang berada di
sekitar taman tersebut.
4. Agar tumbuh rasa syukur dalam diri peneliti maupun masyarakat betapa Allah SWT
menciptakan segala isi bumi dengan masyarakat dan tujuan yang sudah jelas. Betapa
keagungan-Nya dengan segala ciptaan yang unik.
Kajian Relevan
Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, adala:
Penelitian yang diakukan oleh Mona Melinda dalam jurnanya dengan judul
“Permasalahan Pengembangan Potensi Pariwisata” menyatakan bahwa Sumber daya manusia
(SDM) merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam memajukan sektor pariwisata.
Pentingnya SDM di sektor pariwisata adalah sebagai penggerak dan agen pelaksana
pengembangan pariwisata. SDM berperan sebagai faktor kunci dalam mewujudkan keberhasilan
kinerja .Anggaran juga merupakan salah satu factor yang sangat menentukan dalam
pengembangn pariwisata. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di (Ria Anggraini.,
2015 & Farid Kharisma,. 2012) bahwa alokasi dana dan anggaran menjadi salah satu
permasalahan dalam mengembangkan sector pariwisata. Jika dana tidak ada maka pelaksanaan
pengembangan akan terhambat, meskipun perencanaan pengembangan yang telah dibuat sudah
lengkap dan matang. Selain itu, adanya kerjasama dan koordinasi antara berbagai pihak juga
menjadi salah satu factor dalam pengembangan pariwisata. Dalam penelitian (I Putu Gede, dkk.,
2015) menjelaskan bahwa dalam pengembangan objek dan daya Tarik wisata di Kabupaten
Lombok Barat perlu dibangun kerjasama dengan semua stakeholders yang saling bersinergi
untuk dapat membangun wilayah dan mengembangkan potensi wisata alam dan budaya.
Penelitian yang dilakukan oleh I Made Adikampana dalam Jurnalnya dengan judul
“Optimalisasi Kontribusi Pariwisata Ceking Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal” yang
menyatakan bahwa Sering kali penyebab munculnya permasalahan dalam perkembangan
pariwisata karena terabaikannya kebutuhan masyarakat tersebut. Masyarakat cenderung akan
melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhannya, meskipun hal tersebut kontra produktif
dengan keberlanjutan pembangunan pariwisata. Hal ini tentunya dapat memicu konflik
kepentingan di antara masyarakat lokal, pelaku industri pariwisata dan pemerintah sebagai
pengambil kebijakan pembangunan pariwisata.
Penelitian yang dilakukan oleh Nandi dalam jurnalnya yang berjudul “Pariwisata dan
Pengembangan Sumberdaya Manusia” menyatakan bahwasanaya Keterbatasan dukungan sarana
dan prasarana penunjang merupakan juga salah satu permasalahan yang perlu mendapat
perhatian. Dimana dukungan sarana dan prasarana merupakan faktor penting untuk keberlanjutan
penyelenggaraan kegiatan pariwisata, seperti penyediaan akses, akomodasi, angkutan wisata, dan
sarana prasarana pendukung lainnya. Masih banyak kawasan wisata yang sangat berpotensi
tetapi masih belum didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Selain itu sarana dan
prasarana yang dibangun hanya untuk kepentingan lokal saja, belum dapat melayani kebutuhan
penyelenggaraan pariwisata di luar lokasi. Seperti misalnya penyediaan angkutan wisata hanya
tersedia di area kawasan wisata saja, tetapi sarana angkutan untuk mencapai kawasan tersebut
dari akses luar belum tersedia.
Penelitian yang dilakukan oleh Ainil Hafizhi Nasution pada tahun 2020 dalam SKRIPSI-
nya yang berjudul “Revitalisasi Rajasyah Outbond & Edu Center Sebagai Objek Wisata Berbasis
Edutourism Di Kecamatan Medan Tuntungan” yang menjelaskan bahwa Pengembangan
kepariwisataan berkaitan dengan pelestarian nilai-nilai maupun memanfaatkan potensi keindahan
dan kekayaan alam Indonesia. Pariwisata ialah faktor penting dalam kemajuan perekonomian
Indonesia. Suksesnya sebuah pengembangan wisata pada dasarnya ditentukan oleh bagaimana
karakteristik, makna dan keunikan pada sebuah kawasan wisata. Di Sumatera Utara khususnya
kota Medan memiliki salah satu wisata yaitu Rajasyah Outbond & Edu Center yang terletak di Jl.
Bunga Pariama, Namu Gajah, Kecamatan Medan Tuntungan. Fenomena yang terjadi pada wisata
memiliki fasilitas program pelatihan dan edukasi yang tidak menarik lagi dan wisata terlihat
tidak terawat dan banyak yang sudah rusak, padahal wisata ini memiliki banyak potensi yang
dapat dikembangkan. Hal ini dapat diyakini bahwa wisata tersebut dapat dijadikan sebagai
destinasi wisata yang menarik, oleh karena itu perlu dilakukan revitalisasi untuk meningkatkan
vitalitas kawasan wisata.
Berdasarkan dari beberapa kajian terdahulu yang relevan hubungannya dengan penelitian
yang saya buat yaitu bahwa masalah tempat pariwisata disebabkan oleh fasilitas yang tidak
memadai dan juga tidak hidupnya lokasi wisata tersebut, hal ini dapat dilihat dari aktivitas
pengunjung yang datang berkunjung, setelah melihat-lihat beberapa tempat dan setelah
melakukan kegiatan selfie, maka penunjung tidak tau lagi apa yang harus dilakukan untuk tetap
berada di taman tersebut, tidak ada kegiatan lain yang disuguhkan oleh pemilik tempat wisata
tersebut, sehingga pengunjung memilih untuk pulang dan tidak akan datang ketempat tersebut
karena adanya rasa bosan yang diberikan bukan rasa bahagia yang didapat.
Landasan Teoretis
1.1.1. Teori Citra Kota
Menurut Lynch, citra kota ialah proses dua arah antara peneliti dengan benda yang
diamati, sehingga menimbulkan kesan atau pandangan antara pengamat dan lingkungan. Lynch
mengartikan citra kota sebagai gambaran tentang sebuah kawasan sesuai dengan pandangan
masyarakat. Citra kota merupakan kesan fisik yang mempunyai ciri khas kepada suatu kota.
Citra kota berfungsi sebagai pembentuk identitas kota dan penambah daya tarik kota. Maka dari
itu citra kota yang jelas dapat memperkuat identitas kota sehingga membuat kota tersebut
menjadi menarik.
Menurut Lynch (1960) agar bisa memahami identitas kota terlebih dahulu dapat
memahami citra kotanya. Citra kota yang mempunyai imagibilitas dan legibilitas akan dapat
dengan mudah dikenali identitasnya. Kevin Lynch menyatakan bahwa identitas diperlukan oleh
seseorang dalam membentuk sensitivitas terhadap suatu tempat. Identitas yaitu pengenalan
bentuk ruang atau disebut a sense of place.
Kerangka Konseptual
1.1.2. Revitalisasi
Kerangka Berfikir
Melihat
Yang terjadi di
Rajasyah Outbond & Edu
Center
Memberikan
Berdasarkan kerangka berpikir yang penulis buat, maka dengan jelas tujuan dari penulis
untuk meneliti tempat wisata taman Rajasyah Outbond & Edu Center, ingin meihat apa saja yang
menyebabkan berkurangnya pengunjung sehingga membuat tempat wisata ini menjadi sepi
bahkan tidak dikunjungi lagi, dan mau mengkaji bagaimana pandangan dari masyrakat terkait
taman wisata Rajasyah Outbond & Edu Center ini, apakah memberikan dampak positif atau
malah memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat sekitar, serta mau memberikan
beberapa rekomendasi atau saran dari peneliti agar tempat wisata ini dapat berkemban dengan
baik lagi dan ramai dikunjungi oleh masyarakat lagi, sehingga mendapatkan solusi dengan
mengkaji permasalahan yang sedang terjadi agar mendapatkan solusi bagi pariwisata taaman
tersebut dapt berjalan dengan lancar kembali.
Jenis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka maka jenis yang cocok digunakan untuk penelitian ini
adalah menggunakan metode penelitian kualitatif dan penelitian deskriptif. Dalam buku
Educational Research karya Cresswell menjelaskan bahwa penelitian kualitatif sebagai jenis
penelitian yang dimana peneliti sangat bersandar kepada informasi dari objek pada ruang lingkup
yang luas, pengumpulan data yang sebagian terdiri dari kata-kata dari partisipan, pertanyaan
yang bersifat umum, menjelaskan dan melakukan analisa terhadap kata-kata dan melakukan
penelitian dengan subyektif (Creswell, 2008: 46). Selain itu menurut Gay (2006: 399)
mendefiniskan penelitian kualitatif merupakan pengumpulan, analisa serta interpretasi narasi
dengan komprehensif pada data visual agar mendapatkan wawasan terhadap fenomena tertentu
yang menarik.
Dalam proses penelitian kualitatif, Creswell (2008: 52) dan Gay, Mills (2006: 400)
menyatakan beberapa langkah yang harus dilakukan oleh seorang peneliti yang menggunakan
penelitian kualitatif, yaitu:
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ditentukan dengan pertimbangan kawasan wisata, antara lain:
1. Kawasan wisata yang sudah tidak menarik lagi, tetapi memiliki potensi yang dapat
dikembangkan dan di hidupkan kembali.
2. Kawasan tersebut merupakan aset dalam pengembangan pariwisata alam yang dapat
menarik wisatawan untuk berkunjung sehingga dapat meningkatkan nilai budaya,
ekonomi, dan pendidikan pada daerah tersebut bila dikembangkan secara baik.
Berdasarkan tinjauan di atas, maka lokasi penelitian dilakukan di Rajasyah Outbond &
Edu Center sebagai objek wisata yang terletak di Jl. Bunga Pariama, Namu Gajah, Kec. Medan
Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara.
Informan Penelitian
Menurut Spradley (Moleong, 2000), terdapat beberapa syarat yang disarankan yang perlu
dipertimbangkan untuk memilih informan, yakni :
1. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yang
menjadi sasaran atau perhatian penelitian dan biasanya ditandai dengan kemampuan
memberikan informasi di luar kepala tentang sesuatu yang ditanyakan.
2. Subjek masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan kegiatan yang
menjadi sasaran penelitian.
3. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai informasi.
4. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dikemas terlebih
dahulu dan mereka relatif masih lugu dalam memberikan informasi.
Informan Utama
Nama : Sari Bulan (masyarakat)
Umur : 27 Tahun
Status : Ibu Rumah Tangga
1. Observasi
Lalu akan di lanjutkan dengan melakukan Wawancara dengan narasumber yang akan
dipilih berdasarkan kriteria, sebagai berikut:
Asumsi yang sudah saya dapat dari masyarakat sekitar tempat wisata, saya mengambil
kesimpulan bahwasanya wisata taman ini tidak terawat dengan baik dan karena juga tempat
wisata ini berdiri sangatlah tidak strategis pegunjung yang hadir hanyalah orang orang yang
poenasaran saja namun setelah mengunjunginya ada rasa penyesalan yang di dapat. Dan
pendapat saya wisata ini seharusnya di rawat adengn baik dan di renovasi agar menarik
pengunjung untuk mengunjungi taman tersebut, sebab taman ini memiliki udara yang sangat
sejuk, serta untuk dapat mengunjungi taman ini tidak perlu harus macet-macet, karena memang
terletak didaerah yang tingkat kemacetannya tidak begitu parah, hanya saja tidak ada angkutan
umum untuk sampai ke taman Rajasyah ini. Untuk itu peneliti ingin melihat lebih lanjut lagi apa
yang menyebabkan taman Rajasyah ini tidak dikunjungi lagi oleh para pengunjung bahkan saat
ini sudah mau ditutup dan dijadikan pesantren.
BAB III
RENCANA SELANJUTNYA
A. RENCANA SELANJUTNYA
Rencana yang akan di lakukan selanjutnya ialah peneliti akan berusaha menjumpai sang pemilik
taman untuk mewawancarai mengapa taman tersebut sudah tidak berfungsi lagi dan
mengubahnya jadi pesantren dan mengapa taman tersebut tidak dirawat sama sekali
Peneliti juga akan menggali penyebab apa saja yang mengakibatkan taman tersebut di tutup.
BAB V