Anda di halaman 1dari 25

Geografi Pariwisata

Identifikasi Potensi Agrowisata di Kawasan


Desa Mattone Pagatan Kec. Kusan Hilir, Kab.
Tanah Bumbu,
Kalimantan Selatan

Oleh :
Said Ahmad Zulfi Fathullah (A1A513049)

Dosen Pengajar:
Dr. Ellyn Normelani, S. Pd., M. Pd.
Selamat Riadi, M. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat yang maha kuasa atas limpahan rahmat, taufik, dan
inayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam memajukan pendidikan dalam profesi guru.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


pengalaman pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk dan isi makalah
ini kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman kami
yang miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan kepada semua pihak yang berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Banjarmasin, 29 Mei 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... .....7


1. Daerah...........................................................................................................8
2. Pengembangan Kawasan Wisata................................................................11
3. Keunggulan.................................................................................................14
4. Teori Pendukung.........................................................................................16
BAB III PENUTUP...............................................................................................23
1. Kesimpulan................................................................................................2
3
2. Saran24

DAFTAR REFERENSI..........................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu pusat keaneka-ragaman hayati terpenting


di dunia dengan tingkat endemisme tertinggi. Dengan 25.000 spesies tumbuhan
berbunga, Indonesia memiliki 10% dari seluruh spesies tumbuhan berbunga
dunia. Selain itu, Indonesia juga memiliki 12% spesies mamalia, 16% spesies
reptilia, dan 16% spesies burung. Sementara itu di perairan, kurang lebih 25%
spesies ikan dunia ada di Indonesia. Semua kekayaan alam dan hayati tersebut
merupakan aset yang tak ternilai. Kekayaan daratan dan perairan baik perairan
darat maupun perairan laut ini sudah selayaknya dilestarikan. Pelestarian alam dan
sumber daya hayati ini secara berkelanjutan dalam jangka panjang sangat penting,
karena kelestarian hidup di masa depan bergantung pada kelestarian alam dan
lingkungan.

Upaya-upaya Pemerintah dalam pelestarian dan pengembangan sumber


daya alam ini tentu harus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah
Daerah yang di era otonomi daerah memiliki peranan yang lebih besar dalam
upaya-upaya pelestarian kekayaan hayati ini harus lebih banyak lagi melibatkan
partisipasi masyarakat daerahnya. Hal ini karena perencanaan pembangunan
daerah perlu dilakukan secara terintegrasi pada semua sektor, sehingga diperoleh
manfaat yang lebih besar dari berbagai potensi ekonomi daerah. Selain itu,
perencanaan yang terintegrasi juga akan mengurangi dampak-dampak yang tidak
diharapkan baik pada saat ini maupun yang akan datang.

Sementara itu, pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi penting


dan strategis di masa depan. Identifikasi dan perencanaan pengembangan industri
pariwisata perlu dilakukan secara lebih rinci dan matang. Pengembangan industri
pariwisata ini diharapkan juga mampu menunjang upaya-upaya pelestarian alam,
kekayaan hayati dan kekayaan budaya bangsa. Pengembangan agrowisata

4
merupakan salah satu alternatif yang diharapkan mampu mendorong baik potensi
ekonomi daerah maupun upaya-upaya pelestarian tersebut.

Pemanfaatan potensi sumber daya alam sering kali tidak dilakukan secara
optimal dan cenderung eksploitatif. Kecenderungan ini perlu segera dibenahi
salah satunya melalui pengembangan industri pariwisata dengan menata kembali
berbagai potensi dan kekayaan alam dan hayati berbasis pada pengembangan
kawasan secara terpadu. Potensi wisata alam, baik alami maupun buatan, belum
dikembangkan secara baik dan menjadi andalan. Banyak potensi alam yang belum
tergarap secara optimal.

Pengembangan kawasan wisata alam dan agro mampu memberikan


kontribusi pada pendapatan asli daerah, membuka peluang usaha dan kesempatan
kerja serta sekaligus berfungsi menjaga dan melestarikan kekayaaan alam dan
hayati. Apalagi kebutuhan pasar wisata agro dan alam cukup besar dan
menunjukkan peningkatan di seluruh dunia. Sekitar 52% aset wisata Indonesia
sebenarnya berupa sumber daya alam. Australia memiliki 55% aset wisata yang
juga merupakan jenis wisata alam. Tercatat lebih dari 29 juta penduduk Amerika
melakukan sejumlah 310 juta perjalanan yang dimotivasi oleh wisata alam.

Sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber daya alam


berlimpah, pengembangan industri agrowisata seharusnya memegang peranan
penting di masa depan. Pengembangan industri ini akan berdampak sangat luas
dan signifikan dalam pengembangan ekonomi dan upaya-upaya pelestarian
sumber daya alam dan lingkungan. Melalui perencanaan dan pengembangan yang
tepat, agrowisata dapat menjadi salah satu sektor penting dalam ekonomi daerah.

Pengembangan industri pariwisata khususnya agrowisata memerlukan


kreativitas dan inovasi, kerjasama dan koordinasi serta promosi dan pemasaran
yang baik. Pengembangan agrowisata berbasis kawasan berarti juga adanya
keterlibatan unsur-unsur wilayah dan masyarakat secara intensif.

5
B. RUMUSAN MASALAH

Adapun Rumusan Masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui apa itu dasar Agrowisata?

2. Dimana letak desa Mattone?

3. Bagaimana identifikasi potensi wisata di desa Mattone?

4. Apa keunggulan agrowisata setempat dengan agrowisata yang lain?

6
BAB II
PEMBAHASAN

Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris,


agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan.
Agrowisata adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas
mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan dan perikanan (Sudiasa,
2005:11).

Pengembangan agrowisata atau desa wisata akan membangun komunikasi


yang intensif antara petani dengan wisatawan. Harapannya petani bisa lebih
kreatif mengelolausaha taninya sehinggamampu menghasilkan produk yang
menyentuh hati wisatawan. Bila hasil pertanian (buah, sayur, bunga, daging, ikan)
bisa diserap oleh hotel dan restoran dengan harga yang memadai tentu akan sangat
membantu peningkatan pendapatan petani.

Yoeti (2000:143) dalam bukunya “Ekowisata, Pariwisata Berwawasan


Lingkungan Hidup” mengatakan bahwa agrowisata merupakan salah satu
alternatif potensial untuk dikembangkan di desa. Kemudian batasan mengenai
agrowisata dinyatakan bahwa agrowisata adalah suatu jenis pariwisata yang
khusus menjadikan hasil pertanian, peternakan, perkebunan sebagai daya tarik
bagi wisatawan.

R.S. Damardjati (1995:5) dalam bukunya “Istilah-istilah Dunia


Pariwisata” mengatakan bahwa yang dimaksud dengan agrowisata adalah wisata
pertanian dengan objek kunjungan daerah pertanian atau perkebunan yang
sifatnya khas, yang telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga berbagai aspek
yang terkait dengan jenis tumbuhan yang dibudidayakan itu telah menimbulkan
motivasi dan daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya. Aspek-aspek itu
antara lain jenis tanaman yang khas, cara budidaya dan pengelolaan produknya,

7
penggunaan teknik dan teknologi, aspek kesejarahannya, lingkungan alam dan
juga sosial budaya disekelilingnya.

1. Daerah

Citra Satelit Kota Pagatan

Kota Pagatan (toponim: Pagattan/Pegattan) adalah kelurahan sekaligus


ibukota Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan
Selatan, Indonesia.

Desa Mattone yang juga dikenal dengan nama Kampung Baru berada di
Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan,
tepatnya sekitar 243 Kilometer dari ibukota Kalimantan Selatan, Banjarmasin.
Desa yang tingginya sekitar 2,2 mdl dari permukaan laut dan berbatasan langsung
dengan Laut Jawa ini memiliki potensi yang menarik dari segi bentangan wilayah
karena terdiri dari pesisir, rawa, dataran tinggi, dan bantaran sungai.

8
Salah satu keunikan Desa Mattone dapat dilihat dari keberagaman suku
dan etnik penduduknya yang terdapat dalam sistem dan interaksi sosial. Meski
dalam keberagaman, Desa Mattone yang dihuni oleh 590 Kepala Keluarga (KK),
terdiri dari 2.036 jiwa, dan 6 suku/etnis ini, hidup dalam suasana kekeluargaan
yang erat. Mereka memilih untuk hidup bertani, beternak, menjadi nelayan, dan
berdagang.

Batas selatan desa Mattone yang berbatsan dengan laut Jawa.

 Batas Wilayah
 Utara :Penyolongan, Kecamatan Kusan Hilir
 Selatan : Laut Jawa
 Timur : Tanete & Muara Pagatan
 Barat : Kota Pagatan & Pulau Satu

9
Citra Satelit desa Mattone

 Luas Wilayah : 290,0 ha/m2


Terdiri dari:

 Tanah sawah 2,5 ha/m2

 Tanah kering 72,0 ha/m2

 Tanah basah 17,5 ha/m2

 Tanah perkebunan 187,5 ha/m2

 Tanah fasilitas umum 25,0 ha/m2

 Tanah hutan 10,0 ha/m2

 Bentangan Wilayah

 Desa/Kelurahan dataran rendah: 170 ha/m2

 Desa/Kelurahan dataran tinggi: 105 ha/m2

 Desa/Kelurahan pesisir: 3 ha/m2

10
 Desa/Kelurahan kawasan rawa: 15 ha/m2

 Desa/Kelurahan aliran sungai: 5 ha/m2

 Desa/Kelurahan bantaran sungai: 2 ha/m2

Jalan raya di Desa Mattone

 Orbitasi
 Jarak ke Kecamatan Kusan Hilir: 3 Kilometer (15 menit dengan
kendaraan bermotor)

 Jarak ke Ibukota Kabupaten/Kota: 17 Kilometer (45 menit dengan


kendaraan bermotor)

 Jarak ke Ibukota Provinsi: 243 Kilometer (6 jam dengan kendaraan


bermotor)

2. Pengembangan Kawasan Wisata

Pengembangan kawasan agrowisata ini menuntut pengelolaan ruang (tata


ruang) yang lebih menyeluruh baik yang meliputi pengaturan, evaluasi, penertiban
maupun peninjauan kembali pemanfaatan ruang sebagai kawasan agrowisata, baik

11
dari sisi ekologi, ekonomi maupun sosial budaya. Penataan kawasan agrowisata
ini sangat mungkin beririsan dengan pemanfaatan kawasan lain seperti kawasan
pemukiman atau kawasan industri. Prioritas perlu dilakukan dengan
mempertimbangkan kepentingan jangka panjang. Oleh karena itu dalam
pengembangannya diperlukan pendekatan kawasan yang bukan hanya meliputi
sisi ekologi, tetapi juga sosial budaya dan ekonomi. Sehingga dalam jangka
panjang, bukan hanya pelestarian daya dukung lingkungan saja yang tercapai,
tetapi juga pertumbuhan ekonomi yang stabil serta budaya yang lestari.
Pengembangan agrowisata sebagai salah satu sektor pembangunan secara
umum menjadi sangat relevan, sesuai dengan potensi daerah masing-masing.
Pengembangan agrowisata berbasis kawasan akan mampu mendorong berbagai
sektor lain baik ekonomi, sosial maupun budaya. Dan perencanaan pengembangan
kawasan agrowisata harus dilihat dalam bingkai hubungan faktor pemintaaan
(demand) dan faktor penawaran (supply factor). Demand Factor adalah profil dan
situasi pasar wisata baik internasional maupun domestik, kecenderungan pasar
dan sebagainya. Sedangkan supply factor merupakan produk dan layanan wisata
yang dikembangkan baik berupa kegiatan, fasilitas maupun aset wisata.
Pengembangan kawasan agrowisata harus dilakukan secara terintegrasi
dengan sektor-sektor terkait seperti pertanian, peternakan, perikanan, pengolahan,
perhotelan, biro perjalanan, industri, kesenian dan kebudayaan dan sebagainya
dalam bingkai kewilayahan dan keterpaduan pengelolaan kawasan. Agrowisata
dapat merupakan pengembangan dari sektor lain yang diharapkan mampu
menunjang pengembangan ekonomi secara berkelanjutan, misalnya
pengembangan kawasan agrowisata pada kawasan agropolitan, pengembangan
kawasan agrowisata pada kawasan perkebunan, pengembangan kawasan
agrowisata pada tanaman pangan dan hortikultura, pengembangan kawasan
agrowisata pada kawasan peternakan, pengembangan kawasan agrowisata pada
kawasan perikanan darat dan lain sebagainya.

12
Terdapat 235 keluarga yang memiliki tanah perkebunan masing-masing
kurang dari 5 ha. Luas dan hasil perkebunan yang paling unggul di Desa Mattone
adalah kelapa, yakni dengan total luas perkebunan sekitar 188 ha, dan karet 3,5
ha. Sementara untuk peternakan, Desa Mattone dapat menghasilkan sekitar 900 kg
telur per tahun dan 120.000 kg daging per tahun. Dalam bidang perikanan,
tepatnya budidaya ikan air tawar, terdapat kolam seluas 5 ha/m2 yang
menghasilkan 12 ton ikan per tahun. Sementara jenis ikan lainnya yang diproduksi
adalah ikan patin dan nila, masing-masing menghasilkan 7,5 ton/tahun dan 3,5
ton/tahun.

Berdasarkan dari hasil observasi yang diperoleh dan berdasarkan teori-


teori megenai kawasan wisata, di desa mattone terdapat beberapa wisata yang
dapat dikembangkan, seperti :
1. Pariwisata Bisnis (Bussines tourism) Adalah jenis pariwisata dengan
orang-orang yang melakukan perjalanan wisata terdiri dari orang-orang

13
yang bertujuan untuk dagang atau yang berhubungan dengan
pekerjaannya. Contoh : kongres, simposium, seminar dan sebagainya.
2. Wisata Pendidikan
Mempelajari proses hidupnya tumbuhan berupa sayuran yang ditanam di
desa Mattone.
3. Pariwisata Perdagangan (Commercial tourism)
Adalah perjalanan yang dikaitkan dengan kegiatan perdagangan seperti
penyelenggaraan expo, exhibition dan sebagainya. Di perkebunan terdapat
jual beli (perdagangan) antara pengunjung langsung dengan petani.
4. Pariwisata Darat (Land tourism)
Adalah jenis pariwisata yang di dalam melak- sanakan kegiatannya
menggunakan kendaraan darat seperti bus, kereta api, mobil pribadi atau
taksi dan kendaraan darat lainnya.
5. Wisata Air
Pariwisata laut dan Sungai (Sea or river tourism) Adalah kegiatan
pariwisata yang menggunakan sarana transportasi air seperti kapal laut,
fery dan sebagainya. Apabila kita berada di ibukota kabupaten tanah
bumbu Batulicin kita bisa memilih transportasi spead boat langsung ke
desa mattone melalui jalur laut.

 Keunggulan

Pada tahun 2012 Desa Mattone memiliki ikon baru di bidang pertanian,
yakni Pasir Hijau, nama yang diberikan langsung oleh istri Gubernur Kalimantan
Selatan. Dinamai Pasir Hijau karena keunikannya, tanaman dan sayur-sayuran
yang dapat tumbuh subur di atas pasir pesisir Pantai Pagatan. Konsep ini digagas
secara swadaya sejak tahun 2007 oleh salah satu pegiat tani, Trisnu, yang kini
sekaligus menjabat sebagai Ketua Gapoktan.

14
Pasir Hijau sebagai salah satu ikon dari Desa Mattone

Berdasarkan hasil penelitian Trisnu yang lulusan kejuruan Biologi cukup


mengalami kesulitan dalam menyebarkan konsep ini di kalangan masyarakat Desa
Mattone karena merasa tidak percaya bahwa pasir dengan teksturnya yang kasar
dapat ditanami tanaman terlebih sayur-sayuran. Namun, dengan kegigihan dan
niat untuk meningkatkan taraf ekonomi serta kemandirian masyarakat sekitarnya,
Trisnu tetap bersikeras mensosialisasikan konsep tersebut dengan cara
mencontohkannya di hadapan penduduk sekitar.

Yang sulit itu mengubah pola pikir, hampir semua tidak percaya bahwa
pasir bisa ditanami sayuran. Setelah lihat hasilnya barulah yang lain mau
mengikuti.

Berdasarkan hasil observasi, fakta menarik yang ditemui dan kini sangat
membantu usahanya tersebut adalah paduan kotoran ayam dan pasir merupakan
media yang sangat cocok. Hingga saat ini Trisnu tetap menggunakan kotoran
15
ayam sebagai pupuk utama untuk menumbuhkan bibit-bibit sayurannya tersebut.
Di tanah seluas 3 hektar yang merupakan pinjaman tersebut, beberapa warga
lainnya menanami sawi, kangkung, bayam, terung, dan cabai.

Keunggulan dari Pasir Hijau adalah sayuran berdaun lebar, setiap harinya
Trisnu dan petani sayuran lainnya dapat menjual sayuran sekitar 50 ikat untuk
masing-masing jenis sayuran. Hasil panen harian tersebut mereka jual ke pasar
lokal, misalnya Pasar Pagatan, dengan harga mulai dari Rp 1.500,00 hingga Rp
2.500,00 setiap ikatnya.

Sejauh ini kendala terbesar dari pengelolaan Pasir Hijau adalah air. Bukan
karena persediaan air, namun karena sifat pasir yang berpori-pori besar, sehingga
tidak dapat bertahan lama dalam menampung air. Oleh karenanya, petani lainnya
harus bekerja ekstra giat dalam melakukan penyiraman, yaitu sekitar 4 kali sehari.

Ke depannya, melalui Pasir Hijau ini, Trisnu ingin mengembangkan budi


daya bawang. Menurutnya, bawang lebih menjanjikan bila dibandingkan dengan
harga sayuran yang fluktuatif.

 Teori Pendukung

Komponen Pariwisata Komponen pariwisata menurut Endar Sugianto dan Sri


Sulastiningrum dalam bukunya Pengantar Akomodasi dan Restoran, meliputi :
1. Objek dan daya tarik wisata Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam,
budaya atau tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik untuk dikunjungi
atau yang menjadi sasaran bagi wisatawan.
2. Sarana dan fasilitas yang meliputi :
a.Akomodasi, Akomodasi adalah tempat bagi seseorang untuk tinggal
sementara. Akomodasi ini bisa berupa hotel, losmen, guest house, pondok,
cottage, inn, perkemahan dan sebagainya.

16
b.Restoran, Restoran adalah industri jasa yang bergerak di bidang penyediaan
makan dan minum, yang dikelola secara komersil, baik secara mandiri ataupun
terkait dengan usaha lain.
c.Biro perjalanan, Biro perjalanan adalah suatu badan usaha dimana
operasionalnya meliputi pelayanan semua proses perjalanan dari seseorang sejak
berangkat hingga kembali.
d.Transportasi atau Jasa angkutan, Transportasi adalah bidang usaha jasa
angkutan. yang dapat dilakukan melalui darat, laut dan udara.
e.Tempat penukaran uang (Money Changer), Suatu tempat/usaha yang
bergerak dalam bidang penukaran mata uang asing.
f. Atraksi Wisata, Atraksi wisata adalah suatu kegiatan yang dapat menghibur
seseorang ketika menyaksikan kegiatan tersebut. Atraksi wisata ini berupa
pertunjukan tari-tarian, musik dan upacara adat yang sesuai dengan kebudayaan
setempat. Pertunjukan ini dapat secara tradisional maupun modern.
g.Cinderamata, Cinderamata adalah oleh-oleh atau kenang- kenangan yang
dapat dibawa oleh para wisatawan pada saat kembali ke tempat asalnya.
Cinderamata harus memberikan suatu keindahan seni dan sifatnya khas untuk
setiap daerah.
h.Prasarana Pariwisata, Prasarana pariwisata adalah suatu prasarana yang
diperlukan dalam suatu objek wisata, Listrik, Jalan raya. diantaranya adalah: Air
minum, Pelabuhan udara/laut, Telekomunikasi.

Tipologi Pariwisata
1. Berdasarkan jarak ditempuh
a.Wisata Mancanegara (asing, internasional) Yaitu wisata yang melibatkan
perjalanan ke daerah yang bukan negara asal wisatawan.
b.Wisata Domestik Yaitu wisata yang melibatkan hanya dalam batas-batas
negaranya sendiri.
2.Berdasarkan secara ekonomis

17
a.Wisata Pasif Yaitu wisata mancanegara atau kedatangan wisatawan dari luar
negeri itu akan menghasilkan pemasukan devisa atau PAD (Pendapatan Asli
daerah) untuk negara maupun daerah tempat wisata yang dikunjungi.
b.Wisata Aktif Yaitu perjalanan warga negara ke luar negeri. Kalau orang
berbicara tentang pariwisata pada umumnya atau dalam rangka pembangunan
pariwisata, yang dimaksud adalah wisata reseptif.
3. Berdasarkan lamanya orang mengadakan perjalanan
a.Wisata Kecil Yaitu wisata jangka pendek, yang memerlukan waktu satu hari
tanpa menginap disebut ekskursi.
b.Wisata Besar Yaitu wisata yang memerlukan waktu lebih dari satu hari.
4. Berdasarkan organisasi perjalanannya
a.Wisata Individual Yaitu Aktivitas pengaturan wisatanya dilakukan sendiri tanpa
diserahkan pada perusahaan perjalanan.
b.Wisata terorganisasi Yaitu aktivitas wisata kelompok wisatawan yang
pengaturan aktivitas wisatanya dilakukan oleh perusahaan perjalanan.
5. Berdasarkan letak geografis
a.Pariwisata lokal (local tourism) Adalah pariwisata setempat dengan ruang
lingkup yang terbatas pada tempat-tempat tertentu saja. Contoh : kepariwisataan
di Bandung, Denpasar, Padang dan sebagainya.
b. Pariwisata regional (regional tourism) Pariwisata yang meliputi beberapa
pariwisata lokal di suatu wilayah. Contoh : Bali, Sumatra Barat, Jawa Barat dan
sebagainya.
c.Pariwisata nasional (national tourism) Adalah lingkup pariwisata yang
berkembang dalam satu negara.
d.Pariwisata regional internasional (regional international tourism) Adalah
pariwisata yang berkembang di suatu wilayah yang merupakan gabungan dari
beberapa negara yang berdekatan. Contoh : ASEAN.
e.Pariwisata internasional (international tourism) Adalah pariwisata yang
berkembang meliputi seluruh negara di dunia.
6. Berdasarkan tujuan perjalanan

18
a.Pariwisata Bisnis (Bussines tourism) Adalah jenis pariwisata dengan orang-
orang yang melakukan perjalanan wisata terdiri dari orang-orang yang bertujuan
untuk dagang atau yang berhubungan dengan pekerjaannya. Contoh : kongres,
simposium, seminar dan sebagainya.
b.Pariwisata liburan (Vacational tourism) Adalah pariwisata dengan tujuan untuk
berlibur atau memanfaatkan waktu libur.
c.Pariwisata Pendidikan (Educational tourism) Adalah pariwisata dengan tujuan
untuk belajar.
7.Berdasarkan waktu berkunjung
a.Pariwisata berdasarkan musim (Seasonal tourism) Adalah pariwisata yang
kegiatannya berlangsung pada musim-musim tertentu, misalnya : summer tourism
dan winter tourism.
b.Pariwisata berdasarkan event (Occasional tourism) Adalah pariwisata yang
diselenggarakan terkait dengan event tertentu, seperti upacara galungan dan
kuningan di Bali, upacara sekaten di Yogyakarta dan Surakarta.
8.Berdasarkan objek
a.Pariwisata Budaya (Cultural tourism) Adalah jenis pariwisata yang disebabkan
adanya daya tarik seni dan budaya disuatu daerah atau tempat, seperti peninggalan
nenek moyang, benda-benda kuno dan sebagainya.
b.Pariwisata Penyembuhan (Recuperational tourism) Adalah jenis pariwisata yang
disebabkan adanya suatu fasiltas untuk penyembuhan penyakit.
c.Pariwisata Perdagangan (Commercial tourism)
Adalah perjalanan yang dikaitkan dengan kegiatan perdagangan seperti
penyelenggaraan expo, exhibition dan sebagainya.
d.Pariwisata Politik (Political tourism) Adalah suatu perjalanan yang dilakukan
dengan tujuan untuk melihat atau menyaksikan peristiwa atau kejadian yang
berhubungan dengan kegiatan suatu negara.
e.Pariwisata Olahraga (Sport tourism) Adalah jenis kegiatan pariwisata dengan
tujuan untuk menyaksikan suatu pesta olah raga yang di selenggarakan di suatu
tempat.

19
f. Pariwisata Sosial (Social tourism) Adalah pariwisata yang berdiri sendiri. Pe-
ngertian ini adalah bahwa kegiatan pariwisata yang di selenggarakan tidak
bertujuan untuk mencari keuntungan.
g.Pariwisata Agama (Religion tourism) Adalah jenis pariwisata dimana tujuan
perjalanan yang dilakukan adalah untuk melihat atau menyaksikan upacara-
upacara keagamaan, seperti kunjungan ke Lourdes bagi orang beragama katolik,
atau ke Muntilan pusat pengembangan agama kristen di Jawa Tengah, juga pergi
Umroh bagi orang Islam atau juga upacara agama Hindu Bali di Sakenan, Bali.
9. Berdasarkan jumlah orang yang melakukan perjalanan
a.Pariwisata Perseorangan (Individual tourism) Adalah perjalanan yang dilakukan
oleh seseorang atau sekeluarga yang menyeleng- garakan perjalanan bersama.
b.Pariwisata Kelompok (Group tourism) Adalah jenis pariwisata yang dilakukan
oleh sekelompok orang yang bergabung dalam satu rombongan (group) dengan
tujuan yang sa ma.
10. Berdasarkan akses yang digunakan
a.Pariwisata Darat (Land tourism) Adalah jenis pariwisata yang di dalam melak-
sanakan kegiatannya menggunakan kendaraan darat seperti bus, kereta api, mobil
pribadi atau taksi dan kendaraan darat lainnya.
b.Pariwisata laut dan Sungai (Sea or river tou- rism) Adalah kegiatan pariwisata
yang menggu- nakan sarana transportasi air seperti kapal laut, fery dan
sebagainya.
c.Pariwisata Udara (Air tourism) Adalah kegiatan pariwisata yang mengguna- kan
sarana transportasi udara seperti pesawat terbang, helikopter dan sebagainya.
11. Berdasarkan usia yang melakukan perjalanan
a.Wisata remaja (Youth tourism) Adalah jenis kegiatan pariwisata yang dikem-
bangkan bagi para remaja dan pada umumnya dengan harga yang relatif murah
dan menggu- nakan sarana akomodasi youth hostel.
b.Wisata Dewasa (Adult tourism) Adalah kegiatan pariwisata yang diikuti oleh
orang-orang berusia lanjut. Pada umumnya orang-orang yang melakukan
perjalanan ini adalah mereka yang menjalani masa pensiun.
12. Berdasarkan harga dan tingkat sosial
20
a.Pariwisata Mewah (Deluxe tourism) Adalah perjalanan wisata yang
menggunakan fasilitas standar lux, baik alat pengangkutan, hotel maupun atraksi
yang hendak disaksikannya.
b.Pariwisata Menengah (Middle class tourism) Adalah perjalanan wisata yang
diperuntukan bagi mereka yang menginginkan fasilitas dengan harga dan fasilitas
tidak terlalu mahal, tetapi juga tidak terlalu jelek pelayanannya.
c.Pariwisata Murah (Social tourism) Yaitu sejenis pariwisata yang penyeleng-
garaannya dilakukan secara bersama dengan biaya yang diperhitungkan semurah
mungkin dengan fasilitas yang cukup memadai selama dalam perjalanan.

Agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan dalam dua versi atau


pola, yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci sebagai berikut:

 Agrowisata Ruang Terbuka Alami

Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal di mana
kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai
dengan kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai
dengan apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain.
Untuk memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi
spesifik yang dilakukan oleh masyarakat dapat lebih ditonjolkan, namun tetap
menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas pendukung untuk
kenyamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan dengan budaya
dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh, sanitasi,
dan keamanan dari binatang buas. Contoh agrowisata terbuka alami adalah
kawasan Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat;
Suku Tengger di Jawa Timur; Bali dengan teknologi subaknya; dan Papua dengan
berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk budi daya umbi-umbian.

 Agrowisata Ruang Terbuka Buatan

Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasan-
kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat.
21
Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan komoditas
pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Demikian
pula teknologi yang diterapkan diambil dari budaya masyarakat lokal yang ada,
diramu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan produk atraksi agrowisata
yang menarik. Fasilitas pendukung untuk akomodasi wisatawan dapat disediakan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern, namun tidak mengganggu
keseimbangan ekosistem yang ada. Kegiatan wisata ini dapat dikelola oleh suatu
badan usaha, sedang pelaksana atraksi parsialnya tetap dilakukan oleh petani lokal
yang memiliki teknologi yang diterapkan.

22
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris,


agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan.
Agrowisata adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas
mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan dan perikanan (Sudiasa,
2005:11).
Pengembangan agrowisata atau desa wisata akan membangun komunikasi
yang intensif antara petani dengan wisatawan. Harapannya petani bisa lebih
kreatif mengelolausaha taninya sehinggamampu menghasilkan produk yang
menyentuh hati wisatawan. Bila hasil pertanian (buah, sayur, bunga, daging, ikan)
bisa diserap oleh hotel dan restoran dengan harga yang memadai tentu akan sangat
membantu peningkatan pendapatan petani.
Desa Mattone yang juga dikenal dengan nama Kampung Baru berada di
Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan,
tepatnya sekitar 243 Kilometer dari ibukota Kalimantan Selatan, Banjarmasin.
Desa yang tingginya sekitar 2,2 mdl dari permukaan laut dan berbatasan langsung
dengan Laut Jawa ini memiliki potensi yang menarik dari segi bentangan wilayah
karena terdiri dari pesisir, rawa, dataran tinggi, dan bantaran sungai.
Pasir Hijau merupakan nama yang diberikan langsung oleh istri Gubernur
Kalimantan Selatan. Dinamai Pasir Hijau karena keunikannya, tanaman dan
sayur-sayuran yang dapat tumbuh subur di atas pasir pesisir Pantai Pagatan.
Keunggulan dari Pasir Hijau adalah sayuran berdaun lebar, setiap harinya
Trisnu dan petani sayuran lainnya dapat menjual sayuran sekitar 50 ikat untuk
masing-masing jenis sayuran. Hasil panen harian tersebut mereka jual ke pasar
lokal, misalnya Pasar Pagatan, dengan harga mulai dari Rp 1.500,00 hingga Rp
2.500,00 setiap ikatnya.

23
2. Saran

Pengembangan kawasan agrowisata harus mampu melindungi sumber


daya dan kekayaan alam, nilai-nilai budaya dan sejarah setempat. Pengembangan
kawasan agrowisata ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar semata, tetapi
harus dalam koridor melindungi dan melestarikan aset-aset yang menjadi
komoditas utama pengembangan kawasan. Penggalian terhadap nilai-nilai, lokasi,
kegiatan, atraksi wisata yang unik ditujukan untuk mendorong pertumbuhan
kawasan agrowisata secara berkelanjutan.
Menurut saya masih daerah perkebunan tersebut diperlukan studi dan
kajian yang mendalam, berulang (repetitive) dan melibatkan pihak-pihak yang
relevan baik dari unsur masyarakat, swasta maupun pemerintah. Dengan demikian
diharapkan perencanaan & pengembangan kawasan semakin baik dari waktu ke
waktu serta terdokumentasi dengan baik.

24
DAFTAR REFERENSI

Gunardi, G. 2010. Identifikasi Potensi Kawasan Wisata Kali Pasir, Kota

Tangerang Jurnal PLANESATM Vo. 28 1, No. 1, Mei 2010. Jurusan Teknik

Planologi – Universitas Esa Unggul, Jakarta. (Online),

(http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-4508-

planesa_Gugun_Gunardi.pdf diakses tanggal 3 Mei 2016).

http://www.desamattone.com/profil-desa/geografis/

http://pariwisatadanteknologi.blogspot.co.id/2010/07/definisi-agrowisata.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pagatan,_Kusan_Hilir,_Tanah_Bumbu

25

Anda mungkin juga menyukai