WISATA PERTANIAN
NAMA KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
5.
37
30
36
5
7
SMK PGRI 4
DENPASAR
2016-2017
1
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Segala puji bagi Tuhan yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yakni Tuhan yang Maha Esa
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "WISATA
PERTANIAN", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru yang telah membimbing
penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang................................................................................
1.3 Tujuan..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
11
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha
pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas
pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian.
Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam
memanfaatkan lahan, kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil
melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi
lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi
lingkungan alaminya.
Potensi objek wisata dapat dibedakan menjadi objek wisata alami dan buatan
manusia. Objek wisata alami dapat berupa kondisi iklim (udara bersih dan sejuk,
suhu dan sinar matahari yang nyaman, kesunyian), pemandangan alam dan
sumber air kesehatan (air mineral, air panas).
Objek wisata buatan manusia dapat berupa falitas atau prasarana, peninggalan
sejarah dan budidaya, pola hidup masyarakat dan taman-taman untuk rekreasi
atau olah raga. Objek agrowisata yang telah berkembang dan tercatat dalam
basis data Direktorat Jenderal Pariwisata 1994/1995 terdapat delapan propinsi
yaitu Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY, Jawa Timur, NTB,
Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Objek agrowisata umumnya masih
berupa hamparan suatu areal usaha pertanian dari perusahaan-perusahaan
besar yang dikelola secara modern/ala Barat dengan orientasi objek keindahan
alam dan belum menonjolkan atraksi keunikan/spesifikasi dari aktivitas lokal
masyarakat.
BAB II PEMBAHASAN
Di Indonesia, Agrowisata atau agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk
kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek
wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi
dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata
yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa
meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta
memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang
umumnya
telah
sesuai
dengan
kondisi
lingkungan
alaminya
(http://database.deptan.go.id)
Sutjipta (2001) mendefinisikan, agrowisata adalah sebuah sistem kegiatan yang
terpadu dan terkoordinasi untuk pengembangan pariwisata sekaligus pertanian,
dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan, peningkatan kesajahteraan
masyarakat petani.
Pada era ini, manusia di bumi hidupnya dipenuhi dengan kejenuhan, rutinitas
dan segudang kesibukan. Untuk kedepan, prospek pengembangan agrowisata
diperkirakan sangat cerah. Pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam
bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman atau
lansekap), atau kombinasi antara keduanya. Tampilan agrowisata ruangan
tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah
atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses
pengolahan hasil pertanian. Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa penataan
lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk
mendukung suatu sistem usahatani yang efektif dan berkelanjutan. Komponen
utama pengembangan agrowisata ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna
yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budi daya dan pascapanen
komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian
setempat, dan pemandangan alam berlatar belakang pertanian dengan
kenyamanan yang dapat dirasakan. Agrowisata ruangan terbuka dapat dilakukan
dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan.
Wisata perorangan
2.
Wisata keluarga
3.
Wisata rombongan
1) Wisata safari
2) Wisata remaja
3) Wisata bahari
3.4. Pengertian Agroekowisata
Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris, agrotourism. Agro
berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan, jadi agrowisata
adalah berwisata ke daerah pertanian. Pengembangan agrowisata atau desa
wisata akan membangun komunikasi yang intensif antara petani dengan
wisatawan. Sementara Agroekowisata adalah wisata alam yang menawarkan
berbagai ekosistem pertanian yang ditambah polesan bentang alam yang khas.
10
DAFTAR PUSTAKA
Deptan,
2005.
Agrowisata
Meningkatkan
Pendapatan
Petani,http://www.database.deptan.go.id (diakses tanggal 10 maret 2012)
U.S. Konggres OTA , 1992, http://www.database.deptan.go.id (diakses tanggal 10
maret 2012)
Rilla, 1999, http//www.database.deptan.go.id (diakses tanggal 10 maret 2012)
Sutjipta,
2001,
http//www.google.co.id/Sutjipta/ekowisata_agrowisata.html
(diakses tanggal 10 maret 2012)
11