Disusun Oleh :
Nama : Aji
Darmawan NIM
210306035
Kelas :PTN A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSTAS SUMATERA
UTARA 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah tugas Integrasi Ternak dan Perkebuan dengan dosen
pengampu bapak Ir. R. Edhy Mirwandhono, M Si., MP , yang berjudul “Makalah Mengenai
Perkebunan, Palawija, dan Holtikultura”. Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa saja yang terkait
perkebunan,palawija dan holtikultura yang ada di Indonesia,khusunya di Sumatera Utara.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
makalah ini. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesilapan kata yang kurang
berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
Rumusan Masalah........................................................................................................................5
Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
Tanaman Perkebunan...................................................................................................................6
Tanaman Palawija......................................................................................................................16
Tanaman Holtikultura................................................................................................................19
Data Perkebunan,Palawija dan Holtikultura Yang Ada di Indonesia........................................22
BAB III..........................................................................................................................................28
KESIMPULAN.............................................................................................................................28
KESIMPULAN..........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................29
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkebunan mencakup tanaman ekonomis seperti kelapa sawit, karet, teh, dan kopi.
Latar belakang perkebunan mencerminkan era eksplorasi dan kolonialisme, di mana tanaman-
tanaman ini diperkenalkan dan dikembangkan di berbagai wilayah. Seiring berjalannya waktu,
perkebunan tidak hanya menjadi tulang punggung ekonomi beberapa negara, tetapi juga menjadi
sumber utama bahan baku untuk industri global.
Palawija merupakan tanaman pangan selain padi, jagung, dan gandum. Latar
belakang palawija mencakup adaptasi terhadap variasi iklim dan kebutuhan gizi masyarakat.
Di banyak negara, palawija seperti kacang-kacangan, ubi kayu, dan kentang menjadi sumber
protein dan karbohidrat yang penting. Peran palawija semakin diperkuat dalam menghadapi
tantangan ketahanan pangan dan perubahan iklim.
Ketiga subsector ini, meskipun berbeda dalam fokus dan karakteristiknya, memiliki
dampak dan tantangan bersama. Perubahan iklim, keberlanjutan lingkungan, dan perubahan
pola konsumsi global adalah beberapa tantangan yang mempengaruhi perkebunan, palawija,
dan hortikultura. Namun, bersamaan dengan itu, ketiganya juga memiliki peran krusial dalam
menciptakan ketahanan pangan global, meningkatkan pendapatan petani, dan
memperkaya keanekaragaman sumber daya pertanian.
Pembangunan pertanian sekarang dan masa yang akan dating dihadapkan pada berbagai
tantangan yang harus segera diantisipasi. Tantangan tersebut diantaranya adalah pemenuhan
kecukupan pangan, pasar global, peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan, penyediaan
lapangan kerja, kelestarian sumber daya alam serta perubahan iklim global. Didunia pertanian
tantangan yang sering dihadapi di tingkat petani umumnya usaha pertanian masih bersifat
parsial (per subsektor), sehingga petani sebagai pelaku usaha tani dikelompokkan menjadi
petani tanaman pangan, hortikultura, ikan, ternak, dan perkebunan (Hasan dan Safaruddin,
2012).
Rumusan masalah
Tujuan
1. TANAMAN PERKEBUNAN
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah
dan/atau mediatumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan bareng
dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan
sertamanajemen untukmewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan
masyarakat. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pertanian, Perkebunan adalah segala
kegiatan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, sarana produksi, alat dan mesin,
budi daya, panen, pengolahan, dan pemasaran terkait tanaman perkebunan.
Dalam pembangunan perkebunan tumpuannya berpijak pada landasan atau asas yang
paling mendasar dari penyelenggaraan perkebunan yang berintikan pada asas manfaat, dan asas
keterpaduan. Hal ini sesuai ketentuan dalam pasal 2 UU Nomor 18 Tahun 2004 dinyatakan
bahwa, perkebunan diselenggarakan berdasarkan atas asas manfaat dan berkelanjutan,
keterpaduan, kebersamaan, keterbukaan, serta berkeadilan. Sementara itu, tujuan yang paling
penting diadakannya peraturan perkebunan diatur dalam pasal 3 UU Nomor 18 Tahun 2004
dinyatakan bahwa, perkebunan diselenggarakan dengan tujuan: (a) meningkatkan pendapatan
masyarakat; (b) meningkatkan penerimaan Negara; (c) meningkatkan penerimaan devisa
Negara;
(d) menyediakan lapangan kerja; (e) meningkatkan produktivitas, nilai tambah, dan daya saing;
(f) memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; (g) mengoptimalkan
pengolahan sumber daya alam secara berkelanjutan. Sejalan dengan UU diatas UU Nomor 39
Tahun 2014 Tentang Perkebunan juga mengatur tentang cara pengolahan dan pembukaan
lahan
yang tercantum dalam pasal 32 ayat (1) Setiap Orang yang membuka dan mengolah lahan
dalam luasan tertentu untuk keperluan budi daya Tanaman Perkebunan wajib mengikuti tata
cara yang dapat mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup. ayat (2) Setiap Orang yang
menggunakan media tumbuh Tanaman Perkebunan untuk keperluan budi daya Tanaman
Perkebunan wajib mengikuti tata cara yang dapat mencegah timbulnya pencemaran lingkungan
hidup.
KELAPA SAWIT
MESOCARP
pohon industri kelapa sawit bermula dari pohon kelapa sawit yang menghasilkan tandan
buah segar, buah sawit dan pelepah sawit. Buah sawit kemudian diproses lebih lanjut untuk
menghasilkan inti sawit dan mesocarp. Inti sawit diproses lebih lanjut menghasilkan cangkang
sawit, ampas serat dan PKO. Mesocarp diolah lebih lanjut menghasilkan CPO dan serat. CPO
dan PKO merupakan produk awal yang dapat dijual secara ekspor ke pasar internasional. CPO
dan PKO kemudian diolah menjadi produk hilir yang terdiri dari tiga kategori yaitu oleo
pangan, oleo kimia, dan biodiesel. Secara terstruktur pohon industri kelapa sawit akan
ditunjukkan pada Gambar 2 (Pohon Industri kelapa sawit).
Sebagian besar industri kelapa sawit di dunia menghasilkan produk hilir kelapa sawit
yang digunakan untuk produk pangan sebesar 95 persen sedangkan sisanya sebesar lima
persen untuk produk non pangan. Oleo pangan merupakan jenis produk hilir kelapa sawit yang
digunakan sebagai bahan baku makanan yang biasanya 10 dikonsumsi oleh masyarakat. Oleo
kimia merupakan produk turunan kelapa sawit yang biasa digunakan untuk keperluan industri.
Biofuel merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari CPO sebagai bahan utama (PPKS
2012). Oleo Pangan Oleo pangan merupakan produk hilir kelapa sawit yang paling dominan.
Oleo pangan merupakan industri yang paling berkembang pesat di negara Indonesia
apabila dibandingkan dengan negara Malaysia (Indonesian Commercial Newsletter 2009).
Sebanyak 95 persen industri kelapa sawit dunia menghasilkan produk oleo pangan.
Produk-produk yang termasuk oleo pangan antara lain: emulsifier, vanaspati, shortening,
minyak goreng, dan margarin. Minyak goreng merupakan oleo pangan yang paling banyak
dikonsumsi oleh masyarakat dalam negeri sebesar 37 persen dari total produk hilir dihasilkan.
Minyak goreng juga memiliki nilai tambah 60 persen dari produk awalnya. Shortening
merupakan pengembang yang biasanya digunakan untuk membuat kue dan roti. Shortening
memiliki nilai tambah 60 persen dari produk awalnya. Sedangkan Margarine dan emulsifier
memiliki nilai
tambah 100 persen Vanaspati merupakan lemak yang biasa digunakan untuk berbagai tujuan
dan biasanya permintaan paling banyak produk ini ada di negara negara Timur Tengah sebagai
pengganti ghee.
Oleo Kimia Industri oleo kimia Indonesia memiliki backup yang sangat besar dari segi
bahan baku karena Indonesia menghasilkan CPO terbesar di dunia, tetapi perkembangan
industri oleo kimia masih belum maju apabila dibandingkan dengan negara Malaysia (ICN
2009).
Industri oleo kimia Malaysia dapat berkembang dengan pesat karena adanya dukungan dari
pemerintah dan organisasi khusus yang tergabung dalam Malaysian Palm Oil Board (MPOB)
yang membuat kebijakan pengembangan industri kelapa sawit. Indonesia menguasai sekitar
12 persen dari seluruh dunia sedangkan Malaysia memenuhi 18 persen dari pemerintaan
seluruh dunia (ICN 2009).
Industri oleo kimia menghasilkan keunggulan dengan nilai tambah yang cukup tinggi
rata-rata sebesar 40 persen dari nilai bahan bakunya CPO dan PKO. Produk hilir seperti
kosmetik dan farmasi sangat potensial apabila dikembangkan dalam industri ini karena
memiliki nilai tambah hingga 1000 persen dibandingkan dengan produk awalnya. Deterjen
merupakan oleo kimia yang paling banyak digunakan oleh masyarakat sebagai alat pembersih.
Deterjen yang dibuat dari kelapa sawit memiliki sifat mudah terdegradasi oleh alam. Deterjen
memiliki nilai tambah 400 persen dari produk awalnya (ICN 2009). Biofuel Biofuel merupakan
bahan bakar alami yang terbuat dari prosesproses biologi dan bersifat terbarukan. Biofuel
memiliki banyak keunggulan dibandingkan bahan bakar lainnya, yaitu mengurangi kadar emisi
gas berbahaya yang biasanya dihasilkan oleh minyak bumi.
Adapun produk hilir 11 yang termasuk biofuel adalah biodiesel dan biogas. Biodiesel
merupakan bahan bakar alternatif yang bahan baku utamanya berasal dari CPO (Suirta 2009).
Permintaan biodiesel di pasar-pasar Eropa, Amerika Serikat, dan Asia cenderung meningkat
dari tahun ke tahun meskipun masih dalam pasar yang spesifik. Beberapa perusahaan yang
menghasilkan biodiesel yaitu: PTP Nusantara, Sinar Mas Group, Genting Biofuel, Wilmar
Group, Tolaran Group, BP Petrolium, Indomal Group, dan Munting Group. Biogas dari proses
biologis tumbuhan sawit melalui sistem pengolahan secara anaerob dan menghasilkan methana
(Loh 2013). Biogas merupakan produk yang sejalan dengan konsep “zero waste”. Industri
biogas memanfaatkan sisa sisa dari limbah kelapa sawit secara komprehensif dan strategis
dengan
harapan dapat meminimalisir dampak dari limbah kelapa sawit. Biogas dapat
dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik untuk mesin-mesin pabrik (Loh 2013).
Berdasarkan data BPS( Badan Pusat Statistik) produksi sawit (ton) di sumatera utara :
KOPI
ARANG
KOPI BUBUK ENZIM
PEKTAT
KOPI INSTAN ASETAT
PROTEIN
KOPI SANGRAI SEL
ULIN
TUNGGAL
KOPI CELUP
PEKTIN
Pohon industri kopi berawal dari buah kopi yang diproses dan didapat 3 bagian yaitu
biji kopi, kulit, tanduk dan kulit ari serta kulit dan daging buah. Biji kopi diolah lagi mendapat 2
hasil yaitu kopi arabika dan kopi robusta. Setelah itu biji kopi akan diolah menjadi kopi bubuk,
kopi instan, kopi sangrai, kopi tiruan, kopi mix, kopi celup, decaffeinated coffe, kopi ekstrak,
kaffein dan lain lain. Lalu pada bagian kulit tanduk dan kulit ari diproses lagi mendapatkan
arang asetat dan ulin. Bagian daging dan kulit buah kopi selanjutnya diproses untuk
mendapatkan enzim pektat, protein sel tunggal, pektin, etanol, anggur, silase pakan ternak dan
cuka makan.
Kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan Indonesia
yang dapat diolah menjadi produk kokoa dan cokelat yang mengandung antioksidan alami. Biji
kakao mengandung senyawa polifenol yang berperan sebagai antioksidan. Polifenol golongan
flavonoid terutama katekin dan epikatekin adalah komponen utama dalam biji kakao (Osakabe
et al., 1998).
Pohon industry kakao dimulai dari buah kakao yang diolah dan didapat 2 produk yaitu
biji lalu ada pulp dan kulit. Biji atau massa akandiolah menjadi cake dan lemak. Cake diolah
menjadi kakao pasta, kakao bubuk, konsentrat, ekstrak, bumbu penyedap, lesitin dan tannin.
Untuk lemak diolah dan dihasilkan lemak kakao, oleokimia, dan asam lemak. Kakao bubuk
biasa dijadikan coklat batangan dan kembang gula, kakao pasta biasa dijadikan minuman, kakao
konsentrat biasa dijadikan makanan dan obat obatan, ekstrak biasa digunakan untuk kosmetik,
bumbu penyedap digunakan untuk makanan, lesitin digunakan untuk obat, makanan dan
minuman, tannin digunakan untuk industry kimia. Pada bagian lemak kakao biasa digunakan
pada industry makanan, lalu oleokimia digunakan pada industry kimia dan obat obatan, dan
asam lemak digunakan pada industry kimia.
Bagian pulp dan kulit diolah dan dihasilkan Vit D, pupuk hijau, protein sel tunggal,
gas bio, pectin, alcohol, jelly, pengisi plastic, dan bahan bakar.
Tanaman palawija adalah tanaman yang ditanam pada saat musim kering dan di
lahan kering. Persyaratan tumbuh tanaman meliputi keadaan tanah, dan kondisi iklim suatu
daerah pertanian. Palawija dapat diartikan sebagai tanaman kedua. Hal ini dikarenakan
tanaman jenis palawija merupakan tanaman-tanaman hasil pertanian yang kedua setelah
tanaman pokok Indonesia, yaitu padi. Dalam pengertian sekarang, palawija berarti semua
tanaman pertanian semusim yang ditanam pada lahan kering. Dapat dikatakan bahwa tanaman
palawija ini merupakan hasil produksi sekunder dari petani yang mana hasil produksi primer
mereka yaitu padi, dan bisa digunakan untuk menggantikan padi sebagai makanan pokok.
Jagung merupakan sumber kalori pengganti atau suplemen bagi beras, terutama bagi
sebagian masyarakat pedesaan. Dewasa ini, proporsi penggunaan jagung sebagai bahan
pangan cenderung menurun, tetapimeningkat sebagai pakan dan bahanbaku industri. Sebagai
bahan pangan, jagung dikonsumsi dalam bentuk segar, kering, dan dalam bentuk tepung.
Alternatif produk yang dapat dikembangkan dari jagung mencakup produk olahan segar,
produkprimer, produk siap santap, dan produkinstan. Jagung dapat disiapkan menjadi bahan
setengah jadi (primer) sebagai bahan baku industri. Bentuk produk ini umumnya bersifat
kering, awet, dan tahandisimpan lama, antara lain adalah beras jagung, tepung, dan pati.
Pohon industri jagung diproses dan didapat menjadi 3 bagian yaitu Daun, buah jagung
dan batang.
Pada bagian daun biasa dijadikan pakan ternak yanng bisa dibuat dalam bentuk silase.
Daun jagung juga bisa dijadikan kompos.
Setelah proses tersebut dilakukan selanjutnya buah jagung. Buah jagung di proses dan didapatkan
produk berupa kulit kelobot, jagung muda, grits, tepung jagung, pop corn, makanan
ternak,rambut jagung, tonggkol, jagung dalam kaleng, minyak jagung.
Pada kuli kelobot akan diubah menjadi kompos dan dibuat pupuk organik
Jagung muda dibuat di dalam kaleng
Grits dibuat untuk industri makanan
Tepung jagung banyak menghasilkan produk seperti pati jagung, dextrin, bihun jagung,
gula jagung.
Bagian tongkol jagung diproses dan bisa mendaptkan produk berupa Pakan, kompos,
bahan bakar, arang, tepung arang, dan perosa
Selanjutnya bagian batang,pada bagian batang dihasilkan 3 produk yaitu pulp, kertas,
dan bahan bakar
3. TANAMAN HORTIKULTURA
1. Sayuran Kol
Wortel merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai komersial dan
diperkirakan akan terus meningkat permintaannya. Namun dalam beberapa tahun
produktivitas wortel di Indonesia mengalami penurunan.
3. Buah Semangka
4. Tomat
Tomat merupakan komoditas hortikultura yang menguntungkan, sebab selain harganya
cukup baik tomat juga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia yang dapat
dikonsumsi sebagai sayur juga sebagai buah segar dapat diolah dalam bentuk jus tomat
Perkebunan adalah segala kegiatan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia,
sarana produksi, alat dan mesin, budi daya, panen, pengolahan, dan pemasaran terkaittanaman
perkebunan.
Tanaman palawija adalah tanaman yang ditanam pada saat musim kering dan di lahankering.
Persyaratan tumbuh tanaman meliputi keadaan tanah, dan kondisi iklim suatu daerah
pertanian. Palawija dapat diartikan sebagai tanaman kedua.
SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penuli. Dan kedepannya penulis bisa membuat
makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA