PROPOSAL
ZETLI DECOSTA
CCA 117 082
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian yang
membahas tentang "Keanekaragaman Jenis dan Potensi Hutan Desa Sebagai
Kawasan Konservasi di Desa Tuwung Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten
Pulang Pisau”. Proposal penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan di Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Palangka Raya.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih kurang sempurna,
oleh karena itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari semua
pembaca untuk menyempurnakan proposal penelitian ini. Akhir kata semoga
proposal penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4
2.1 Hutan Desa ............................................................................................ 4
2.2 Kawasan Konservasi ............................................................................. 6
2.3 Keanekaragaman Jenis .......................................................................... 6
III. METODE PENELITIAN............................................................................. 9
3.1 Tempat dan Waktu ................................................................................. 9
3.2 Alat dan Bahan ....................................................................................... 9
3.3 Prosedur Penelitian ................................................................................ 9
3.4 Analisis Data .......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13
LAMPIRAN ........................................................................................................ 14
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
I. PENDAHULUAN
2. Jenis vegetasi apa yang paling dominan menyusun hutan Desa Tuwung
Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau
3. Bagaimanakah potensi dari jenis-jenis tersebut.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Mengetahui Keanekaragaman hayati yang ada di dalam hutan Desa
Tuwung Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau
2. Mengetahui Jenis vegetasi apa yang paling dominan menyusun hutan Desa
Tuwung Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau
3. Mengetahui pemanfaatan potensi dari jenis-jenis tersebut.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
1. Secara konseptual, hasil penelitian dapat dijadikan bahan untuk
pengembangan lebih lanjut dalam meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam melestarikan hutan
2. Sebagai bahan kajian, hasil penelitian dapat ditelti lebih lanjut dalam aspek
ruang lingkup yang berbeda
3. Bagi peneliti, hasil penelitian diharapkan menambah pengetahuan serta
wawasan baik secara teoritis maupun praktis dalam upaya melestarikan
hutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
c. Keanekaragaman ekosistem
Keanekaragaman ekosistem merupakan komunitas biologi yang berbeda serta
asosiasinya dengan lingkungan fisik (ekosistem) masing- masing.
Selain itu, Menurut Bappenas (2004) terdapat juga tiga pendekatan
keanekaragaman hayati, yakni tingkat ekosistem, tingkat taksonomik atau spesies,
dan tingkat genetik. Berikut uraiannya:
Keanekaragaman ekosistem: mencakup keanekaan bentuk dan susunan
bentang alam, daratan maupun perairan, di mana makhluk atau organisme
hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme) berinteraksi dan membentuk
keterkaitan dengan lingkungan fisiknya.
Keanekaragaman spesies: adalah keanekaan spesies organisme yang
menempati suatu ekosistem, di darat maupun di perairan. Dengan demikian
masing-masing organisme mempunyai ciri yang berbeda satu dengan yang
lain.
Keanekaragaman genetis: adalah keanekaan individu di dalam suatu spesies.
Keanekaan ini disebabkan oleh perbedaan genetis antar individu. Gen adalah
pembawa sifat yang dimiliki oleh setiap organisme serta dapat diwariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Contoh keterkaitan ketiga tingkat keanekaragaman hayati tersebut dapat
dilihat pada kawasan yang mempunyai keanekaan ekosistem yang tinggi, biasanya
juga memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi dengan variasi genetis yang
tinggi pula.
III. METODE PENELITIAN
2. Menempatkan staritng point dan azimuth dengan bantuan GPS dan kompas
sebagai titik awal bergerak untuk penentuan jalur pengamantan.
3. Membuat jalur pengamatan, sesuai pada point 2.
4. Membuat petak dan sub petak contok dalam jalur pengamatan.
5. Mencatat dan mengumpulkan data vegetasi pada setiap petak dan sub petak
contoh, yang dimulai dari petak dan sub petak contoh petama demikian
seterusnya. Parameter vegetasi yang dikumpulkan pada setiap petak/sub petak
contoh, dideskripsikan sebagai berikut : Tumbuhan tingkat semai dan
pancang meliputi jenis dan jumlah individu setiap jenis, sedangkan untuk
vegetasi tingkat tiang dan pohon data yang dicatat dan diukur yaitu jenis dan
diameter/keliling (130 cm di atas permukaan tanah).
3.4 Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis baik INP dan parameter
kuantitatif lainnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah individu suatu jenis
1. Kerapatan (K) = Luas seluruh petak contoh
Kerapatan suatu jenis
2. Kerapatan relatif (KR) = X 100 %
Kerapat an seluruh jenis
Jumlah bidang dasar suatu jenis
3. Dominansi (D) = Luas seluruh petak contoh
Dominasi suatu jenis
4. Dominansi relatif (DR) = X 100 %
Dominasi seluruh jenis
Jumlah petak diketemukan suatu jenis
5. Frekuensi (F) = Jumlah seluruh peta k contoh
Frekuensi suatu jenis
6. Frekuensi relatif (FR) = X 100 %
Frekuensi seluruh jenis
i
ID = n.
N
Keterangan :
ID = Indeks Dominasi
n.i = Nilai penting spesies
N = Total Indeks Penting (INP)
12
Keterangan :
H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner
Ln = Logaritma Natural (log berbasis)
ni = INP jenis ke-i
N = Total INP
DAFTAR PUSTAKA
Adia Yuniarti. 2011. Mengenal peran dan fungsi hutan konservasi. Karya ilmiah
tidak dipublikasikan, Institut Pertanian Bogor.
Agus, Purnomo. (2012). Menjaga Hutan Kita: Pro-Kontra Kebijakan Moratorium
Hutan Dan Gambut. Jakarta: PT.Gramedia. 2012:2
Alam, S., Supratman., dan Yusuf, Y., 2003. Pengelolaan Hutan Desa di
Sulawesi Selatan. Makalah di Susun pada Seminar Nasional Hutan Desa,
Yogyakarta.
Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta : Kanisius.
Ayat, A, dan J.Tarigan. 2010. Hutan Desa Lubuk Beringin: Skenario
Konservasi Kabupaten Bengo. World Agroforestry Center (ICRAF)
Indonesia. Jurnal Kehutanan Vol. 3(2) : 3-5.
Bappenas. 2004. Wilayah Kritis Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Jakarta:
Direktorat Pengendalian Sumber Daya Alam di Lingkungan Hidup.
Frison, E. A., Smith, I. F., Johns, T., Cherfas, J., & Eyzaguirre, P. B. (2006).
Agricultural biodiversity, nutrition, and health: making a difference to
hunger and nutrition in the developing world. Food and nutrition bulletin,
27(2), 167-179.
Herwanto, D. 2009 Pengelolaan Hutan Desa Sebagai Salah Satu Alternatif
Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Terutama Dalam Kaitannya dengan
Wacana Otonomi Daerah, Khususnya Otonomi Desa. Jakarta.
Indrawan Mochamad. Richard B. Premack. Jatna Supriatna. 2007. Biologi
Konservasi. Edisi Revisi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta
Kementerian Kehutanan. 2014. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.89/Menhut-II/2014 tentang Hutan Desa. Jakarta. 22 hal.
Ministryof Environment The Republic of Indonesia,. State of the Environment
Report Indonesia 2012. Pillars of the Environment of Indonesia.
http://apps.unep.org/redirect.php?file=/publications/pmtdocuments/Indonesi
a%20SoERIndonesia_SoER_2012.pdf. diakses 3 September 2021
Mustari, H. 2009. Hutan Desa, Pengakuan Hak Kelola Hutan. Kalimantan Barat.
Peraturan Menteri Kehutanan No. P.49/Menhut- II/2008 tentang Hutan Desa.
Rahmina, 2012. Pilihan skema pengelolaan hutan berbasis masyarakat dalam
mitigasi perubahan iklim. Forclime. Jakarta.
Supratman. Sahide M.A.2010. Pembangunan Hutan Desa di Kabupaten Bantaeng:
Konsep, Proses, dan Refleksi. RECOFTC, Makassar
LAMPIRAN
15