EKOLOGI HEWAN
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. H. Mochammad Arief Soendjoto, M.Sc.
Dr. Dharmono, M.Si.
Disusun Oleh:
Norma Mulia S 1820113320017
Rezna Kartika Putri 1820113320012
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Kelangkaan Hewan dan Konservasinya dan Pengembangan
Pembelajarannya” guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mata kuliah
Ekologi Hewan.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis mengucapkan terimakasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu, Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan baik isi maupun susunannya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Standar Kompetensi ................................................................................................ 1
B. Kompetensi Dasar ................................................................................................... 1
C. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................................... 2
D. Uraian Singkat ......................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 5
KONSEP ............................................................................................................................ 5
A. Kelangkaan Hewan di Hutan Pantai Tabanio dan konservasinya ........................... 5
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelangkaan ..................................................... 9
C. Inovasi Model Inquiri Terbimbing dalam Upaya Pelestarian Keanekaragaman
Hayati (Kelangkaan Hewan (Hirangan)) pada Mata Pelajaran Biologi .......................... 11
Desain Pengembangan Bahan Ajar Ekologi Hewan .................................................... 14
BAB III............................................................................................................................. 15
PENUTUP........................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16
LAMPIRAN..................................................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
D. Uraian Singkat
2
spesies organisme asing, kerusakan habitat, pemanfaatan yang berlebihan,
pencemaran, perubahan iklim dan akumulasi faktor-faktor penyebab kepunahan
(Rasidi dkk, 2017).
Hirangan dalam bahasa Indonesia yaitu Lutung Kelabu (Trachypithecus
cristatus) merupakan salah satu jenis satwa langka dari kelompok Old World
Monkey. Populasi lutung saat ini diperkirakan menurun setiap tahun (vurnerable)
dan kemungkinan di masa mendatang keberadaannya akan hilang. Hirangan
(Trachypithecus cristatus, Raffles) adalah salah satu satwa liar yang dilindungi,
hal ini sesuai dengan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 733/kpts-
II/1999. IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural
Resource) menyatakan status konservasi lutung kelabu adalah vulnerable, artinya
rentan terhadap gangguan dan dikhawatirkan akan punah apabila tidak dilakukan
perlindungan dan pelestarian habitatnya (Supriatna, 2000).
Hirangan dapat dijumpai pada kawasan-kawasan tropis seperti Indonesia
salah satunya di Kawasan hutan pantai Tabanio Kecamatan Takisung Kabupaten
Tanah Laut Kalimantan Selatan, Kawasan hutan pantai Tabanio adalah kawasan
yang digunakan oleh para penduduk sebagai lahan pertanian, perkebunan,
peternakan dan sedang dikembangkan sebagai tempat pariwisata. Banyaknya jenis
tumbuhan yang ada dan kesesuaian habitat yang memadai menimbulkan hadirnya
Hirangan baik di kawasan pesisir pantai maupun kawasan tengah hutan. Oleh
karena itu, pada makalah ini akan dibahas mengenai kelangkaan dan
konservasinya di Kawasan hutan pantai Tabanio Kabupaten Tanah Laut.
Lutung kelabu merupakan salah satu satwa liar yang mulai langka
keberadaannya akibat dari tingkah laku manusia maupun karena bencana alam.
Untuk menjaga kepunahan lutung ini maka diperlukan adanya suatu pemeliharaan
khusus yaitu penangkaran. Informasi mengenai manajemen pemeliharaan lutung
kelabu, khususnya pemberian makan di penangkaran masih sangat terbatas.
Dengan demikian perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui informasi
mengenai pola perilaku makan lutung tersebut. Informasi ini diharapkan dapat
membuat manajemen pemberian pakan pada lutung kelabu di penangkaran dapat
lebih baik dan efisien, sehingga lutung dapat berkembang lebih baik untuk
3
mempertahankan populasinya dari kepunahan. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan yaitu konservasi terhadap keberadaan Hirangan itu sendiri.
Berdasarkan penelitian Putra (2017) diketahui bahwa habitat dan populasi Lutung
Kelabu di Taman Nasional Gunung Merbabu perlu diperhatikan.
Pembelajaran mengenai kelangkaan hewan dan konservasinya penting
untuk dilaksanakan di sekolah dalam upaya meningkatkan pengetahuan konsep
peserta didik terhadap materi upaya pelestarian keanekaragaman hayati. Perlu
adanya inovasi pembelajaran dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ini
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan melekat di ingatan peserta
didik. Kegiatan pembelajaran inkuiri dianggap mampu membantu peserta didik
dalam meningkatkan pengetahuan mereka terhadap upaya pelestarian
keanekaragaman hayati karena pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran
yang melibatkan seluruh kemampuan peserta didik secara maksimal untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga
siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri
(Hamrumi, 2012). Oleh karena itu pembelajaran mengenai kelangkaan hewan dan
konservasinya ini akan dirancang dengan menggunakan kegiatan pembelajaran
inkuiri.
4
BAB II
KONSEP
6
Dengan kategori:
Kategori kelangkaan (jumlah individu Skala urutan
per 12 jam pengamatan)
<0,015 Jarang
0,01-0,30 Tidak umum
0,31-1,50 Sering
1,51-6,0 Umum
>6,0 Melimpah
Hutan pantai Tabanio memiliki luas area sebesar 900.000 Ha, sehingga status
kelangkaan Hirangan (T. cristatus) di daerah hutan pantai Tabanio dapat dihitung
sebagai berikut:
7
Kerapatan = = 0,000008
900.000
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa status kelangkaan
Hirangan (T. cristatus) di daerah hutan pantai Tabanio adalah dalam bahaya.
IUCN (2001) mengklasifikasikan tingkat ancaman kepunahan terhadap jenis-jenis
hewan sebagai berikut:
1. Extinct (EX) = punah
Adalah status konservasi yag diberikan kepada spesies yang terbukti (tidak
ada keraguan lagi) bahwa individu terakhir spesies tersebut sudah mati.
2. Extinct in the Wild (EW) = punah di alam
Adalah status konservasi yangdiberikan kepada spesies yang hanya diketahui
berada di tempat penangkaran ataudi luar habitat alami mereka.
3. Critically Endangered (CR) = kritis
Spesies yang mengahadapi resiko kepunahan di alam sangat tinggi.
Contoh: populasi sangat kecil > 50 individu dewasa dan memiliki peluang
untuk punah > 50% dalam waktu 5 tahun.
4. Endangered (EN) = dalam bahaya
Spesies yang tidak termasuk kategori kritis dan menghadapi resiko
kepunahan di alam sangat tinggi dalam waktu dekat.
7
Contoh: populasi sangat kecil > 250 individu dewasa dan memiliki peluang
untuk punah > 20%
5. Vulnerable (VU) = rawan/rentan
adalah status konservasi yang diberikan kepada spesiesyang sedang
menghadapi risiko kepunahan di alam liar pada 2aktu yang akan datang.
6. Near Threatened (NT) = nyaris terancam
adalah status konservasi yang diberikankepada spesies yang mungkin berada
Berdasarkan data di atas maka perlu adanya upaya konservasi terhadap Hirangan
(T. cristatus) di daerah hutan pantai Tabanio agar tidak mengalami kepunahan.
Konservasi adalah pelestarian yaitu melestarikan/ mengawetkan daya dukung,
mutu, fungsi, dan kemampuan lingkungan secara seimbang. Adapun tujuan
konservasi (1) mewujudkan kelestarian sumberdaya alam hayati serta
keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan
kesejahteraan dan mutu kehidupan manusia, (2) melestarikan kemampuan dan
pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya secara serasi dan
seimbang. Selain itu, konservasi meruapakan salah satu upaya untuk
mempertahankan kelestarian satwa. Tanpa konservasi akan menyebabkan
rusaknya habitat alami satwa. Rusaknya habitat alami ini telah menyebabkan
konflik manusia dan satwa. Konflik antara manusia dan satwa akan merugikan
kedua belah pihak; manusia rugi karena kehilangan satwa bahkan nyawa
sedangkan satwa rugi karena akan menjadi sasaran balas dendan .
Metode konservasi dengan sistem penangkaran (ex situ) adalah upaya
untuk mempertahankan populasi satwa liar yang mulai terancam kepunahannya.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam usaha penangkaran adalah memenuhi
8
kebutuhan satwa untuk hidup layak dengan mengkondisikan lingkungannya
seperti pada habitat alaminya, sehingga satwa tersebut dapat berproduksi dengan
baik. Selain itu keberhasilan usaha budidaya dari suatu spesies, sangat didukung
oleh pengetahuan pola tingkah laku untuk mencari, mendapatkan, dan menyeleksi
pakan yang dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan hewan tersebut. Jadi,
pengetahuan tentang cara pemberian pakan dan perilaku makan tersebut
merupakan faktor penentu yang sangat penting untuk mempertahankan populasi
satwa liar tersebut.
10
3. Pengaruh kelembaban udara terhadap kelangkaan
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap parameter lingkungan, diperoleh
kisaran kelembaban udara di kawasan hutan tepi Pantai Tabanio adalah 61%
sedangkan di kawasan tengah Hutan Tabanio 61-62%. Menurut Syafi’i (2013)
karakteristik habitat Lutung ialah memiliki kelembaban udara diatas 50%. Data
ini menunjukkan bahwa kelembaban udara di hutan Pantai Tabanio sudah
memenuhi karakteristik habitat Lutung. Namun, populasi Lutung di daerah ini
berjumlah sedikit dan dapat dikatakan hampir mengalami kelangkaan hal ini
dapat disebabkan karena faktor lainnya yang mampu mempengaruhi Kehidupan
Lutung dalam habitatnya yang dapat menyebabkan kepunahan.
12
- Guru meminta siswa untuk membuat
6 Membuat Kesimpulan kesimpulan berdasarkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
13
Desain Pengembangan Bahan Ajar Ekologi Hewan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II HUTAN PANTAI TABANIO
BAB III KELANGKAAN HIRANGAN DI KAWASAN HUTAN PANTAI
TABANIO
A. Kelangkaan Hirangan Hutan Pantai Tabanio
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelangkaan
C. Upaya Konservasi
RANGKUMAN
INDEKS
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
TENTANG PENULIS
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Al Qadri, J., & Al Qadri, J. (2018). Karakteristik Pohon Pakan dan Pohon Tidur
Lutung (Trachypithecus Auratus) di Bukit Mangsit Blok Perlindungan Taman
Wisata Alam Kerandangan (Doctoral Dissertation, Universitas Mataram).
Napier, J. R. and P. H. Napier. 1985. The Natural History of the Primates. The
MIT Press, Cambridge, Massachusetts.
Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press :
Yogyakarta.
16
Scardamalia, M. 2002. Collective Cognitive Responsibility for the Advancement of
Knowledge. Chicago, IL : Open Court.
Supriatna J., Wahyono EH. 2000. Panduan Lapang Primata Indonesia. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
17
LAMPIRAN
18
Lampiran 2. Parameter Lingkungan kawasam hutan Pantai Tabanio
19