Anda di halaman 1dari 11

Makalah

KONSERVASI PADA TINGKAT SPESIES DAN POPULASI

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah konservasi sumber daya alam

Disusun Oleh :

Ririn Pauweni

432419027

Biologi A

Jurusan Biologi

Program Studi Biologi

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Gorontalo

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmatnya maka saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Prinsip ekologi dalam konservasi” dengan tepat waktu. Dalam
penyusunan makalah ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya berharap dengan dibuatnya makalah ini, dapat membantu pembaca


untuk memahami materi tentang beberapa faktor penyebab gizi buruk dan upaya
untuk menanganinya dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya.

Pada akhirnya, saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini


masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan dan terima kasih.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... I

DAFTAR ISI...................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 4


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 4
1.3 Tujuan......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Krisis keanekaragaman hayati.................................................................... 6

2.2 Karakteristik spesies yang dilindungi......................................................... 9

2.3 Prinsip Inventarisasi satwa liar...................................................................

BAB V PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Bicara mengenai konservasi berarti bicara tentang perlindungan suatu area


atau wilayah untuk melindungi Spesies, Populasi dan Komonitas yang dikenal
dengan sebutan  Protected Area (PA) yang merupakan sebuah komponen utama
dalam strategi konservasi dan mewakili metode yang paling penting dalam
pelestarian keanekaragaman hayati (Bajracharya, et al. 2005). Untuk memantau
bagaimana komunitas dan  populasi yang berubah sepanjang waktu baik dari
komposisi maupun struktur spesies.

Upaya pelestarian yang baik bertujuan khusus untuk melindungi spesies


yang jumlah individunya mengalami penurunan, sehingga beresiko terancam
punah. Kepunahan spesies akibat kegiatan manusia berlangsung 100 kali lebih
cepat dari laju kepunahan manusia. Spesies yang terancam punah mungkin haya
terdiri dari beberapa populasi, atau bahkan hanya satu populasi saja. Seringkali,
sebagian besar populasi dari spesies terlebih dahulu berkurang, akibat kehilangan,
perusakan, maupun fragmnetasi habitat, serta perburuan yang berlebihan. Dengan
demikian, kunci untuk menyelamatkan spesies tersebut dengan melindungi
populasi yang ada.

Sehingga konservasi pada tingkat spesies, populasi ini di lakukan untuk


melindungi suatu spesies yang langka atau terancam punah yang bertujuan untuk
meningkatkan bioderversity mahluk hidup baik itu pada organisme laut maupun
darat agar dapat membawa keuntungan pada masa sekarang maupun masa yang
akan datang.
 Dan mengapa konservasi pada tingkat spesies, populasi ini di lakukan
karena secara biologis, spesies adalah sekelompok individu yang dapat ber-
reproduksi diantara induvidu yang sama, dan tidak mampu berreproduksi dengan
induvidu lain. Maka di lakukanlah konsrvasi ini agar dapat mempertahankan
jumlah spesies yang mendiami suatu tempat sehingga tidak berkurang karena
suatu spesies yang dapa bertahan hidup tergantung dari lingkuangan ekologinya.

1.2 Rumusan Masalah

A. Bagaimana krisis keanekaragaman hayati ?


B. Bagaimana karakteristik spesies yang di lindungi ?
C. Bagaimana prinsip inventarisasi satwa liar ?
1.4 Tujuan
A. Agar mahasiswa dapat mengetahui krisis keanekaragaman hayatii
B. Agar mahasiswa dapat mengetahui karakteristik spesies yang dilindungi
C. Agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip inventarisasi satwa liar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Krisis keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati ialah suatu istilah yang mencakup semua
bentuk kehidupan yang mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi. Adanya arus
globalisasi dan efisiensi menuntut suatu keseragaman,mengakibatkan
krisis keragaman di berbagai bidang. Saat ini keragaman dianggap sebagai
in-efisien dan primitif, dimana keseragaman ialah efisien dan modern.
Saat ini banyak ekosistem yang terganggu akibat perusakan habitat
sehingga dapat mengancam kehidupan berbagai spesies.Eksploitasi spesies
flora dan fauna berlebihan akan menimbulkan kelangkaan dan kepunahan
spesies. Selain itu penyeragaman varietas tanaman maupun ras hewan
budidaya menimbulkan erosi genetik. Hal ini semua dapat menimbulkan
krisis keragaman hayati(Kuswanto,2006).
Krisis keanekaragaman hayati yang melanda planet bumi ini mengacu
pada kondisi organisme hidup yang mengalami ancaman kepunahan dalam
skala yang sangat besar. Tingkat kepunahan yang jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan tingkat kepunahan yang pernah terjadi dalam sejarah
planet bumi ini. Fakta-fakta berikut bisa memperjelas gambaran tentang
besarnya tingkat kepunahan:
1. Kolonisasi bangsa Polynesia di Kepulauan Hawaii pada tahun 400
telah menyebabkan kepunahan 50 dari 98 spesies endemik . Hal
yang sama terjadi juga di New Zealand yang kehilangan 13 spesies
moa dan 16 spesies burung endemik sebelum kedatangan bangsa
Eropa .
2. Sejak tahun 1600, mulainya kolonisasi bangsa Eropa di berbagai
belahan bumi, 113 spesies burung dan 83 spesies mamalia punah.
3. Antara tahun 1850 dan 1950 rerata laju kepunahan spesies
diperkirakan satu spesies per tahun
4. Revolusi Hijau menyebabkan hilangnya varietas lokal dari jenis
jagung, gandum, padi dan tanaman pertanian lainnya. Di Indonesia
1500 varietas padi lokal telah punah dalam 15 tahun terakhir
Level keterancaman suatu spesies ini diukur dengan menggunakan
beberapa parameter, yaitu status populasi, kecenderungan pertumbuhan
populasi, status luas penyebaran, dan kemungkinan/peluang kepunahannya
dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan pengukuran parameter tersebut
spesies yang dievaluasi kemudian dikelompokkan ke dalam beberapa
kategori: Punah, Terancam Punah (Kritis, Genting, Rentan).

2.2 Karakteristik spesies yang dilindungi

Terdapat 14 karakter yang dapat dikenali untuk mengetahui kondisi


spesies yang rentan terhadap kepunahan. Karakter atau ciri khas tersebut adalah:

1.Memiliki sebaran geografik sempit

2.Terdiri atas satu atau lebih populasi


3. Memiliki ukuran populasi kecil
4.Ukuran populasi menurun
5.Memiliki densitas rendah
6.Memerlukan wilayah jelajah luas
7.Memiliki ukuran tubuh besar
8.Tidak memiliki kemampuan menyebar yang baik
9.Bermigrasi musiman
10. Keanekaragaman genetiknya rendah
11.Memiliki relung (niche) tertentu
12. Hanya dijumpai pada lingkungan stabil
13. Membentuk kelompok secara tetap atau sementara
14. Diburu atau dipanen manusia.

2.3 prinsip inventarisasi satwa liar

Dalam perkembangan metode inventarisaasi satwaliar dibutuhkan suatu


metode yang dapat memberikan hasil dengan cepat. Metode-metode dengan rapid
assessment (penilaian cepat) dikembangkan untuk menilai keanekaragaman hayati
dalam suatu kawasan. Selain itu pendugaan populasi satwaliar dalam rangka
pengelolaan atau monitoring dapat mengunakan bermacam-macam metode
inventarisasi. Salah satunya yaitu dengan menggunakan jalur.

Secara umum metode jalur inventarisasi satwaliar merupakan metode


inventarisasi yang cepat dan mudah untuk dilakukan karena hanya tinggal
mengikuti jalur yang ada dan mencatat satwaliar yang ditemui baik itu dari
samping jalur, belakang jalur, maupun didepan jalur. Walaupun metode jalur ini
juga memiliki kekurangan, tetapi metode jalur inventarisasi satwaliar ini sering
dipakai untuk inventarisasi satwaliar.

Kegiatan inventarisasi satwa liar merupakan kegiatan pengumpulan data /


informasi tentang suatu jenissatwa liar. Data dan inventarisasi minimal yang
harusdihasilkan mencakup jumlah jenis dan individu, ukuran dan struktur
populasi,serta penyebaran dan pergerakan 

Parameter populasi merupakan besaran/ukuran yang dapat dijadikan bahan


untuk ditindak lanjuti pada aktivitas manajemen terhadap populasi. Dimana
jumlahmerupakan variabel yang menggambarkan banyaknya individu dalam
populasi. Sedangkan kelimpahan (abundance) merupakan variabel yang
menggambarkanukuran/banyaknya populasi secara relatif. Berdasarkan hasil
populasi maka dapat ditentukan kepadatan suatu spesies, dimana kepadatan
(density) merupakan besaran populasi yang berkaitan dengan jumlah setiap unit
luas atau ruang.

Dalam perkembangan metode inventarisaasi satwa liar dibutuhkan suatu


metode yang dapat memberikan hasil dengan cepat. Metode-metode dengan rapid
assessment (penilaian cepat) dikembangkan untuk menilai keanekaragaman hayati
dalam suatu kawasan. Selain itu pendugaan populasi satwa liar dalam rangka
pengelolaan atau monitoring dapat mengunakan bermacam-macam metode
inventarisasi. Salah satunya dengan menggunakan jalur 
Inventarisasi satwa liar sangat penting untuk mengetahui potensi dan strategi
pengelolaan yang baik dalam mengelola satwa liar dengan memperhatikan aspek
kelestarian, ekologi,dan aspek ekonomi dari satwa tersebut. Metode sensus
merupakan metode yang memiliki karakteristik menyeluruh dan memerlukan
banyak sumberdaya untuk melekukan proses penghitungannya. Ada beberapa
metode turunan dari metode sensus yaitu metode pengamatan bergerak, metode
pengamatan diam, driving count, concentration count,dan metode penjagalan.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Keanekaragaman hayati ialah suatu istilah yang mencakup semua


bentuk kehidupan yang mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi. Adanya arus
globalisasi dan efisiensi menuntut suatu keseragaman,mengakibatkan krisis
keragaman di berbagai bidang. Level keterancaman suatu spesies ini diukur
dengan menggunakan beberapa parameter, yaitu status populasi,
kecenderungan pertumbuhan populasi, status luas penyebaran, dan
kemungkinan/peluang kepunahannya dalam kurun waktu tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuni.Isniatul.dkk.2015.Metode inventarisasi satwaliar(pengamat


diam,pengamat bergerak,dan penentuan waktu optimum) Dikebun
raya bogor.Departement konservasi sumber daya hutan dan
ekowisata.Fakultas kehutanan.Institut pertanian bogor

Sutoyo.2010.Keanekaragaman hayati Indonesia.Jurnal agroteknologi.10(2)

Yuda.Pramana.2009.Membangun solidaritas trans-spesies untuk


menghadapi krisis keanekaragaman hayati.Universitas atma jaya
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai