KELAS;biononfik A
NIM;432419004
1. Sistem Ekologi-Sosial
System EkologiSosial (SES) sebagai sebuah sistem ekologi yang berhubungan
erat dengan dan dipengaruhi oleh satu atau lebih sistem sosial. Sebuah sistem ekologi
dapat secara bebas didefinisikan sebagai suatu sistem yang saling tergantung dari
organisme atau unit biologis. “Sosial” berarti “kecenderungan untuk membentuk
hubungan kerjasama dan saling tergantung dengan orang lain dari satu jenisnya”.
Secara umum, sistem sosial dapat dianggap sebagai sistem yang saling tergantung dari
organisme. Dengan demikian, kedua sistem sosial dan ekologi berisi unit-unit yang
berinteraksi saling bergantung dan masing-masing mungkin berisi subsistem interaktif
juga. Istilah “SES” digunakan untuk merujuk pada subset dari sistem sosial di mana
beberapa hubungan saling tergantung antara manusia yang dimediasi melalui interaksi
dengan biofisik dan unit biologi non-manusia.
Sebuah contoh sederhana, ketika satu kegiatan nelayan mengubah hasil dari
kegiatan nelayan lain melalui interaksi biofisik dan unit biologis non-manusia yang
memberikan dinamika, stok ikan hidup. Selanjutnya, kita membatasi perhatian kita
kepada SES dimana aspek koperasi dari sistem sosial adalah kunci, di mana individu
sengaja menginvestasikan sumber daya dalam beberapa jenis infrastruktur fisik atau
kelembagaan untuk mengatasi beragam gangguan internal dan eksternal. Ketika sistem
sosial dan ekologi sangat berkaitan, SES secara keseluruhan merupakan sistem yang
kompleks yang melibatkan beberapa subsistem adaptif, serta menjadi tertanam dalam
sistem ganda yang lebih besar.
Penyediaan Ikan dan biota laut untuk makanan dan non makanan
Kultural Pesisir dan laut pariwisata
Mendukung Siklus hara, primer dan sekunder produktifitas
Mengatur Pengendalian banjir, air kontrol, keseimbangan iklim
2.kerusakan sistem mangrove
a.faktor lingkungan
Pencemaran air
pada kawasan mangrove telah mengalami pencemaran air, yaitu telah tercamar limbah
padat hasil pembuangan sampah rumah tangga serta pencemaran minyak yang
disebabkan oleh kebocoran perahu nelayan
Abrasi
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang
bersifat merusak. Dari hasil pengamatan dilapangan tingkat abrasi yang terjadi di
wilayah pesisir pantai hutan mangrove sebesar 0-3 meter /tahun. Tingkat abrasi yang
tinggi menyebabkan instrusi air laut.
Stres lingkungan
Menurut Setyawan (2002) yang menyatakan bahwa salinitas kawasan mangrove sangat
bervariasi, berkisar 0,5-45 ppt, dengan demikian bahwa kadar salinitas perairan hutan
mangrove berada dalam kondisi ideal, hal ini karena adanya masukan air laut saat
pasang dan air tawar dari sungai.
Mata pencaharian utama, informasi yang terkait mengenai mata pencarian utama bahwa
ada beberapa sekelompok orang yang mengambil hasil
Lokasi lahan usaha, Lokasi lahan usaha yang berada tidak jauh dari hutan mangrove
menjadi salah satu faktor yang mendukung terjadinya kerusakan hutan mangrove.
Selain lokasi lahan usaha yang begitu dekat dengan kawasan hutan mangrove,
pemukiman penduduk juga sangat dekat dengan kawasan tersebut. Begitu banyak
aktivitas yang dilakukan dekat dengan hutan seperti mengambil biota laut,
Pemanfaatan kayu bakar,Kerusakan ekosistem mangrove disebabkan oleh banyak
faktor, baik yang berdiri sendiri, tumpang tindih maupun yang saling mendukung.
Persepsi terhadap hutan mangrove, Pengetahuan yang minim tentang ekosistem
mangrove serta dorongan ekonomi yang membuat penduduk memanfaatkan hasil hutan
mangrove menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan hutan.
Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material. Sedimentasi
disebabkan oleh pembalakan hutan dan penebangan hutan mangrove yang
menimbulkan erosi dan mengangkut sedimen ke laut melalui aliran air. Sedimentasi
akan menyebabkan meningkatnya kekeruhan air sehingga lamun bisa mati dan bisa
rusak karena tidak dapat berfotosintesis. Selain itu sedimentasi juga dapat menutup
padang lamun
Pengerukan
Pengerukan adalah pengambilan tanah atau material dari lokasi di dasar air,
biasanya perairan dangkal seperti danau, sungai, muara ataupun laut dangkal, dan
memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain. Pengerukan juga disebut pengankatan
material atau substrat dasar. Pengerukan di laut dangkal yang merupakan habitat lamun
akan merusak lamun, pasalnya pengerukan akan mengankat sustrat yang juga akan
mengangkat lamun. Pengerukan juga akan meningkatkan kekeruhan. Pengerukan
merupakan efek dari pembangunan kawasan pesisir seperti pembangunan pelabuhan.
Laut yang dangkal akan dikeruh untuk di tingkatkan kedalamannya.
Reklamasi
Reklamasi merupakan kegiatan pembangunan diwilayah pesisir yang menutupi
laut untuk pengadaan atau pembuatan daratan. Kegiatan reklamasi dapat merusak
padang lamun karena akan menutupi padang lamun.
Pencemaran Air Laut
Pencemaran laut dapat bersumber dari darat (land based) ataupun dari kegiatan
di laut (sea based). Pencemaran asal darat dapat berupa limbah dari berbagai kegiatan
manusia di darat seperti limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian, etc.
Bahan pencemar asal darat dialirkan ke laut lewat sungai-sungai atau limpasan (runoff)
yang membawah limbah terutama logam berat dan senyawa organolokrin. Berikut ini
merupakan gambar pencemaran laut dapat bersumber dari darat (land based).
Penangkapan Ikan Dengan Alat Tak Ramah Lingkungan
Penangkapan ikan menggunakan peledak dan racun bubuk dapat merusak
padang lamun. Hal ini karena lamun merupakan daerah fishing ground yang terdapat
banyak ikan. Peledak dan racun bubuk dilakukan oleh nelayan - nelayan jahil yang tidak
memikirkan keberlanjutan sumber daya alam terutama ekosistem padang
lamun.Berikut ini merupakan gambar kegiatan pengangkapan ikan menggunakan
peledak.
4. faktor penyebab kerusakan ekosistenm mangrove