Disusun Oleh
Puji Syukur atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
Makalah Medik Satwa Liar. Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada para
dosen Medik satwa liar yang telah membimbing dan mengajari saya dengan penuh
Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari bahwa hasil makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Sehingga saya selaku penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari dosen atau pembaca sekalian. Akhir kata
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk saya dan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
wahyono (2000), daerah jelajahnya berkisar antara 15-23 ha. Hal ini dipengaruhi
oleh jenis pakannya, menurut Clutton-
Brock and Harvey (1977), primata yang hanyamemakan daun akan memiliki daerah
jelajah dan bentuk tubuh yang kecil dibandingkandengan primata yang memakan
beraneka ragam seperti daun, bunga dan buah.Penyebaran lutung Jawa di Indonesia
meliputi Pulau Jawa, Bali dan Lombok. Salahsatunya berada di Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Di TNBTS,lutung Jawa ditemukan pada Blok
Ireng-Ireng yang merupakan habitat Lutung jawa aslidan Lutung jawa hasil
pelepasliaran oleh PPS Petung Sewu akibat overpopulasi padatahun 2006 sebanyak
41 ekor yang dilepas pada 14 titik. Selain ditemukan di Blok Ireng-Ireng, lutung Jawa
dapat ditemukan pada jalur wisata Coban tisula.
2
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
khususnya dari aktivitas pertanian dan permukiman (Supriyatna dan Wahyono,
2000). Berdasarkan Kartika (1986) dan Wahyu (2016) yang melakukan penelitian
mengenai populasi Lutung Jawa di Taman Nasional Baluran mengalami penurunan,
hasil penelitian Kartika (1986) mendapatkan jumlah 93 individu sedangkan hasil
penelitian Wahyu (2016) mendapatkan jumlah 76 individu. Penurunan populasi
Lutung Jawa di Indonesia terutama disebabkan oleh penyempitan habitat, yang
disebabkan oleh aktivitas manusia seperti perburuan liar dan penebangan hutan secara
besar-besaran tanpa memperhatikan azas kelestarian ( Sari et al., 2020 ).
5
Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 733 / Kpts-II / 1999 tentang
Penetapan Lutung Jawa sebagai Satwa yang dilindungi. Salah satu pertimbangan
dalam penetapan status dilindungi ini karena populasi jenis satwa ini telah mengalami
penurunan dan keberadaannya di alam terancam punah ( Santono et al., 2016 )
Penangkaran lutung Jawa dalam rangka konservasi primata yang berdedikasi
sebagai pusat rehabilitasi lutung, dimana lutung Jawa merupakan satwa langka yang
mulai banyak dipelihara tanpa ijin dan tidak diketahui kesehatannya. Salah satu
tempat penangkaran lutung jawa di Jawa Timur yaitu Javan Langur Center (JLC).
Lutung Jawa yang dilepas lebih banyak dilatih di kandang, bukan di hutan atau
habitat alaminya. Terdapat tiga kandang yang dimiliki oleh JLC yaitu kandang
perawatan, kandang karantina dan kandang sosialisasi. Dengan adanya program
spesifik dari JLC, maka lutung Jawa yang sudah terbebas dari penyakit berbahaya
menular dan mengurangi tingkat stres yang akan dikirim ke kandang habituasi untuk
mendapatkan pelatihan intensif dan adaptasi di hutan, sebelum dilepasliarkan ke
habitat aslinya Lutung Jawa dalam penangkaran sering terserang penyakit akibat stres
yang berlebihan pada saat ditempatkan dikandang penangkaran. Stres yang terjadi
pada lutung Jawa seringkali menyebabkan berbagai masalah antara lain kurangnya
nafsu makan, timbulnya berbagai penyakit, pasif terhadap respon dan kurang bisa
menyesuaikan pada lingkungan ( Danafi et al., 2017).
6
BAB III
PEMBAHASAN
Kingdom : Animalia
Kelas : Mammalia
Ordo : Primata
Sub ordo : Arthropoidea
Famili : Cercopithecidae
Sub famili : Colobinae
Genus : Trachypithecus
Spesies : T. auratus Geoffroy 1812
7
3.2 Morfologi, Anatomi, dan Fisiologi Lutung Jawa
Secara umum cirri - ciri morfologi pada lutung dewasa di tandai dengan
rambut penutup berwarna hitam sampai hitam keperakan. Bagian atas tubuh dari
lutung berwarnakelabu kecokelat - cokelatan gelap sampai kehitam-hitaman,dengan
masing masingrambut putih di ujungnya,memberikan warna kilap perak mantep kulit.
Rambut rambut pada kaki bawah dan punggung paha adalah kelabu dan kaki dapat
berwarna keperak- perakan dari pada punggung. Perut dan bagian sebelah dalam dari
paha kelabu pucat.Tangan dan kaki berwarna hitam. Daerah muka yang tidak
berambut berwarna hitam.Pada beberapa individu dapat mempunyai moncong yang
berwarna putih, tidak terdapatcincin yang mengelilingi mata. Cambang keputih-
putihan dan cukup panjang, hampermenutupi telinga, jambul rapid an tinggi, sangat
jelas pada jantan dewasa . Lutung jawa jantan dan betina memiliki perbedaan yang
terletak pada bagian pelvic (selangkangan),yang mana pada betina berwarna putih
pucat, sedangkan jantan berwarna hitam(Suwono,2006).Lutung Jawa mempunyai
keistimewaan yaitu, perutnya besar dan menggantungke bawah. Ini karena jenis
makanannya yang terdiri dari daun-daunan, pucuk daun sertatidak mempunyai
kantung makanan pipi. Jantan dewasa pemimpin kelompok mempunyaiukuran tubuh
yang relatif lebih besar dari pada betina dewasa, tetapi kadang-kadang jugatidak. Gigi
taring jantan dewasa lebih keras dan tajam, serta gigi geraham yang besaryang sudah
terspesialisasi untik pemakan daun.
Lutung memiliki anatomi tubuh dengan susunan tulang pada tubuhnya
yang panjang dan lebar. Lutung memiliki kelenjar air ludah yang besar dan
saluran pencernaanyang kompleks. Trachypithecus auratus soncaidus sama seperti
jenis-jenis lainnya yangtermasuk colobinae, yaitu memiliki ciri khas pada struktur
lambung yang kompleks danmerupakan bentuk dasar pemisahan taksonomis.
8
matanya menjadi sangat bulat.Jantan dominan melindungi anggota kelompoknya bila
ada
pemburudengancara berteriak untuk menarik perhatian pemburu. Selagi pemburu me
musatkan perhatiannyake jantan tersebut, anggota kelompok akan bergerak menjauh
dari pemburu. Setelahanggota kelompok menjauh, jantan mendekat kepada anggota
kelompoknya denganmengambil jalan pintas (Kurniawan,2007).
Sebagian besar makanan lutung adalah daun, sebagian kecil adalah buah dan bunga.
Terkadang memakan serangga dan bagian lain dari tumbuhan seperti kulit kayu.Beber
apa jenis tumbuhan yang disukai lutung antara lain kaliandra, sapen, dadapcangkring
dan anggrung. Lutung sangat suka memakan daun dan buah yang berasa asamdan
sepat. Lutung sedikit sekali memerlukan air untuk minum karena kebutuhan air
hariannya sudah terpenuhi dari daun danbuah buahan yang dimakan. Selain memakan
daun, lutung Jawa juga memakan buah yaitu pada Ficus danJaraan (Castanopsis sp).
Tidak jarang pula ditemui lutung Jawa turun ke bawah untukmemakan kecubung
gunung (Brugmansia Montana) yang banyak terdapat di pinggir jalan. Selain itu,
ditemukan di permukaan tanah bekas gigitan lutung Jawa pada bongkolAnggrek
epifit yang banyak terdapat di atas pohon dan daun Surenan (Garugafloribunda).
Daun Pohon Surenan mengandung tanin yang banyak khususnya pada tunasdaun
sehingga daun mudanya yang baru tumbuh banyak disukai lutung Jawa.
Lutung hidup di hutan dengan berbagai macam variasi mulai dari hutan bakau di
pesisir,hutan dataran rendah hingga hutan dataran tinggi. Terkadang lutung juga
mendiami daerah perkebunan. Sebagian besar waktunya dihabiskan di atas pohon.
Terkadang lutung juga turun ketanah untuk mencari serangga tetapi hal ini sangat
jarang terjadi. Daerah jelajah Lutung minimal15 Ha atau setara dengan 350 kali luas
lapangan basket. Area bermain dan mencari makan Lutungdapat mencapai 1.300
meter atau setara dengan tiga kali lapangan basket Lutung lebih sering meloncat saat
berpindah pohon. Kadang-kadang mereka juga berjalan dengan keempatanggota
tubuhnya saat bergerak di cabang pohon yang besar atau saat turun di tanah.Ekornya
yang panjang menyeimbangkan tubuhnya sehingga ia tidak jatuh saat berjalan
dicabang pohon. Lutung akan memilih pohon tidur yang dekat dengan sungai atau
sumberair (bila ada). Mereka akan duduk di dahan atau percabangan pohon sambil
melipat keduakakinya dan menundukkan kepalanya tanpa berpegangan. Lutung ini
relatif lebih mudahditemukan di beberapa hutan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali
dan Lombok. Umumnyamereka masih aman hidup di dalam kawasan pelestarian
seperti Taman Nasional Baluran,Meru Betiri, Alas Purwo, Bali Barat dan Rinjani
(Suwelo,1982).
9
2.5 Populasi Lutung Jawa
10
tidak akan memperlihatkan rasa takutnya dengan menjauhi manusiaseperti pada
daerah jelajahnya di Blok Barubenteng, Taman Nasional Gede Pangrango yang
merupakan jalur untuk rekreasi berupa kegiatan pendakian dan
perkemahan.Berdasarkan informasi petugas dan pengamatan yang dilakukan, tidak
ditemukan adanya perburuan liar yang dilakukan oleh masyarakat terhadap lutung
Jawa. Kesibukan di lahan pertanian menyebabkan masyarakat tidak berupaya
melakukan perburuan liar.Masyarakat Desa Ranupani lebih membutuhkan kayu Dari
pada daging lutung Jawa yangd apat dikonsumsi atau diperjual belikan.
Populasi lutung Jawa semakin mengalami penurunan dan masuk kategori satwa
yang dilindungi. Penurunan populasi lutung jawa dapat disebabkan oleh berbagai
macam penyakit yang diperparah dengan tingginya tingkat stres pada satwa.
Lutung Jawa dalam penangkaran sering terserang penyakit akibat stres yang
berlebihan pada saat ditempatkan dikandang penangkaran. Stres yang terjadi pada
lutung Jawa seringkali menyebabkan berbagai masalah antara lain kurangnya nafsu
makan, timbulnya berbagai penyakit, pasif terhadap respon dan kurang bisa
menyesuaikan pada lingkungan. Secara fisiologis stres pada lutung Jawa dapat
diketahui dengan pola tingkah laku yang tidak biasa dan cenderung menyendiri.
Tingkat stres pada lutung Jawa dapat di ketahui dengan mengukur kadar hormon
kortisol, rasio neutrofil dan limfosit. Respon stres pada primata dan penilaian proses
adaptisasinya dapat dievaluasi dengan menggunakan indikator hematologi yaitu
melalui prosentase dari diferensiasinya serta rasio antara neutrofil dan limfosit.
Limfosit akan dimobilisasi secara intensif selama periode cekaman akut melalui
aktivasi katekolamin dan glukokortikoid dari kalenjar adrenal. Kondisi cekaman yang
kronis akan menyebabkan perubahan didalam dinamika limfosit, dengan peningkatan
glukokortikoid dapat merangsang neutrophil keluar dari pembuluh darah dan
merangsang sumsum tulang untuk memperpanjang masa usia neutrofil
11
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lutung Jawa dalam bahasa latin disebut Trachypithecus auratus merupakan salah
satu jenis lutung asli (endemik) Indonesia. Sebagaimana spesies lutung lainnya,lutung
jawa yang bisa disebut juga lutung budeng mempunyai ukuran tubuh yang
kecil,sekitar 55 cm, dengan ekor yang panjangnya mencapai 80 cm. Lutung memiliki
warnarambut hitam diselingi warna keperakan. Di kepalanya terdapat helaian rambut
yangmenjuantai kedepan membentuk jambul. Anak lutung yang baru lahir berwarna
kuning jingga dan tidak berjambul. Setelah meningkat dewasa warnanya berubah
menjadi hitamkelabu. Bekantan adalah monyet serupa lutung yang hidungnya
panjang dan rambutnya berwarna coklat kemerahan. Lutung hidup berkelompok
dengan dengan jumlah temanantara 6-23 ekor. Dalam setiap kelompok terdapat jantan
sebagai pimpinan kelompok,dan beberapa betina serta anak-anak yang masih dalam
asuhan induknya. Lutung hidup berkelompok dengan dengan jumlah temanantara 6-
23 ekor. Dalam setiap kelompok terdapat jantan sebagai pimpinan kelompok,dan
beberapa betina serta anak-anak yang masih dalam asuhan induknya.
Lutungmerupakan hewan yang aktif di siang hari. Jantan dominan mendominasi
anggotakelompok dalam hal perlindungan, pengamanan dalam pergerakan, dan
12
merawat. , lutungmemakan lebih dari 66 jenis tumbuhan yang berbeda. Sebagian
besar makanan lutungadalah daun, sebagian kecil adalah buah dan bunga. Terkadang
memakan serangga dan bagian lain dari tumbuhan seperti kulit kayu.
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Danafi., E. D., Swatomo, R., Fauzi, A., Mansur, I., Kurniawan, I. dan Titisari,
N. (2017). Perbedaan tingkat stress lutung jawa(Trachypitecus auratus) pada kandang
perawatan dan kandang karantina di Javan Langur Center (JLC) ditinjau dari kadar
kortisol dan rasio neutrofil perlimfosit (N/L). Jurnal Ternak Tropika, 18(2): 34-41.
14
15
16