“KEANEKARAGAMAN HAYATI”
DOSEN PENGAMPU
WAWAN SUPRIANTO NADRA
OLEH
WILDA JAINURI
03302211080
1/B
Puji syukur saya panjatkan kehadira Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-nya kepada saya sehingga diberikan kelancaran dalam
membuat dan dapat menyelesaikan makalah ini yang alhamduliillah tepat pada
waktunya, yang berjudul “Keanekaragaman Hayati” dalam bentuk maupuun
isinya yang sangat sederhana. Taklupa pula kita hanturkan sholawat serta salam
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawah kita dari
dunia kegelapan hingga dunia yang terang menerang ini.
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas dari dosen
pengampu Wawan Suprianto Nadra pada mata kuliah Konsep Dasar Ipa Biologi,
sebagaimana yang telah disebut diatas saya berusaha mengupas penjelasan tentang
keanekaragaman hayati pada semester 1(ganjil) melalui makalah ini. Selain itu,
makalah ini dibuat agar para pembaca dapat menambah pengetahuan tentang apa
itu Keanekaragaman Hayati.
Cover
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
B. Rumusan maasalah
1. Dampak dari aktivitas manusia terhadap keanekaragaman hayati.
2. Manfaat dari mengembangkan/pegembangan terhadap
keanekaraagaman makhluk hidup.
3. Usaha pelestarian keanekaragaman makhluk hidup.
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu keanekaragaman hayati.
2. Mengenal tingkat keanekaragaman hayati.
3. Mengenal keanekaragaman hayati Indonesia.
4. Manfaat dari keanekaragaman hayati.
5. Dan cara pelestariannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian keanekaragaman hayati
Variasi organisme hidup pada tiga tingkatan yaitu tingkat gen, spesies, dan
ekosistem adalah keanekaragaman hayati atau biodiversitas (biodiversity).
Menurut soejani (1996), keanekaragaman hayati mencangkup keunikan suatu
spesies dan genetik dimana makhluk hidup tersebut berada. Keanekaragaman
hayati terbentuk karena adanya keseragaman dan keberagaman sifat atau ciri
makhluk hidup. Di dalam suatu spesies (jenis) makhluk hidup juga dijumpai
adanya berbedaan atau keberagaman. Perbedaan sifat dalam suatu spesies disebut
dengan variasi (Revan et al.2004).
Mengapa seojani mengatakan unik karena spesies hidup di suatu habitat
yang khusus atau makanan yang dimakanana sangat khas. Contohnya Komodo
(varanus komodoensis) hanya ada di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili, Motang,
Gili Dasami, dan Padar, panda (Ailuropoda melanoleuca) yang hidup di china
hanya memakan daun bambu dan koala (Phascolarctos cinereus) yang yang hidup
di Australia hanya memakan daun eucalyptus (kayu putih).
Setiap hari kita dapat menyaksikan berbagai maacam makhluk yang ada di
sekitar kita. Misalnya, di halama rumah, halaman sekolah, kebun, sawah sungai
atau di batang pepohonan. Di sana dapat kita temukan berbagai makhluk hidup.
Misalnya semut, rerumputan, pohon jambu, ulat, laba- laba, nyamuk, lalat, kupu-
kupu, dan beberapa makhluk hidup remik seperti bakteri.
Tiap makhluk hidup tentu memiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda.
Melalui pengamatan, kita dapat membedakan mereka satu terhadap lainnya.
Misalnya berdasarkan bentuk tubuh, ukuran tubuh, warna tubuh, tempat hidup,
tingkah laku, bentuk interaksi, cara reproduksi, dan jenis makanannya. Pada
akhirnya, kita akan memperoleh suatu gambaran umum bahwa ada keragaman di
antara makhluk hidup. Keberagaman makhluk hidup itulah yang kita kenal
sebagai keanekaragaman hayati atau biodiversitas.
B. Tingkat keanekaragaman hayati
Telah dijelaskan bahwa keanekaragaman hayati ditandai dengan adanya
mahkluk hidup yang beraneka ragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut
dapat dilihat dari adanya berbagai variasi dari makhluk hidup. Misalnya berupa
keberagaman dalam hal bentuk, penampilan, sifat hidup, tempat hidup, dan
jumlahnya
Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat,
yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies (jenis), dan keanekaragaman
ekosistem.
1. Keanekaragaman gen
Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi pada
suatu jenis atau spesies makhluk hidup. Contonya, buah durian, (Durio zibethinus)
ada yang berkulit tebal, berkulit tipis, berbiji besar, atau berbiji kecil. Demikian
pulah buah pisang (Musa paradisiaca) memiliki ukuran, bentuk, warna, tekstur
dan rasa daging buah yang berbeda-beda. Pisang memiliki berbagai variasi, antara
lain pisang raja sereh, pisang raja uli, pisang raja molo, dan pisang raja jambe.
Varientas mangga(Mangifera indica), misalnya mangga manalagi, cengkir, golek,
gedong, apel, kidang, dan bapang. Sementara keanekaragaman gen pada spesies
hewan, misalnya warna bulu pada kucing(Felis silverstis catus), ada yang
berwarna hitam, putih, abu-abu, dan coklat.
Kita pasti sudah sering memdengar kata kata genetik. Genetik adalah salah
satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tantang pewarisan sifat-sifat makhluk
hidup dari induk kepada keturunannya. Namun demikian, ekspresi gen suatu
organisme juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Peningkatan keanekaragaman gen dapat terjadi melalui hibridisasi (perkawinan
silang) antara organisme suatu spesies yang berbeda sifat, atau melalui proses
domestikasi(budidaya hewan atau tubuhan liar oleh manusia).
2. Keanekaragaman jenis (spesies)
Keanekaragaman jenis (speseis) adalah perbedaan yang dapat di temukan
pada komunitas atau kelompok berbagai spesies yang hidup di berbagai tempat.
Pada umumnya, kita dapat mengenal makhluk hidup berdasarkan cici-ciri yang
dimilikinya. Misalnya, melalui peengamatan ciri morfologi, habitat, cara
berkembang biak, tingkah laku, jenis makanan, dan beberapa ciri lainnya. Melalui
pengenalan ciri-ciri tersebut kita dapat dengan mudah membedakan tubuhan
dengan hewan, jenis hewan satu dengan yang lain, atau jenis tumbuhan satu
dengan yang lain.
Beberapa jenis organisme ada yang memiliki ciri-ciri fisik yang hampir
sama, contohnya pada tubuhan palem(palmae) memiliki daun seperti pita namun
masing-masing memiliki fisik yang berbeda dan hidup ditempat yang berbeda
pula. Misalnya, kelapa tumbuh dipantai, kurma tumbuh di daerah kering, dan sagu
tumbuh dipegunugan basah(rawa gambut). Contoh pada hewan variasi antara
kucing, harimau, dan singa. Ketiga hewan tersebut termasuk dalam suatu
kelompok kucing. Meskipun demikian, antara kucing, harimau, dan singa terdapat
perbedaan fisik, tingkah laku, dan habitat
3. Keanekaragaman ekosistem
Makhluk hidup dalam kehidupanya selalu mengadakan interaksi dengan
lingkungannya, baik dengan lingkungan abiotik maupun lingkungaan biotik.
Bentuk interaksi tersebut pada akhirnya akan membentuk suatu sistem yang
dikenal dengan istilah ekosisteam. Faktor biotik meliputi berbagai jenis makhluk
hidup, misalnya tumbuhan atau hewan lain. Factor abiotic misalnya iklim, cahaya,
suhu, air, tanah, kelembapan (disebut juga faktor fisik);serta salinitas, tingkat
keasaman, dan kandungan mineral (disebut juga faktor kimia). Baik factor biotik
maupun faktor abiotic sangat bervariasi.
Ekosistem bervariasi sesuai spesies pembentuknya. Ekosistem alami
antara lain hutan, rawah, terumbuh karang, laut dalam, padang lamun, (antara
terumbu karang dengan mangrove), mangrove (hutan baakau), pantai pasir, pantai
batu, estuari (muara sungai) danau, sungai, padang pasir, dan padang rrumput,.
Ada pula ekosistem yang dibuat oleh manusi misalnya agroekosistem dalam
bentuk sawah, ladang, dan kebun.
1. Hilangnyaa habitat
Daftar merah IUCH (International Union For Conservation Of Nature)
menunjukan bahwa hilanngnya habitat yang diakibatkan manajemen pertanian
dan hutan yang tidak berkelanjutan menjadi penyebab besar hilangnya
keanekaragaman hayati. Bertambahnya jumlah penduduk semakin bertanbah
pulah kebutuhan yang harus dipenuhi. Lahan yang tersedian untuk kehidupan
tumbuhan dan hewan semakin sempit karena digunakan untuk tempat tinggal
penduduk, dibabat untuk digunakan sebagai lahan pertanian atau lahan industri.
3. Perbuhan iklim
Salah satu perubahan iklim adalah pencemaran udara oleh gas kaarbon
dioksida (CO2) yang menumbulkan efek rumah kaca. Menurut Raven (1995), efek
runah kaca meningkatkan suhu udara 1-3oC dalam kurun waaktu 100 tahun.
Kenaikan suhu tersebut menyebabkan pencairan es dikutup dan kenaikan
permukaan air laut sekitar 1-2 m yang berakbibat terjadinya perubahan struktur
dan fungsi ekosistem lautan.
4. Eksploitasi tanaman dan hewan
Eksploitasi hewan dan tumbuhan secara besar-besaran biasanya dilakukan
terhadap komuditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi, misalnya kayu hutan
yang digunakan untuk bahan bangunan dan ikan tuna sirip kuning yang harganya
mahal dan banyak diminati oleh pecinta makanan laut. Eksploitasi yang
berlebihan dapat menyebabkan kepunahan spesies-spesies tertentu tertentu,
apabila tidak diimbangi dangan pegembangbiakannya.