Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL KEGIATAN

PELACAKAN KASUS KUSTA MANGKIR

TAHUN 2022

A. Pendahuluan

Pembangunan kesehatan bertjuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai

investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Program

pembangunan bidang kesehatan melalui upaya preventif antara lain pemberantasan

penyakit menular, salah satunya pemberantasan penyakit kusta. Penyakit kusta merupakan

penyakit menular menahun yang disebabkan oleh Mycobacterium lepraeyang menyerang kulit,

saraf tepi dan jaringan lain, kecuali otak. Penyakit ini sudah lama dikenal sejak lebih dari

2000 tahun yang lalu. Sering dianggap sebagai penyakit keturunan, karena kutukan, guna-guna

atau makanan, padahal hal tersebut tidak benar. Manusia terkena penyakit kusta karena

penularan. Penyakit kusta sering menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang

dimaksud bukan hanya dari segi medis, tetapi meluas sampai pada masalah sosial, ekonomi, budaya,

keamanan dan ketahanan nasional. Ada stigma dan diskriminasi di masyarakat tentang penyakit ini,

orang takut bersentuhan dengan penderita kusta, termasuk petugas kesehatan Indonesia

menempati urutan ketiga Negara dengan endemik kusta terbesar di dunia setalah India dan Brazil.

Latar Belakang Permasalahan yang sedang dihadapi dalam upaya pemberantasan penyakit

kusta adalah rendahnya cakupan penemuan (Case finding ) penderita kusta. Hal ini disebabkan

karena Keterbatasan SDM dan kemampuan petugas dalam mendeteksi dini penyakit kusta masih

rendah . Sebagian besar (85%) penderita kusta adalah masyarakat miskin yang memiliki

keterbatasan dalam menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan baik dari segi ekomomi,
pengetahuan, transportasi dan pola pikir ekonomi. Bertambahnya jumlah penduduk membawa

konsekuensi meningkatnya kepadatan penduduk, polusi udara sehingga memperpendek jangkauan

penularan kepada lingkungan sekitar.Stigma terhadap kusta yang berlebihan baik oleh

masyarakat maupun oleh tenaga kesehatan sendiri Stigma yang kuat di masyarakat

mengakibatkan pnderita kusta menarik diri dan enggan berobat. Padahal kusta dapat

disembuhkan dan cacat akibat kusta dapat dicegah bila berobat sejak dini. Oleh karena itu keberhasilan

pengobatan kusta sangat bergantung pada penemuan pasien dan pengobatan sejak dini serta kepatuhan

minum obat. Obat untuk penderita kusta harus diminum secara teratur selama 6 - 12 bulan.

Minum obat yang tidak teratur dapat mengakibatkan kuman menjadi kebal terhadap obat dan penyakit

sukar sembuh. Oleh karena itu dukungan keluarga dan lingkungan sekitarnya serta ketrampilan

petugas kesehatan sangat penting untuk penyembuhan dan mencegah cacat.

B. Jenis Kegiatan

1. Pendataan alamat lengkap pasien

2. Penyuluhan kesehatan utamanya tentang pentingnya berobat teratur

3. Deteksi dini keadaan status pengambilan obat pasien.

4. Mobilisasi kerumah pasien yang jauh maupun dekat 5.

C. Tujuan

1. Umum

Meningkatkan mutu pelayanan pengobatan penyakit kusta MDT dalam rangka meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat

2. Khusus

a. Mewujudkan pasien RFT 90 %


b. Menurunkan angka kecacatan
c. Memberikan kemudahan pelayanan sebagai bentuk penghargaan pasien
D. Waktu dan Lokasi Kegiatan

Tanggal 04 Januari 2022 di Kelurahan Faudu

E. Sasaran

Semua pasien anak maupun dewasa yang terregister dalam buku register yang mangkir

berobat dalam dua bulan.

F. Sumber Dana

Biaya yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini bersumber dari Biaya Operasional

Kesehatan (BOK) Puskesmas pada Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp 600.000.,-

G. Proses dan Hasil Kegiatan

1. Proses pelaksanaan

Petugas Pemegang program Kusta Puskesmas Perawatan Hiri melakukan pelacakan

melalui buku register siapa-siapa yang mangkir berobat dalam kurun waktu dua

bulan. Setelah didapatkan datanya, kemudian petugas dibantu seorang kader turun ke

wilayah kerja di mana bpasien itu tinggal yaitu kelurahan Faudu untuk menanyakan

alas an mengapa pasien tidak dating mengambil obat dalam kurung waktu 2 bulan.

2. Hasil Kegiatan

Nama Penderita : Tn. Rahman Amin

Umur : 28 Thn

Alamat : Kelurahan Faudu

Diagnose penyakit : Kusta MB

Permasalahan yang dihadapi : Pasien sedang bekerja ke luar kota untuk mencari

nafkah
3. Kesimpulan

Dari Kegiatan dapat disimpulkan bahwa adanya kasus kusta mangkir disebabkan oleh

keadaan pasien yang sedang berada di luar wilayah kerja Puskesmas Perawatan Hiri.

4. Penutup

Kegiatan pelacakan kasus kusta mangkir diharapkan mampu meningkaatkan capaian

RFT 90% sehingga tidak terjadi Drop Out dari buku register pengobatan.

Hiri, 30 Januari 2022

Mengetahui

Kepala Puskesmas Pengelola Program

Perawatan Hiri

dr. Nurfany Abd. Rahman Jusniati, S.Kep, Ns


Nip. Nip. 198207042015032001 Nip.198904092020122003

DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai