Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN INOVASI DAERAH

1. PROFIL INOVASI

1.1 NAMA INOVASI


KOEBER ( KOMUNIKASI EFEKTIF BEREMPATI) terhadap pasien Paliatif

1.2 Dibuat Oleh


Ns. Moh. Yulis Eka,S.Kep (PJ. Program Penyakit Tidak Menular)

1.3 Tahapan inovasi


Implementasi

1.4 Inisiator inovasi daerah


OPD

1.5 Jenis Inovasi


Non digital

1.6 Bentuk Inovasi Daerah


Pelayanan publik

1.7 Urusan Inovasi Daerah


Kesehatan

1.8 Rancang Bangun Dan Pokok Perubahan Yang Dilakukan.

1. Latar Belakang inovasi

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan


dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang sehingga dapat mewujudkan
derajat kesehatan secara optimal. Dalam hal ini pemerintah berperan mendorong
masyarakat untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan dan ikut serta
dalam pembiayaan pelayanan kesehatan. Disamping itu pemerintah juga bertugas
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bermutu dan dapat di jangkau oleh
semua lapisan masyarakat secara merata.

Menurut data WHO pada tahun 2013, kanker adalah salah satu penyebab morbiditas
dan kematian di seluruh dunia, dengan sekitar 14 juta kasus baru di tahun 2012.
Jumlah kasus baru diperkirakan meningkat sekitar 70% selama 2 dekade ke depan.
Kanker adalah penyebab utama kematian kedua di dunia, dan bertanggung jawab atas
8,8 juta kematian pada tahun 2015. Secara global, hampir 1 dari 6 kematian
disebabkan oleh kanker. Sekitar 70% kasus kematian akibat penyakit kanker terjadi di
negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Meningkatnya kasus penyakit kronis dan keganasan akan berakhir  dengan
kondisi terminal, hal ini memicu timbulnya kebutuhan pasien akan pelayanan
kesehatan jangka panjang dan berkelanjutan. Bentuk pelayanan kesehatan jangka
panjang yang diciptakan seharusnya mampu menjamin keterjangkauan pelayanan
dan kenyamanan bagi pasien selama mendapatkan bantuan penanganan masalah
kesehatan. Kenyamanan pasien dalam menjalani proses penanganan masalah
kesehatan akan dapat dicapai jika pelayanan kesehatan tersebut dilaksanakan di
lingkungan yang tidak asing dengan kehidupan sehari-hari dimana pasien
mempunyai keleluasaan melakukan aktifitas. Bentuk pelayanan tersebut antara
lain dapat diwujudkan melalui penyediaan pelayanan keperawatan paliatif di
rumah (home care).

Dengan semakin meningkatnya jumlah pasien kanker di Indonesia, maka kebutuhan


akan program paliatif tidak dapat dihindari. Dengan telah dituangkannya program
pelayanan paliatif ke dalam Sistem Kesehatan Nasional, program paliatif kini menjadi
bagian dari tata laksana penyakit kanker di Indonesia yang perlu terus dikembangkan.

Pelayanan paliatif adalah pelayanan kesehatan yang bersifat aktif dan menyeluruh
dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi. Tujuan pelayanan paliatif
adalah untuk mengurangi penderitaan pasien dan menunjang tercapainya kualitas
hidup pasien, terutama pada saat pengobatan tidak mampu menghasilkan
kesembuhan. Panduan ini akan memberi manfaat apabila ditindaklanjuti dengan
penerapannya dilapangan, untuk itu pengelola dan pelaksana pelayanan
kesehatan di puskesmas sebagai ujung tombak dilapangan diharapkan mampu
melaksanakan asuhan keperawatan paliatif di rumah .

Perawatan paliatif adalah perawatan pada seorang pasien dan keluarganya yang
memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan cara memaksimalkan
kualitas hidup pasien serta mengurangi gejala yang mengganggu, selain itu juga
melalui pengurangan nyeri, dengan memperhatikan aspek psikologis dan spiritual
pasien maupun keluarga. Perawatan ini juga menyediakan sistem pendukung untuk
menolong keluarga pasien dalam menghadapi kematian dari anggota keluarga yang
dicintai sampai dengan masa berkabung.

Perawatan paliatif memberikan pendekatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan
menyeluruh, yaitu pendekatan multidisiplin yang terintegrasi antara dokter, perawat,
fisioterapis, petugas sosial medis, psikolog, ahli gizi, rohaniawan, relawan, serta
profesi lain yang diperlukan. Adapun latar belakang diperlukannya perawatan paliatif
adalah karena meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat
disembuhkan (baik pada dewasa maupun anak).
Kegiatan ini sebagai implementasi dari Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan; Keputusan Menteri Kesehatan RI NO. 43 tahun 2016 tentang
Standar  Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan/Kota; Peraturan Menteri
Kesehatan No. 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

2. Penjaringan ide
Oleh karena itu puskesmas sawah lebar membuat inovasi “KOEBER ( KOMUNIKASI
EFEKTIF BEREMPATI ) yaitu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri dan
keluhan lain, perbaikan aspek psikologis, sosial dan spiritual agar  tercapai
kualitas hidup maksimal bagi pasien kanker stadium lanjut dan keluarganya.
Tindakan paliatif ini harus dapat membantu pasien untuk dapat mempertahankan
secara maksimal kemampuan fisik, emosi, spiritual, pekerjaan, dan sosial yang
diakibatkan baik oleh kanker maupun akibat tindakan.

Di wilayah kerja puskesmas sawah lebar yang terdiri dari 3 Kelurahan terdapat beberapa
Orang penderita penyakit Kanker, Tumor,Stroke DLL.

DATA PENDERITA PENYAKIT PENERIMA MANFAAT LAYANAN PROGRAM PALIATIF

No. JENIS PENYAKIT JUMLAH KETERANGAN

1. PENYAKIT KANKER 13 PASIEN

2. PENYAKIT STROKE 12 PASIEN

3. Pemilihan ide
Dalam merealisasikan semua tujuan tersebut diatas maka tidak hanya mutu pelayanan
perawatan paliatif yang terus ditingkatkan tetapi pemerataan pelayanan juga
diperhatikan guna mempermudah akses bagi penderita paliatif khususnya pasien
kanker. Seperti yang tercantum dalam Buku Pedoman Penanggulagan Kanker Terpadu
Paripurna (PKTP) yang dikeluarkan Depkes 1997, menyebutkan bahwa angka kejadian
penderita kanker adalah 0,1% dari jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 200 juta
lebih maka akan ditemukan sekitar 200.000 lebih penderita kanker baru setiap
tahunnya dan lebih dari 50% datang dalam stadium yang sudah lanjut. Dengan
penderitaan yang semakin kompleks dan menyentuh aspek-aspek yang membentuk
manusia yaitu bio(fisik) psikososiokulturospiritual maka pendekatan holistik dan
interdisipliner serta melibatkan banyak profesional (multiprofesioal ) sangatlah
dibutuhkan dalam penanganannya. Perawatan paliatif juga diperlukan keberadaannya
di Puskesmas mengingat seringkali penderita kanker stadium lanjut yang sudah tidak
perlu tindakan lebih lanjut di rumah sakit maka umumnya menginginkan kembali ke
rumah atau daerahnya masing-masing. Dan sarana pelayanan kesehatan didaerah yang
paling dekat dengan masyarakat adalah Puskesmas.

4. Manfaat inovasi
Dengan adanya KOEBER ini, penderita atau penerima layanan yang membutuhkan
dukungan dan pendampingan dari penyedia layanan ( petugas puskesmas) tidak hanya
mendapatkan pengobatan tetapi juga merasa mendapat dukungan psikologi.
5. Dampak inovasi
Adapun Dampak dari inovasi ini bagi masyarakat pengguna layanan merasa lebih
diperhatikan dan disisa usianya merasa lebih damai serta menghargai kehidupan dan
menganggap kematian sebagai proses normal. Serta memberikan dukungan kepada
keluarga sampai masa dukacita.
1.9 Tujuan Inovasi Daerah
Tujuan :
1. Terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM
2. Terlaksananya monitoring faktor risiko PTM
3. Terlaksananya tindak lanjut dini
4. Pasien dapat Survive dengan Penyakitnya
5. Pasien tidak putus asa dengan penyakitnya
1.10 Manfaat yang diperoleh
1. Manfaat eksternal ( masyarakat pengguna layanan)
a. Mengurangi tekanan emosional pada pasien
b. Membuat pasien lebih nyaman dan lebih menerima penyakitnya (sehingga pasien
dapat survive)
c. Membangun kepercayaan diri pasien
d. Keluarga dan lingkungan lebih memahami kondisi dan bisa bersikap memberi
dukungan moral untuk penderita.
2. Manfaat internal ( petugas dan pejabat layanan)
a. Petugas layanan mampu dan memahami pasien paliatif
b. Memiliki prinisp-prinsip umum yang berlaku untuk semua situasi medis yang
disepakati dan perlu diketahui dalam pelayanan paliatif Koeber.
1.11 Hasil Inovasi
a. Pasien merasa lebih nyaman dan aman karna perawatan dilakukan di rumah (home
care)dan didampingi oleh keluarganya.
b. Pasien menjadi lebih merasa di perhatikan karena petugas medis yang datang
langsung untuk merawat.
c. Petugas medis juga bisa lebih fokus ke satu pasien tiap kali kunjungan.

1.12 Waktu Uji Coba Inovasi Daerah


Oktober 2019

1.13 Waktu Implementasi


Januari 2021

1.14 Anggaran
BOK

1.15 Profl Bisnis

1.16 Kematangan
2. INDIKATOR INOVASI

No Indikator SPD Informasi Bukti Dukung


1. Regulasi Inovasi Daerah SK Kepala Perangkat Daerah Surat Keputusan
Penetapan Inovasi
Daerah
2. Ketersediaan SDM Lebih dari 30 Penetapan Inovasi
Terhadap Inovasi Daerah Daerah Kota
Bengkulu
3. Dukungan Anggaran
4. Penggunaan IT Pelaksanaan kerja sudah didukung Aplikasi WhatsApp
system informasi online/ daring
5. Bimtek Inovasi - Absensi, foto
6. Program dan kegiatan
inovasi Perangkat Daerah
dalam RKPD
7. Jejaring Inovasi Inovasi melibatkan 5 Perangkat Perangkat Daerah
Daerah atau lebih yang terlibat,
Panitia Pelaksana
Kegiatan, Bude
jamu
8. Replikasi
9. Pedoman Teknis
10. Pelaksana Inovasi Daerah Ada pelaksana dan ditetapkan SK Penetapan
dengan SK Kepala Perangkat Inovasi Daerah
Daerah
11. Kemudahan Informasi Layanan Email/Media Sosial Layanan Media
Layanan
12. Penyelesaian Layanan Penyelesaian
Pengaduan Pengaduan
13. Keterlibatan aktor inovasi Inovasi melibatkan lebih dari 5 Stakeholder yang
aktor terlibat
14. Kemudahan Proses Inovasi SOP
Yang Dihasilkan
15. Online Sistem Ada dukungan melalui perangkat Aplikasi Layanan
web aplikasi dan aplikasi mobile Inovasi
(android atau ios)
16. Kecepatan penciptaan Inovasi dapat diciptakan dalam Proposal
Inovasi waktu 1 tahun
17. Kemanfaatan Inovasi Jumlah pengguna atau penerima Penerima Manfaat
manfaat ….. orang keatas
18. Monitoring dan Evaluasi Hasil pengukuran kepuasaan Testimoni
Inovasi Daerah pengguna dari evaluasi Survei Kepuasaan
Kepuasan Masyarakat Pengguna
19. Sosialisasi Inovasi Daerah Foto kegiatan berspanduk Dokumentasi dan
Publikasi
20. Kualitas Inovasi Daerah Memenuhi 5 unsur substansi KOEBER

Anda mungkin juga menyukai