KEANEKARAGAMAN HAYATI
DI SUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya, dan
karena izin-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas Biologi mengenai Keanekaragaman
Hayati. Tak lupa shalawat serta salam kepada Rasul akhir zaman, panutan dalam segala hal,
Nabi Muhammad SAW. Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman yang ikut berperan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena kami
masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, apabila ada kekurangan atau kesalahan
dalam makalah ini, kami sangat mengarapkan kritik dan saran untuk kami lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya untuk
kita semua.
A. Latar Belakang
Keanekaragaman hayati adalah tingkat variasi bentuk kehidupan dalam, mengingat
ekosistem bioma spesies,, atau seluruh planet. Keanekaragaman hayati adalah ukuran dari
kesehatan ekosistem. Keanekaragaman hayati adalah sebagian fungsi dari iklim. Pada
habitat darat, s daerah tropis biasanya kaya sedangkan spesies dukungan daerah kutub s
lebih sedikit. Perubahan lingkungan yang cepat biasanya menyebabkan kepunahan massal s.
Salah satu perkiraan adalah bahwa kurang dari 1% dari spesies yang ada di Bumi adalah
yang masih ada.
Sejak kehidupan dimulai di bumi, lima kepunahan massal besar dan peristiwa kecil telah
menyebabkan beberapa tetes besar dan mendadak dalam keanekaragaman hayati. Para
eon Fanerozoikum (yang 540 juta tahun terakhir) ditandai pertumbuhan yang cepat dalam
keanekaragaman hayati melalui ledakan-Kambrium sebuah periode di mana mayoritas filum
multiseluler pertama muncul. 400 juta tahun ke depan termasuk diulang, kerugian besar
keanekaragaman hayati diklasifikasikan sebagai kepunahan massal. Dalam Karbon, kolaps
hutan hujan menyebabkan kerugian besar dari kehidupan tanaman dan hewan. Peristiwa
kepunahan Permian-Trias, 251 juta tahun lalu, adalah yang terburuk;. Pemulihan vertebrata
butuh waktu 30 juta tahun. Yang paling terakhir, peristiwa kepunahan Cretaceous-Paleogen,
terjadi 65 juta tahun lalu, dan sering menarik perhatian lebih dari yang lain karena
mengakibatkan kepunahan dinosaurus s.
Periode sejak munculnya manusia telah menunjukkan pengurangan keanekaragaman hayati
yang sedang berlangsung dan kerugian atas keragaman genetik. Dinamakan kepunahan
Holocene, pengurangan ini disebabkan terutama oleh dampak manusia, terutama kerusakan
habitat. Sebaliknya, keanekaragaman hayati dampak kesehatan manusia dalam berbagai
cara, baik secara positif maupun negatif.
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yangmenunjukkan
keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Adadua faktor penyebab
keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif
konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologiorganisme. Sebaliknya, faktor luar
relatif stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Keanekaragaman hayati dapat
terbentuk karena adanya keseragaman dan keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk
hidup. Keanekaragam hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan. Saat ini tekanan
terhadap keanekaragaman hayati makin tinggi. Kemajuan tekhnologi telah mengubah fungsi
berbagai flora dan fauna sebagai hasil hutan. Akibatnya dimasa mendatang diramalkan
degradasi lingkungan makin tinggi. Oleh karena itu keaekaragaman hayati perlu dilestarikan.
B. Rumusan Masalah
Masalah umum yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah tentang
keanekaragaman hayati. Agar permasalahan tersebut tidak terlalu luas maka dibatasi
menjadi sub-sub masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati?
2. Apa saja tingkat keanekaragaman hayati?
3. Apa fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati di Indonesia?
4. Apa faktor penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati?
5. Bagaimana usaha pelestarian keanekaragaman hayati?
C.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian keanekaragaman hayati.
2. Untuk mengetahui tingkat keanekaragaman hayati.
3. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati.
4. Untuk mengetahui faktor penyebab hilangnya keanekaragaman hayati.
5. Untuk mengetahui bagaimana usaha pelestarian keanekaragaman hayati.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Keanekaragaman Hayati
1. Menurut UU No. 5 Tahun 1994, “keanekaragamana hayati adalah keanekaragaman
diantara mahluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan,
dan ekosistem akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian
dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies
dengan ekosistem.”
2. Menurut Soerjani (1996), “keanekaragaman hayati menyangkut keunikan suatu
spesies dan genetik di mana mahluk hidup tersebut berada.”
3. Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman genetik merupakan
variasi genetik dalam satu spesies baik di antara populasi-populasi yang terpisah
secara geografik maupun di antara individu-individu dalam satu populasi.”
4. Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman spesies mencakup
seluruh spesies yang ditemukan di bumi, termasuk bakteri dan protista serta spesies
dari kingdom bersel banyak (tumbuhan, jamur, hewan, yang bersel banyak atau
multiseluler). Spesies dapat diartikan sebagai sekelompok individu yang
menunjukkan beberapa karakteristik penting berbeda dari kelompok-kelompok lain
baik secara morfologi, fisiologi atau biokimia.”
5. Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman ekosistem merupakan
komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya dengan lingkungan fisik
(ekosistem) masing masing.”
6. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang
menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada
daerah. Keanekaragaman makhluk hidup ini merupakan kekayaan bumi yang
meliputi hewan, tumbuhan, mikroorganisme dan semua gen yang terkandung di
dalamnya, serta ekosistem yang dibangunnya.
Berdasarkan pengertiannya, keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga macam
yaitu keanekaragaman gen (genetik), keanekaragaman spesies (jenis), dan Keanekaragaman
ekosistem.
Bioma Gurun
Gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan
Asia Barat. Karakteristik dari bioma ini yaitu curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun.
Perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi (siang dapat mencapai 45 C,
malam dapat turun sampai 0 C). Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus,
sukulen, dan berbagai tanaman xerofit. Hewan yang menghuni daerah gurun umumnya
adalah serangga, hewan pengerat, ular dan kadal. Contoh bioma gurun adalah Gurun Sahara
di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.
Bioma Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, misalnya di
Rusia dan Eropa Utara, Kanada, dan Alaska. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah.
Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer (pohon
spruce, alder, dan birch), pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali,
Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke
selatan pada musim gugur.
Bioma Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat
di puncak-puncak gunung tinggi. Daerah ini beriklim kutub, sehingga selalu tertutup salju.
Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Tumbuhan yang ada terutama adalah
lumut Sphagnum dan lumut kerak. Tumbuhan tahunan hampir tidak ada. Hewan-hewan
yang ada adalah beruang kutub, burung, nyamuk, lalat hitam, serigala kutub, reinder, dan
caribou bull (sebangsa rusa).
Bioma Karst
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di
Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur
untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori
aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro.
Contoh bioma Karst terdapat di daerah Gunung Kidul.
Ekosistem Estuari
Estuari (muara) merupakan wilayah perairan tempat pertemuan antara sungai dan laut atau
disebut muara sungai. Muara sungai disebut pantai lumpur.
Estuari mempunyai ciri berair payau dengan tingkat salinitas di antara air tawar dan laut.
Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau dan rumput laut. Beberapa organisme laut
melakukan perkembangbiakan di wilayah ini seperti ikan, ganggang, dan fitoplankton, udang
dan moluska yang dapat dimakan. Estuari banyak terdapat di wilayah Jawa, Sumatera,
Kalimantan, dan Papua. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.
Ekosistem Pantai
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI –
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.
Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi,
sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin
di bagian bawah yang disebut daerah termoklin. Dinamakan demikian karena yang paling
banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan
terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar
dan berdaun tebal.
Ekosistem Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta
mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak
sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele dan gurame. Beberapa
sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni
oleh buaya dan lumba-lumba.
Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang
hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang
dangkal.
1. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau
hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
Contoh ekosistem buatan adalah:
Bendungan.
Sawah
Anonim. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Henny Riandari. (2014). Biologi untuk Kelas X SMA dan MA. Solo : Global.
Irnaningtyas. (2013). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Mochamad Indrawan. (2007). Biologi Konservasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Nunung Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. (cetakan
ke-1). Bandung : Yrama Widya.
Supardi. (1994). Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung : Alumni.